21
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, berikut beberapa penelitian yang relevan:
1. Penelitian oleh Sidik Tri Raharjo 2011 dengan judul “Pengembangan Bahan
Ajar Handout Sistem Penerima Televisi di SMK Piri 1 Yogyakarta”. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dengan skala likert.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian tersebut menghasilkan produk berbentuk handout mata pelajaran sistem penerima
televisi. Penilaian ahli materi 1 diperoleh skor 4 dengan kriteria baik, ahli materi 2 diperoleh skor 3,58 dengan kriteria baik, dari ahli media 1 diperoleh
skor sebesar 4,05 dengan kriteria baik, dari ahli media 2 diperoleh skor sebesar 4,05 dengan kriteria penilaian baik, dan dari uji lapangan diperoleh
skor keseluruhan sebesar 4,10 dengan kriteria baik. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa handout sistem penerima televisi di SMK PIRI 1
Yogyakarta yang dikembangkan sudah baik sehingga layak digunakan. 2.
Penelitian oleh Sri Handayani dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Pembuatan Bebe Anak Untuk Siswa Kelas X SMK Negeri 1
Pengasih”. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan angket. Uji instrumen angket pada penelitian ini
menggunakan validitas konstruk sedangkan uji reliabilitas menggunakan alfa cronbach. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Pada
uji coba lapangan dalam penelitian ini menghasilkan skor 43,513 siswa dalam kategori sangat setuju dan 56,5 18 siswa dalam kategori setuju.
Sehingga disimpulkan bahwa pengembangan modul dalam penelitian tersebut baik dan layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.
22
C. Kerangka Pikir Berdasarkan hasil observasi di lapangan terhadap pembelajaran Sanitasi,
Hygiene dan Keselamatan Kerja di SMK Negeri 3 Wonosari, sumber belajar yang dimiliki sangat terbatas, baik untuk siswa, guru maupun perpustakaan sekolah.
Siswa hanya mendapatkan sumber belajar dari guru berupa file yang kemudian diperbanyak menjadi lembaran dan juga tidak jarang siswa mencari sendiri materi
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja melalui media internet. Dalam proses pembelajaran dikelas, guru hanya menyampaikan materi
dengan metode ceramah, presentasi menggunakan power point serta tanya jawab. Pada proses pembelajaran siswa hanya menunggu instruksi dari guru, hal
ini disebabkan karena terbatasnya sumber belajar sebagai media pembelajaran yang bisa membuat siswa belajar mandiri tanpa tergantung dengan guru.
Pembelajaran dengan media dapat mempermudah pembelajaran, memperjelas penyajian, mengatasi keterbatasan waktu dan daya indera,
membentuk peserta didik lebih termotivasi serta materi pelajaran dapat lebih dipahami. Kriteria pemilihan media tersebut adalah dengan mempertimbangkan
tujuan pembelajaran, kondisi peserta didik, karakteristik media, strategi pembelajaran, ketersediaan waktu dan biaya, serta fungsi media tersebut dalam
pembelajaran. Salah satu jenis media adalah modul pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan modul lebih menguntungkan, baik bagi peserta didik
maupun pengajar. Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat bahwa untuk memudahkan
siswa dalam menguasai materi dan meningkatkan kualitas belajar, dapat dilakukan dengan melengkapi media pembelajaran yaitu berupa modul. Modul
sebagai alat atau sarana pembelajaran berisi materi, metode, batasan-batasan