53
4.4.1.6 Motivasi ibu menyusui
Ibu PH menyikapi proses menyusui dengan motivasi yang kuat untuk menyusui anak keduanya pasca melahirkan. Seiring
dengan berjalannya waktu ibu PH mengalami kendala di mana menurut anak keduanya ASInya memiliki rasa yang pahit
dikarenakan ibu PH sedang terkena demam. Walaupun demikian ibu PH tetap menyusui anak keduanya dengan posisi berbaring.
Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut.
“Tetap menyusui mba sambil berbaring, kasian mba kalo ga di kasih dan kadang-kadang adenya ga mau mungkin karena
ASInya pait kali mba” B10 “Iya kalo lagi sakit atau masuk angin ASInya pait makanya dedek
ga mau menyusui kalopun menyusui ga banyak-banyak mba”B10.1
4.4.1.7 Rasa Percaya Diri Ibu PH ternyata memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi
dalam hal menyusui bersama anak keduanya dalam berbagai keadaan. Menurut ibu PH, tidak perlu malu untuk menyusui
walaupun harus menyusui depan keluarga, atau tetangga yang sedang berkunjung kerumahnya karena ibu PH merasa sedih jika
anak keduanya tidak diberikan ASI. Namun, jika orang yang bertamu ke rumahnya adalah seorang pria secara spontan ibu PH
menyikapi hal tersebut dengan menyusui anak keduanya di dalam kamar. Ibu PH juga mengatakan bahwa dirinya merasa malu
karena payudaranya bertambah besar, oleh karena itu jika hendak
54
menyusui ibu PH mencari tempat yang sepi atau ke rumah teman untuk menyusui anaknya.
Berbeda hal jika yang bertamu adalah seorang perempuan, ibu PH menyikapinya dengan tetap menyusui anak keduanya di
depan tamu perempuan tersebut karena faktor fisik yakni sama-
sama memiliki sepasang payudara.
“Istilahnya menyusui itu mbak ga tau malu jadi tetap aja saya menyusui mbak kan keluarga sendiri sama dengan kalo ibu-ibu
datang kaya tetangga gitu mbak saya biasa aja tetap aja menyusui. Kaya lagi ada mbaknya gini saya juga tetap menyusui
mbak. Pokoknya sudah ga tau malu deh mbak hehehe ucap ibunya sambil menyusui Dedek pada saat wawancara
berlangsung karena kasian kalo ga diberi” B11.2 “Wah kalo yang waktu itu saya menyusuinya di dalam kamar
mbak. Soalnya Dedek udah nangis minta di susui. Kan laki-laki mbak, malu kalo menyusui depan laki-laki kalo sesama
perempuan saya gapapa mbak tetap aja saya menyusui kan sama aja, sama-sama punya payudara sambil tersenyum.
B11.3 “Iya mbak dedek itu di manapun tetap minta disusui mungkin
karena lapar kan dedek cuma minum ASI aja mbak. Wah malu mbak, kan kalo udah melahirkan tetenya tambah besar, jadi saya
kalo netein cari tempat yang sepi baru saya tetein gitu, jadi belanjanya jadi lama karena sudah ada anak kecil atau kalo nda
aku ke rumah teman dulu untuk netein Dedek” B11.5
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas ibu PH dan anaknya. Peneliti mendapatkan data bahwa sikap ibu PH terhadap
menyusui dapat dilihat dari percaya dirinya ibu PH menyusui anaknya ketika peneliti datang berkunjung kerumah ibu PH. Ibu PH
terlihat tidak malu menyusui anaknya walaupun sambil wawancara. Namun hal serupa tidak ibu PH praktekkan saat petugas PLN
datang bertugas untuk memasang listrik di rumahnya. Ketika
55
anaknya hendak menyusui ibu PH menggendong anaknya kedalam kamar untuk menyusui.
4.4.1.8 Dukungan keluarga Ibu PH menyikapi dukungan keluarganya terhadap dirinya
dalam hal menyusui secara positif. Bentuk dukungan yang pertama berasal dari ibu mertuanya yang selalu menyarankannya untuk
lebih memberikan ASI daripada susu formula dan tidak lupa juga menyarankan dia untuk membeli jamu serta sayuran, seperti daun
papaya yang dipercaya dapat mempelancar produksi ASI.
“Iya mbak mereka sangat mendukung dan menyarankan untuk memberikan ASI. Dari zaman dulu kan orang desa itu taunya
cuman ASI aja” B12 “Ibu saya sama mertua memang sangat menyarankan ASI,
lagian Dedek ga mau susu formula. Kalo dikasih ga diminum dibuang-buang aja, ga ditelan gitu mba, disembur mungkin
karena ga enak jadinya dia ga suka mbak. Sukanya cuma air susu aja mba sambil tersenyum. Kan saya kerja mbak. Jadinya
ya kerjanya keluar dulu demi anak mbak, kasian kalo ditinggal soalnya ga mau susu formula ga ada yang jagain dedek” B12.1
“Kalo saya mau ke pasar gitu mba beli sayur mereka selalu mengingatkan jangan lupa kalo kepasar beli jamu atau daun
papaya supaya ASInya lancar gitu mba” B12.2 “Daun papaya itu dibersihkan lalu direbus gitu aja mba terus
airnya diminum daunnya bisa buat lalapan terus dimakan. Manfaatnya itu ASI jadi lancar mba soalnya kalo saya ga makan
sayur air tete saya ga ada mba jadi harus makan sayur” B12.3
Bentuk dukungan kedua datang dari suaminya yakni selalu memberi ibu PH uang Rp 25.000,00 dengan perincian Rp
20.000,00 untuk membeli sayuran dan Rp 5000,00 untuk membeli jamu herbal yang dapat melancarkan produksi ASInya.
“Kalo suami sebelum berangkat kerja, saya dikasih duit RP 25.000. kata suami duit 25.000 itu buat beli sayur 20.000 dan
5000nya buat beli jamu herbal pelancar ASI gitu mbak supaya saya sehat dan anak-anak juga sehat” B12.4
56
4.4.1.9 Pekerjaan Ibu Dalam hal pekerjaan ibu PH mengatakan pekerjaan sehari
jadi seminggu. Hal tersebut dikarenakan ibu PH selalu mengutamakan kebutuhan anaknya seperti mengutamakan
menyusui anaknya walaupun sedang hendak menyelesaikan pekerjaan rumah atau aktivitas lainnya. Berikut pernyataan yang
mendukung informasi tersebut.
“Ya saya mah ngikutin aja mba jadi kata orang itu pekerjaan yang seharusnya jadi sehari malah jadinya seminggu kalo sudah ada
anak gitu mba, biasanya dia paling suka berbaring kalo digendong gitu adeknya nda mau biasa sampe teteknya dilepas
ato pernah sampe digigit sama dia” B13.4
Seperti halnya dengan aktivitas yang ibu PH lakukan sebelum peneliti datang yaitu Ibu PH mengatakan pagi tadi dia
pergi ke rumah mbahnya Dedek dan Dila untuk menjemput Dila dan kembali ke dusun Polobogo pukul 12.00 WIB untuk menunggu
kedatangan peneliti. Ibu PH juga menceritakan tentang ibu PH keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai pabrik karena ibu PH
merasa kasian sama anaknya selain itu juga karena anaknya menolak minum susu formula. Setiap kali minum susu formula
anaknya selalu memuntahkannya.
“Saya tadi pagi jemput dek dila dulu di rumah mbahnya ini jam 12-an baru balik dan ga ada kerjaan. Makanya senang pas mbak
datang jadi ada temannya. Soalnya kalo siang begini suami lagi kerja, pulangnya sore. Kerjanyakan tukang kayu. Kalo pagi itu
yah seperti biasa masak dulu, baru pas dedek bangun yah susuin dedek, mandiin dedek, terus pergi kerumah mbahnya
dedek ini untuk jemput dedek. Kalo duduk saya bekerja dipabrik, tapi pas Dila umur 1 tahun 5 bulan aku baru keluar dari kerjaan
soalnya kasian sama anak” B13
57
“Kepikiran terus mba sama anak, khan waktu menyusui dila saya bekerja jadi yang jaga ibu saya, kasian juga sama ibu yang
jagain terus kan ibu juga ada pekerjaannya, tapi ya mau bagaimana lagi saya juga harus bantu suami, tapi waktu
melahirkan Dedek dan menyusui Dedek saya berhenti bekerja karena Dedek ga mau susu formula maunya ASI aja jadi kasian
kalo ditinggal dan ga ada yang jaga mba kalo Dila khan ga mau ASI maunya susu formula aja jadi harus cari duit untuk beli susu
itu mba soalnya kalo di kasih ASI dia ga mau malah dimuntahin gitu mba katanya “pait..pait” sambil menirukan anaknya
mengatakan pait pait” B13.1
4.4.1.10 Triangulasi Pada riset partisipan pertama, triangulasi dilakukan dengan
satu sumber saja yaitu suami ibu PH, bapak WR. Bapak WR mengatakan bahwa ibu PH sangat rajin dan rutin menyusui anak-
anaknya terutama anak keduanya. Permintaan menyusui dari anak keduanya akan langsung diikuti oleh ibu PH. Posisi menyusuinya
bisa duduk dan berbaring sesuai keinginan anaknya. Menurut bapak WR, ibu PH juga sangat penurut kepada orangtua dan
suami, apa yang disarankan oleh orangtua dan suami untuk kebaikan anaknya maka ibu PH akan langsung menurutinya.
Misalnya ibu PH harus rajin makan daun papaya supaya produksi ASI lancar. Maka ibu PH akan pergi membeli daun papaya.
58
4.4.2 Ibu KH