c. Membuat rencana kerja pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing pendatang
d. Mengadkan koordinasi dengan instansi-instansi terkait dengan keberadaan Tenaga Kerja Asing
e. Melakukan penyidikan terhadap perusahaan penggunaan TKWNAP yang melanggar peraturan tentang penempatan Tenaga
Kerja Asing
91
C. Sanksi bagi Pengusaha yang Melanggar Izin Penggunaan Tenaga
Kerja Asing
Prosedur perizinan dalam penggunaan TKA di Indonesia sebaiknya dijalankan sesuai dengan peraturan dan Per-07MENIII2006 yaitu sebagai
berikut : 1. Pembuatan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing
RPTKA,pengajuan RPTKA ke badan pelaksanaan dan persetujuan terhadap RPTKA yang diajukan ke DEPNAKER, keluarnya VITAS dari
Keimigrasian setelah RPTKA disetujui oleh DEPNAKER. 2. Permohonan Visa,untuk visa kerja kemudian ajukan IMTA
3. Urus POA ke polisi STMD SKJ berlaku 3 bulan6bulan 4. Syarat untuk migrasi harus ada pendamping
5. Syarat untuk semua posisi harus ada sponsor yaitu perusahaan 6. Ada jabatan terbuka 22 dan selebihnya tertutup UU no.40 tahun 2012
91
Ibid
Universitas Sumatera Utara
7. Pembayaran DPKK US 100 perbulan ke BRI sejumlah masa kerja atau 1t tahun minimal sesuai IMTA
Sepanjang yang diketahui peraturan yang ada tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan dan kebijakan yang
berlaku dan masih dijalankan sesuai dengan Undang-undang yang ada. Tapi dapat dilihat dalam contoh konkret atau kenyataannya kebanyakan hal tersebut belum
sesuai cara pelaksanaannya dimana hal ini sesuai survey atau kenyataan yang banyak didapat dilapangan dan sesuai dari wawancara yang diajukan kepada
pihak-pihak terkait yaitu di Kantor Apindo Sumut dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Misalnya masih banyak perusahaan-perusahaan sengaja tidak
mendaftarkan pegawai TKA nya karena takut diminta membayar pajak dan banyak orang asing juga datang ke Indonesia dengan alasan jalan-jalan tetapi
ternyata untuk bekerja. Maka dari itu terkadang Departemen Ketenagakerjaan melakukan fungsi
pengawasan dengan mendatangi perusahaan-perusahaan yang melangggar izin penggunaan Tenaga Kerja Asing untuk mendata keberadaan Tenaga Kerja Asing
tersebut. Bila disebuah perusahaan diduga menggunakan Tenaga Kerja Asing tanpa
izin dari Departemen Tenaga Kerja Pusat, maka Disnakertrans dapat mengusut kebenaran dari dugaan tersebut terhadap perusahaan yang menggunakan Tenaga
Kerja Asing, tetapi apibila perusahaan tersebut menolak petugas Disnakertrans untuk mengusut, maka dapat meminta bantuan dari pihak kepolisian setempat
untuk memasuki perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jika dugaan tersebut benar,maka Disnakertrans akan memberi sanksi Administratif bagi perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing tanpa izin
diberi peringatan untuk segera melengkapi perizinan penggunaan Tenaga Kerja Asing sedangkan bagi Tenaga Kerja Asing sendiri dilarang untuk bekerja dala
lingkup kerja pada perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh departemen Tenaga Kerja menghadapi
kendala, dan yang paling sering terjadi adalah kemampuan berbahasa, untuk berkomunikasi.
Hal ini disebabkan petugas tidak menguasai bahasa asing, dan sebaliknya Tenaga Kerja Asing tidak mampu berbahasa Indonesia dengan baik. Hambatan
lain adalah menyangkut tidak berjalannya transfer teknologi sebagaimana yang diharapkan, sehingga maksud untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya
Manusia di Indonesia menjadi tidak tercapai.
92
92
Ibid
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEBIJAKAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN TENAGA KERJA