BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Prosedur Perizinan bagi Tenaga Kerja Asing menurut Undang undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
menyatakan bahwa “setiap pemberi kerja yang memperkerjakan Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau
Pejabat yang ditunjuk. Izin merupakan dispensasi dari sebuah larangan. Untuk mengisi kekosongan tenaga kerja karena keahlian
tertentu masih dimungkinkan penggunaan TKA sehingga diberikan izin untuk mempekerjakan TKA. Izin tersebut diberikan dengan
pengawasan sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2004 tentang Tata Cara Memperoleh
Izin Mempekerjakan TKA sebagai pelaksanaan dari UUK. Izin Kerja pada prinsipnya ialah izin yang diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja
atau pejabat yang ditunjuk olehnya kepada majikan atau perusahaan tertentu untuk mempekerjakan tenaga asing di Indonesia dengan
menerima upah atau tidak selama waktu tertentu. Ada 2 dua macam
izin, yaitu :
a. Izin mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing; b. Izin melakukan pekerjaan bebas.
103
Universitas Sumatera Utara
Menurut jenisnya ada 3 tiga macam izin kerja TKA, yaitu : a. Izin kerja tenaga asing baru; Izin yang diberikan untuk
mempekerjakan tenaga asing tertentu untuk pertama kali. b. Izin kerja tenaga asing perpanjangan.
c. Izin kerja tenaga asing pindah jabatan; Izin yang diberikan untuk memindahkan jabatan baru. Untuk selanjutnya dalam uraian
pembahasan disebut dengan istilah Izin. 2. Pengawasan pemberian izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing yaitu suatu
upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut,
serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan
telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan
maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik. Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan
diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu
aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga
dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan
kerja tersebut. 3. Kebijakan hukum dalam penggunaan Tenaga Kerja Asing terkait
perkembangan Industrialisasi Nasional dan Internasional yaitu Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia No.3 tahun 2006 tentang ”Paket
Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi’, Presiden mengeluarkan paket kebijakan perbaikan iklim investasi dimana bertujuan untuk :
a. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka
pelaksanaan Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi guna menciptakan Iklim Investasi yang kondusif.
b. Dalam mengambil langkah-langkah sebagaimana dimaksud dalam diktum Pertama, berpedoman kepada program-program
sebagaimana tercantum dalam lampiran instruksi Presiden ini. c. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh para MenteriKepala Lembaga Pemerintah Non Departemen.
d. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian :
Universitas Sumatera Utara
1. Memantau pelaksanaan Instruksi Presiden ini dan melaporkan secara berkala kepada Presiden;
2. Membentuk Tim Pemantau, yang diketuai oleh Staf Khusus Menteri Koodinator Bidang Perekonomian
Urusan Pemantauan Kebijakan Ekomoni dan sebagai wakil ketua adalah Deputi Sekretaris Kabinet Bidang
Hukum dan Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Departemen dalam Negeri;
3. Mengatur tugas, keanggotaan, susunan oerganisasi, tata kerja dan kesekretariatan Tim Pemantau.
4. Melaksanakan Instruksi Presien ini dengan penuh tanggung jawab.
Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No.3 Tahun 2006 tentang, ’Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan
Investasi’ Pemerintah membentuk Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi, yang untuk selanjutnya dalam
keputusan Presiden ini disebut Timnas PEPI. Dimana dalam Inpres No. 3 tahun 2006 ini Pemerintah membentuk PEPI dengan atau
bertugas untuk : a. merumuskan kebijakan umum peningkatan ekspor dan
peningkatan investasi; b. menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka
peningkatan ekspor dan peningkatan investasi;
Universitas Sumatera Utara
c. mengkaji dan menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan strategis yang timbul dalam proses peningkatan
ekspor dan peningkatan investasi; d. melakukan deregulasi dan debirokratasasi ekonomi, keterpaduan
promosi pariwisata dan investasi, serta peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
B. SARAN