Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia

(1)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) DI SUMATERA UTARA

STUDI PADA : PT. TOLAN TIGA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

RENDY ANDARIA BANGUN

NIM : 030200092

Departemen : Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan : Hukum Perburuhan

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) DI SUMATERA UTARA

STUDI PADA : PT. TOLAN TIGA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

RENDY ANDARIA BANGUN

NIM : 030200092

Departemen : Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan : Hukum Perburuhan

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

Dr. Pendastaren Tarigan, SH. MS NIP. 131410462

Dosen Pembimbing I / Dosen Pembimbing II

Ka. Prog. Studi Hukum Perburuhan

Kelelung Bukit, SH Dr. Budiman Ginting, SH, M. Hum

2007

NIP. 130365211 NIP. 131570456

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

ABSTRAKSI

BAB I : PENDAHULUAN --- 1

A. Latar Belakang Permasalahan--- 1

B. Perumusan Masalah --- 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan --- 9

D. Keaslian Penulisan --- 10

E. Tinjauan Kepustakaan --- 10

F. Metode Penulisan --- 14

G. Sistematika Penulisan --- 16

BAB II : TINJAUAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) --- 18

A. Pengertian Tenaga Kerja Asing (TKA) --- 18

B. Alasan-alasan Mengapa Tenaga Kerja Asing (TKA) dibutuhkan di Indonesia --- 26

C. Larangan-larangan dan Pengecualian dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan --- 31

D. Syarat-syarat dan Prosedur Perizinan Penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) --- 35

BAB III : PROSEDUR PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) MENURUT UNDANG-UNDANG DAN KEP. MENAKERTRANS --- 46

A. Prosedur Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan--- 46

B. Prosedur Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Menurut Kep. Menakertrans No. Kep. 228/Men/2003 --- 49

C. Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 20/MEN/III/2004 --- 57

D. Prosedur Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) Menurut Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004--- 65


(4)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

E. Prosedur Perjanjian Kerja dalam Mempekerjakan

Tenaga Kerja Asing (TKA) Oleh PT. Tolan Tiga Indonesia

Menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 228/MEN/2003 --- 76

BAB IV : KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) --- 80

A. Sejarah Berdirinya PT. Tolan Tiga Indonesia --- 80

B. Kendala-kendala Prosedur Perizinan Penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Sumatera Utara --- 90

C. Kendala-kendala Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia --- 104

D. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Tolan Tiga Indonesia dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) --- 108

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN --- 110

A. Kesimpulan --- 110

B. Saran --- 112

DAFTAR PUSTAKA --- 114 LAMPIRAN


(5)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) DI SUMATERA UTARA

STUDI PADA : PT. TOLAN TIGA INDONESIA

ABSTRAKSI

Pembangunan nasional yang penuh tantangan dan persaingan global akan banyak diwarnai oleh pentingnya kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia berkualitas sangat menentukan hari depan bangsa. Pengembangan sumber daya manusia muncul dan merupakan kebutuhan mendesak di semua sektor dan sub sektor pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut, maka sangat diperlukan pemahaman yang mendasar akan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dalam rangka alih keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kepada tenaga kerja Indonesia, adanya jabatan-jabatan tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia dan dalam rangka pengamanan investasi modal asing di Indonesia.

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah, pertama, bagaimana bentuk larangan dan pengecualian dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, kedua, bagaimana prosedur perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) menurut Kep. Menakertrans No. Kep. 20/Men/III/2004, ketiga, bagaimana prosedur pelaksanaan program Jamsostek bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) menurut Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pendekatan data secara studi kepustakaan untuk mengambil bahan-bahan hukum primer. Disamping itu, penulis juga mengumpulkan data bahan-bahan tertulis, antara lain buku-buku, bahan internet serta melakukan wawancara dengan Personalia yang menangani Tenaga Kerja Asing pada PT. Tolan Tiga Indonesia.

Tenaga kerja Indonesia harus semakin membenahi diri dengan belajar dan berlatih, sehingga tenaga kerja Indonesia dapat menjadi sumber daya pembangunan serta pelaku pembangunan yang memiliki etos kerja yang produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin dan profesionalisme, serta mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan dari hal ini, tenaga kerja Indonesia dapat diandalkan untuk bersaing dengan tenaga kerja asing di semua bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia bahkan dapat menggantikan tenaga kerja warga negara asing di berbagai posisi dalam lapangan pekerjaan di Indonesia. Selain itu, kita bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang besar harus dapat menghormati dan menghargai kehadiran tenaga kerja warga negara asing yang bekerja dalam berbagai lapangan pekerjaan di Indonesia. Dalam hal ini, kehadiran tenaga kerja warga negara asing di Indonesia akan sangat membantu dalam rangka pembangunan nasional melalui penanaman modal asing/investasi serta penguasaan dan alih teknologi yang merupakan proses berlanjut dan berkesinambungan bagi tenaga kerja Indonesia.


(6)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pembangunan nasional yang penuh tantangan dan persaingan global akan banyak diwarnai oleh pentingnya kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia berkualitas sangat menentukan hari depan bangsa. Pengembangan sumber daya manusia muncul dan merupakan kebutuhan mendesak di semua sektor dan sub sektor pembangunan.

Dengan demikian, sumber daya manusia dianggap sebagai faktor penentu dan merupakan aset yang paling berharga dalam upaya pembangunan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Dalam hal ini, sumber daya manusia sebagai sumber daya pembangunan serta pelaku pembangunan, harus memiliki etos kerja yang produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin dan profesionalisme, serta mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).1

1. Jalur Pendidikan

Masalah kesempatan kerja perlu mendapat perhatian yang lebih, dalam arti bahwa salah satu pokok yang sering dipertanyakan adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja bagi warga Indonesia yang sekaligus memberikan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana amanat pasal 27 ayat 2 UUD 1945, yakni : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Oleh karena itu, berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar tersedia jumlah (kuantitas) dan kualitas tenaga kerja yang bermutu. Adapun peningkatan mutu tenaga kerja tersebut dapat dilakukan melalui 3 (tiga) jalur utama, yaitu :

1

Abdul Latief, Drs., Sumber Daya Manusia dan Legal Aspek Tenaga Kerja Asing,


(7)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Pendidikan formal merupakan jalur yang paling efektif untuk meningkatkan mutu tenaga kerja, khususnya yang berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan kepribadian, bakat, sikap mental, pengetahuan dan kecerdasan termasuk kreativitas dan analisa. Aspek-aspek tersebut merupakan modal dasar yang sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut dalam peningkatan mutu tenaga kerja. Oleh karenanya, sistem pendidikan formal kita perlu diarahkan pada kebutuhan dunia kerja.

2. Jalur Latihan Kerja

Memberikan atau meningkatkan fasilitas latihan dan keterampilan yang benar-benar dapat ditujukan untuk mengisi kesempatan kerja yang ada, disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan pasar kerja serta latihan tersebut harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

3. Jalur Pengalaman Kerja

Tenaga kerja bermutu dan siap pakai sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau dunia kerja sebenarnya hanya dapat dihasilkan dan dikembangkan di perusahaan dan dunia kerja itu sendiri, yaitu melalui pengalaman kerja. Dimana tenaga kerja bermutu yang landasannya telah diletakkan melalui pendidikan formal dan latihan kerja, akan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Oleh karenanya, jalur pengalaman kerja ini menjadi sangat penting dalam sistem pembinaan mutu tenaga kerja. 2

Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka sangat diperlukan pemahaman yang mendasar akan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dalam rangka alih keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kepada tenaga kerja Indonesia, adanya jabatan-jabatan tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia dan dalam rangka pengamanan investasi modal asing di Indonesia. Pemahaman tentang hal ini sangat dibutuhkan agar kehadiran tenaga kerja warga negara asing pendatang tidak

2

Manulang, Sendjun H., SH., Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hal. 24.


(8)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

menjadi bumerang bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pada akhirnya dapat merugikan kepentingan nasional. 3

a. Menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing; dan

Penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dalam rangka alih keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kepada tenaga kerja Indonesia tersebut diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dalam Pasal 45, yang menyebutkan sebagai berikut :

Ayat (1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib :

b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf (a) yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing.

Ayat (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi dan/atau komisaris.4

3

Abdul Latief, Drs., Sumber Daya Manusia dan Legal Aspek Tenaga Kerja Asing,

Untuk itu, adanya pembatasan penggunaan tenaga kerja asing/tenaga kerja warga negara asing pendatang/pemegang visa di Indonesia sangat diperlukan dalam rangka menjamin bagian yang layak dan kesempatan kerja bagi warga negara Republik Indonesia dan untuk memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat yang layak dalam berbagai lapangan kerja. Hal ini tidak terlepas dalam rangka “Indonesianisasi” dan pelaksanaan amanah pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, yakni : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

4


(9)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Negara mempunyai kewajiban supaya penetapan Undang-Undang Dasar 1945, terkhusus pasal 27 ayat (2) itu dapat dilaksanakan. 5

Pasal ini menekankan hak tiap warga negara dan sekaligus menentukan tugas pemerintah untuk melaksanakan kewajibannya itu. 6

Melihat pada materi pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 tidaklah merupakan suatu diskriminasi, apabila ketentuan tersebut tidak berlaku untuk semua penduduk negara Republik Indonesia, maka akan banyak orang asing berkesempatan menduduki posisi-posisi penting di negara Republik Indonesia, misalnya saja apabila tidak ada UU No. 3 Tahun 1958 (LN No. 8 Tahun 1958) sudah jelas kalau banyak majikan akan lebih suka mempekerjakan tenaga kerja asing daripada warga negara Republik Indonesia, disebabkan karena kebanyakan tenaga kerja asing lebih berpengalaman di bidang pekerjaannya. 7

Adapun penanaman modal dalam negeri maupun modal asing perlu terus didorong dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan dan diarahkan untuk UU No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membatasi pekerja asing/tenaga kerja warga negara asing pendatang di Indonesia dalam rangka untuk menjamin bagian yang layak dan kesempatan kerja bagi warga negara Indonesia dan untuk memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat-tempat yang layak dalam berbagai lapangan pekerjaan. Pada dasarnya kesempatan kerja yang ada diutamakan untuk warga negara Indonesia. Hal ini tidaklah dimaksudkan untuk menutup sama sekali kehadiran tenaga kerja warga negara asing yang akan dipekerjakan di Indonesia dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

5

Hatta, Mohammad, DR, Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33, Penerbit Mutiara, Jakarta, 1977, hal. 28.

6

Hatta, Mohammad, DR, Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai Kemakmuran

yang Merata, Penerbit Yayasan Idayu, Jakarta, 1976. 7

Wiyono, R.S.H., Garis Besar Pembahasan dan Komentar UUD 1945, Penerbit Alumni, Bandung, 1976, hal. 196-197.


(10)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan termasuk perluasan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan.8

1. Untuk mencapai salah satu sasaran pembangunan, yakni perluasan kesempatan kerja. Adanya pemasukan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing tersebut telah memungkinkan masuknya atau digunakannya tenaga kerja warga negara asing pendatang. Namun demikian, dengan adanya UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), maka penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang harus dibatasi.

Sehubungan dengan pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang tersebut, Presiden dalam keputusannya (KEPPRES) No. 23 Tahun 1974 Tentang Pembatasan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang mengemukakan, bahwa yang menjadi dasar pertimbangan diadakan pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang tersebut adalah :

2. Agar tenaga kerja warga negara Indonesia dapat sebanyak mungkin didayagunakan dalam proyek-proyek pembangunan dan kegiatan usaha lainnya di Indonesia, baik dalam rangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri.

Adanya pembatasan-pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang tersebut tidak dapat dilepaskan dalam rangka “Indonesianisasi”, yaitu : usaha pemerintah untuk menyediakan dan mendidik tenaga kerja Indonesia untuk menggantikan tenaga kerja asing.

Peng-Indonesianisasi-an tenaga kerja di perusahaan-perusahaan asing sudah dimulai sejak dikeluarkannya UU No. 3 Tahun 1958, namun pelaksanaannya belum dapat

8

Syarif H.S., Drs., Pedoman Penggunaan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia dan Peraturan –


(11)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

dilaksanakan secara efektif dikarenakan kekurangan biaya dan kurangnya persiapan-persiapan teknis, seperti belum adanya program pelatihan yang menyeluruh. 9

Masalah pemberian izin kerja bagi tenaga kerja asing, khususnya tenaga kerja asing pemegang visa (pendatang baru dari luar negeri) mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan berbagai masalah, seperti : kepentingan pembangunan, keimigrasian, keamanan, dan lain-lain. Maka, dalam kaitan pemberian izin tersebut koordinasi yang harmonis diantara instansi-instansi terkait sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, pemberian izin penggunaan tenaga kerja warga negara asing dimaksudkan agar penggunaan tenaga kerja warga negara asing dilaksanakan secara selektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia secara optimal.

Peng-Indonesianisasi-an tenaga kerja di perusahaan-perusahaan asing merupakan suatu masalah yang cukup berat. Hal ini dikarenakan, proses peng-Indonesianisasi-an tersebut harus dilakukan secara bertahap dan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja melalui program pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan secara intensif, sehingga dapat tercapai keseimbangan yang wajar jika dikaitkan dengan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang.

10

1. Adanya tenaga kerja warga negara asing pendatang dimungkinkan karena ada kaitannya dengan penanaman modal dan masuknya barang-barang modal dari luar yang masih dibutuhkan sebagai pelengkap dalam rangka pembangunan nasional serta

Sampai saat ini dan mungkin juga untuk beberapa waktu yang akan datang, penggunaan tenaga kerja warga negara asing di Indonesia sulit untuk dihindarkan atau dicegah, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

9

Benggolo M.T., Drs., Tenaga Kerja dan Pembangunan, Penerbit Yayasan Jasa Karya (Sanjaya), Jakarta, Cetakan Pertama, hal. 144.

10

Rusli, Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, Cetakan Pertama Februari 2004, hal. 67.


(12)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

penguasaan dan alih teknologi yang merupakan proses berlanjut dan berkesinambungan.

2. Proses “Peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja masih memerlukan persiapan dan waktu dalam upaya tersedianya cukup jumlah tenaga kerja yang ahli dan terampil untuk menggantikan tenaga kerja warga negara asing.

3. Kurang cukup tersedianya tenaga kerja Indonesia yang memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan yang tersedia.

4. Pemakaian mesin-mesin yang bersifat canggih yang mengandung resiko yang tinggi, sehingga bila tidak ditangani oleh mereka yang ahli dapat mengakibatkan kerugian yang besar, berupa kehilangan baik yang bersifat materi maupu n non materi.

5. Semakin luas dan berkembang berbagai usaha yang membutuhkan tenaga kerja warga negara asing. 11

Sehingga, pemberian izin kerja bagi warga negara asing pendatang diberikan dengan memperhatikan keadaan dan perkembangan pasar kerja serta aspirasi nasional untuk menduduki posisi yang penting, dimana hal ini belum dapat ditangani oleh tenaga kerja Indonesia.

Jika melihat hal-hal diatas, kita bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang besar harus dapat menghormati dan menghargai kehadiran tenaga kerja warga negara asing yang bekerja dalam berbagai lapangan pekerjaan di Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan pemerintah maupun perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing dengan memberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraan ataupun jaminan sosial bagi tenaga kerja asing, sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman dan kondusif bagi tenaga kerja asing.

11


(13)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Dengan kehadiran tenaga kerja warga negara asing di Indonesia akan sangat membantu dalam rangka pembangunan nasional melalui penanaman modal asing/investasi serta penguasaan dan alih teknologi yang merupakan proses berlanjut dan berkesinambungan bagi tenaga kerja Indonesia. Bangsa Indonesia masih sangat membutuhkan bantuan dan kerja sama dari tenaga kerja warga negara asing. Dimana dalam proses “peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja dan memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat yang layak dalam berbagai lapangan pekerjaan harus dilakukan secara bertahap dan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja melalui program pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan secara intensif, sehingga dapat tercapai keseimbangan yang wajar jika dikaitkan dengan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang.

Harapan kita, tenaga kerja Indonesia dapat bersaing bahkan menggantikan tenaga kerja warga negara asing di berbagai posisi dalam lapangan pekerjaan di Indonesia. Sehingga, harapan bangsa Indonesia untuk terciptanya proses “peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja dan memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat yang layak dalam berbagai lapangan kerja dapat tercapai.

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara - Studi Pada PT. Tolan Tiga Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana telah diuraikan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut :


(14)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

1. Bagimana bentuk larangan dan pengecualian dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ?

2. Bagaimana prosedur perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) menurut Kep. Menakertrans No. Kep. 20/Men/III/2004 ?

3. Bagaimana prosedur pelaksanaan program Jamsostek bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) menurut Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain adalah :

a. Mengetahui dan memahami dengan jelas tentang larangan-larangan dan pengecualian dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

b. Mengetahui dan memahami dengan jelas tentang prosedur perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) menurut Kep. Menakertrans No. Kep. 20/Men/III/2004;

c. Mengetahui dan memahami dengan jelas tentang prosedur pelaksanaan program Jamsostek bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) menurut Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004;

2. Manfaat Penulisan

Dari pembahasan skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis, yaitu :


(15)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam menyikapi perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA).

b. Secara Praktis

Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan memberi manfaat bagi para tenaga kerja, para pengusaha, pemerintah, dunia perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya. Selain itu diharapkan, agar tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

D. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini pada awalnya didasarkan pada ide, gagasan, pemikiran dan yang utama ialah ketertarikan penulis terhadap fenomena maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di Indonesia pada saat ini.

Penulisan skripsi ini asli diangkat dari pemikiran penulis sendiri, artinya bukanlah merupakan hasil ciptaan atau penggandaan dari karya tulis orang lain dan sudah diperbandingkan judulnya di kampus tempat dimana penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

E. Tinjauan Kepustakaan

Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing memberikan defenisi mengenai orang asing, yaitu : “Tiap orang bukan warga negara Republik Indonesia”. 12

Orang asing di Indonesia dibedakan ke dalam 2 (dua) golongan, yaitu :

12

Pasal 1 (a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing.


(16)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

1. Orang asing pendatang ialah : mereka yang mendapat izin masuk (admission) dengan memperoleh hak untuk tinggal di Indonesia dalam waktu tertentu yang dikenal dengan tenaga asing pemegang visa;

2. Orang asing penetap ialah : mereka yang diperbolehkan tinggal tetap di Indonesia dan diwajibkan memperoleh izin menetap dengan memperoleh Surat Keterangan Kependudukan (SKK), yang dikenal dengan tenaga asing atau tenaga asing domestik. 13

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka tidak semua orang asing yang datang ke Indonesia mempunyai tujuan untuk melakukan perjalanan ataupun berlibur. Akan tetapi, tidak sedikit juga dari orang asing tersebut datang ke Indonesia untuk bekerja. Dalam hal ini, menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing, yang dimaksud dengan pekerjaan ialah :

a. Setiap pekerjaan yang dilakukan dibawah perintah orang lain dengan menerima upah atau tidak;

b. Setiap pekerjaan yang dijalankan atas dasar dorongan dalam suatu perusahaan, baik oleh orang yang menjalankan pekerjaan itu sendiri maupun oleh orang yang membantu orang yang menjalankan pekerjaan itu. 14

Sesuai dengan defenisi diatas, maka pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Pekerjaan yang dilakukan orang asing yang mempunyai hubungan kerja dengan majikan/pengusaha atau dengan kata lain tenaga asing yang dipekerjakan oleh orang lain atau pengusaha;

2. Pekerjaan bebas atau mandiri dan majikan/pengusaha yang berusaha sendiri. 15

13

Dirjen BINAPENTA, Petunjuk Tentang Izin Mempekerjakan/Kerja Tenaga Kerja Asing di

Indonesia, Jakarta, 1981, hal. 1. 14

Pasal 1 (b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing.


(17)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Sebelum tenaga kerja asing melakukan pekerjaan, maka terlebih dahulu harus mendapatkan izin kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, selanjutnya disingkat IKTA adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat ditunjuk kepada Pemohon untuk mempekerjakan TKWNAP di Indonesia dengan menerima upah atau tidak selama waktu tertentu dan pada jabatan tertentu.” 16

1. Izin mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing.

Menurut Drs. H.S. Syarif, ada 2 (dua) macam izin kerja, yaitu :

2. Izin melakukan pekerjaan bebas.

Dalam hal ini, menurut jenisnya ada 3 (tiga) izin kerja tenaga kerja asing, yaitu : 1. Izin Kerja Tenaga Asing – Baru

Yaitu : Izin yang diberikan untuk mempekerjakan tenaga kerja asing untuk pertama kali.

2. Izin Kerja Tenaga Asing – Perpanjangan

Yaitu : Izin yang diberikan untuk memperpanjang masa berlaku izin untuk bekerja. 3. Izin Kerja Tenaga Asing – Pindah Jabatan

Yaitu : Izin yang diberikan untuk memindahkan jabatan tenaga kerja asing dari jabatan lama ke jabatan yang baru. 17

a. Untuk mencapai/melaksanakan keadilan sosial dalam bidang ketenagakerjaan dan, Manulang menyatakan bahwa tujuan hukum ketenagakerjaan adalah :

15

Dirjen BINAPENTA Op. Cit., hal. 2.

16

Pasal 1 (b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

17


(18)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

b. Untuk melindungi tenaga kerja terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pengusaha. 18

Butir (a) lebih menunjukkan bahwa hukum ketenagakerjaan harus menjaga ketertiban, keamanan dan keadilan bagi pihak-pihak yang terkait dalam proses produksi agar dapat mencapai ketenangan bekerja dan kelangsungan berusaha. Sedangkan butir (b) dilatar belakangi adanya pengalaman selama ini, dimana kerap kali terjadi kesewenang-wenangan pengusaha terhadap pekerja/buruh. Untuk itu diperlukan suatu perlindungan hukum secara komprehensif dan konkret dari pemerintah. 19

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing. Pasal 2 ayat (1), menyebutkan : “Majikan dilarang mempekerjakan orang asing tanpa izin dari Menteri”;

Adapun ketentuan hukum dan perundang-undangan dalam hal perlindungan hukum bagi tenaga kerja asing (TKA) adalah :

20

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing. Pasal 11, menyebutkan : “Perusahaan-perusahaan modal asing diizinkan mendatangkan atau menggunakan tenaga-tenaga pimpinan dan tenaga-tenaga ahli warga negara asing bagi jabatan-jabatan yang belum dapat diisi dengan tenaga kerja warga negara Indonesia”; 21

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang;

18

Manulang, Sendjun H., Op. Cit., hal. 2.

19

Hakim, Abdul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 7.

20

Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing.

21

Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.


(19)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 7 Tahun 2006 Tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang;

6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 2 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing;

8. Konvensi ILO No. 19 Mengenai Perlakuan Yang Sama Bagi Pekerja Nasional dan Asing dalam Hal Tunjangan Kecelakaan Kerja;

9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 42 (mengenai penggunaan tenaga kerja asing), Pasal 48 (mengenai pemulangan tenaga kerja asing).

F. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Perundang-undangan

Metode penulisan skripsi ini dilakukan dengan pendekatan data secara studi kepustakaan untuk mengambil bahan-bahan hukum primer, yaitu berupa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal; Konvensi ILO Nomor 19 Mengenai Perlakuan Yang Sama


(20)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Bagi Pekerja Nasional Dan Asing Dalam Hal Tunjangan Kecelakaan Kerja; Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja; Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Sementara itu untuk melengkapi bahan hukum primer, dilakukan juga pengumpulan data atas bahan sekunder, yaitu berupa Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 7 Tahun 2006 Tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 15 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 7 Tahun 2006 Tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1974 Tentang Pembatasan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; Kep. Menakertrans No. KEP. 228/MEN/2003 Tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing; Kep. Menakertrans No. KEP. 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing; Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 57 Tahun 2004 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing; Peraturan


(21)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan; Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004 Tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing; Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2. Sumber Data

Dalam tulisan ini digunakan 2 jenis data. Pertama, data primer dan kedua, data sekunder. Untuk data primer diambil dari kantor PT. Tolan Tiga Indonesia. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan mempersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara. Wawancara dilakukan kepada Bapak Dewadas (Personalia yang menangani Tenaga Kerja Asing pada PT. Tolan Tiga Indonesia).

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis agar memberikan kemudahan bagi pembacanya dalam memahami makna dan dapat pula memperoleh manfaatnya. Keseluruhan sistematika ini merupakan satu kesatuan yang sangat berhubungan antara satu dengan yang lain dan terbagi dalam lima bab, yaitu :

BAB I, Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang ditulisnya karya ilmiah berupa skripsi ini, permasalahannya, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II, Tinjauan hukum tentang perlindungan tenaga kerja asing (TKA), yaitu berisi tentang pengertian tenaga kerja asing (TKA) dipandang dari berbagai macam peraturan perundang-undangan, alasan-alasan mengapa tenaga kerja asing (TKA) dibutuhkan di Indonesia, larangan-larangan dan pengecualian dalam mempekerjakan tenaga kerja asing


(22)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

(TKA) ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta syarat-syarat dan prosedur perizinan penempatan tenaga kerja asing (TKA).

BAB III, Prosedur perlindungan hukum terhadap tenaga kerja asing (TKA) menurut Undang-Undang dan KEP. MENAKERTRANS, yaitu berisi tentang prosedur perlindungan hukum terhadap tenaga kerja asing (TKA) menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, prosedur pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 228/MEN/2003, prosedur memperoleh izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 20/MEN/III/2004, prosedur pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga Kerja asing (TKA) menurut Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004 dan prosedur perjanjian kerja dalam mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) oleh PT. Tolan Tiga Indonesia menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 228/MEN/2003.

BAB IV, Kendala-kendala yang dihadapi dalam perlindungan hukum terhadap tenaga kerja asing (TKA), yaitu berisi tentang sejarah berdirinya PT. Tolan Tiga Indonesia, kendala-kendala prosedur perizinan penempatan tenaga kerja asing (TKA) di Sumatera Utara, kendala-kendala program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia dan kendala-kendala yang dihadapi PT. Tolan Tiga Indonesia dalam mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA).

BAB V, Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, yang juga merupakan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan pada penulisan ini dan saran-saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna di dalam praktek.


(23)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

BAB II

TINJAUAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA)

A. Pengertian Tenaga Kerja Asing

Orang asing di Indonesia dibedakan ke dalam 2 (dua) golongan, yaitu :

1. Orang asing pendatang ialah : mereka yang mendapat izin masuk (admission) dengan memperoleh hak untuk tinggal di Indonesia dalam waktu tertentu yang dikenal dengan tenaga asing pemegang visa;

2. Orang asing penetap ialah : mereka yang diperbolehkan tinggal tetap di Indonesia dan diwajibkan memperoleh izin menetap dengan memperoleh Surat Keterangan Kependudukan (SKK), yang dikenal dengan tenaga asing atau tenaga asing domestik.22

1. Pekerjaan yang dilakukan orang asing yang mempunyai hubungan kerja dengan majikan/pengusaha atau dengan kata lain tenaga asing yang dipekerjakan oleh orang lain atau pengusaha;

Berkaitan dengan perbedaan diatas, maka pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

2. Pekerjaan bebas atau mandiri dan majikan/pengusaha yang berusaha sendiri. 23

22

Dirjen BINAPENTA, Loc. Cit., hal. 1.

23

Dirjen BINAPENTA, Loc. Cit., hal. 2.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pada pasal 1 butir (13), menyebutkan bahwa “Tenaga Kerja Asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia”, dalam hal ini berarti setiap warga negara asing tanpa terkecuali baik pria maupun wanita yang memperoleh izin untuk tinggal dan bekerja di wilayah Indonesia.


(24)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing, menyebutkan bahwa “Tenaga Kerja Asing adalah tiap orang yang bukan warga negara Indonesia yang melakukan tiap pekerjaan yang dilakukan di bawah perintah orang lain di Indonesia dengan menerima upah atau pun tidak, atau yang melakukan tiap pekerjaan di Indonesia yang dijalankan atas dasar borongan dalam suatu perusahaan, baik oleh orang yang menjalankan pekerjaan itu sendiri maupun oleh orang yang membantunya”. 24

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Indonesia No. 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang selanjutnya disingkat TKWNAP adalah tenaga kerja asing pemegang visa yang akan dipekerjakan di wilayah Republik Indonesia”. 25

Ir. Rr. Retno Dewi Broto HS. (Kasubid. Penempatan Tenaga Kerja, Pusdatinaker, Balitfo), menyatakan bahwa “Tenaga Kerja Asing adalah tenaga kerja bukan warga negara Indonesia yang mendapat izin masuk dengan memperoleh hak untuk tinggal dan bekerja di Indonesia dalam waktu tertentu”. 26

Menurut Budiono, pengertian “Tenaga Kerja Asing adalah tiap orang bukan warga negara Indonesia yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. 27

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Tenaga Kerja Warga

24

Pasal 1 ayat (a) dan (b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing.

25

Pasal 1 ayat (a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

26

Ir. Rr. Retno Dewi Broto HS., Data dan Analisis Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia,

27

Budiono, Abdul Rachmad, SH.MH., Hukum Perburuhan di Indonesia, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan Pertama, 1995, hal. 259.


(25)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Negara Asing Pendatang selanjutnya disingkat dengan TKWNAP adalah warga negara asing yang memiliki Visa Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap untuk maksud bekerja di dalam wilayah Republik Indonesia”. 28

ANTARA TAHUN 2001 – TAHUN 2003

Adapun data-data tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia menurut lokasi kerja dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel-tabel dibawah ini.

TABEL 1

TENAGA KERJA ASING (TKA) MENURUT LOKASI KERJA

29

No. Lokasi Kerja Tahun 2001

Jumlah TKA

Tahun 2002 Jumlah TKA

Tahun 2003 Jumlah TKA

1. D.I. Aceh 52 17 122

2. SUMATERA UTARA 266 217 491

3. Sumatera Barat 27 29 93

4. Riau 498 435 863

5. Jambi 42 11 179

6. Sumatera Selatan 68 77 172

7. Bangka Belitung 2 3 7

8. Bengkulu 23 5 12

9. Lampung 24 24 99

10. Banten 362 938 646

11. DKI Jakarta 16.751 17.035 11.086 12. Jawa Barat 2.199 2.713 1.772 13. Jawa Tengah 295 408 302 14. D.I. Yogyakarta 91 66 56 15. Jawa Timur 892 1.112 705

16. Bali 701 729 407

17. Nusa Tenggara Barat 202 245 77 18. Nusa Tenggara Timur 91 103 73 19. Kalimantan Barat 82 70 65 20. Kalimantan Tengah 34 34 34 21. Kalimantan Selatan 34 27 46 22. Kalimantan Timur 315 561 276 23. Sulawesi Utara 313 102 26 24. Sulawesi Tengah 24 32 22 25. Sulawesi Selatan 95 89 56 26. Sulawesi Tenggara 32 15 5

27. Gorontalo 0 2 5

28. Maluku 229 214 46

29. Maluku Utara 2 1 3

30. Irian Jaya 460 399 284

31. Laut Jawa dan Lepas Pantai - - 32

28

Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

29

Ir. Rr. Retno Dewi Broto HS., Data dan Analisis Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia,


(26)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Jumlah 24.206 25.713 18.062

Dari tabel 1 diatas, diketahui bahwa tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja diberbagai perusahaan yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, pada tahun 2001 yang terbanyak terdapat pada propinsi DKI Jakarta dengan jumlah 16.751 orang tenaga kerja asing (TKA), pada peringkat 2 (dua) adalah propinsi Jawa Barat dengan jumlah 2.199 orang tenaga kerja asing (TKA), sedangkan propinsi Sumatera Utara berada pada peringkat 11 (sebelas) dari total 30 propinsi di Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) dengan jumlah 266 orang tenaga kerja asing (TKA).

Pada tahun 2002, propinsi di Indonesia yang terbanyak mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA), yang berada pada peringkat 1 (pertama) adalah tetap propinsi DKI Jakarta dengan jumlah 17.035 orang tenaga kerja asing (TKA), pada peringkat 2 (dua) adalah tetap propinsi Jawa Barat dengan jumlah 2.713 orang tenaga kerja asing (TKA), sedangkan propinsi Sumatera Utara tetap berada pada peringkat 11 (sebelas) dari total 30 propinsi di Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) dengan jumlah 217 orang tenaga kerja asing (TKA).

Pada tahun 2003, propinsi di Indonesia yang terbanyak mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA), yang berada pada peringkat 1 (pertama) adalah tetap propinsi DKI Jakarta dengan jumlah 11.086 orang tenaga kerja asing (TKA), pada peringkat 2 (dua) adalah tetap propinsi Jawa Barat dengan jumlah 1.772 orang tenaga kerja asing (TKA), sedangkan propinsi Sumatera Utara berada pada peringkat 6 (enam) dari total 30 propinsi di Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) dengan jumlah 491 orang tenaga kerja asing (TKA).


(27)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

TABEL 2

TENAGA KERJA ASING (TKA) MENURUT LOKASI KERJA ANTARA BULAN JANUARI – NOVEMBER 2004 30

LOKASI KERJA BULAN

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop

D.I. Aceh 118 156 153 165 162 159 281 210 207 207 155

SUMATERA UTARA 513 589 541 652 656 692 777 781 734 738 681

Sumatera Barat 86 97 99 93 93 92 114 94 78 89 90 Riau 874 925 992 989 1.037 1.082 1.113 1.161 1.232 1.344 1.008 Jambi 153 221 239 329 321 307 315 307 333 328 306 Sumatera Selatan 169 188 206 229 278 278 287 250 268 317 279 Bangka Belitung 6 7 5 3 5 5 5 12 11 26 72 Bengkulu 11 9 15 16 13 16 15 16 12 22 19 Lampung 102 103 109 119 113 107 109 105 103 108 142 Banten 613 615 582 517 615 637 614 598 563 639 592 DKI Jakarta 11.459 10.949 10.851 10.565 10.421 10.903 11.452 11.079 10.976 11.609 11.417 Jawa Barat 1.336 1.726 2.005 2.037 2.117 2.077 2.229 2.104 2.119 2.203 2.144 Jawa Tengah 347 332 339 362 359 316 355 285 372 402 493 D.I. Yogyakarta 63 55 75 69 71 67 78 61 78 71 52 Jawa Timur 680 698 718 778 861 820 857 762 986 959 764 Bali 379 394 404 416 422 426 442 455 432 434 415 N T B 56 61 73 72 65 71 70 75 75 67 63 N T T 63 61 71 62 63 76 70 62 55 68 60 Kalimantan Barat 61 70 54 55 60 82 78 76 82 89 79 Kalimantan Tengah 37 43 30 28 23 26 29 28 28 33 61 Kalimantan Selatan 28 40 35 37 38 35 36 31 43 43 33 Kalimantan Timur 200 276 361 305 339 288 321 375 312 392 381 Sulawesi Utara 27 26 30 29 27 20 26 20 17 27 19 Gorontalo 4 4 4 4 2 2 2 1 4 5 3 Sulawesi Tengah 28 39 32 34 32 31 24 27 27 23 13 Sulawesi Selatan 45 41 55 48 49 54 48 47 45 46 58 Sulawesi Tenggara 1 2 6 4 6 3 3 6 6 9 5 Maluku 35 35 34 56 53 52 47 43 60 49 49 Maluku Utara 5 5 11 7 8 7 6 6 5 6 11 Irian Jaya 263 260 275 253 246 260 253 241 235 231 305 Laut Jawa 22 26 18 12 29 23 57 32 50 61 59 Laut Cina Selatan 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 Lepas Pantai 12 16 11 14 12 12 16 13 17 19 12 Lainnya 80 90 86 109 114 129 200 204 185 194 165

Jumlah 17.878 18.160 18.520 18.468 18.710 19.155 20.329 19.567 19.750 20.858 20.008

Dari tabel 2 diatas, diketahui bahwa tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja diberbagai perusahaan yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, antara bulan Januari

30


(28)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

sampai dengan November tahun 2004, yang terbanyak terdapat pada propinsi DKI Jakarta dengan jumlah 11.417 orang tenaga kerja asing (data akhir bulan November tahun 2004), pada peringkat 2 (dua) adalah propinsi Jawa Barat dengan jumlah 2.144 orang tenaga kerja asing (data akhir bulan November tahun 2004), sedangkan propinsi Sumatera Utara berada pada peringkat 5 (lima) dari total 30 propinsi di Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) dengan jumlah 681 orang tenaga kerja asing (data akhir bulan November tahun 2004).

TABEL 3

TENAGA KERJA ASING (TKA) MENURUT LOKASI KERJA ANTARA TAHUN 2005 – 2006 31

No. Lokasi Kerja Tahun 2005

Jumlah TKA

Tahun 2006 Jumlah TKA

1. D.I. Aceh 393 815

2. SUMATERA UTARA 2.032 2.619

3. Sumatera Barat 143 283

4. Riau 4.052 6.213

5. Jambi 657 455

6. Sumatera Selatan 748 899 7. Bangka Belitung 192 111

8. Bengkulu 50 86

9. Lampung 289 597

10. Banten 2.366 2.385

11. DKI Jakarta 26.510 31.434 12. Jawa Barat 4.708 5.572

13. Jawa Tengah 830 941

14. D.I. Yogyakarta 155 146 15. Jawa Timur 2.310 2.348

16. Bali 1.056 1.512

17. Nusa Tenggara Barat 152 307 18. Nusa Tenggara Timur 116 157 19. Kalimantan Barat 199 268 20. Kalimantan Tengah 108 225 21. Kalimantan Selatan 112 143 22. Kalimantan Timur 1.597 1.415 23. Sulawesi Utara 160 114

24. Sulawesi Tengah 32 37

25. Sulawesi Selatan 232 216 26. Sulawesi Tenggara 40 32

27. Gorontalo 4 5

28. Maluku 142 161

29. Maluku Utara 25 24

30. Irian Jaya 734 403

31. Laut Jawa dan Lepas Pantai 759 -

Jumlah 50.903 59.923

31


(29)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Dari tabel 3 diatas, diketahui bahwa tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja diberbagai perusahaan yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, pada tahun 2005 yang terbanyak terdapat pada propinsi DKI Jakarta dengan jumlah 26.510 orang tenaga kerja asing (TKA), pada peringkat 2 (dua) adalah propinsi Jawa Barat dengan jumlah 4.708 orang tenaga kerja asing (TKA), sedangkan propinsi Sumatera Utara berada pada peringkat 6 (enam) dari total 30 propinsi di Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) dengan jumlah 2.032 orang tenaga kerja asing (TKA).

Pada tahun 2006, propinsi di Indonesia yang terbanyak mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA), yang berada pada peringkat 1 (pertama) adalah tetap propinsi DKI Jakarta dengan jumlah 31.434 orang tenaga kerja asing (TKA), pada peringkat 2 (dua) adalah propinsi Riau dengan jumlah 6.213 orang tenaga kerja asing (TKA), sedangkan propinsi Sumatera Utara berada pada peringkat 4 (empat) dari total 30 propinsi di Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) dengan jumlah 2.619 orang tenaga kerja asing (TKA).

Berdasarkan data-data tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia menurut lokasi kerja dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 sebagaimana tercantum dalam tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 dapat diketahui, bahwa untuk propinsi Sumatera Utara perkembangan tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001, perkembangan tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di propinsi Sumatera Utara ada sebanyak 266 orang tenaga kerja asing (TKA), pada tahun 2002 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di propinsi Sumatera Utara sebanyak 217 orang tenaga kerja asing (TKA), pada tahun 2003 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di propinsi Sumatera Utara sebanyak 491 orang tenaga kerja asing (TKA), pada bulan Januari sampai dengan November tahun 2004 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di


(30)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

propinsi Sumatera Utara sebanyak 681 orang tenaga kerja asing (data akhir bulan November tahun 2004), pada tahun 2005 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di propinsi Sumatera Utara terdapat sebanyak 2.032 orang tenaga kerja asing (TKA) dan pada tahun 2006 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di propinsi Sumatera Utara terdapat sebanyak 2.619 orang tenaga kerja asing (TKA)

Semakin meningkatnya perkembangan tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di propinsi Sumatera Utara tidak terlepas dari meningkatnya penanaman modal asing di propinsi Sumatera Utara. Menurut Nurlisa Ginting (Wakil Kepala Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara), walaupun pada saat ini propinsi Sumatera Utara sedang mengalami krisis energi, penanaman modal asing di Sumatera Utara terus meningkat dalam tiga tahun terakhir ini. Salah satu faktor pendukung meningkatnya penanaman modal asing di Sumatera Utara adalah tersedianya bahan baku dalam jumlah besar di daerah Sumatera Utara. “Mereka (pelaku industri) datang ke Sumatera Utara karena propinsi Sumatera Utara memiliki banyak sumber bahan baku, terutama kelapa sawit, kakao, dan karet. Mereka sudah tahu kalau di Sumatera Utara sedang krisis energi. Karena itu, rata-rata yang datang pada saat krisis energi membangun sumber energi sendiri berupa pembangkit listrik berskala kecil”. 32

Berdasarkan data yang dimiliki Nurlisa Ginting (Wakil Kepala Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara), perkembangan persetujuan nilai investasi penanaman

Persoalan krisis energi di propinsi Sumatera Utara, menurut Nurlisa Ginting (Wakil Kepala Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara), memang belum teratasi hingga sekarang. Hanya saja, keinginan investor, terutama investor asing, menanamkan modalnya di Sumatera Utara jauh lebih besar daripada membatalkan niat mereka akibat krisis energi.

32

Nurlisa Ginting (Wakil Kepala Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara), Perkembangan


(31)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

modal asing (PMA) di propinsi Sumatera Utara pada tahun 2003 sebesar 142,48 juta dollar Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2004 sebesar 149,18 juta dollar Amerika Serikat (AS) dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 207,61 juta dollar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, berdasarkan realisasi investasi PMA di propinsi Sumatera Utara mulai tahun 1968 sampai Maret 2006, Jepang masih menduduki peringkat pertama dengan nilai investasi 2,1 miliar dollar AS. Empat negara berikutnya diduduki Luksemburg (610,3 juta dollar AS), Inggris (259 juta dollar AS), Singapura (250,16 juta dollar AS) dan Malaysia (120,09 juta dollar AS). 33

B. Alasan-alasan Mengapa Tenaga Kerja Asing (TKA) dibutuhkan di Indonesia Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Amanat tersebut, antara lain telah dijabarkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan merupakan amanat konstitusi yang mendasari pembentukan seluruh peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian.

Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing. 34

Dalam hal ini adalah penanaman modal asing di Indonesia yang dilakukan oleh perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang

33

Ibid

34


(32)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang bekerja sama dengan penanam modal dalam negeri.

Dalam rangka untuk menarik investasi dari luar negeri, tanpa mengurangi prinsip kebijaksanaan penempatan Tenaga Kerja Asing, maka perlu diciptakan iklim investasi yang sejuk di Indonesia, yaitu dengan cara :

1. Indonesia perlu menciptakan iklim politik yang stabil dan kondusif bagi pembangunan ekonomi yang memiliki wawasan global, baik dari segi pemasaran maupun pemilikan modal. Iklim politik ini perlu memiliki wawasan ke masa depan yang jelas, memberikan kepastian dan stabilitas yang dapat menjadi lahan yang subur bagi tumbuhnya kepercayaan para penanam modal asing.

2. Para penanam modal perlu mendapat keyakinan bahwa semua sistem pendukung yang diperlukan untuk melancarkan produksi tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan mutu yang tinggi.

3. Para pemilik modal akan menanamkan modalnya di Indonesia hanya bila mereka yakin bahwa kebijaksanaan Pemerintah memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan secara ekonomis dan finansial.

4. Kesadaran kita untuk menjadi bagian integral dari jaringan global dalam bidang ekonomi dan perdagangan dengan sendirinya akan menyebabkan kita lebih banyak bersentuhan dengan sistem sosial budaya bangsa lain. Menghadapi kenyataan ini, maka di Indonesia perlu dikembangkan sikap toleran yang tinggi tetapi sekaligus juga bersifat selektif di dalam melakukan proses akulturasi.

5. Kini kita telah memasuki era industrialisasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya teknologi produksi. Namun perlu disadari bahwa teknologi canggih pada dasarnya membuka prospek dan wawasan baru termasuk penciptaan


(33)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

lapangan kerja baru. Memang harus benar-benar diperhatikan supaya pemilihan suatu teknologi produksi dapat memberikan keunggulan dalam penghematan biaya dan keunggulan mutu, sehingga produk dan jasa yang dihasilkan dapat bersaing di pasar global. Bila keunggulan ini dapat dicapai maka suatu industri dapat mendorong tumbuhnya industri baru sehingga mampu menciptakan peluang kerja yang lebih besar lagi. 35

Adapun dualisme ketenagakerjaan di Indonesia biasanya ditandai dengan dua masalah dasar, yaitu :

1. Terjadinya kelebihan tenaga kerja kasar atau pun tenaga kerja non ahli yang tingkat pendidikannya rendah.

2. Sedikit atau terbatasnya persediaan atau permintaan tenaga ahli.

Biasanya untuk posisi yang demikian selalu diduduki oleh pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Implikasinya adalah banyak tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia (impor tenaga kerja). 36

1. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional pada bidang-bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia;

Adapun tujuan penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia adalah sebagai berikut :

2. Untuk mempercepat proses pembangunan nasional dengan jalan mempercepat proses alih teknologi atau alih ilmu pengetahuan, terutama di bidang Industri;

3. Untuk memberikan perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja di Indonesia;

4. Untuk peningkatan investasi asing sebagai penunjang modal pembangunan di Indonesia. 37

35

Abdul Latief, Drs., Sumber Daya Manusia dan Legal Aspek Tenaga Kerja Asing,

36


(34)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Sampai saat ini dan mungkin juga untuk beberapa waktu yang akan datang, penggunaan tenaga kerja warga negara asing di Indonesia sulit untuk dihindarkan atau dicegah, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Adanya tenaga kerja warga negara asing pendatang dimungkinkan karena ada kaitannya dengan penanaman modal dan masuknya barang-barang modal dari luar yang masih dibutuhkan sebagai pelengkap dalam rangka pembangunan nasional serta penguasaan dan alih teknologi yang merupakan proses berlanjut dan berkesinambungan.

2. Proses “Peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja masih memerlukan persiapan dan waktu dalam upaya tersedianya cukup jumlah tenaga kerja yang ahli dan terampil untuk menggantikan tenaga kerja warga negara asing.

3. Kurang cukup tersedianya tenaga kerja Indonesia yang memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan yang tersedia.

4. Pemakaian mesin-mesin yang bersifat canggih yang mengandung resiko yang tinggi, sehingga bila tidak ditangani oleh mereka yang ahli dapat mengakibatkan kerugian yang besar, berupa kehilangan baik yang bersifat materi maupun non materi.

5. Semakin luas dan berkembang berbagai usaha yang membutuhkan tenaga kerja warga negara asing. 38

Namun demikian, kehadiran tenaga kerja asing harus sesuai dengan prinsip kebijaksanaan penggunaan tenaga kerja asing, yaitu : membawa dampak terjadinya lapangan usaha, lapangan kerja, alih keterampilan dan teknologi, dan peningkatan ekspor khususnya ekspor non-migas. Hal ini berarti bahwa kehadiran Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, harus membawa dampak secara langsung terhadap :

37

Budiono, Abdul Rachmad, SH.MH., Op. Cit., hal. 265.

38


(35)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

1. Terjadinya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan terhadap pasar kerja dalam negeri;

2. Perluasan lapangan usaha yang mengantisipasi alih keterampilan dan teknologi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka sangat diperlukan pemahaman yang mendasar akan Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pendatang, agar kehadiran mereka tidak menjadi bumerang bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pada akhirnya dapat merugikan kepentingan nasional, dengan tetap memperhatikan berbagai prasyarat dan kriteria investasi internasional dalam era globalisasi yang serba kompetitif. 39

1. Tenaga Kerja Asing yang membawa modal (sebagai investor);

Pada prinsipnya, filosofi penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia adalah mereka yang dibutuhkan dalam 2 (dua) hal sebagai berikut, yaitu :

2. Tenaga Kerja Asing yang membawa skill dalam rangka transfer teknologi atau pun keterampilan.

Selain karena kedua alasan tersebut diatas, pada hakekatnya tidak diperkenankan menggunakan Tenaga Kerja Asing dan harus mengutamakan penggunaan tenaga kerja Indonesia. 40

Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Setiap pengguna Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) wajib mengutamakan penggunaan tenaga kerja Indonesia di semua bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia”. 41

39

Abdul Latief, Drs., Sumber Daya Manusia dan Legal Aspek Tenaga Kerja Asing,

40

Umar Kasim, Perbandingan Pengaturan Mengenai Tenaga Kerja Asing (TKA) yang Menduduki

Jabatan Anggota Direksi atau Komisaris 41

Pasal 2 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.


(36)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

C. Larangan-larangan dan Pengecualian dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pada era globalisasi seperti saat sekarang ini, rasanya sulit untuk membendung laju perkembangan suatu negara untuk masuk ke dalam negara yang lain, termasuk dalam hal tenaga kerja.

Demikian halnya bagi negara Indonesia, dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dalam pasal 10, menyatakan bahwa “Perusahaan-perusahaan modal asing wajib memenuhi kebutuhan akan tenaga kerjanya dengan warga negara Indonesia, kecuali dalam hal-hal yang tersebut dalam pasal 11”. 42

Pasal 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, menyatakan bahwa “Perusahaan-perusahaan modal asing diizinkan mendatangkan atau menggunakan tenaga-tenaga pimpinan dan tenaga-tenaga ahli warga negara asing bagi jabatan-jabatan yang belum dapat diisi dengan tenaga kerja warga negara Indonesia”.

43

Sedangkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri pada prinsipnya sama dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Hal ini dinyatakan dalam pasal 19, yaitu bahwa “Perusahaan-perusahaan, baik nasional maupun asing, wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila jabatan-jabatan yang diperlukan belum dapat diisi dengan bangsa Indonesia, dalam hal mana dapat digunakan tenaga ahli warga negara asing satu dan lain menurut ketentuan pemerintah”. 44

42

Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.

43

Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.

44

Pasal 19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.


(37)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Dari hal tersebut diatas, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga kerja Indonesia yang profesional yang siap bersaing dengan tenaga-tenaga ahli warga negara asing. Untuk itu diperlukan persiapan tenaga kerja Indonesia, yang meliputi : pendidikan dan pengadaan pelatihan kerja, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun bekerja sama dengan pihak swasta. Dimana kepada calon tenaga kerja Indonesia atau tenaga kerja Indonesia yang mengikuti pendidikan dan pelatihan akan diberikan sertifikat berdasarkan standard kualifikasi keterampilan yang ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja, yang berarti bahwa pekerja tersebut benar-benar profesional di bidangnya. 45

1. Pasal 42 ayat (2), menyatakan bahwa “Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja asing”.

Adapun beberapa larangan-larangan dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, adalah sebagai berikut :

2. Pasal 46 ayat (1), menyatakan bahwa “Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu”.

Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Khusus untuk jabatan Direktur yang membidangi Personalia, perusahaan wajib menggunakan tenaga kerja Indonesia”. 46

45

Agus Susdamajanto, Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Menurut Hukum Indonesia,

Selain larangan-larangan diatas, ada beberapa pengecualian dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ditinjau dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut :

46

Pasal 5 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.


(38)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

1. Pasal 42 ayat (3), menyatakan bahwa “Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak berlaku bagi perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler”.

2. Pasal 43 ayat (3), menyatakan bahwa “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yaitu : pemberi kerja yang menggunakan tenaga kerja asing harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) yang disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk, tidak berlaku bagi instansi pemerintah, badan-badan internasional dan perwakilan negara asing”.

Yang dimaksud dengan badan internasional dalam ayat ini adalah badan-badan internasional yang tidak mencari keuntungan seperti lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), antara lain : ILO, WHO, atau UNICEF. 47

3. Pasal 45 ayat (2), menyatakan bahwa “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yaitu : menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing, tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi dan/atau komisaris”.

4. Pasal 47 ayat (2), menyatakan bahwa “Kewajiban membayar kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi instansi pemerintah, perwakilan negara asing, badan-badan internasional, lembaga sosial, lembaga keagamaan dan jabatan-jabatan tertentu di lembaga pendidikan”.

Kewajiban membayar kompensasi dimaksudkan dalam rangka menunjang upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. 48

47

Penjelasan atas pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.


(39)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan, menyatakan :

1. Setiap pengguna Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) wajib membayar Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan (DPKK);

2. DPKK sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebesar US $ 100 (Seratus Dollar Amerika) per bulan untuk setiap TKWNAP.

3. Pembayaran DPKK sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 dilakukan oleh Pengguna TKWNAP kepada Bank Rakyat Indonesia di seluruh Indonesia atas nama rekening DPKK;

4. Bank Rakyat Indonesia menerbitkan tanda bukti penerimaan DPKK yang dibuat dalam rangkap 3 (tiga) masing-masing untuk :

a. Pengguna TKWNAP;

b. Penerbit Izin Kerja Tenaga Kerja Asing (IKTA); c. Departemen Tenaga Kerja Pusat.

5. Bukti pembayaran DPKK merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan IKTA (Izin Kerja Tenaga Kerja Asing). 49

DPKK sebagaimana dimaksud diatas, dikecualikan terhadap :

a. TKWNAP sebagai rohaniawan yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Agama;

b. TKWNAP sebagai tenaga ahli dalam rangka kerja sama dan bantuan program atau proyek dari luar negeri kepada Pemerintah republik Indonesia dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Sekretaris Kabinet Republik Indonesia;

48

Penjelasan atas pasal 47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

49

Pasal 1 dan 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan.


(40)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

c. TKWNAP sebagai pekerja sosial yang telah memperoleh persetujuan dari pimpinan instansi dan/atau lembaga terkait;

d. TKWNAP yang melakukan pekerjaan yang bersifat mendesak atas persetujuan Menteri Tenaga Kerja berdasarkan pertimbangan dari Menteri teknis terkait;

e. TKWNAP bagi tenaga pengajar dan instruktur asing setelah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan/atau lembaga terkait. 50

D. Syarat-syarat dan Prosedur Perizinan Penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa “Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk”. 51

Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing, menyatakan bahwa “Majikan dilarang mempekerjakan orang asing tanpa izin dari Menteri”. 52

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, selanjutnya disingkat IKTA adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja Dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing dapat disimpulkan, bahwa sebelum tenaga kerja asing melakukan pekerjaan maka terlebih dahulu harus mendapatkan izin kerja.

50

Pasal 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1998 Tentang Penyempurnaan Pasal 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan.

51

Pasal 42 Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

52

Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing.


(41)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

atau Pejabat ditunjuk kepada Pemohon untuk mempekerjakan TKWNAP di Indonesia dengan menerima upah atau tidak selama waktu tertentu dan pada jabatan tertentu.” 53

1. Izin Kerja Tenaga Asing – Baru

Menurut Drs. H.S. Syarif, ada 2 (dua) macam izin kerja, yaitu : 1. Izin mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing.

2. Izin melakukan pekerjaan bebas.

Dalam hal ini, menurut jenisnya ada 3 (tiga) izin kerja tenaga kerja asing, yaitu :

Yaitu : Izin yang diberikan untuk mempekerjakan tenaga kerja asing untuk pertama kali.

2. Izin Kerja Tenaga Asing – Perpanjangan

Yaitu : Izin yang diberikan untuk memperpanjang masa berlaku izin untuk bekerja. 3. Izin Kerja Tenaga Asing – Pindah Jabatan

Yaitu : Izin yang diberikan untuk memindahkan jabatan tenaga kerja asing dari jabatan lama ke jabatan yang baru. 54

1. Dalam mengambil keputusan untuk memberi izin atau tidak, Menteri atau Pejabat yang ditunjuk berhak minta bantuan dari kalangan buruh dan majikan atau orang-orang yang dipandangnya perlu;

Dalam memberikan izin penggunaan tenaga kerja warga negara asing, Menteri atau Pejabat yang ditunjuk memerlukan pertimbangan-pertimbangan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing, menyatakan :

2. Izin diberikan dengan memperhatikan keadaan dan perkembangan pasar kerja serta aspirasi nasional untuk menduduki tempat-tempat yang penting dalam segala

53

Pasal 1 (b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

54


(1)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. NOMOR : PER. 02/MEN/XII/2004

TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING

M EN TERI TEN AGA KERJA D AN TRAN SM I GRASI REPUBLI K I N D ON ESI A,

Menimbang : a. bahwa program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bertujuan untuk memberikan perlindungan

bagi tenaga kerja beserta keluarganya;

b. bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

mengamanatkan pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja diberlakukan kepada setiap tenaga kerja yang bekerja di Indonesia;

c. bahwa sebagian tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia telah mendapatkan

perlindungan melalui berbagai program asuransi jaminan sosial tenaga kerja di negara asalnya;

d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c

maka perlu diatur Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Asing dengan Peraturan Menteri ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang

Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1951 Nomor 4);

2. Undang-undang nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468;

3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1993 nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3520);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu;

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor PER 05/MEN/1993 tentang

Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor PER-01/MEN/1998 tentang

Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING.

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud :

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerjajdalam bentuk santunan

berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

2. Pengusaha adalah :

a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan

milik sendiri;

b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri


(2)

c. orang peserorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Pasal 2

Pengusaha yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang telah memiliki perlindungan melalui

program jaminan sosial tenaga kerja di negara asalnya yang sejenis dengan program jamian sosial tenaga kerja sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam program jamian sosial tenaga kerja di Indonesia.

Pasal 3

Keikutsertaan Tenaga Kerja Asing pada progam jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 harus dibuktikan dengan polis asuransi asli.

Pasal 4

Persyaratan dan tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja sesuai peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5

Dengan ditetapkan Peraturan Menteri ini maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor 67/MEN/ IV/2004 tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarata pada tanggal 31 Desember 2004

MENTERI

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

FAHMI IDRIS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA


(3)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. TENTANG

PENYEDERHANAAN PROSEDUR MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA)

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif , perlu penyederhanaan prosedur memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dengan Peraturan Menteri:

Mengingat : 1. Undang -undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang berlakunya Undang-undang

Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4);

2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 3201);

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1977 tentang Penerimaan Negara Bukan

Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2000 tentang Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 181, Tambahan Lemabran Negara Republik Indonesia Nomor 4009);

6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket

Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi;

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor KEP-228/MEN/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing;

8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor KEP-20/MEN/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing:

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYEDERHANAAN PROSEDUR MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA).


(4)

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut TKA adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud belanja di wilayah Indonesia.

2. Tenaga Keja Indonesia Pendamping yang selanjutnya disebut TKI Pendamping adalah Tenaga Kerja Indonesia yang ditunjuk dan dipersiapkan sebagai pendamping dan aau calom pengganti TKA.

3. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut disebut Pemberi Kerja TKA adalah Pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang

mempekerjakan TKA dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 4. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut RPTKA adalah

rencana pengguna TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 5. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut IMTA adalah

izin tertulis yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja TKA.

6. Kompensasi adalah dana yang harus dibayar oleh pemberi kerja TKA kepada negara atas pengguna Tenaga Kerja Asing.

7. Direktur adalah Direktur Pengguna Tenaga Kerja Asing, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan

Tenaga Kerja Dalam Negeri, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 8. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB II

PROSEDUR MEMPEROLEH

IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA) Pasal 2

1. Pemberi kerja TKA yang mengurus IMTA, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kepada Direktur untuk mendapatkan rekomendasi visa (TA.01) dengan melampirkan:

a. copy surat keputusan pengesahan RPTKA; b. copy pasport TKA yang akan dipekerjakan; c. daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan;

d. copy ijasah dan/atau keterangan pengalaman kerja TKA yang akan dipekerjakan; e. copy surat penunjukan tenaga kerja pendamping.


(5)

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Direktur Lalulintas Keimigrasian (Lantaskim), Direktorat Jenderal Imigrasi dalam

waktu selambat-lambatnya pada hari berikutnya.

3. Rekomendasi visa (TA-01) sebagaimana dimaksud ayat (2) berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) bulan sejak tanggal diterbitkan.

Pasal 3

1. Dalam hal Ditjen Imigrasi telah mengabulkan permohonan visa untuk dapat bekerja atas nama TKA yang bersangkutan dan menerbitkan surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa, maka pemberi kerja mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan ;

a. copy draft perjanjian kerja;

b. bukti pembayaran dana kompensasi pengguna TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri;

c. photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar d. meterai Rp. 6000,-

2. Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah dipenuhi, maka Direktur menerbitkan IMTA selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja.

BAB III PERPANJANGAN

IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING Pasal 4

1 Dalam hal pemberi kerja akan memeperpanjang IMTA, pemberi kerja mengajukan permohonan perpanjangan kepada Direktur dan/atau Gubernur.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir.

3. Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan mengisi formulir perpanjangan IMTA yang dilampiri dengan:

a. IMTA;

b. bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA pada Bank yang ditunjuk oleh Menteri;

c. laporan realisasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan kepada TKI pendamping;

d. copy surat keputusan RPTKA yang masih berlaku; e. photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar;

4. Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) telah lengkap, maka direktur dan /atau Gubernur menerbitkan IMTA selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja. 5. IMTA perpanjangan sebagaimana dimaksud ayat (4) digunakan sebagai dasar untuk

memperpanjang KITTAS.


(6)

KETENTUAN PENUTUP Pasal 5

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 20/MEN/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 6

Peraturan Menteri ini berlaku 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Maret 2006

MENTERI

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA