Koefisien Determinasi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dalam bentuk matriks dapat dituliskan: [ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ] Harga-harga yang telah didapat kemudian disubtitusikan ke dalam persamaan 2.3, sehingga diperoleh model regresi linier berganda Dalam persamaan model regresi linier yang diperoleh, terdapat nilai kesalahan baku antara nilai dengan nilai . Kesalahan baku adalah besar penyimpangan nilai dugaan terhadap nilai sebenarnya . Kesalahan baku tersebut secara umum dilambangkan dengan notasi . Nilai kesalahan baku dihitung dengan rumus: √ ∑ 2.8 dengan: = nilai data hasil pengamatan Ŷ = nilai hasil regresi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas

2.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menjelaskan kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebasnya dalam suatu persamaan regresi. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 . Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, semakin Universitas Sumatera Utara kecil pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel tak bebas dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel tak bebas. Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel tak bebas dengan kata lain semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel tak bebas. Nilai koefisien determinasi dihitung dengan rumus: ∑ ̅ ∑ ̅ 2.9

2.5 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi sampel secara umum dilambangkan dengan r, sedangkan koefisien korelasi populasi dilambangkan dengan . Koefisien korelasi merupakan suatu nilai yang menyatakan keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas. Nilai dari koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai 1 -1 r 1. Artinya semakin tinggi nilai koefisien korelasi suatu persamaan regresi mendekati 1 maka tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien korelasi suatu persamaan regresi mendekati 0 atau -1 maka tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas semakin lemah. Koefisien korelasi dengan nilai positif r 0 dapat diinterpretasikan sebagai jika nilai dari variabel bebas meningkat, maka nilai variabel tak bebasnya juga meningkat. Koefisien korelasi dengan nilai negatif r 0 dapat diinterpretasikan sebagai jika nilai dari variabel bebas meningkat, maka nilai dari Universitas Sumatera Utara variabel tak bebas mengalami penurunan. Nilai koefisien korelasi mendekati 0 menyatakan hubungan keeretan yang lemah antara variabel bebas dan variabel tak bebas. 1. Nilai koefisien korelasi dihitung dengan rumus: √ 2.10 2. Nilai koefisien korelasi antar variabel bebas dihitung dengan rumus:  Koefisien korelasi antara Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] 2.11  Koefisien korelasi antara Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] 2.12  Koefisien korelasi antara Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] 2.13 3. Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas dihitung dengan rumus:  Koefisien korelasi antara PDRB dengan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] 2.14 Universitas Sumatera Utara  Koefisien korelasi antara PDRB dengan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] 2.15  Koefisien korelasi antara PDRB dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] 2.16

2.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Uji Statistik