Manfaat menyusui Ibu KH

59 Selanjutnya, ibu KH tetap menyusui anak-anaknya dengan diselingi makanan pendamping ASI saat anak-anaknya berusia 2 bulan. Makanan pendamping ASI yang diberikan kepada anak- anaknya adalah susu formula, bubur, air putih, dan teh hitam manis. Alasan ibu KH memberikan makanan pendamping ASI adalah menjaga anak-anaknya dari rasa lapar. Berikut pernyataan yang mendukung infomasi berikut. “Mila Riset partisipan menyebutkan nama anak pertamanya dari pertama lahir itu langsung disuruh bidane untuk menyusui mbak, terus yang anak kedua ini juga sama masih menyusui” A10 “…Biar nda lapar aku juga sambil beri minum air putih juga mbak biar nda lapar adeknya soalnya menyusuinya berkurang Riset partisipan lalu duduk kembali di samping peneliti tapi tetap menyusui anaknya dan sambil bercerita dengan peneliti” C11 “Usia 2 bulan itu dah tak kasih sun milna sama susu promina. Kata bidane kan usia 6 tahun baru dikasih. Tapi yaitu aku ga mau. Anaknya nangis terus kok jadi tak kasih sun sama susu promina aja mbak” C11.1 “Iya toe mbak, kalo anak cuma ASI aja makanannya kan itu kasian anake kelaperan, jadi biar kenyang dan nda sakit itu tambah makanan lain. Kaya kita orang tua ini kan mbak pasti lapar kalo nda ditambah makanan lain. Kalo cuma minum susu toe itu kan nda kenyang” A10.8

4.4.2.1 Manfaat menyusui

Berdasarkan pengalaman ibu KH mengatakan bahwa manfaat dari menyusui adalah ASI lebih bagus dari pada susu formula, lebih hemat untuk meminimalisir pengeluaran dalam hal pembelian susu formula, serta lebih enak dari pada susu formula. “ASI kan lebih bagus mbak dari pada susu formula, terus lebih irit nda harus beli. Lebih enak mbak dari pada susu formula, selain itu jarang sakit lebih kuat dari pada anak lain yang ga diberi ASI mbak…” A10.9 60 Selain itu menurut ibu KH, ASI lebih cepat dan instan dalam pemberiannya, jadi bila malam hari anaknya terbangun dan minta susu, ibu KH tidak harus ke dapur untuk mengambil air hangat dan dingin lalu ditaruh di botol susu. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari ibu KH, yakni : “ASI itu kan cepat mbak, instan, jadi kalo malam hari adeknya bangun minta mimi susu aku nda harus repot kedapur ambil air hangat atau air dingin dan taruh di botol. Tapi kalo menyusuikan langsung aja anaknya netek” A10.10 4.4.2.2 Dampak tidak menyusui Sepengetahuan ibu KH berdasarkan pengalamannya, anak yang tidak diberi ASI akan mengalami penurunan berat badan, seperti kurang gizi. Ibu KH mencontohkan anak tetangganya yang kurus karena tidak diberi ASI oleh orangtuanya yang sibuk dengan pekerjaannya. “Berat badannya itu mbak menurun, terus kaya kurang gizi gitu mbak. Aku melihat anak tetangga itu kurus karena ga menyusui mungkin karena orangtuanya sibuk bekerja” A11 Walaupun anaknya tidak pernah mengalami kurang gizi, ibu KH mengakui bahwa anaknya pernah sakit karena di daerah tempat dia tinggal sedang musim sakit, seperti flu dan demam. “Oh nda, ndak pernah. Kalo sakit itu palingan karena lagi musim sakit aja, inikan lagi musim pilek nah kena pilek juga. Kalo yang kurus itu aku lihat anak tetangga aja kan ibunya sibuk kerja jadi anak dikasih susu formula aja atau apa aku juga ndak tahu mbak” A11.1 61 4.4.2.3 Hambatan yang dialami selama menyusui Ibu KH mengakui berdasarkan pengalamannya yang memberikan pengetahuan bahwa ada hambatan-hambatan yang sering dialami selama menyusui, seperti puting payudara yang sering sakit karena anaknya gregetan sebab giginya mulai tumbuh sehingga tanpa sengaja anaknya menggigit puting susu ibu KH. Oleh sebab itu ibu KH sering meringgis dan menahan sakit. Namun, ibu KH tetap berusaha menyusui anaknya. Hal tersebut dilakukannya demi anaknya. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut. “Apa yo mbak. Ini puting yang sering sakit karena kasar waktu neteknya sambil meringgis menahan sakit. Apalagi sekarang giginya udah tumbuh dua karena gregetan jadine di gigit gigit putingnya sampe pernah mau putus rasanya puting aku waktu itu mbak, mulut anak kecil itukan kasar kalo netek seenakke dewe seenaknya sendiri” A12 “Ya tetap tak susui mbak, ntar sembuh sendiri putingnya yang sakit. Sambil menahan sakit yo aku tetap menyusui, ini semua demi anak” A12.1 Hambatan lainnya menurut ibu KH adalah makanan pedas. Sebab menurutnya jika dia mengkonsumsi makanan pedas maka anaknya akan terkena diare. Oleh karena itu dia berusaha menghindari makanan-makanan pedas. “…Sama kalo saya makan pedes gitu anaknya bisa kena diare atau juga mudah kena flu padahalkan saya kasih ASI sama makanan tambahan lainnya kaya nasi sama air putih” A 3.2 62 4.4.2.4 Posisi Menyusui Menurut sepengetahuan ibu KH ada beberapa posisi menyusui berdasarkan pengalamannya, yaitu menyusui dengan posisi berdiri atau duduk karena menurut ibu KH, anak kecil banyak maunya dan harus dituruti. “Iya, kalo dipaksa untuk netek sambil tiduran ga mau juga jadi mau ga mau diajak jalan-jalan atau duduk supaya mau menyusui. Namanya anak kecil kan mbak banyak maunya dan harus dituruti” A13 Ibu KH mengatakan saat melahirkan dia menyusui dengan posisi berbaring karena tidak kuat untuk duduk dan oleh bidannya meletakkan anaknya di samping ibu KH untuk di susui. Menurut pengalaman ibu KH, posisi menyusui adalah dengan duduk dan bila anaknya sudah merasa tidak nyaman karena gelisah maka posisi menyusui adalah berdiri sambil mengendong anaknya untuk diajak jalan-jalan. “Posisi menyusuinya waktu itu aku berbaring aja mbak kan ga kuat untuk duduk tapi anaknya kuat menyusui. Bu bidannya taruh di samping saya terus ta kasih ASI terus anaknya menyusui”A13.1 “Menurut pengalaman aku yah mba, duduk aja biasa menyusui, kalo adeknya ngerasa nda nyaman yah aku ajak jalan-jalan” A13.2 “Gelisah gitu kalo disusui”A13.3 Mengenai posisi menyusui, ibu KH melakukan beberapa tindakan, seperti jika dia merasa lelah saat menyusui ibu KH akan berbaring sambil menyusui anaknya dan anaknya secara spontan akan mengikuti posisi ibunya walaupun sambil main-main sampai 63 merasa capek dan tertidur pulas. Main-main yang dimaksud adalah anaknya memasukkan puting ibunya ke dalam mulutnya tapi tidak diisap sama anaknya hanya dimasukkan saja. “Adeknya ikut berbaring juga mbak. Tapi sambil maen-maen gitu sampe capek dan puas menyusui baru tidur nyenyak enak”C10.3 “Ini teteknya ini dimasukin ke mulut tapi nda diisap hanya diemut aja gini mbak” C10.4 Ibu KH juga melakukan posisi duduk saat menyusui akan tetapi anaknya sering meminta dirinya untuk menyusui dengan posisi berdiri sambil digendong. Menurut ibu KH, dia merasa nyaman menyusui dengan posisi tersebut karena sudah ada pengalaman menyusui anak yang pertama. Ibu KH sendiri lebih suka menyusui anaknya dengan posisi berbaring karena baginya posisi tersebut tidak membuatnya lelah. Akan tetapi dia akan melakukan berbagai posisi menyusui, seperti posisi menyusui duduk, berbaring dan digendong karena semua posisi menyusui tersebut harus sesuai dengan kenyaman anaknya. Jika anaknya tidak merasa nyaman maka anakanya akan mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan tersebut dengan cara cerewet dan menangis. “Posisinya yah gini ini mbak riset partisipan sambil menyusui anaknya yang ada dipangkuannya sambil duduk tapi ya kadang anaknya minta sambil digendong. Paling sering itu digendong mbak” C10 “Nyaman aja mbak udah biasa kaya gini kan udah pengalaman sama mbaknya ini jadi pas punya anak kedua ga repot-repot amat” C10.1 “Sukanya itu tiduran biar ga capek menyusuinya” C10.2 64 “Tiduran bisa, duduk bisa, digendong sambil ajak jalan juga suka tergantung suasananya aja mbak misalnya kalo adeknya nangis, cerewet gitu ya ta ajak duduk atau ga ajak jalan-jalan sambil digendong gitu” C10.5 Pernyataan diatas didukung dengan hasil observasi selama berada di rumah ibu KH. Di mana pada saat itu, ibu KH yang sedang menyusui anaknya dengan posisi menyusui duduk tiba-tiba anaknya rewel dan akhirnya ibu KH memutuskan untuk menyusui anaknya dengan posisi menyusui berdiri sambil digendong. 4.4.2.5 Frekuensi menyusui Ibu KH tidak mengetahui berapa kali dalam sehari harus menyusui karena menurutnya lebih baik menunggu anak meminta ASI. “Berapa kali yah mbak, aku ndak tau. Tunggu anaknya minta baru dikasih gitu aja”A14 Selama ibu KH sakit, frekuensi menyusui terhadap anaknya berkurang di mana biasa delapan kali menjadi empat kali. Selain itu, menurut ibu KH rasa ASInya tidak enak di mulut anaknya sehingga frekuensi menyusui anaknya berkurang. Oleh karena itu ibu KH mengambil tindakan dengan memberikan air putih kepada anaknya agar tidak merasa lapar. 65 “Menyusuinya berkurang mbak. Biasa sehari delapan kali sekarang cuma bisa empat kali sehari. Ya cuma dikit-dikit aja minumnya mbak. Lagi pula selera menyusuinya itu berkurang. Setiap diberi ASI itu dikeluarkan sama adeknya ini, kalo pun nda dikeluarin itu cuma diisap sedikit aja terus nangis lagi Ucap riset partisipan dengan wajah sedih sambil menatap wajah anaknya. Nafsu makannya juga berkurang. Tak kasih sun nestle itu dikeluarin terus. Biar nda lapar aku juga sambil beri minum air putih juga mbak biar nda lapar adeknya soalnya menyusuinya berkurang Riset partisipan lalu duduk kembali di samping peneliti tapi tetap menyusui anaknya dan sambil bercerita dengan peneliti” C11 “Kata orang-orang mbak air susu ne nda enak di mulut adeknya kalo lagi sakit. Makanya adeknya ini nda mau menyusui kalo lagi sakit. Kayak dulu mbak waktu adeknya umur 1 bulan adeknya ini mau sempat tak tinggal karena aku harus rawat inap di rumah sakit. Jadi ASI ne tak peras ngono. Tapi untungnya ga jadi rawat inap” C11.1 Pernyataan diatas didukung dengan hasil observasi selama berada di rumah ibu KH yang dimulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Selama berada di rumah ibu KH, dia sudah menyusui anaknya sebanyak 5 kali. 4.4.2.6 Waktu menyusui Berdasarkan pengalaman Ibu KH mengatakan waktu menyusui tidak dijadwalkannya secara khusus. Ibu KH akan menyusui apabila anaknya menangis dan dengan cara tersebut anaknya berkomunikasi kepada ibu KH untuk memberitahu dia sedang lapar dan haus. “Kalo menyusui adeknya ini sewaktu nangis ya dikasih. Nda ada jadwal khusus, soalnya kalo anak kecil kan mbak, mudah laper. Badannya aja kecil tapi makannya itu walaupun sedikit-sedikit tapi banyak.” A15 Dalam pelaksanaannya mengenai waktu menyusui ibu KH biasanya melakukan tindakan menyusui dengan waktu sekitar 9 66 menit dan bila malam hari proses menyusui dilakukan hingga dia bersama anaknya tertidur. “Wah ga terhitung lamanya mbak, mungkin ya sampe 9 menitan, ya kaya seperti ini lama menyusuinya, ini mau tidur lagi, matanya pejam tapi mulutnya masih bergerak nyedot susunya, kalo malam itu ya sampe tidur” C12 “Iya mbak, saya menyusuinya sampe ketiduran, sampai-sampai nda ingat kalo lagi menyusui. Tahu-tahu sudah pagi saja”C12.1 Dalam setiap kegiatannya, seperti dirinya hendak pergi ke Balai Pengobatan, ibu KH selalu menyempatkan diri untuk menyusui anaknya selama 5 menit walaupun anaknya sedang tidak ada selera untuk menyusui karena sedang sakit. “Yah itu nda terlalu lama, cuman 5 menitan aja mbak” C12.4 “Soale kan mbak masih sakit, jadi selera menyusuinya itu berkurang dan juga buru-buru mau ke Balai pengobatan itu”C12.5 Berkaitan dengan hasil observasi frekuensi menyusui anak ibu KH. Peneliti menghitung waktu yang digunakan anak ibu KH menyusui yaitu setiap kali menyusui anak ibu KH memerlukan waktu 4-5 menit. 4.4.2.7 Motivasi ibu menyusui Ibu KH menyikapi kelahiran anaknya dengan motivasi yang kuat untuk menyusui. Motivasi ibu KH tersebut menurutnya dimulai pada saat usia anaknya 1 bulan dia pernah mengalami sakit akan tetapi dia tetap menyusui anaknya. “Ya aku tetap menyusui mbak. Sambil makan sayur-sayur. Soale kalo kita makan sayur yang banyak itu ASI makin banyak. Kalo nda makan sayur itu air ASI pasti ga ada mbak. Saya dulu pernah jarang makan sayur trus dikit sekali air ASI yang keluar nah pas banyak makan sayur baru air ASInya banyak yang keluar” B10 67 Kemudian ibu KH termotivasi untuk menyusui karena menurutnya ASI lebih bagus daripada susu formula dan lebih hemat sebab ASI tidak seperti susu formula yang memerlukan biaya untuk membelinya. Hal tersebut dilakukannya karena faktor ekonomi keluarga, di mana kiriman uang dari suaminya yang bekerja di Kalimantan Timur tidak pernah menentu. “ASI kan lebih bagus dari pada susu formula jadi diberi ASI selain itu irit biar ga keluar duit beli ASI soalnya suami saya di Kalimantan itu ga nentu kiriman duitnya jadi saya juga bantu sambil kerja karena lagi menyusui ini makanya berenti kerja mbak ” B10.1 4.4.2.8 Rasa percaya diri Ibu KH memiliki rasa percaya diri yang cukup baik untuk menyusui anaknya. Sebab ibu KH selalu melihat-lihat terlebih dahulu siapa yang bertamu ke rumah, jika yang datang tamu pria maka ibu KH menyusui menunggu sampai tamu pria tersebut pulang atau membawa anaknya ke kamar atau ke dapur untuk menyusui. “Dilihat-lihat dulu kalo tamunya perempuan ya tetap menyusui tapi kalo laki-laki ya tunggu sampe pulang dulu baru menyusui kalo ga yah bawa ke kamar dulu atau kedapur terus baru kasih mimi di sana kalo udah baru ke depan lagi, jadi minta tolong bapak dan ibu mertua dulu yang nemenin sementara saya masih mimiin adeknya” B11.1 Berdasarkan observasi dari perkunjungan ke rumah ibu KH, kebetulan ada seorang tamu pria sedang bertamu dan ternyata ibu KH tetap percaya diri untuk menyusui. Ibu KH juga tetap menyusui di depan keluarganya baik itu perempuan maupun laki-laki. 68 4.4.2.9 Dukungan Keluarga Dalam hal dukungan keluarga menurut ibu KH keluarganya sangat mendukung selama anaknya dalam keadaan sehat dan baik. Begitu dengan suaminya yang bekerja di Kalimantan Timur, di mana selalu menanyakan kabar anaknya dan suaminya juga sangat mendukung ibu KH selama anaknya sehat. Ibu KH mendapatkan informasi dari bidan yang membantunya melahirkan bahwa untuk lebih baik memberikan ASI karena asli dan alami dari pada susu formula dan dapat membuat anaknya sehat. “Yo kalo keluarga dukung-dukung aja mbak. Selama sehat dan baik-baik aja itu dukung terus mbak” B12 “Yah sama aja mbak, dukung juga. Sering ditanyain “kabar adeknya gimana, Sehat-sehat aja kan” gitu kalo ditelpon. Ini kemarin pas lebaran kan mau pulang Kalimantan mbak. Tapi sama suami dilarang. Katane suami nanti aja pas desember sewaktu dia balik dari Kalimantan baru kami ke malang. Sudah kangen juga sama keluarga disana. “Suami saya di kalimantan timur mbak jadi karyawan kebun sawit di sana, jadi pas melahirkan dia ga ada disini, dan sampe sekarang belum liat anaknya yang kecil ini, katanya rencana desember pulang tapi belum tau jadi apa ga, kumpulin uang dulu. kalo untuk dukungan ga ada yang penting anaknya sehat. Bapaknya cuma bisa dengar suaranya saja ga pernah ketemu langsung” B12.1 4.4.2.10 Pekerjaan Ibu Ibu KH menceritakan bahwa pekerjaan dahulu selama masa kehamilan adalah pedagang yang menjual nasi kuning dan buah durian di depan rumahnya. Namun, pasca melahirkan ibu KH sudah menekuni pekerjaan tersebut karena menurut mertuanya dia lebih baik fokus mengurus anak dan ibu KH membenarkan permintaan mertuanya tersebut dengan kondisi dirinya sendiri yang sudah 69 mulai tidak kuat apabila bekerja sambil mengurus anak. Menurut ibu KH, tidak ada masalah apabila tidak berjualan karena menurutnya lebih enak dan lebih memberikan perhatian kepada anaknya yang apabila dia bekerja maka anaknya pasti akan ditinggal-tinggal. Akibatnya adalah anak ibu KH akan lebih sering menangis dan cerewet bila tidak diberi ASI. Oleh karena itu, hingga saat ini ibu KH akan menyusui anaknya sampai kenyang. Aktivitas ibu KH yang berhubungan dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga, seperti memasak dibantu oleh mertua dan anak pertamanya karena anak pertamanya yang sudah bisa memasak nasi. Selain itu agar kegiatan ibu KH tidak terganggu, sebagai contoh ibu KH mengatakan bahwa hari ini dia bangun pagi jadi sebelum anaknya bangun ibu KH menyempatkan diri untuk mandi dan pergi ke balai pengobatan untuk melakukan rontgen. Beruntung setelah semua pekerjaan selesai, anaknya baru bangun dari tidurnya dan akhirnya ibu KH dapat fokus menyusui anaknya. “Iya mbak kerja. Saya itu dulu waktu masih hamil adeknya ini jualan nasi kuning, buah durian itu didepan rumah. Pas lahirke adeknya ini, udah nda jualan lagi fokus urus anak dulu oleh mertua gitu mbak dan juga saya ga kuat. Repot kalo ada anak mbak” B13 “Ya tidak apa-apa mbak kan lebih enak juga bisa mengurus anak soalnya kalo ga disusui itu anaknya nangis, rewel gitu mbak kasian kalo ditinggal-tinggal” B13.1 “Ya saya menyusui hingga adeke kenyang. Jika masih rewel ya saya tetap memberikan ASI. Soale saya dibantu ibu mertua dan mbak Mila dalam memasak. Itu mbak Mila udah bisa masak nasi” B13.2 70 “Tadi pagi itu saya tetap masak nyayur gitu mbak. Bangun pagi- pagi sewaktu adeknya belum bangun terus buru-buru mandi setelah itu sarapan. Adenya bangun baru nyusui dia, terus mandiin. Soale kan mau ke Balai Pengobatan itu untuk rontgen adenya”B13.4 4.4.2.11 Triangulasi Pada riset partisipan kedua, triangulasi dilakukan dengan 1 sumber saja yaitu ibu dari ibu KH namanya ibu AM. Sebab suami ibu KH sedang bekerja dikalimantan Timur dan ibu KH tingga bersama orangtua dari suaminya. Jadi peneliti hanya bisa mewawancarai satu orang saja. Ibu AM mengatakan bahwa perilaku ibu KH selama menyusui anaknya yaitu ibu KH rajin menyusui anaknya, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan anaknya, selain disusui ibu AM juga mengatakan sejak usia anaknya 2 bulan ibu KH sudah memberikan anaknya air putih dan susu botol susu formula supaya gizinya bertambah.

4.4.3 Ibu CH

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB IV

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

1 4 121

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Dusun Weru Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 152010018 BAB IV

0 4 67