C. Asas-asas Hak Tanggungan
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dikenal ada beberapa asas hak tanggungan. Asas-asas tersebut adalah:
32
a.
Asas memaksa
Undang-Undang Hak Tanggungan tidak secara eksplisit menyatakan dirinya sebagai suatu ketentuan yang bersifat memaksa, namun demikian
dari ketentuan yang diatur dalam berbagai pasal dalam Undang-Undang Hak Tanggungan dapat diketahui bahwa Undang-Undang Hak
Tanggungan ini bersifat perintah yang memaksa. Beberapa ketentuan tersebut dapat dilihat antara lain dalam pasal:
1 Pasal 6: Apabila debitur cedera janji, pemegang Hak Tanggungan
pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. 2
Pasal 12: Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang Hak Tanggungan untuk memiliki objek Hak Tanggungan apabila
debitur cidera janji, batal demi hukum. 3
Pasal 13 1: Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan.
4 Pasal 13 2: Selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja setelah
penandatanganan Akta Pemberian Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2, PPAT wajib mengirimkan Akta
32
Kartini Muljadi Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan: Hak Tanggungan, Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal. 145-147.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan dan warkat lain yang diperlukan kepada Kantor Pertanahan.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut dapat diketahui bahwa tidak dimungkinkan untuk melakukan penyimpangan terhadap Undang-Undang
Hak Tanggungan. Penyimpangan terhadap ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hak Tanggungan, kecuali diperkenankan, mengakibatkan
tidak berlakunya hak tanggungan tersebut. b.
Asas dapat beralih atau dipindahkan
Hak tanggungan lahir dari suatu perjanjian yang bersifat assesoir, yang mengikuti perikatan pokok, yang merupakan hutang yang menjadi dasar
bagi lahirnya hak tanggungan tersebut. Sejalan dengan konsepsi tersebut Pasal 16 Undang-Undang Hak Tanggungan menentukan
sebagai berikut: 1
Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralihkarena cessie, subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan
tersebut ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang baru. 2
Beralihnya Hak Tanggungan Sebagaimana dimaksud pada ayat wajib didaftarkan oleh kreditur yang baru kepada Kantor
Pertanahan. 3
Pendaftaran beralihnya Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud di dalam ayat 2 dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan
mencatatnya pada buku tanah Hak Tanggungan dan buku tanah hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan serta menyalin
Universitas Sumatera Utara
catatan tersebut pada Sertifikat Hak Tanggungan dan sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.
4 Tanggal pencatatan pada buku tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 adalah tanggal hari ketujuh setelah diterimanya secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftaran beralihnya
Hak Tanggungan dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, catatan itu diberi bertanggal hari kerja berikutnya.
5 Beralihnya Hak Tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada
hari tanggal pencatatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 4. Ketentuan tersebut diatas menunjukkan secara tegas dan jelas, bahwa
hak tanggungan dapat beralih atau berpindah tangan, dengan terjadinya peralihan atau perpindahan hak milik atas piutang yang dijamin
dengan hak tanggungan tersebut. c.
Asas individualitas
Ini berarti bahwa yang dapat dimiliki sebagai kebendaan adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat ditentukan terpisah individueel
bepaald. Ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Hak Tanggungan menentukan sebagai berikut:
1 Suatu objek Hak Tanggungan dapat dibebani dengan lebih dari satu
Hak Tanggungan guna menjamin pelunasan lebih dari satu hutang. 2
Apabila suatu objek Hak Tanggungan dibebani dengan lebih dari satu Hak Tanggungan, peringkat masing-masing Hak Tanggungan
ditentukan menurut tanggal pendaftarannya pada Kantor Pertanahan.
Universitas Sumatera Utara
3 Peringkat Hak Tanggungan yang didaftar pada tanggal yang sama
ditentukan menurut tanggal pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan.
Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa meskipun atas sebidang tanah tertentu yang telah ditentukan dapat diletakkan lebih dari satu
hak tanggungan, namun masing-masing hak tanggungan tersebut adalah berdiri sendiri, terlepas dari yang lainnya. Eksekusi atau
hapusnya hak tanggungan yang satu tidak membawa pengaruh terhadap hak tanggungan lainnya yang dibebankan di atas hak atas
tanah yang dijaminkan dengan hak tanggungan tersebut. d.
Asas menyeluruh totaliteit
Asas ini menyatakan bahwa kepemilikan oleh individu atas suatu kebendaan berarti kepemilikan menyeluruh atas setiap bagian
kebendaan tersebut. Dalam konteks ini, misalnya seseorang tidak mungkin memiliki bagian dari suatu kebendaan, jika ia sendiri tidak
memiliki titel hak milik atas kebendaan tersebut secara utuh. e.
Asas tidak dapat dipisahkan onsplitsbaarheid
Asas ini merupakan konsekuensi hukum dari asas totaliteit, dimana dikatakan bahwa seseorang tidak dimungkinkan melepaskan hanya
sebagian hak miliknya atas suatu kebendaan yang utuh. Meskipun seorang pemilik diberikan kewenangan untuk membebani hak
miliknya dengan hak kebendaan yang lainnya yang bersifat terbatas Jura in re aliena, namun pembebanan yang dilakukan itu pun hanya
Universitas Sumatera Utara
dapat dibebankan terhadap keseluruan kebendaan yang menjadi miliknya tersebut. Jadi jura in re aliena tidak mungkin dapat diberikan
untuk sebagian dari benda, melainkan harus untuk seluruh benda tersebut sebagai satu kesatuan.
f.
Asas prioritas
Eksistensi perjenjangan hak tanggungan sebagai hak kebendaan dapat secara jelas dan tegas dibaca dalam dalam Pasal 5 Undang-Undang
Hak Tanggungan, yang menyatakan sebagai berikut: 1
Suatu objek Hak Tanggungan dapat dibebani dengan lebih dari satu Hak Tanggungan guna menjamin pelunasan lebih dari satu hutang.
2 Apabila suatu objek Hak Tanggungan dibebani dengan lebih dari
satu Hak Tanggungan, peringkat masing-masing Hak Tanggungan ditentukan menurut tanggal pendaftarannya pada Kantor Pertanahan.
3 Peringkat Hak Tanggungan yang didaftar pada tanggal yang sama
ditentukan menurut tanggal pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan.
Dari rumusan pasal 5 Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut, dapat diketahui bahwa penentuan peringkat hak tanggungan hanya
dapat ditentukan berdasarkan pada saat pendaftarannya. Dan dalam hal pendaftaran dilakukan pada saat ayang bersamaan, barulah peringkat
hak tanggungan tersebut ditentukan berdasarkan pada saat pembuatan Akta Pembebanan Hak Tanggungan.
g.
Asas publisitas
Universitas Sumatera Utara
Dalam pasal 13 1 Undang-Undang Hak Tanggungan menyatakan bahwa : “Pemberi Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor
Pertanahan”. Pendaftaran yang dimaksudkan oleh undang-undang tersebut merupakan syarat publisitas yang harus dipenuhi oleh para
pihak yang melakukan perjanjian.
D. Fungsi Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit