96
menyusui dan main boneka bersama kakaknya, 2 menit kemudian setelah bosan anak keduanya ibu MG kembali menyusui. Jadi,
menurut ibu MG kedua payudaranya tidak boleh di tutup menggunakan baju terlebih dahulu karena harus menunggu
anaknya puas menyusui.
“Untuk waktu menyusuinya aku nda menjadwalkan, waktu minta yah kasih, sambil main-main gini, sambil nonton, dan sambil
kasih makan ayam itu sambil menyusui, pokoknya sewaktu anaknya minta itu dikasih” A15
“Lo ga mesti lo sambil main juga anak dari riset partisipan berhenti menyusui dan main boneka sama kakanya, ya gini tiap
kali kalo udah bosan main, dia menyusui, udah gitu main lagi. Kalo belum puas yo belum nganu. Sambil main tapi ga ga boleh
dimasukin dulu. Kalo udah puas, trus dilepas dimasukin ya baru boleh” C12
“Payudaranya ga boleh dimasukin dulu, ya dibiarkan dibuka gini aja sampe dia puas ucap ibunya sambil tersenyum” C12.1
4.4.5.7 Motivasi Ibu menyusui
Ibu MG menyikapi kelahiran anak-anaknya dengan motivasi yang kuat untuk menyusui. Hal tersebut dinyatakan olehnya bahwa
ketika dia sakit pun tetap menyusui anaknya. Motivasi ibu MG tersebut ditambah dengan ASI yang membuat pengeluaran
keluarganya menjadi lebih hemat dan kepraktisan dari ASI karena ASI tidak perlu dibuat, ditakar seperti susu formula. Selain itu
motivasi ibu MG juga muncul karena ibu MG membaca buku bahwa ASI lebih bagus dari pada susu formula.
“Apa ya mbak hemat, irit dan cepat mbak, kalo ASI kan nda perlu dibuat. Kayak anakku ini kalo susu formula repot di akunya
mbak, soalnya dikit-dikit menyusui, kalo susu formula kan harus ditakar dulu, terus pake air hangat, pake air dingin, wah repot
mbak. Mending menyusui aja. Soalnya ASI itu kalo yang aku baca lebih bagus dari pada susu formula… B10
97
“Iya aku tetap kasih tetek walaupun sakit” B10.1
4.4.5.8 Rasa percaya diri Ibu MG memiliki rasa percaya diri yang cukup baik dalam hal
menyusui anaknya. Hal tersebut dibuktikan dengan sikapnya tetap menyusui di depan keluarga Mertuanya. Tetapi jika ada tamu yang
tidak dikenal atau ibu MG sedang di pasar maka ibu MG tidak akan menyusui anaknya. Jika anak keduanya meminta ASI, ibu MG
mencari tempat yang sepi untuk menyusui, seperti warung atau ke rumah teman ibu MG. Berdasarkan hasil observasi selama
perkunjungan ke rumah ibu MG, dirinya tanpa malu-malu menyusui anaknya di depan peneliti dari awal peneliti datang sampai peneliti
pulang.
“Kemaren ada mbahnya anak-anak, yah itu juga sambil menyusui. Aku sudah terbiasa mbak menyusui depan orang
kecuali orang yang ga aku kenal atau lagi keluar jalan kepasar gitu baru aku nda menyusui. Kalo adeknya minta nenen, aku cari
tempat yang sepi dulu baru aku menyusui di situ”B11 “Biasa aku cari tempat duduk di warung gitu, baru netek di situ,
kalo nda mampir ke rumah teman dulu untuk netek”B11.1
4.4.5.9 Dukungan Keluarga Ibu MG sangat didukung oleh keluarganya suami dan
orangtua selama anaknya dalam keadaan sehat dan baik.
“Ga ada mbak, pokokne anaknya ga nangis itu berarti sehat yah manut-manut ngikut bahasa indonesianya itu, jadi apa yang saya
kasih yang ngikut yang penting anak sehat dan ga kenapa- kenapa”B12.2
“Sama, yang penting anak sehat gitu kalo ngomong-ngomong gitu ga ya ngedukung-ngedukung aja kalo menyusui”B12.3
98
4.4.5.10 Pekerjaan Ibu Walaupun ibu MG berprofesi sebagai ibu rumah tangga,
dirinya tetap menyusui dalam keadaan apapun, contoh ketika dia sedang menyapu pasti menggendong sambil menyusui anaknya.
Selain itu sambil nonton televisi, anaknya pun tetap menyusui dengan posisi duduk dengan posisi ibu MG berbaring.
“Sambil nyapu dia ini digendong. Jadi sambil kerja sambil juga nenen. Ini sampe sekarang aku belum mandi mbak. wes repot
mbak. Sambil nonton juga aku tiduran dia posisinya duduk menyusuinya, aku posisinya tiduran, seenake adeknya aja kalo
menyusui mbak” B13
4.4.5.11 Triangulasi Triangulasi dilakukan pada satu sumber yaitu suami dari ibu
MG yaitu bapak ME. Bapak ME mengatakan menyusui di keluarga sudah dilakukan secara turun temurun dan karena tinggal di desa
jadi hanya tahu menyusui saja. Menurut bapak ME, anaknya tidak bisa lepas dari ibunya, terutama menyusui. Seperti menyusui
sambil memberi makan ayam dan sapi dengan posisi menggendong anaknya. Tetapi menurut bapak ME, ibu MG tidak
pernah mengeluh selama menyusui anaknya, ibu MG rajin menyusui anaknya walaupun dia sangat sibuk bekerja.
99
4.4.6 Ibu MT Peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap ibu
MT pada tanggal 8-10 Oktober 2012. Ciri-ciri fisik dari ibu MT adalah tinggi badan sekitar ± 145 cm, berkulit agak gelap, berambut
gelombang sebahu dan bertubuh agak gemuk. Ibu MT berusia 26 tahun, pendidikan terakhir yang ibu MT tempuh adalah SD. Dalam
kesehariannya ibu MT berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suaminya bekerja sebagai sopir barang. Mereka
mempunyai 1 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Anak pertama berusia 7 tahun dan anak kedua berusia 1 tahun.
Selama wawancara berlangsung ibu MT tampak bersemangat menceritakan pengalamannya kepada peneliti dan sangat senang
menerima kunjungan dari peneliti. Ibu MT memberikan ASI kepada anak-anaknya 30 menit
pasca melahirkan sesuai dengan anjuran dari bidan yang membantu
persalinan. Hal
tersebut dikarenakan
setelah melahirkan, bidan yang membantu proses persalinan ibu MT akan
menimbang berat badan bayi, mengukur tinggi badan bayi, dan membersihkan bayi dan ibu MT. Setelah semuanya sudah bersih
maka bidan akan memberikan bayinya kepada ibu MT untuk disusui. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut.
“Iya kedua anakku ini dari lahir semua menyusui, sekitar setengah jam gitu bu bidannya bersihan aku dan bayi
setelah itu baru di susuin…” A7
100
Ibu MT berkomitmen memberikan ASI kepada kedua anaknya. Sebab ibu MT belajar dari pengalaman bersama anak
pertamanya yang melihat bahwa manfaat ASI sangat bagus untuk tumbuh kembang anak. Berikut pernyataan wawancara yang
mendukung informasi tersebut.
“…Aku ngeliat manfaatnya menyusui itu bagus untuk pertumbuhan anak, anak jadi jarang sakit mbak” A12
4.4.6.1 Manfaat menyusui