Motivasi Ibu Memberikan ASI

79 menjadwalkan khusus, sebab ibu CH akan menyusui sewaktu anak keduanya meminta. “Wah ga nentu kalo jamnya mba, kadang kalo mimi susu sampe ketiduran yah dibiarin gitu aja mba kan sudah mengantuk” A14. “Mmm Ga terlalu lama mba, sekitar delapan menitan saja Riset partisipan sambil mengeryitkan keningnya seraya mengingat waktu yang digunakan anaknya untuk menyusui, Karena sesudah bangun tidur itukan badan segar jadi ga terlalu lama neteknya, tapi kalo malam mau tidur biasanya lama neteknya. Aku biasa lupa kalo aku lagi netekin, soale kan kalo sudah ketiduran aku sampe lupa lepasin mulutnya dari tetek. Jadi, puting payudaraku biasa nempel sampai pagi” C12 “Biasanya 15 menit tapi kalo dia menyusui seperti ini yah ga pindah-pindah anaknya riset partisipan baru menyusui 2 menit berhenti untuk main makanan yang tersedia diatas meja. Setelah puas bermain dek Berlin menyusui kembali” C12.2 “Diikuti aja mba, kalo nda diikuti yah anaknya nangis. Dari pada cerewet lebih baik diikuti saja, setelah kenyang kan baru aku bisa bersih-bersih, masak, mandi, dan sarapan gitu” C12.3

4.4.3.7 Motivasi Ibu Memberikan ASI

Menurut ibu CH, motivasinya dalam hal memberikan ASI adalah karena kasih sayang sebab dengan menyusui ibu CH merasa makin dekat dengan anaknya, bahkan dia bisa merasakan apa yang anaknya rasakan. Selain itu adalah untuk daya tahan tubuh anaknya. Karena melihat dari pengalamannya dengan anak yang pertama dalam hal kekebalan tubuhnya berbeda dengan anak pertamanya di mana anak pertama mudah sakit sedangkan anak kedua jarang sakit, lebih lincah, cepat berkembang seperti jalannya dan untuk memberikan makanan yang terbaik buat anak. 80 “Yang pertama itu karena kasih sayang kalo menyusui itu kan makin dekat sama anak kaya kita bisa merasakan apa yang dia rasakan gitu mba, selain itu kekebalan tubuhnya beda sama yang kaya masnya kalo masnya itu mudah sakit waktu kecil sampe sekarang kalo berlin itu ga, jarang sakit, lincah anaknya, cepat berkembang kayak jalannya cepat gitu mba, memberikan makanan yang terbaik buat anak mba” B10 4.4.3.8 Rasa percaya diri Menurut ibu CH, dia tetap memberikan ASI dengan cara ditutup menggunakan salendang akan tetapi kalau sama keluarga seperti ibunya itu tidak perlu menutup dengan salendang, kecuali dengan tamu laki-laki atau sedang keluar rumah ibu CH selalu menutup dengan salendang bila sedang menyusui anaknya. “Mau tidak mau dikasih mba, la ya bagaimana harus dikasih palingan ya ditutup pake salendang mba tapi kalo sama ibu kan biasa aja kecuali sama tamu laki-laki atau lagi keluar rumah itu ditutup salendang atau ga menyusui dulu puas-puas dirumah biar pas keluar rumah itu udah ga minta mimi susu lagi. Kalo sama orang tua sendiri itu biasa udah ga malu-malu lagi neteknya. Kemarin itu cerita-cerita gini yah sambil aku juga netein si Berlin. Wes tetap menyusuilah” B11.1 Ibu CH memiliki rasa percaya diri yang cukup baik untuk menyusui anaknya. Pada saat berkunjung ke rumah ibu CH, anak keduanya terlihat cerewet untuk meminta disusui oleh ibunya sampai 5 kali. Tetapi ibu CH tidak mengabulkan keinginan anaknya dan ibu CH pergi ke dapur lalu memberikan anaknya susu formula dalam sebuah botol susu, tetapi anaknya menolak. Setelah dibujuk akhirnya anak keduanya menerima juga susu formula yang diberikan ibunya kepada dirinya. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut. 81 Anak Be : “ibu nenen” Ibu Ch : “ini lo ada mbaknya, udah gede juga kan malu nenen, mimi susu aja yah” Anak Be : “nenen bu nenen” sambil menangis dan menarik baju ibunya Ibu Ch : “udah gede kok nenen, se ibu buatin susu aja yah” Anak Be : nenen bu nenen bu sambil menggelengkan kepala. Lalu ibu CH pergi kedapur dan membuatkan anaknya susu formula dan meminta anaknya untuk meminumkannya tetapi anaknya menolak. Tetapi setelah dibujuk anak BE menerimanya dengan wajah sambil menangis. 4.4.3.9 Dukungan Keluarga Untuk dukungan keluarga ibu CH mengetahui pentingnya pemberian ASI dari keluarga. Menurut keluarganya, ASI tidak akan mengeluarkan biaya banyak jadi ibu CH menyikapi dukungan keluarganya dengan tetap menyusui. Sebab pekerjaan suami ibu CH adalah hanya sebagai pegawai di perusahaan. Tetapi yang anak pertama ibu CH memang memberi susu formula dari umur 6 hari karena air susu ibu CH tidak keluar karena ibu CH sakit. “Yang jelas dari keluarga gitu tante aku sampe sekarang masih ASI hehehe” sambil menirukan suara anak subjek yang lagi dipangkuan ibunya. Kalo gak ASI pasti harus banyak keluar biaya jadi tetap ASI dari keluarga dari suami katanya “Harus disusui biar cerdas” B12 “… Kalo di desa kan pikirnya hemat kalo ASI, kalo formula itu kan ga hemat, apalagi pekerjaan bapak ini hanya diperusahaan…” B12.1 82 4.4.3.10 Pekerjaan Ibu Ibu CH menyikapi pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan kader posyandu adalah dengan bangun pagi sebelum anaknya terbangun untuk memasak sarapan pagi buat anak pertamanya yang hendak pergi sekolah dan suaminya yang hendak pergi kerja. Menurut ibu CH bila anak keduanya sudah bangun maka ibu CH tidak bisa menyelesaikan segala pekerjaannya di pagi hari. Sebab anak keduanya tidak mau ikut ayahnya jadi setelah selesai masak ibu CH langsung menyusui anaknya. Setelah itu baru mandi dan siangnya dia juga menyusui dan setiap anak keduanya minta, maka ibu CH harus menyusui jika tidak maka anaknya akan cerewet dan bisa mengganggu pekerjaan. Ibu CH juga memberikan makanan tambahan dengan jadwal makan siang keluarganya. Untuk waktu menyusui ibu CH mengatakan bahwa dia baru merasa nyaman menyusui setelah semua pekerjaan seperti memasak untuk menyiapkan sarapan pagi, makan siang dan makan malam selesai atau bila anak keduanya sedang tidur siang dan bila anak pertamanya sudah pulang dari sekolah agar anak pertamanya dapat bermain bersama anak keduanya. Jika tidak maka ibu CH akan menggendong anaknya yang berakibat anak keduanya akan ikut bersama dalam melaksanakan pekerjaannya, seperti memasak. Bila ikut orang asing menurut ibu CH anaknya tidak mau 83 tetapi ibu CH terkejut karena anak keduanya mau digendong sama peneliti ketika ibu CH sedang ke dapur. “..Aku dari awal bangun sampe sekarang ini semua berkaitan dengan menyusui. Kayak bangun pagi sebelum dek Berlin bangun aku masak dulu untuk siapin sarapan buat Yunda untuk pergi sekolah dan bapaknya sebelum berangkat kerja. Soalnya kalo Berlin bangun aku ga bisa menyelesaikan pekerjaanku. Ikut bapaknya aja dia nda mau. Jadi pas masak selesai dek Berlin baru bangun terus menyusui dulu “mimi susu mimi susu” gitu mba sambil meniru ucapan anaknya minta menyusui. setelah itu baru mandi. Siang ini juga menyusui, pokoknya pas setiap minta itu harus dikasih kalo ga dikasih nanti anaknya rewel. Kalo rewel kan nanti ganggu pekerjaan, bisa ga selesai-selesai pekerjaanku mbak…B13 “Ya aku itu mba baru bisa enak kerjanya kaya masak siapin sarapan pagi, makan siang, makan malam itu kalo Berlin ini tidur siang, atau kalo masnya menyebutkan anaknya yang pertama subjek udah pulang sekolah itu maen sama masnya kalo ga ya gini terus seharian digendong, masak ya ikut masak sambil digendong kalo ikut orang asing atau bahkan ibu aku sendiri ga mau makanya tumben tadi dek Berlin mau digendong sama mbanya. Nah tadi pagi kan aku minta masnya ini si Yunda untuk jagain adeknya karena kan aku harus buat sarapan pagi buat yang Yunda yang mau berangkat sekolah sama bapaknya pergi kerja. Terus Yunda sibuk dikit aja si Berlin sudah di tengah jalan sana. Aduh aku kan takut kalo ada kendaraan lewat, takut ketabrak gitu mba” B13.1 84 4.4.3.11 Triangulasi Pada riset partisipan ketiga, triangulasi dilakukan dengan 1 sumber saja yaitu suami dari ibu CH. Bapak NI mengatakan untuk urusan anak bapak NI menyerahkan sepenuhnya kepada ibu CH tetapi bapak NI juga harus tetap mengetahui apa-apa saja yang diberikan kepada anaknya. Menurut bapak NI selama ini ibu CH telah melakukan tugasnya sebagai seorang ibu yang merawat dan menjaga buah hati mereka dengan baik sehingga terlihat saat ini anaknya tumbuh dengan sehat. Ibu CH menyusui anaknya dengan rutin dan tidak pernah mengeluh kecapean ataupun bosan. Jika anaknya minta maka ibu CH pun akan menyusui anaknya. 4.4.4 Ibu SR Peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap ibu SR pada tanggal 20-22 September 2012. Ciri-ciri fisik dari ibu SR adalah tinggi badannya sekitar ± 140 cm, berkulit agak gelap, berambut lurus sebahu dan bertubuh agak gemuk. Ibu SR berusia 23 tahun, pendidikan terakhir yang ibu SR tempuh adalah SMP. Ibu SR berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suaminya adalah bertani. Mereka mempunyai 2 orang anak laki-laki. Anak pertama berusia 3 tahun dan anak kedua berusia 1 tahun. Menurut ibu SR, menyusui merupakan suatu kebiasaan di keluarganya karena dapat menghemat pengeluaran. Tetapi karena terkendala dengan produksi ASI yang terhambat, ibu SR baru bisa 85 menyusui kedua anaknya 4 hari pasca melahirkan. Ibu SR mengatasi kendala tersebut dengan memberikan kedua anaknya madu dan air putih serta pergi ke bidan desa untuk meminta obat memperlancar ASI. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut. “Yustia Menyebutkan nama anak pertama ibu SR sama adenya ini Panji menyebutkan nama anak kedua Ibu SR semua netek mbak. Ini dek Yustia lagi kena flu, demam gitu. Dari lahir itu semuanya menyusui, memang sudah kebiasaan di keluarga kami itu harus menyusui. Namanya orang desa yo mbak tauknya cuman menyusui aja karena hemat dan irit itu” A10 “Nda itu tiga hari baru keluar ASInya jadi menyusuinya itu pas hari ketiga”A10.1 “Iya kalo sakit aku tetap menyusui. Tapi anakku bisa ikut sakit tapi tetap diberikan. Soalne belum mau makan apa-apa itu. Dikasih makanan ya masuk tapi habis diambil sarinya diludah dikeluarkan lagi. Terus paling kalo sakit itu yo air susunya nda mau keluar, terus yo minta obat ke bidan, kalo minum obat warung itu ASInya nda mau keluar kalopun keluar rasane beda, nda mau disusui. Kalo bu bidan kan tau dosisnya obat untuk ibu menyusui, dan obat-obat untuk khusus menyusui” B10 Wawancara Tanggal 20 September 2012, pukul 13.00 WIB

4.4.4.1 Manfaat menyusui

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB IV

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

1 4 121

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Dusun Weru Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 152010018 BAB IV

0 4 67