Metode Regresi Untuk Menganalisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

(1)

METODE REGRESI UNTUK MENGANALIS FAKTOR– FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN SIMALUNGUN

TUGAS AKHIR

HERRIJUNIANTO PURBA

082407010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

METODE REGRESI UNTUK MENGANALIS FAKTOR– FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN SIMALUNGUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

HERRIJUNIANTO PURBA

082407010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul :METODE REGRESI UNTUK

MENGANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN SIMALUNGUN.

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : HERRIJUNIANTO PURBA

Nomor Induk Mahasiswa : 082407010

Program Studi : D-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS NIP : 19470819 197710 1 001 NIP : 19470714 198403 1 001


(4)

PERNYATAAN

METODE REGRESI UNTUK MENGANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB) KABUPATEN SIMALUNGUN.

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

HERRIJUNIANTO PURBA

082407010


(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia –Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan.

Tugas akhir ini yang berjudul “”Metode Regresi untuk Menganalisis Faktor – Faktor yang Mempengruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun”. Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan petunjuk dan motivasi dalam menyelesaikan laporan ini khusunya kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen Matematika. 3. Bapak Drs. Djenda Djudjur, MS selaku Dosen Pembimbing penulis.

4. Terkhusus buat ayahanda dan ibunda tercinta dan sekeluarga yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan dukungan baik material maupun moril pada penulis

5. Seluruh Staf pengajar dan pegawai Departemen D3 Statistika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.


(6)

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan ini. Semoga penulisan tugas akhir ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan kepada orang yang membacanya. Terima kasih.

Medan, Mei 2011

Herrijunianto Purba NIM. 082407010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Pembatasan Masalah 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3

1.5 Lokasi Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 7

2.1 PengertianRegresi Linier Berganda 7

2.2 Uji Keberartian Regresi Linier Berganda 9

2.2.1 Uji F 9

2.2.2 Uji t 11

2.3 Korelasi Ganda 12

2.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar 12 2.5 Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar 13 2.6 Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor 13

2.7 Produk Domestik Regional Bruto 14

2.8 Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto 16 2.8.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 16 2.8.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 17

2.9 Uraian Sektoral 18

BAB 3 GAMBARAN UMUM 22

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik di Indonesia 22

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 25

3.2.1 Visi 25

3.2.2 Misi 25

BAB 4 ANALISIS DATA 26

4.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda 26

4.2 Analisis Residu 31


(8)

4.3.1 Uji F 31

4.3.2 Uji t 33

4.4 Korelasi Ganda 36

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 37

5.1 Pengenalan Sofware SPSS 37

5.2 Pengolahan Data dengan Menggunekan SPSS Versi 18.0 37 5.2.1 Mengaktifkan Program SPSS Versi 18.0 37 5.2.2 Mengolah Data dengan Program SPSS Versi 18.0 38 5.2.2.1 Memasukkan Variabel Data pada Variabel View 39 5.2.2.2 Memasukkan Data pada Data View 40

5.2.2.3 Proses Analisis Data 40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 44

6.1 Kesimpulan 44

6.2 Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Berlaku(Milyar Rupiah) 26 Tabel 4.2 Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Menu awal untuk mengaktifkan SPSS versi 18.0 38 Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja SPSS Versi 18.0 38

Gambar 5.3 Tampilan variabel view 39

Gambar 5.4 Tampilan data view 40

Gambar 5.5 Tampilan langkah-langkah dalam analisis data 41 Gambar 5.6 Tampilan sebelum pengkategorian variabel 41 Gambar 5.7 Pengkategorian variabel independent dan variabel dependent 42 Gambar 5.8 Tampilan Perhitungan yang akan ditampilkan 42


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan hasil pembangunan juga memperoleh masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat, meningkatkan ekonomi regional, dan mengusahakan pergeseran ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Salah satu alat yang digunakan sebagai alat ukur yang dapat menggambarkan tingkat keberhasilan pembangunan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha. PDRB dapat dikelompokkan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.

PDRB atas dasar berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas


(12)

harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu sebagai dasar.

PDRB yang merupakan indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi makro disuatu wilayah dan alat ukur tingkat pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekonomian sektoral secara periode. Dengan melihat hal tersebut maka penulis memilih judul”Metode Regresi untuk Menganalisis Faktor – Faktor yang Mempengruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun”

1.2Rumusan Masalah

PDRB kabupaten simalungun setiap tahun mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa sektor menurut lapangan usaha diantaranya, sektor pertanian, sektor penggalian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan sektor pengangkutan, sektor bank dan lembaga keuanganan, dan sektor jasa.

Adapun penulis dalam hal hanya menganalisa dua sektor penting yaitu, sektor pertanian dan sektor industri. Sebagai rumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Apakah kedua sektor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan dalam laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun?

2. Apakah kedua sektor tersebut memiliki hubungan yang signifikan dalam laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun?


(13)

3. Sektor manakah yang lebih mempangaruhi laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun?

1.3Pembatasan Masalah

Produk Domestik Regional Bruto dipengaruhi oleh beberapa sektor, maka penulis membatasi pokok permasalahan hanya dua sektor yaitu : sektor pertanian dan sektor idustri. Hal ini dikarnakan penulis menganggap kedua sektor itu memberikan kontribusi yang besar dalam laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan kedua sektor tersebut dalam mempengaruhi laju pertumbuhan PDRB kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui peranan kedua sektor tersebut dalam laju pertumbuhan PDRB kabupaten Simalungun.

3. Untuk mengetahui sektor yang lebih mempengaruhi laju Pertumbuhan PDRB kabupaten Simalungun.

Manfaat dari penelitian adalah:

Bagi penulis:


(14)

2. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh.

Bagi lembaga/ instasi dan masyarakat pada umumnya:

1. Menengetahui perkembangan laju pertumbuhan PDRB kabupaten Simalungun kedua sektor tersebut.

2. Sebagai pertimbangan dan pengambilan kebijakan dalam masalah pengembangan sektor pertanian dan sektor industri.

1.5Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengambilan data mengenai PDRB Kabupaten Simalungun diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) sumatera Utara Jl. Asrama No. 179 Medan.

1.6Metodologi Penelitian

Beberapa metode yang dilakukan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Metode Penelitian Kepustakaan ( Studi literature)

Untuk memperoleh keterangan- keterangan yang mendukung penulisan tugas akhir ini dilakkan studi literature dengan membaca serta mempelajari buku – buku yang didapat dari perkuliahan maupun dari buku – buku yang tersedia di perpustakaan. Selain itu, kutipan – kutipan atau informasi yang relevan dengan judul juga diambil dari internet.


(15)

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan riset di Badan Pusat Statistik dengan mengambil data sekunder PDRB kabupaten Simalungun. Data yang diperoleh kemudian disajikan dan disusun dalam bentuk angka – angka agar gambaran yang jelas dari sekumpulan data yang diperoleh dapat diambil yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya.

3. Metode Analisis yang Digunakan

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan dan pengaruh ketiga sector tersebut terhadap laju pertumbuhan PDRB kabupaten Simalungun maka dilakukan analisa data dengan metode statistka yaitu regresi linier berganda. Secara umum persamaan model regresi linier berganda adalah sebagai berikut.

Y=β0+β1X1+β2X2+…+βnXn+ €.

1.7Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis antara lain:

Bab 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan maslah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menguraikan tentang konsep dan definisi tentang analisa regresi linier berganda.


(16)

Bab 3 : GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistika (BPS) sumatera Utara.

Bab 4 : ANALISIS DATA

Dalam bab ini merupakan bab yang menguraikan mengenai proses pembentukan regresi linier berganda dan analisis terhadap permasalahan yang telah di buat penulis.

Bab 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian dan tujuan implementasi system, rancangan program yang dipakai dan hasil outputnya.

Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan hasil dan kesimpulan dari pembahasan serta saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi Berganda

Banyak data pengamatan terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. Untuk memberikan gambaran tentang suatu permasalahn, umumnya sangat sulit ditentukan, oleh karena itu dibutuhkan suatu model yang dapat memprediksi respon yang penting terhadap permasalahan tersebut, yaitu Regresi Berganda.

Regresi linier Berganda hampir sama dengan Regresi linier Sederhana , hanya saja pada Regresi Linier Berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel. Tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur seberapa erat hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat suatu prediksi nilai Y atas nilai X bentuk persamaan regresi linier berganda, yaitu:

Y=β0+β1X1+β2X2+…+βnXn+ €. Dimana:

Y = Variabel terikat ( dependent variable)

Xn = Variabel bebas (independent variable) yang ke-n

β0 = parameter intersep (konstan) β1, β2…,βn = parameter koefisien variabel


(18)

Tujuan dari analisi regresi adalah untuk membuat sebuah model yang baik (sebuah persamaan perkiraan hubungan Y terhadap variabel – variabel bebas) yang akan memungkinkan untuk menafsir Y bagi nilai – nilai X1, X2,…, Xn tertentu dan mengerjakannya dengan sebuah kesalahan perkiraan kecil. Adapun kegunaan dari regresi linier adalah:

1. Untuk menentukan apakah terdapat sebuah hubungan antara variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel).

2. Untuk menentukan keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

3. Untuk menentukan struktur atau bentuk hubungan anatara variabel bebas dan variabel tidak bebas.

4. Untuk menafsirkan nilai dari variabel tidak bebas.

5. Untuk memperoleh model yang baik yang dapat digunakn untuk menafsirkan dan membuar estimasi nilai variabel tertentu berdasarkan atas satu atau beberapa lain yang telah diketahui nilainya.

Model Regresi Sederhana Model Regresi Berganda Bentuk Umum Model Populasi

1 1 0

.x X

y β β

µ = +

Bentuk Umum Model Populasi

n n x

y β β X β X β X

µ . = 0 + 1 1+ 2 2 +...+

Bentuk umum model sample

1 1x

b b

Yi = o +

Bentuk umum model sample Yi = bo +b1x1+b2x2+…+bnxn

Untuk menentukan koefisien bo, b1, b2, bn maka dapat dilakukan dengan menggunakan matriks .


(19)

Y = X B

B =

( )

X'X −1X'Y.

Misal persamaan yang akan di bentuk memiliki variable bebas tiga jenis dan satu variable terikat. = X X'                

2 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 3 2 1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X n               =

Y X Y X Y X Y Y X 3 2 1 '

( )

[

adj

( )

X X

]

X X er X

X' 1 ' '

) ( det 1 = −

2.2 Uji Keberartian Regresi Linier Berganda

Sebelum regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa setidak - tidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesa.

Langkah – langkah pengujian Regresi linier Berganda:


(20)

1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : b1=b2=…=bn=0 (tidak ada hubungan linier antara variabel independent terhadap variabel depedent).

H1 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0 (minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y)

Menguji keberartian regresi linier berganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang di dapat berdasarkan penelitian pada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

2. Menentukan taraf nyata α dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan V1= k dan V2= n-k-1.

3. Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel H0 ditolak bila Fhitung >Ftabel 4. Menentukan nilai F

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat- kuadrat (JK) untuk regresi atau ditulis dengan JK (reg) dan untuk sisa ditulis JK(res), yang secara umum menggunakan rumus:

JK(reg) =

= = =

= ∆

+ +

= n

i

n

i

n

i ki i k i i i

i n

i

i b y x b y x b y x

Y

1 1 1

2 2

1 1


(21)

JK(res)=

2

1

=n − ∆ 

i

i i Y

Y

Atau

JK(res)= ( ) 1

2

1 reg n

i

JK

y

=

Dengan demikian uji keberartian regresi linier berganda dapat dilakukan dengan :

Fhitung =

) 1 (

) (

) (

− −k n JK

k JK res

reg

5. Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.

2.2.2 Uji t

1. Menentukan formula hipotesis

Ho : Bn = 0 ( Xn tak mempengaruhi Y) H1 : Bn≠ o ( Xn mempengaruhi Y)

2. Menentukan taraf nyata dan nilai ttabel dengan derajat kebebasan t(1-1/2α); n-2 3. Menentukan kriteria pengujian.

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel H0 ditolak bila thitung > ttabel 4. Menentukan nilai thitung.


(22)

thitung = bn n s b

(

)

(

)

− = − = − −       − = = = ∆ 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 .. 12 . 1 i i i i e b i i i i e b n i i i k y e X X X X S S X X X X S S k n Y Y S S

5. Membuat kesimpulan apakah Ho diterima atau ditolak.

2.3 Korelasi Ganda

Korelasi ganda berfungsi untuk melihat atau merupakan alat ukur untuk melihat kadar keterikatan atau pertautan antara Y dan X1, X2, …, Xk. Korelasi ganda di simbolkan dengan R dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut.

( )

= 2 2 y JK R reg

Hasil dari R yang semakin dekat dengan +1 maka tingkat hubungan akan sangat bagus dan tinggi.


(23)

Angka PDRB atas dasar harga pasar didapat dengan menjumlahkan nilai tambah bruto

(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.

Yang dimaksud dengan nilai dengan biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan ( upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuangan), penysutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing – masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.

2.5 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar

Perbedaan antara konsep bruto dan netto ialah karena konsep bruto faktor penyusutan masih termasuk didalamnya, sedangkan pada konsep netto komponen penyusutan telah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi dengan penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar.

2.6 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor

Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar di atas ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan pemerintak kepada unit – unit produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai, dan lain – lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak


(24)

perseroan. Pajak tidak langsung dari unit- unit produksi dibebankan pada biaya produksi atau pada pembeli hingga berakibat langsung menaikkan harga barang.

Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang menaikkan harga barang jadi (ouput), subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit- unit produksi terutama unit produksi yang dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan tujuan untuk menekan harga hingga bisa dijangkau oleh masyarakat luas.

Dengan demikian pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang dan jasa. Selisih antara pajak tidak langsung dengan subsidi dalam penghitungan pendapatan regional disebut pajak tidak langsung netto. Kalau produk dometik regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor.

2.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah. Sedangkan pengertian Produk Domestik Regional Bruto Sektoral yaitu keseluruhan produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor – sektor maupun subsektor (lapangan usaha) dari suatu wilayah ataupun daerah. Untuk menghitung ataupun mengolah Pendapatan Produk Domestik Bruto (PDRB) pada suatu daerah terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan definisi dari unsur- unsur pokok berikut.


(25)

1. Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam, yaitu:

a. Output utama (output yang menjadi tujuan utama produksi)

b. Output sampingan (output yang bukan menjadi tujuan utama dari produksi) c. Output ikutan (output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat

dihindarkan dari output utamanya) 2. Biaya Antara

Biaya antara adalah barang – barang yang tidak tahan lama dan jasa- jasa yang digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang –barang yang tahan lama pada umumnya lebih dari satu tahun, tidak habis dalam proses produksi dan tidak termasuk sebagai biaya antara dan disebut sebagai barang modal.

3. Nilai Tambah

Nilai tambah terbagi dua macam, yaitu

a. Nilai Tambah Bruto

Merupakan selisih antara output dan biaya Antara, dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi.

b. Nilai Tambah Netto

Nilai tambah netto ialah nilai yang dapat apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto, maka akan diperoleh nilai tambah netto.


(26)

2.8 Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto

2.8.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit- unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang nilai dengan harga tahun yang berkaitan. Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan Output dengan biaya antara masing – masing dinilai atas dasar harga berlaku. Nilai Tambah Bruto (NTB) menggambarkan perubahan Volume Produksi yang dihasilkan, dan tingkat harga dari masing – masing kegiatan sektor dan subsektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan setiap sektor, maka penilaian output dilakukan sebagai berikut

1. Untuk sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan, dan penggalian pertama dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kulitas yang dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota dengan kabupaten dan kota lainnya.

2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sector industri pengolahan, listrik, gas,dan air minum, dan sektor bangunan, perhitunganya sama dengan sektor primer. Data yang dikeluarkan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing- masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan.


(27)

3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan, dan komunikasi. Bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa- jasa. Untuk penghitungan kuantum produksi yang sesuai dengan masing- masing komoditi/ jasa pada tahun yang bersangkutan.

2.8.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan

Angka – angka pendapatan regional menggambarkan adanya kenaikan ataupun penurunan nilai pendapatan masyarakat di suatu daerah. Kenaikan/ penurunan nilai tersebut dapat dipengaruhi oleh dua faktor:

1. Adanya kenaikan/ penurunan riil yaitu kenaikan/ penurunan tingkat pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Bila terjadi kenaikan riil pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk di daerah tersebut meningkat.

2. Kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan karena adanya faktor perubahan harga. Bila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan karena adanya inflasi (menurunnya nilai uang) akan melemahkan daya beli masyarakat.

Pendapatan regional dengan faktor inflasi yang masih ada didalamnya merupakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan.


(28)

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten maupun kotamadya di suatu provinsi setiap bulan.

2.9 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha terdiri dari Sembilan sektor.

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala usaha yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil- hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Adapun kegiatan sektor pertambangan dan penggalian adalh kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyarinagn, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan di bawah tanah maupun di atas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah unuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual dan diproses secara lanjut.


(29)

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan Industri adalah kegiatan untuk mengubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik maupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi nilainya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di dalam pabrik maupun rumahtangga. Termasuk juga disini perakitan bagian suku cadang barang- barang industri pabrik, seperti perkitan alat elektronik dan kendaraan bermotor.

4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor, yaitu:

a. Subsektor listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN.

b. Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyedian gas yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa, dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, gas minyak, kokas, dan minyak ter.

c. Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernuhan, dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industi, instasi, maupun


(30)

komersial lainnya. Subsektor ini diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah maupun non PAM milik swasta ataupun perorangan.

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (kontruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus. Yang termasuk sebagai kegiatan – kegiatan kontruksi adalah pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis kontruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan , Hotel, dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor, yaitu subsektor perdagangan, subsektor hotel, dan subsektor restoran. Pada dasarnya kegiatan ini mencakup kegiatan perdagangan, penyedian akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung, pedagang keliling dan sejenisnya.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umumuntuk barang dan penumpang melalui darat, laut,dan udara. Termasuk disini juga penunjang angkutan yang mencakup pembarian jasa atau penyedian fasilitas yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti tempat parker, terminal, pelabuhan, bongkar muat, ekspedisi, bandara, pergudangan, dan jalan tol.


(31)

8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi koperasi, dan jasa keuangan. Jaa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), bank devisa, bank tabungan, dan bank pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas beharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.

9. Sektor Jasa-Jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, jasa yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan, dan kebudayaan, serta perorangan dan rumah tangga.


(32)

BAB 3

GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Sejarah badan Badan Pusat Statistik dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan, dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi menjadi dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan Jepang.

1. Masa Pemerintahan Belanda

a. Pada bulan Februari 1920, Kaantor Statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan (Directur Van LAndbouw

Nijerheid en Handel) yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi

tugas memperoleh dan mempublikasikan data statistic.

b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistic yang anggotanya merupakan wakil dari setiap Departemen. Komisi tersebut tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistika di Indonesia.

c. Pada tanggal 24 september 1924, nama lembaga tersebut diganti menjadi central kantor voor de statistic (CKS), yang artinya kantor statistik dan selanjutnya dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula


(33)

pekerjaan mekanisme statistic perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor invoer uitvoer en accijnsen (IUA) yang sekarang disebut dengan kantor Bea dan Cukai.

2. Masa pemerintahan Jepang

a. Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistic yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shumubu Chosasitsu

Gunseikanbu.

3. Masa kemerdekaan Republik

a. Setelah Proklamasi Kemedekaan Republik Indonesia tanggal 17 agustus !945, kegiatan ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI ( Kantor Penyelidik Peraangkaan Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) mengaktifkan kembali CKS.

b. Berdasarkan Surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 juni 1950 No. 219/S.C, KAPPURI dan CKS di lebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah dan bertanggungjawab Kepada Menteri Kemakmuran.

c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, Lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Perekonomian


(34)

tanggal 24 Desember 1953 No.18.009/ M KPS dibagi menjadi dua bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut AFdeling B.

d. Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahaun 1957, Kementrian Perekonomian di pecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No.172 tahun !957 nama KPS di ubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistuk menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Menteri.

4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang

a. Pada masa Pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistic yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercya mulai diadakan pembenahan Biro Pusat Statistik.

b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS.

2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 180 tentang organisasi BPS.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS dan Keptusan Presiden N0.6 tahun 1992 tentang kedudukan tugas, fungsi susunan dan tat kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik.


(35)

6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS.

7. Peraturan Pemerintahan No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.

c. Pada tahun 1968 di teteapkan suatu peraturan Pemerintahan No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah No.6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai penggganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1968, di tiap Provinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 di tetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 3.2.1 Visi

Badan Pusat Statistika mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2 Misi

Untuk menunjang pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik mengemban misi, mengarahkan pembangunan statistic pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal,efektif, dan efesien , peningkatan kesadran masyarakat akan kegunaan Badan Pusat Statistik dan Pengembangan ilmi pengetahuan dibidang statistik.


(36)

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda

Data yang akan diolah dalam Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk kabupaten Simalungun. Adapun data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

(Milyar Rupiah)

Tahun Total Keseluruhan PDRB

Lapangan Usaha Pertanian Industri

2000 3.777,63 2.275,43 702,61

2001 4.210,76 2.513,84 736,88

2002 4.643,83 2.783,60 779,88

2003 5.091,04 2.907,98 940,41

2004 5.578,94 3.119,68 1.059,85


(37)

Tahun Total Keseluruhan PDRB

Lapangan Usaha

Pertanian Industri

2006 6.881,62 3.748,51 1.290,60

2007 7.647,49 4.150,36 1.392,05

2008 8.412,30 4.580,17 1.482,75

2009 9.221,62 5.032,46 1.591,72

Jumlah 57.944,56 32.209,40 10.535,36

Untuk memudahkan proses analisis, maka seluruh variabel di lambangkan dengan:

Yi : Total Keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) X1 : Nilai PDRB dari Sektor Pertanian

X2 : Nilai PDRB dari Sektor Industri

Tabel 4.2 Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku.

Tahun Y i

Variabel Bebas

X1i X2i

2000 3.777,63 2.275,43 702,61

2001 4.210,76 2.513,84 736,88

2002 4.643,83 2.783,60 779,88

2003 5.091,04 2.907,98 940,41


(38)

Tahun Y i

Variabel Bebas

X1i X2i

2005 6.256,96 3.372,80 1.261,22

2006 6.881,62 3.748,51 1.290,60

2007 7.647,49 4.150,36 1.392,05

2008 8.412,30 4.580,17 1.482,75

2009 9.221,62 5.032,46 1.591,72

Jumlah 61.722,19 34.484,83 11.237,97

Hubungan antara variabel- variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) dapat terlihat melalui persamaan penduga untuk regresi linier berganda. Persamaan penduga

tersebut, yaitu :

Y = bo + b1X1 + b2X2. Untuk menentukan koefisien- koefisien regresi

tersebut , maka dibutuhkan tabel untuk nilai – nilai :

∑ ∑ ∑ ∑

Yi X i X i YiX i

YiX i

∑ ∑ ∑

X i X i X1iX2i 2 2 2 1 2 1 2

1 ; ; ; ; ; ;

;

Nilai – nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3( Terlampir ). Dari table diperoleh:

10 338 , 791 . 333 . 41 323 , 766 . 578 . 13 4 24 , 359 . 390 . 126 349 , 817 . 404 . 411 2 1 2 2 2 1 2 = = = = =

n X X X X Y i i i i i

Harga – harga perkalian antar nilai - nilai di atas kemudian disusun ke dalam persamaan, untuk mendapatkan harga koefisien regresi bo, b1, dan b2

= = = = = 198 , 245 . 649 . 74 3 32 , 955 . 892 . 227 93 , 237 . 11 83 , 484 . 34 19 , 722 . 61 2 1 2 1 i i i i i i i Y X Y X X X Y


(39)

Y = X B

B =

( )

X'X −1X'Y.

( )

[

adj

( )

X X

]

X

X X

X' 1 ' '

) det( 1 = − = X X'            

2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 i i i i i i i i i i X X X X X X X X X X n           = 323 , 766 . 578 . 13 338 , 791 . 333 . 41 93 , 237 . 11 338 , 791 . 333 . 41 244 , 359 . 390 . 126 83 , 484 . 34 93 , 237 . 11 83 , 484 . 34 10 ' X X             =

i i i i i Y X Y X Y Y X 2 1 '           = 198 , 245 . 649 . 74 323 , 955 . 892 . 227 19 , 722 . 61 'Y X 0 472.010,36 4.376.625. 338 , 791 . 333 . 41 93 , 237 . 11 244 , 359 . 390 . 126 83 , 484 . 34 93 , 237 . 11 323 , 766 . 378 . 13 93 , 237 . 11 338 , 791 . 333 . 41 83 , 484 . 34 83 , 484 . 34 323 , 766 . 578 . 13 338 , 791 . 333 . 41 338 , 791 . 333 . 41 244 , 359 . 390 . 126 10 ' ' = + − = X X Det X X Det


(40)

          = ,27 74.700.092 ,80 25.799.807 -801,40 5.022.757. ,80 25.799.807 -52 9.496.592, 441,40 3.755.194. -801,40 5.022.757. 441,40 3.755.194. -682.153,50 7.742.846. ' X X Adj

B =

( )

X'X −1X'Y.

          =                     =                     = 1,537 1,483 669,883 -0 952.908,00 6.726.669. 0 503.690,50 6.491.530. 0,000 298.141.44 2.931.826. -0 472.010,36 4.376.625. 1 198 , 245 . 649 . 74 323 , 955 . 892 . 227 19 , 722 . 61 ,271 74.700.092 ,798 25.799.807 -801,399 5.022.757. ,798 25.799.807 -515 9.496.592, 441,399 3.755.194. -801,399 5.022.757. 441,399 3.755.194. -0 682.153,50 7.742.846. 0 472.010,36 4.376.625. 1 B B x B

maka persamaan taksiran adalah

2 1 1,537 483

, 1 883 ,

669 X X

Y∆ =− + +

Persamaan Regresi ganda yaitu:

ε

+ +

+ −

= 669,883 1,483X1 1,537X2


(41)

4.2 Analisis Residu

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga – harga

Y yang di

peroleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap harga X1 dan X2. Perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4 (terlampir). Maka kesalahan bakunya dapat dihitung dengan rumus: 1 2 12 . − −       − = =

k n Y Y S S i i e y Dimana:

K=2, n = 10, dan

  

 − ∆ 2

i i Y Y =1.896,766 Sehingga 461 , 16 1 2 10 766 , 896 . 1 12 . 12 . = − − = y y S S

4.3 Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier yang Diperoleh

4.3.1 Uji F

1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : b1=b2=…=bn=0 (tidak ada hubungan linier antara variabel independent terhadap variabel depedent).

H1 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0 (minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y)


(42)

2. Menentukan taraf nyata α dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan V1= k dan V2= n-k-1.

Taraf nyata(α) = 0.05 dan dk adalah V1= 2 dan V2=7 maka F (α=0.05 ;2,7) = 4,74 3. Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima bila Fhitung≤ Ftabel H0 ditolak bila Fhitung >Ftabel 4. Menentukan nilai F

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat- kuadrat (JK) untuk regresi atau di tulis dengan JK (reg) dan untuk sisa ditulis JK(res), yang secara umum menggunakan rumus:

JK(reg) =

= = = = ∆ + + = n i n i n i ki i k i i i i n i

i b y x b y x b y x

Y

1 1 1

2 2 1 1 1 i i i i i i i i

i X X x X X y Y Y

x1 = 11 2 = 22 = −

JK(res)=

2 1

= ∆       − n i i i Y Y Atau

JK(res)= ( ) 1 2 1 reg n i JK

y

=

Untuk perhitungan JK(reg) danJK(res) maka diperlukan harga- harga yang akan dicantumkan pada tabel 4.5 (terlampir)

JK(reg) =

= = = = ∆ + + = n i n i n i ki i k i i i i n i

i b y x b y x b y x

Y

1 1 1

2 2

1 1

1

JKreg = 1,483(15.045.032,385)+1,537(5.286.033,243) JKreg = 30.436.416,120


(43)

JK(res)=

2

1

=n − ∆ 

i

i

i Y

Y

JKres = 1.896,766 JadiFhitung =

) 1 2 10 /( 766 , 896 . 1

2 / 120 , 416 . 436 . 30

− −

Fhitung =

270,967 ,060 15.218.208

Fhitung = 56.162,588

5. Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.

Fhitung = 56.162,588> F (α=0.05 ;2,7) = 4,74 maka ho ditolak artinya Persamaan regresi linier berganda Y atas X1 dan X2 bersifat nyata atau saling mempengaruhi ini juga berarti sektor pertanian dan sektor industri memiliki pengaruh yang kuat (signifikan) dalam kontribusi Total keseluruhan PDRB kabupaten Simalungun.

4.3.2 Uji Secara Parsial ( Uji T )

1. Menentukan formula hipotesis

Ho : Bn = 0 ( Xn tak mempengaruhi Y) H1 : Bn≠ o ( Xn mempengaruhi Y)

2. Menentukan taraf nyata dan nilai ttabel dengan derajat kebebasan t(1-1/2α); n-k-1. Maka t0,975;8 = 2,31

3. Menentukan kriteria pengujian. H0 diterima bila thitung ≤ ttabel =2,31 H0 ditolak bila thitung > ttabel =2,31 4. Menentukan nilai thitung.


(44)

thitung = bn

n

s b

Dari perhitungan nilai residu diperoleh: 461 , 16 = e S

(

)

022 , 0 755,127 461 , 16 ,323 13.578.766 ,338 41.333.791 -9,244 126.390.35 461 , 16 1 1 2 1 = = = b b b S S S

(

)

0.067 247,510 461 , 16 9,244 126.390.35 ,338 41.333.791 -,323 13.578.766 461 , 16 2 2 2 2 = = = b b b S S S

(

)

(

)

− = − = − −       − = = ∆ 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 i i i i e b i i i i e b n i i i e X X X X S S X X X X S S k n Y Y S


(45)

Maka

67.409 022 , 0

483 , 1

1 1

1 1 1

= = =

t t

S b t

b

22.940 067 , 0

537 , 1

2 2

1 2 2

= = =

t t

S b t

b

5. Membuat kesimpulan apakah Ho diterima atau ditolak.

t1hitung = 67,409 > t0,975;8 = 2,31 maka H0 ditolak dan disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sektor pertanian terhadap total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

t2hitung = 22,940 > t0,975;8 = 22,940 maka ditolak H0 ditolak dan disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sektor industri terhadap total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

Dari nilai t1hitung > t2hitung maka dapat juga disimpulkan bahwa Sektor Pertanian lebih memberikan pengaruh besar (kontribusi yang besar) terhadap total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

4.4 Korelasi Ganda

Untuk menganalisis keeratan hubungan variabel dependent ( Total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun) dengan Variabel independent ( X1 = sektor pertanian ; X2 =


(46)

sektor Industri) maka diukur dengan nilai Korelasi ganda. Adapun nilai Korelasi ganda ini dapat dihitung sebagai berikut.

( )

= 2

2

y JK

R reg

JKreg = 30.436.416,120

2 =

y 30.441.943,509

509 , 943 . 441 . 30

120 , 416 . 436 . 30 2 =

R

0,99990921 R

0,99981843 2

= =

R

Dari nilai R = 0,99 adalah nilai yang mendekati +1 maka dapat penulis simpulkan bahwa Total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun memiliki hubungan yang sangat kuat (signifikan) dengan sektor pertanian dan sektor industri.


(47)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

Tahapan implementasi system merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming atau komputerisasi. Dalam pengolahan data yang telah dikumpulkan penulis mengggunakan perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu software SPSS versi 18.0.

5.1 Pengenalan Software SPSS

SPSS merupakan paket dalam program aplikasi komputer untuk menganalisa data yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu, terutama analisis statistik. Pada awalnya SPSS (Statistical Package for the Social Science) digunakan untuk proses data statistik, ilmu sosial dan lainnya. Sehingga sekarang SPSS menjadi Statistical

Product and Service Solutions.

5.2 Pengolahan Data dengan Menggunakan SPSS Versi 18.0

Dalam pengolahan data menggunakan SPSS Versi 18.0 harus dipastikan terlebih dahulu di dalam komputer tersebut telah terinstal program SPSS Versi 18.0.


(48)

Klik START kemudian pilih SPSS Versi 18.0

Gambar 5.1 Menu awal untuk mengaktifkan SPSS versi 18.0

Tampilan SPSS Versi 18.0

Gambar 5.2 Tampilan lembar kerja SPSS versi 18.0

5.2.2 Mengolah Data dengan Program SPSS Versi 18.0


(49)

Dalam proses ini akan dibuat variable yang akan dianalisis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Buka variable view.

b. Tulis nama variable yang digunkan di bawah kolom Name. c. Pada kolom Label, ketikan nama variable yang digunakan. d. Pada kolom Measure, pilih Nominal.

Tampilan Variabel View sebagai berikut:

Gambar 5.3 Tampilan Variabel view

Di dalam variable view diketik nama-nama variable yang akan dianalisis. Dalam hal Tahun, Total Keseluruhan PDRB, Sektor Pertanian dan Sektor Industri berada di bawah kolom Name. Kemudian di bawah kolom Label diperjelas variable X1 = Sektor Pertanian, X2 = Sektor Industri, dan Y= Jumlah Keseluruhan PDRB.


(50)

Pada proses ini data yang diperoleh diketik pada sheet data view. Tampilan Variabel View sebagai berikut:

Gambar 5.4 Tampilan Data View

5.2.2.3 Proses Analisis Data

Pada proses ini komputer akan menganalisis data yang telah dimasukkan dalam sheet data view. Dari proses ini akan diperoleh persamaan regresi linier yang dibutuhkan. Dari menu utama SPSS pilih Analyze kemudian submenu Regression dan pilih Linier. Tampilannya sebagai berikut:

Gambar 5.5 Tampilan Langkah – Langkah dalam Analisis Data


(51)

Gambar 5.6 Tampilan Sebelum Pengkategorian Variabel

Masukkan variabel Sektor Pertanian dan Sektor Industri ke dalam kolom Independent dan variabel Total Keseluruhan PDRB ke dalam kolom Dependen. Tampilannya sebagai berikut:

Gambar 5.7 Pengkategorian Variabel Dependent danVariabel Independent

Untuk menampilkan perhitungan statistik yaitu ketik statistic dan pilih perhitungan statistik yang dibutuhkan. Kemudian akan tampil Taskbar seperti di bawah ini :


(52)

Gambar 5.8 Tampilan Perhitungan yang akan Ditampilkan

Lalu klik Continue dan klik Ok. Akan muncul output SPSS VERSI 18.0 sebagai berikut :

Gambar. 5.9 Tampilan Output Hasil Analisis

Maka Software SPSS akan memberikan Output seperti:

1. Nilai Korelasi ganda antara Total keseluruhan PDRB dengan Sektor pertanian dan sektor Industri.

2. Nilai dari JKreg, JKeror ,dan JKtot dalam hal ini adalah untuk Perhitungan Nilai dari Fhitung (Tabel ANNOVA)..


(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil analisa Metode regresi untuk menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbihan PDRB Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan nilai Fhitung = 56.162,588 > F0,05(2,7) =4,74 maka dapat diinterpretasikan bahwa sektor pertanian dan sektor industri memiliki pengaruh yang kuat (signifikan) terhadap total keseluruhan PDRB kabupaten Simalungun.

2. Berdasarkan nilai R2 =0,999 nilai R2 mendekati +1 maka dapat di interpretasikan bahwa sektor pertanian dan industri memiliki hubungan yang sangat kuat (signifikan) terhadap total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.


(54)

a. thitung sektor pertanian = 67,409 > t0,975;7 =2,31 maka sektor pertanian membrikan pengaruh yang signifikan untuk Total Keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

b. thitung sektor industri = 22,940 > t0,975;7 =2,31 maka sektor industri memberikan pengaruh yang kuat (sinifikan) untuk Total Keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

c. thitung sektor Pertanian > thitung sektor Indutri maka sektor pertanian memberikan kontribusi yang lebih besar untuk laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun.

6.2 Saran

Adapun saran – saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan kesimpulan di atas adalah sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian merupakan paling besar memberikan kontribusi besar untuk laju perumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun maka diharapkan Pemkab Simalungun memberikan perhatian untuk pengembangan sektor ini, seperi:

a. Tenaga penyuluh Pertanian untuk pengembangan pengetahuan petani terhadap masalah pertanian berupa hama penyakit, penggunaan pestisida, dan penggunaan pupuk sehingga meningkatkan produksi hasil pertanian.


(55)

b. Adanya managemen pengelolaan pemasaran hasil ( produksi) panen sehingga tidak terjadi fluktuasi harga yang naik turun secara drastis.

2. Pengembangan sarana dan prasarana yang mendukung untuk Sektor Industri karena sektor ini memiliki peluang yang besar untuk laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Wibisono, yusuf. 2005 . Metode Statistika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Iswardodo. 2001 . Sekelumit Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta: BPFE. Algifari. 2000 . Analisa Regresi. Yogyakarta: BPFE.

Yasril dan Heru Subaris Kasjono. 2009 . Analisis Multivariat untuk Penelitian


(57)

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Statistika :

Nama Mahasiswa : Herrijunianto Purba Nomor Induk Mahasiswa : 082407010

Judul Tugas Akhir :Metode Regresi untuk Menganalisa Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan,

Dosen Pembimbing,

Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS NIP : 19470819 197710 1 001


(58)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Herrijunianto Purba Nomor Induk Mahasiswa : 082407010

Judul Tugas Akhir :Metode Regresi untuk Menganalisa Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

Dosen Pembimbing : Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan :

No. Tanggal Asistensi Bimbingan

Pembahasan Asistensi Pada Bab

Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Diketahui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Disetujui Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS NIP. 19620901 198803 1 002 NIP : 19470819 197710 1 001


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil analisa Metode regresi untuk menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbihan PDRB Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan nilai Fhitung = 56.162,588 > F0,05(2,7) =4,74 maka dapat

diinterpretasikan bahwa sektor pertanian dan sektor industri memiliki pengaruh yang kuat (signifikan) terhadap total keseluruhan PDRB kabupaten Simalungun.

2. Berdasarkan nilai R2 =0,999 nilai R2 mendekati +1 maka dapat di interpretasikan bahwa sektor pertanian dan industri memiliki hubungan yang sangat kuat (signifikan) terhadap total keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.


(2)

a. thitung sektor pertanian = 67,409 > t0,975;7 =2,31 maka sektor pertanian

membrikan pengaruh yang signifikan untuk Total Keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

b. thitung sektor industri = 22,940 > t0,975;7 =2,31 maka sektor industri

memberikan pengaruh yang kuat (sinifikan) untuk Total Keseluruhan PDRB Kabupaten Simalungun.

c. thitung sektor Pertanian > thitung sektor Indutri maka sektor pertanian

memberikan kontribusi yang lebih besar untuk laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun.

6.2 Saran

Adapun saran – saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan kesimpulan di atas adalah sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian merupakan paling besar memberikan kontribusi besar untuk laju perumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun maka diharapkan Pemkab Simalungun memberikan perhatian untuk pengembangan sektor ini, seperi:

a. Tenaga penyuluh Pertanian untuk pengembangan pengetahuan petani terhadap masalah pertanian berupa hama penyakit, penggunaan pestisida, dan penggunaan pupuk sehingga meningkatkan produksi hasil pertanian.


(3)

b. Adanya managemen pengelolaan pemasaran hasil ( produksi) panen sehingga tidak terjadi fluktuasi harga yang naik turun secara drastis.

2. Pengembangan sarana dan prasarana yang mendukung untuk Sektor Industri karena sektor ini memiliki peluang yang besar untuk laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Simalungun.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Wibisono, yusuf. 2005 . Metode Statistika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Iswardodo. 2001 . Sekelumit Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta: BPFE. Algifari. 2000 . Analisa Regresi. Yogyakarta: BPFE.

Yasril dan Heru Subaris Kasjono. 2009 . Analisis Multivariat untuk Penelitian Kesehatan.Yogyakarta:Mitra Cendikeawan Press.


(5)

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Statistika :

Nama Mahasiswa : Herrijunianto Purba Nomor Induk Mahasiswa : 082407010

Judul Tugas Akhir :Metode Regresi untuk Menganalisa Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan,

Dosen Pembimbing,

Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS NIP : 19470819 197710 1 001


(6)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Herrijunianto Purba Nomor Induk Mahasiswa : 082407010

Judul Tugas Akhir :Metode Regresi untuk Menganalisa Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

Dosen Pembimbing : Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan :

No. Tanggal Asistensi Bimbingan

Pembahasan Asistensi Pada Bab

Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Diketahui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Disetujui Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS NIP. 19620901 198803 1 002 NIP : 19470819 197710 1 001