Sepakat mereka yang mengikatkan diri. Kecakapan para pihak. Suatu hal tertentu objek perjanjian. Suatu sebab yang halal.

b. Perjanjian real adalah perjanjian disamping ada persetujuan kehendak juga sekaligus harus ada penyerahan nyata atas barangnya, misalnya perjanjian jual beli barang bergerak, perjanjian penitipan, dan pinjam pakai. 52 Perencanaan, penyusunan maupun pelaksanaan kontrak kerjasama agar menjadi sah dan sempurna, yang dijadikan sebagai tolak ukur para pihak untuk standar dari keabsahan kontrak terlebih dahulu harus memperhatikan syarat-syarat sah dalam perjanjian sebagaimana dicantumkan Pasal 1320 KUH Perdata yang meliputi : 53

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri.

Sepakat merupakan konsensus murni dan tidak adanya cacat kehendak. Apabila terjadi cacat kehendak, maka suatu perjanjian akibat hukumnya menjadi tidak sempurna dan dapat dimintakan pembatalan perjanjiannya. Cacat kehendak ada 2 dua macam yaitu diatur undang-undang kekhilafan, paksaan dan penipuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1321 KUH Perdata yaitu :“Tiada suatu persetujuan apapun mempunyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan, atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan”.

2. Kecakapan para pihak.

Kecakapan berarti mampu secara mandiri melakukan perbuatan hukum. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1330 KUH Perdata, hal mana orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah : a. Orang yang belum dewasa. 52 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal 110. 53 Ibid. Universitas Sumatera Utara Dewasa menurut UU Jabatan Notaris adalah orang yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Sedangkan menurut UU Perkawinan N0.1 Tahun 1974 telah berusia 21 tahun. b. Ditaruh dibawah pengampuan. Dalam Pasal 1330 KUH Perdata juga menyatakan bahwa orang yang berada dibawah pengampuan tidak termasuk cakap dalam perjanjian, hal mana orang yang dibawah pengampuan adalah orang yang dianggap tidak dapat menyadari perbuatannya seperti ada gangguan jiwa dan sakit ingatan.

3. Suatu hal tertentu objek perjanjian.

Hal tertentu atau objek perjanjian diatur dalam Pasal 1332 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa hanya barang yang dapat diperdagangkan saja akan menjadi pokok persetujuan. Dimaksud dengan barang adalah sesuatu yang dapat ditentukan jenisnya. Barang yang belum ada, tetapi telah direncanakan pengadaannya boleh menjadi pokok perjanjian, dan seseorang tidak dapat menetapkan sesuatu warisan yang belum terbuka. 54

4. Suatu sebab yang halal.

Suatu sebab yang halal tertuang dalam Pasal 1365 KUH Perdata yaitu tiap-tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada pihak lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian. 54 Abdul kadir Muhammad, Op.Cit. hal 90 Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dalam Pasal 1320 KUH Perdata selain mengenai keabsahan perjanjian, juga dijelaskan adanya 4 empat teori momentum sangat penting dalam kontrak sebagai berikut : 55 a. Teori Pernyataan uitingstheorie Menurut teori pernyataan, kesepakatan terjadi pada saat pihak yang membuat pernyataan yaitu distributor, maka pihak yang menerima penawaran menyatakan bahwa ia menerima penawaran yaitu produsen. Jadi dilihat dari pihak yang menerima yaitu pada saat terjadinya transaksi dalam kontrak maka kesepakatan sudah terjadi. b. Teori Pengiriman verzendingtheorie Menurut teori ini bahwa kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima penawaran dari distributor itu yaitu pihak produsen, meskipun barang sudah dikirim produsen tetapi tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan yaitu pihak distributor, dianggap sudah terjadinya kesepakatan para pihak tersebut. c. Teori Pengetahuan vernemingstheorie Menurut teori pengetahuan, adanya kesepakatan itu terjadi apabila pihak yang menawarkan yaitu distributor mengetahui adanya acceptatie atau penerimaan. Akan tetapi, penerimaan itu belum diterimanya atau tidak diketahuinya secara langsung. d. Teori Kepercayaan 55 Ibid, hal 161-162 Universitas Sumatera Utara Bahwa momentum terjadi perjanjian yaitu pada saat terjadinya kesesuaian antara pernyataan dan kehendak antara produsen dan distributor, namun terkadang tidak adanya persesuaian antara pernyataan kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan. Dalam penerapan asas kebebasan berkontrak Pasal 1338 KUH Perdata dipakai dalam kontrak kerjasama ini perlu juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 56 1. Harus memenuhi syarat-syarat sah dalam perjanjian. 2. Untuk mencapai tujuan para pihak, kontrak harus mempunyai causa hubungan. 3. Tidak mengandung causa yang palsu atau dilarang dalam undang-undang. 4. Tidak bertentangan dengan kepatutan, kebiasaan, kesusilaan dan ketertiban umum. 5. Harus dilaksanakan kontrak itu dengan dasar itikad baik. Selain itu menurut Mariam Darus Badrulzaman, dalam kontrak teori dan teknik penyusunan kontrak juga harus memperhatikan 6 enam asas dalam hukum perjanjian sebagai berikut : 57 1. Asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan berkontrak adalah asas yang menduduki posisi sentral di dalam kontrak, meskipun asas ini tidak dituangkan menjadi aturan hukum namun mempunyai pengaruh yang kuat dalam hubungan kontraktual para pihak. Kebebasan berkontrak pada dasarnya merupakan perwujudan dari kehendak bebas, 56 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Azas Proporsionalitas Dalam kontrak Komersial, Laksbang Mediatama Yogyakarta,Cetakan 1Oktober, Tahun 2008, hal. 103 57 Ibid, hal 104 Universitas Sumatera Utara pancaran hak asasi manusia yang perkembangannya dilandasi semangat liberalisme yang mengagungkan kebebasan individu. Asas ini menurut hukum perjanjian indonesia mempunyai ruang lingkup sebagai berikut : a. Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian. b. Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat perjanjian. c. Kebebasan untuk menentukan atau memilih causa dari perjanjian yang akan dibuatnya. d. Kebebasan untuk menentukan objek perjanjian. e. Kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian. f. Kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan undang-undang yang bersifat opsional. Selain itu menurut Setiawan, menyatakan bahwa terjadinya berbagai pembatasan dari kebebasan berkontrak disebabkan : 58 a. Perkembangan masyarakat dibidang sosial ekonomi misalnya karena adanya penggabungan atau sentralisasi perusahaan. b. Adanya campur tangan pemerintah untuk melindungi kepentingan umum atau pihak yang lebih lemah. c. Adanya aliran dalam masyarakat menginginkan adanya kesejahteraan sosial. 2. Asas konsensualisme. 58 Setiawan, Aneka Masalah Hukum Dan Hukum Acara Perdata, Cet.I, Alumni Bandung, 1992, hal. 179-180. Universitas Sumatera Utara Bahwa untuk saling menhikatkan diri dan menimbulkan kepercayaan vertrouwen diantara para pihak terhadap pemenuhan perjanjian. Di dalam Pasal 1320 KUH Perdata terkandung “kehendak para pihak” untuk saling mengikatkan diri yaitu konsensualisme penyesuaian kehendak. 3. Asas pacta sunt servanda. Asas ini hampir sama dengan asas konsensualisme yang mempunyai pengertian bahwa suatu pactum penyesuaian kehendak artinya menurut hukum persesuaian kehendak itu mengikat, yang kemudian berkembang menjadi kekuatan yang dapat mengikat perjanjian. 4. Asas itikad baik. Asas ini maksudnya tercantum dalam Pasal 1338 ayat 3 bahwa “Perjanjian harus didasarkan dengan dasar itikad baik. Maksudnya perjanjian ini dilakukan dengan kepatutan dan keadilan. 5. Asas Persamaan Hak. Asas ini menempatkan para pihak di dalam persamaan derajat, tidak ada perbedaan warna kulit, bangsa, kepercayaan, kekuasaan dan jabatan. 6. Asas Keseimbangan, bahwa asas ini menghendaki kedua pihak untuk memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Berakhirnya kontrak kerjasama itu berarti telah terjadi hapusnya perjanjian dikarenakan yaitu : a. Pembayaran Universitas Sumatera Utara Istilah pembayaran tidak selalu harus diartikan terbatas pada pelunasan hutang semata-mata, karena bila ditinjau lebih jauh pembayaran tidak selamanya harus berbentuk sejumlah uang atau barang tertentu. Pembayaran dapat dilakukan dengan pemenuhan jasa atau pembayaran dalam bentuk yang tidak berwujud. Dengan pembayaran prestasi perjanjian hapus dengan sendirinya. 59 Dari ketentuan undang-undang dapat dilihat bahwa pada umumnya pembayaran tidak mendasarkan pada formalitas tertentu, walau ada beberapa jenis perjanjian yang menentukan formalitas pembayaran. Menurut pendapat M.Yahya bahwa pembayaran bukan tindakan hukum tetapi pembayaran dapat dilakukan tanpa ikatan formalitas. 60

b. Karena adanya penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penitipan.

Hal ini ditentukan dalam Pasal 1381 KUH Perdata. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penitipan hanya mungkin terjadi dalam perjanjian menyerahkan suatu benda bergerak. Oleh karena itu dalam perjanjian yang objek prestasinya melakukan atau tidak melakukan sesuatu maupun dalam penyerahan benda tak bergerak, penawaran dan penitipan ini tidak mungkin dilakukan. Dalam perjanjian yang objek prestasinya melakukan atau tidak melakukan suatu prestasi tidak mungkin dititipkan tapi harus dilakukan oleh debitur itu sendiri, demikian halnya dengan penyerahan benda tak bergerak. Jadi penawaran tunai yang 59 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1982, hal 108. 60 Ibid, hal. 108 Universitas Sumatera Utara diikuti kongsinasi adalah khusus untuk perjanjian pembayaran uang dan penyerahan benda-benda bergerak.

c. Pembaharuan Hutang Novasi.

Pembaharuan hutang ini lahir dari persetujuan para pihak, yaitu dengan jalan menghapuskan perjanjian lama dan pada saat yang bersamaan dengan penghapusan tadi, perjanjian tersebut diganti dengan perjanjian baru. Menurut Pasal 1413 KUH Perdata, bahwa pembaharuan hutang dapat terjadi apabila : 1 Kreditur mengadakan ikatan perjanjian hutang terhadap debitur dengan tujuan menghapuskan dan mengganti perjanjian lama dengan perjanjian yang baru. Dalam hal ini perjanjiannya diperbaharui, sedangkan para pihaknya tetap seperti semula. 2 Seorang debitur baru menggantikan debitur lama yang dibebaskan dari kewajiban pembayaran oleh kreditur. 3 Dengan membuat perjanjian baru yang menggantikan kreditur lama dengan kreditur baru, yang kreditur lama tidak berhak lagi menuntut pembayaran dari ikatan perjanjian lama.

d. Penghapusan Hutang

Tindakan kreditur membebaskan kewajiban debitur untuk memenuhi pelaksanaan perjanjian. Tindakan pembebasan hutang ini harus dapat dibuktikan dan tidak boleh diduga-duga. Hal yang sangat dibutuhkan dalam pembebasan hutang ialah adanya kehendak kreditur membebaskan kewajiban debitur untuk melaksanakan pemenuhan perjanjian serta sekaligus menggugurkan perjanjian itu sendiri. Universitas Sumatera Utara

e. Musnahnya barang yang terhutang

Perjanjian hapus karena musnahnya atau lenyapnya barang tertentu yang menjadi pokok prestasi yang diwajibkan kepada debitur untuk barang tersebut harus sesuai dengan ketentuan lebih lanjut dari Pasal 1444 KUH Perdata yang dapat dijelaskan sebagai berikut : “Musnah atau lenyapnya barang harus diluar perbuatan atau kesalahan debitur. Maka perjanjian itu menjadi musnah akibat dan sebab yang berada diluar kekuasaan debitur force majeur, dalam hal ini pihak debitur harus membuktikannya”.

f. Kebatalan atau pembatalan

Dikatakan suatu perjanjian batal demi hukum adalah apabila perjanjian itu tidaklah memenuhi syarat obyektif yang terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu kesepakatan dan kecakapan. Sedangkan pembatalan terjadi apabila suatu perjanjian tidak memenuhi syarat obyektif yang juga terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata mengenai suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. 61

g. Berlakunya suatu syarat batal

Yang dimaksud dengan syarat batal adalah suatu syarat yang jika tidak dipenuhi maka perjanjian itu tidak akan menjadi batal atau perjanjian tidak pernah ada. Hal ini biasanya tergantung pada suatu peristiwa yang terjadinya tidak tentu, misalnya saya akan memberikan hadiah berupa mobil kepadamu jika kamu telah berhasil meraih juara umum disekolah. Berlakunya syarat batal yang merupakan salah 61 Ibid, hal 108-109 Universitas Sumatera Utara satu cara untuk menghapuskan suatu perjanjian dapat diberlakukannya pada perjanjian bersyarat seperti contoh diatas.

h. Lewat Jangka Waktu Daluwarsa

Batas waktu yang telah ditetapkan sudah berakhir atau lewat waktunya akan membebaskan seseorang dari suatu kewajiban. Dalam kaitan antara lampaunya waktu dengan perjanjian, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Membebaskan seseorang dari kewajiban setelah lewat jangka waktu tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan undang-undang. 2. Memberikan kepada seseorang untuk memperoleh sesuatu hak setelah lewat jangka waktu tertentu sesuai dengan yang ditetapkan undang-undang.

D. Bentuk Kerjasama antara Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja PUSRI dengan

Distributor Pupuk Perjanjian kerjasama ini mempunyai tampilan kontrak yang sangat sederhana sekali. Kontrak kerjasama dilakukan berdasarkan kontrak kerja selama 1satu tahun yang ditetapkan pihak Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja, adalah berbentuk Surat Perjanjian Jual Beli SPJB tertulis berdasarkan akta dibawah tangan tanpa dihadapan Pejabat berwewenang Notaris sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Jual Beli berdasarkan kesepakatan pihak antara Produsen PT.Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor. Berdasarkan penelitian dilapangan, terdapat sejumlah nama-nama Distributor pupuk yang melakukan kontrak kerjasama dengan PT. Pupuk Sriwidjaja Daerah Wilayah Sumatera Utara berjumlah 65 Distributor Pada Tahun 2010 sd 2011 adalah : Universitas Sumatera Utara TABEL 1 Nama Distributor Pada PT. PUSRI Daerah PPD Sumatera Utara No Kabupaten atau Kota Nama Distributor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kodya Medan dan Binjai Deli Serdang Serdang Bedagai Langkat Tapanuli Utara Humbang Hasundutan Toba Samosir Tapanuli Selatan Padang Lawas Utara Padang Sidempuan Tanah Karo Mandailing Natal Tapanuli Tengah Sibolga Nias Puskud Sumut PT. Masyarakat PA, CV. Karya Sempurna, CV.Karo Jambi, CV.Anugerah Petani, KSU.Mega Gotong Royong, CV.Makmur, PT.Petrosida Gresik. CV.Kasih Tani, CV.Andika Pratama, CV.Putri Bumi Sriwidjaya, CV.Graha Mulia, CV. Serasi Citra Selaras. PD.Pertanian Taput, UD.Nasional, CV.Publo Badja dan jasa. UD. Marsipaingaton, UD. Risma. UD.Tani Jaya, UD.Martabe, CV.Putra Saleh Anugerah PD. Anugerah Agroniaga, PT. Roma Asih. CV. Sarana Putra, CV. Nagari Paluta, PT.Gresik Cipta Sejahtera, PT. Pertani PT. Gresik Cipta Sejahtera CV.Bidadari, UD.Bintang Tani, CV.Puri Indah, UD.Fajar Baru, CV.Ayata Prima Goro, CV.Otto Jaya, PT. Merauke Tetap Jaya UD. Mitra Tani Puskud Sumut, PT. Gresik Cipta Sejahtera Puskud Sumut PT.Eka Perkasa, PT.Indanoi, CV.Surya Indra PT. Martadiguna, CV. Manik Pratama. Universitas Sumatera Utara 16 17 18 19 20 21 22 Dairi Labuhan Batu Utara Simalungun Pematang Siantar Asahan Batubara Tanjung Balai UD.Berkat Usaha Tani, CV. Famili. UD.Garuda, CV.Sumber Inti Utama, PT.Ridho Usaha Sejahtera, UD.Tani Mandiri Sejahtera, KUD.Kandangan, CV.Viktor Jaya, CV.Mas Ayu. UD. Harapan Tani CV. Nusa Permai CV.Madu Jaya, CV.Serba Guna, KS.Marducopy. CV. Serba Guna, PT. Sempa Sejati. Jumlah : 22 Kabupaten Kota Jumlah : 65 Enam Puluh Lima Distributor Sumber : Kepala Departemen Pemasaran PT. PUSRI Sumatera Utara 2010 sd 2011 Berdasarkan tabel diatas diambil kesimpulan, bahwa terlalu banyaknya jumlah distributor pupuk yang mengadakan kontrak kerja dengan produsen PT. Pupuk Sriwidjaja daerah PPD Sumatera periode 2010 sd 2011 ini. Oleh karena banyaknya jumlah distributor yang berada di setiap kabupaten wilayah sumatera utara ini mengakibatkan sistem pengawasan menjadi kurang terfokus untuk mengawasi kinerja distributor tersebut. Sebaiknya jumlah distributor pada periode berikutnya yang mengadakan kontrak kerja dengan perusahaan sriwidjaja ini lebih diperkecil lagi, agar pengawasan dari instansi terkait dapat lebih terfokus. Dengan jumlah relatif sedikit maka adanya peluang terjadinya indikasi penyimpangan seperti kasus penyelewengan pupuk tidak terjadi secara meluas di masyarakat, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kasus pelanggaran seperti hal diatas. Universitas Sumatera Utara Bentuk perjanjian kontrak kerjasama Produsen dengan Distributor mempunyai format standar, dengan kata lain kontrak baku. Kontrak baku pengaturannya tidak ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Padahal kontrak baku dalam dunia bisnis saat ini merupakan praktek transaksi sehari-hari yang sering terjadi dikalangan masyarakat pada umumnya. Mengacu kepada kontrak kerja selama 1 tahun yang akan dibahas dalam sub bab ini, bahwa bentuk kerjasama yang terjalin selama ini antara Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor adalah Jual beli. Hal ini juga diutarakan salah satu karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja yaitu Bapak Mulya Putra Nanda, SE sebagai Supervisor Pengadaan dan Penjualan Pupuk, mengatakan bahwa mengacu kepada kontrak jual beli selama 1 tahun dibuat berdasarkan perjanjian tertulis dibawah tangan berbentuk Surat Perjanjian Jual Beli SPJB antara Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor tersebut. 62 Selanjutnya pendapat yang sama, salah satu karyawan Distributor CV. Serasi Citra Selaras SCS merupakan salah satu distributor yang menjalin kerjasama dengan PT. Pupuk Sriwidjaja, dengan mengatakan bahwa selama ini kontrak kerjasama yang dilakukan adalah berdasarkan kontrak jual beli. 63 Kontrak jual beli tentunya sesuatu yang harus ada dan merupakan hal yang pokok sebagai syarat yang tidak boleh diabaikan adalah syarat menetapkan harga dan barang. Mengenai penetapan harga dan floor price dari hasil penelitian di lapangan mempunyai mekanisme tersendiri yaitu mekanisme penetapan harga dan floor price. 62 Wawancara Pada Kepala Seksi Departemen PT. Pupuk Sriwidjaja pada tanggal 20 November 2010. 63 Wawancara Salah Satu Karyawan Distributor CV. SCS Pada Tanggal 21 November 2010. Universitas Sumatera Utara Sebelum diambil langkah-langkah mengenai penetapan harga dan floor price akan terlebih dahulu dijelaskan apa yang dimaksud dengan floor price itu sendiri. Floor price adalah batas harga terendah yang harus dipenuhi untuk menetapkan pemenang tender dan penunjukan secara langsung. Adapun kebijakan penetapan harga penjualan produk berpedoman pada ketentuan atau kondisi sebagai berikut : 1. Untuk urea pangan adalah berdasarkan harga patokan yang ditetapkan oleh pemerintah SK Menteri Pertanian Nomor : 50PermentanSR.130112009, dan SK Menteri Perindustrian dan perdagangan Nomor : 21M-DAGPER62008. 2. Untuk urea non pangan adalah berdasarkan kesepakatan harga antar anggota yang dikoordinir oleh PUSRI sebagai floor price. Penulisan kontrak perlu mempergunakan bahasa yang baik dan benar dengan pegangan pada aturan tata bahasa yang berlaku. Penggunaan bahasa baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing haruslah tepat, singkat, jelas dan sistematis. Jika dalam penulisan tersebut tidak jelas tidak menghilangkan eksistensi substansi perjanjian tersebut. Walaupun tidak ditentukan format baku di dalam perundang-undangan tetapi dari hasil penelitian kontrak kerjasama mengikuti pola kontrak standar, seperti salah satu contoh bentuk kerja yang diambil adalah Distributor bernama CV. Serasi Citra Selaras SCS yang melakukan kontrak kerjasama dengan PT. Pupuk Sriwidjaja di Wilayah Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Pola atau bentuk kontrak kerjasa yang dibuat kedua belah pihak antara Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras SCS ini yang meliputi :

a. Judul Heading

Judul Heading atau nama kontrak diberi nama sesuai dengan isi kontrak itu sendiri haruslah singkat, jelas dan padat. Pemahaman awal antara para pihak yang bernegosiasi sebagaimana yang dituangkan dalam kontrak kerjasama oleh para pihak untuk melakukan kontrak kerjasama, karena kesepakatan awal seperti yang tertuang didalam Pasal 1320 KUH perdata merupakan pendahuluan untuk merintis lahirnya suatu kontrak kerjasama yang sebenarnya, yang kemudian baru diatur dan dituangkan secara lebih rinci dalam kontrak dalam bentuk lebih formal.

b. Pembukaan Opening.

Setelah judul kemudian diawali dengan pembukaan yang merupakan permulaan dari suatu kontrak. Pembuatan kontrak antara PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras dimulai dengan kata-kata atau kalimat dibawah ini : “Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh satu desember tahun dua ribu sembilan 21-12-2009, kami yang bertandatangan dibawah ini”.

c. Komparisi Identitas Para Pihak Parties

Komparisi merupakan bagian kontrak yang dimuat setelah judul dan awal atau kepala surat akta, yang mengandung identitas para pihak atau pembuat perjanjian, termasuk uraian yang dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan mempunyai Universitas Sumatera Utara kecakapan rechtsbekwaamheid serta kewenangan rechtsbevoegheid untuk melakukan tindakan-tindakan hukum rechthandelingen sebagaimana dinyatakan dalam kontraksuratakta. Contohnya : 1. RENALDI SETIABUDI, SE, Msi : Area Manager Pemasaran Pupuk Sriwidjaja Pusri Daerah Sumatera Utara, beralamat di Jalan Gajah Mada No. 1925 Medan, dalam hal ini bertindak mewakili Direksi PT. Pupuk Sriwidjaja Persero disingkat PT. Pusri Persero dan selaku demikian bertindak untuk dan atas nama PT. Pupuk Sriwidjaja, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. H.AGUNG T. ADYTIAWARMAN : Direktur CV. Serasi Citra Selaras, beralamat komplek Busines Center di Jalan Setiabudi No. 5 Medan, dalam hal ini bertindak sebagai distributor untuk dan atas nama CV. Serasi Citra Selaras, selanjutnya disebut sebagai : PIHAK KEDUA. Perjanjian ini berdasarkan akta dibawah tangan adalah orang atau para pihak menyatakan berjanji tentang sesuatu dalam akta tersebut. Paling tidak komparisinya mencakup masalah identitas diri pihak, wewenang dan dasar hukum dari wewenang tersebut. Pembuatan Surat perjanjian berdasarkan akta dibawah tangan, yang bersangkutan dapat bertindak adalah : a Untuk diri sendiri. b Sebagai kuasa atau penerima kuasa berdasarkan surat kuasa, jadi bertindak untuk dan atas nama orang atau badan hukum. Universitas Sumatera Utara c Sebagai wakil atau mewakili yaitu bertindak untuk dan atas nama yang diwakili berdasarkan peraturan atau perundang-undangan, misalnya : 1. Wakil untuk mewakili anak dibawah umur pengampu. 2. Direktur mewakili PT atau Komisaris. 3. Menteri mewakili Negara Republik Indonesia dalam keadaan khusus. d Lebih dari satu status atau peran ganda, misalnya disamping bertindak : 1. untuk diri sendiri. 2. sebagai pemegang kuasa atau lainnya, misalnya selaku pemegang saham.

d. Premise Recitals

Suatu dokumen legal, premise atau recitals merupakan dasar atau pertimbangan, digunakan sebagai pendahuluan introduction suatu pengantar dari pernyataan yang tertuang didalam surat perjanjian yang menunjukkan maksud dan tujuan para pihak, dan menyatakan alasan mengapa kontrak itu dibuat. Adapun premise surat perjanjian yang ditemukan di dalam kontrak adalah : “PT. Pupuk Sriwidjaja Cabang Daerah Sumatera Utara telah setuju menunjuk salah satu distributor CV. Serasi Citra Selaras untuk menyalurkan pupuk subsidi berjenis urea ke wilayah tanggung jawabnya”, dengan ketentuan syarat-syarat sebagai berikut : 1 Adanya kemampuan atas modal dan menajemen pemasaran. 2 Penguasaan pangsa pasar dilapangan. 3 Berpengalaman dan sumber daya manusia. 4 Penguasaan jaringan informasi, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Kedudukan PT. Pupuk Sriwidjaja dalam kontrak sebagai berikut perusahaan yang memproduksi pupuk urea, sedangkan kedudukan CV. Serasi Citra Selaras sebagai distributor yang telah ditunjuk produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan, penjualan serta pemasaran pupuk bersubsidi dalam partai besar untuk dijual kepada pengecer resmi yang telah ditunjuk distributor yang menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi premise dalam kontrak yang dibuat oleh kedua belah pihak bersangkutan antara PT. Pupuk Sriwidjaja dengan CV. Serasi Citra Selaras ternyata tidak dinyatakan dalam isi kontrak. Namun tidaklah berarti menunjukkan bahwa suatu kontrak yang dibuat tanpa meletakkan premise dari suatu kontrak itu tidak sah karena tidak mengikuti pola dari suatu kontrak. Pelaksanaan perjanjian kerjasama yang dibuat oleh PT. Pupuk Sriwidjaja dengan CV. SCS merupakan ketentuan dan persyaratan yang menjadi pokok dalam suatu perjanjian, yaitu isi perjanjian itu sendiri mencakup ketentuan dan persyaratan dari kehendak para pihak sebagai suatu pernyataan tertulis yang sah. Sebagai pokok perjanjian hal ini diharapkan dapat mencakup dan mengandung semua isi dari perjanjian sekaligus merupakan isi kontrak yang memuat secara mendetail mengenai objek perjanjian, hak dan kewajiban para pihak, serta uraian secara lengkap mengenai prestasi. Oleh karena itu sesuai dengan adanya sistem terbuka open system yang dianut dalam hukum perjanjian bahwa para pihak bebas untuk mengadakan perjanjian atau kontrak sesuai dengan kehendak dan kepentingannya masing-masing, asalkan Universitas Sumatera Utara tidak melanggar ketertiban umum, kesusilaan, dan undang-undang yang termuat dalam Pasal 1337 KUH Perdata. Isi daripada perjanjian atau kontrak kerjasama yang dibuat antara PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras, secara sederhana semuanya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : 1. Unsur Esenselia Essential Elements Unsur esenselia dalam kontrak adalah sesuatu yang harus ada yang merupakan hal pokok sebagai syarat yang tidak boleh diabaikan dan harus dicantumkan dalam suatu kontrak. Kontrak tanpa hal pokok tersebut tidaklah sah dan tidak mengikat para pihak yang membuat perjanjian tersebut. Syarat ini memang ditentukan atau diharuskan oleh peraturan undang-undang, apabila tidak sesuai maka kontrak ini menjadi tidak sah dan tidak mengikat, misalnya pada perjanjian jual beli, maka yang merupakan esensialia adalah mengenai barang dan harga. Mengenai barang ditemukan di dalam kontrak yaitu Pada Pasal 2 yang isinya tentang jumlah, spesifikasi dan kemasan produk. Dalam pasal ini akan diuraikan mengenai jumlah kualitas atau mutu pupuk yang akan dijual oleh PT. Pupuk Sriwidjaja kepada Distributor CV.Serasi Citra Selaras SCS sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI yaitu dengan harga 46 Nitrogen, dan kemasan yang digunakan adalah dalam kantong berisi 50 kg net, terbuat dari Woven polypropylene dengan satu lapis inner liner dengan logo PT. Pupuk Sriwidjaja PUSRI. Mengenai pupuk yang akan dijual kepada CV. Serasi Citra Universitas Sumatera Utara Selaras, jika dikaitkan dengan isi Pasal 2 tersebut diatas dengan Pasal 1332 KUH Perdata mengenai objek perjanjian, yang menebutkan bahwa : “Hanya barang yang akan dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok persetujuan”. Bahwa dengan terdapat dalam Pasal 2 tersebut telah memenuhi standarisasi pokok dan kriteria barang-barang yang mempunyai nilai jual, dan pangsa pasar yang sudah jelas ditentukan pemerintah, artinya masyarakat petani yang membutuhkan bagian yang memang penting dalam menunjang pekerjaannya dibidang sektor pertanian. Unsur lain yang termasuk dalam unsur esenselia adalah mengenai harga, dimana dalam kontrak yang dibuat oleh CV. Serasi Citra Selaras dengan PT. Pupuk Sriwidjaja Pusri terdapat dalam Pasal 5, mengenai harga jual pupuk yang akan dibeli oleh CV. Serasi Citra Selaras akan ditetapkan dalam instruksi kerja tersendiri, namun tidak terpisah dengan surat perjanjian jual beli. Harga tersebut sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan biaya produksi, harga pasar dan ketentuan Pemerintah. Dan apabila ada perubahan harga maka PT. Pupuk Sriwidjaja akan menyampaikan kepada CV. Serasi Citra Selaras dalam waktu 1 minggu sebelum harga baru mulai diberlakukan. Harga jual yang akan dibeli oleh CV. Serasi Citra Selaras serta segala ketentuan-ketentuan lain mengenai penetapan harga dan perubahan-perubahan di dalam KUH Perdata diatur dalam Pasal 1333 KUH Perdata yaitu mengenai objek perjanjian karena suatu perjanjian haruslah mempunyai objek-objek tertentu, sekurangnya dapat ditentukan. Universitas Sumatera Utara 2. Unsur Naturalia Natural Elements Unsur naturalia ini umumnya dijumpai dalam perjanjian tertentu, dianggap tidak ada kecuali dinyatakan sebaliknya. Naturalia ini merupakan ketentuan yang bersifat umum, suatu syarat yang biasanya dicantumkan dalam perjanjian. Namun, tanpa pencantuman syarat yang dimaksud, suatu perjanjian tetap sah dan tidak mengakibatkan suatu perjanjian menjadi tidak mengikat. Dalam hal ini, apabila syarat yang dicantumkan kemudian ternyata tidak dimuat atau tidak diatur dalam perjanjian, peran undang-undang akan tampil untuk mengisi kekosongan yang terjadi dengan sifat hukum perjanjian yang accessoir disebut juga sebagai optional law. Dalam kontrak kerjasama PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras, pada Pasal 3 tentang ketentuan syarat penyerahan dan ketentuan penebusan pupuk. Distributor CV. Serasi Citra Selaras sebelum melakukan pembelian harus terlebih dahulu menyampaikan surat permohonan kepada PT. PUSRI dengan menyebutkan jumlah kebutuhan pupuk dan wilayah pemasaran yang akan dilayaninya. Jumlah pengambilan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan Stock PT. Pupuk Sriwidjaja dan Distributor CV. Serasi Citra Selaras harus menyampaikan rencana kebutuhan dan jadwal pengangkutan pada akhir bulan untuk rencana bulan berikutnya, yang bertujuan mengevaluasi dan disesuaikan dengan rencana operasional PT. Pupuk Sriwidjaja. Selanjutnya yang terakhir Universitas Sumatera Utara adalah syarat dan tempat penyerahan dari PT. Pusri kepada CV. SCS adalah sesuai dengan ketentuan PT. Pupuk Sriwidjaja. Mengenai proses penyerahan levering, harus terjadi ditempat dimana barang yang terjual berada pada waktu perjanjian, apabila mengenai hal itu tidak diadakan persetujuan lain Pasal 1477 KUH Perdata. Pada Pasal 4 tentang syarat dan Cara pembayaran. Apabila tidak diatur mengenai tempat pembayaran atau memang tidak diperjanjikan maka ketentuan undang-undang berlaku yaitu biaya jual beli atau biaya tambahan lain dapat dipikul oleh si pembeli, kecuali jika telah diperjanjikan sebaliknya seperti yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 1466 KUH Perdata. 3. Unsur Aksidentalia Accidental Elements Unsur aksidentalia merupakan hal khusus particular yang dinyatakan dalam perjanjian, yang disetujui oleh para pihak. Kata aksidentalia berarti bisa ada atau telah diatur dan bisa juga tidak diatur, bergantung pada keinginan para pihak jika merasa perlu untuk memuat atau tidak. Jadi ini merupakan suatu syarat yang tidak diharuskan ada, tetapi dicantumkan juga oleh para pihak untuk keperluan tertentu, dengan maksud khsusus sebagai suatu kepastian. Dan hal ini dimungkinkan oleh undang-undang atas dasar asas kebebasan berkontrak, asalkan hal tersebut tidak bertentangan dengan kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang. Hal khusus tersebut biasanya tidak diatur dalam perundang-undangan sehingga apabila para pihak tidak mengatur dalam perjanjiannya, hal yang Universitas Sumatera Utara diinginkan tersebut juga tidak mengikat para pihak karena memang tidak ada di dalam undang-undang. Jadi apabila tidak dimuat berarti tidak mengikat, seperti mengenai cara pembayaran dengan memakai kuitansi setoran atau melalui rekening bank. Kontrak yang dibuat PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras SCS, hal mana unsur aksidentalia terkandung dalam Pasal 4, dimana cara pembayaran dilakukan dengan cara pembayaran tunai 100 yang diserahkan langsung kedalam rekening bank milik PT. Pupuk Sriwidjaja, dan Distributor CV. Serasi Citra Selaras memberikan bukti setoran asli kepada Pihak PT. Pupuk Sriwidjaja. Didalam unsur aksidentalia terkandung bahwa asas kebebasan kepercayaan sangatlah mempengaruhi dalam pelaksanaan perjanjiannya artinya itikad baik para pihak yang mengadakan perjanjian akan saling melakukan prestasinya tanpa adanya merugikan pihak lainnya. Dimana tanpa adanya kepercayaan dan itikad baik itu, maka perjanjian kerjasama tidak mungkin akan terlaksana dengan baik. Dalam mengatur dan menuangkan materi atau isi perjanjian yang dikehendaki oleh para pihak kedalam kontrak jual beli dengan ketentuan harus mendapat tempat dalam kontrak ini. Hal ini penting dimaksudkan adalah mengenai klausul yang sering muncul dan dumasukkan ketika merumuskan isi kontrak, sekaligus merupakan bagian yang patut memperoleh perhatian dalam sebuah kontrak. Klausul umum yang diuraikan dalam kontrak PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras banyak ditemui dalam common law legal Universitas Sumatera Utara system dan hampir dapat ditemui dalam tiap-tiap kontrak yang dibuat oleh para pihak. Khususnya perjanjian yang dibuat dengan melibatkan unsur pihak, dan ini sifatnya lintas batas accross border contract, antara lain seperti wilayah pemasaran penyaluran pupuk bersubsidi yang diatur dalam Pasal 1, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang diatur dalam Pasal 7, dan juga penyelesaian perselisihan dan masalah domisili dalam Pasal 10 kontrak kerjasama yang dibuat PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor CV. Serasi Citra Selaras tersebut. Pada Pasal 1 kontrak yang dibuat antara PT. Pupuk Sriwidjaja dengan CV. Serasi Citra Selaras, bahwa SCS hanya diizinkan untuk memasarkan pupuk urea produksi PUSRI wilayah daerah Sumatera Utara yang ditetapkan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja, dan Distributor CV. Serasi Citra Selaras tidak diperkenankan untuk menyalurkan pupuk ke sektor non pangan dan keluar wilayah pemasaran yang telah ditetapkan di dalam Surat Perjanjian Jual Beli SPJB. Kecuali atas persetujuan pihak PT. Pupuk Sriwidjaja dan mengenai wilayah pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja akan ditetapkan tersendiri, namun tidak terpisahkan dengan surat perjanjian jual beli yang telah dibuat. Mengenai wilayah pemasaran pupuk bersubsidi yang disebutkan dalam Pasal 1 kontrak yang dibuat oleh PT. Pupuk Sriwidjaja dengan CV. Serasi Citra Selaras selaku distributor bertanggung jawab agar pupuk bersubsidi dari Lini III sampai Lini IV di wilayah kerjanya, dan bertanggung jawab agar pupuk bersubsidi sesuai dengan Universitas Sumatera Utara jumlah dan jenisnya sampai dan diterima oleh pihak pengecer resmi yang ditunjuknya sesuai nama, alamat, dan wilayah kerjanya yang diajukan pada saat pembelian, menyalurkan pupuk bersubsidi hanya pada pengecer resminya sesuai dengan harga yang ditetapkan, bertanggung jawab dan menjamin tersedianya stock pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya untuk memenuhi minimal kebutuahan dalam 1 satu minggu berikutnya, melaksanakan sendiri kegiatan pembelian dan penyaluran pupuk bersubsidi, dengan demikian oleh karena itu : a. Tidak dibenarkan melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada pedagang lain dan atau pihak lain yang tidak ditunjuk sebagai Pengecer resmi dari Distributor yang bersangkutan. b. Tidak dibenarkan memberi kuasa untuk pembelian pupuk bersubsidi kepada pihak lain, kecuali atas izin petugas distributor yang bersangkutan yang dibuktikan dengan surat kuasa dari pengurus atau direktur distributror yang bersangkutan. CV. Serasi Citra Selaras merupakan salah satu distributor yang melakukan kontrak kerjasama dengan PT. Pupuk Sriwidjaja, dan juga berperan aktif membantu produsen PT. Pupuk Sriwidjaja untuk melaksanakan penyuluhan dan promosi, bersama-sama melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap pengecer di wilayah kerjanya, dan diwajibkan memasang papan nama dengan ukuran 1x1,5 meter sebagai salah satu distributor pupuk secara resmi diwilayah kerjanya, melaksanakan koordinasi secara periodik dengan instansi terkait di wilayah kerjanya, diwajibkan menyampaikan laporan pengadaan, penyuluhan, penyaluran dan posisi stock di gudang yang dikelolanya secara periodik setiap akhir bulan kepada produsen Universitas Sumatera Utara PT. Pupuk Sriwidjaja dengan tembusan kepada instansi terkait, dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum pada surat lampiran. Selain tugas dan tanggung jawabnya tersebut diatas, dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21M-DAGPER62008 menetapkan adanya tugas dan tanggung jawab pengecer resmi yaitu : 64 1. Bertanggung jawab atas pupuk bersubsidi yang diterima dari distributor dan kelancaran dalam penalurannya kepada petanikelompok petani. 2. Pengecer bertanggung jawab menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan peruntukannya. 3. Bertanggung jawab dan menjamin tersedianya stock semua jenis pupuk bersubsidi di wilayah kerja masing-masing untuk memenuhi kebutuhan. 4. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh distributor yang bersangkutan. 5. Hanya sendiri kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani sesuai dengan cakupan wilayah penyalurannya. 6. Pengecer mengadakan penebusan dan menerima pupuk bersubsidi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen. 7. Pengecer menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi HET yang berlaku dalam kemasan 50 kg termasuk NPK dalam kemasan 20 kg. 8. Pengecer wajib memasang papan nama dengan ukuran 0,50 x 0,75 meter sebagai pengecer resmi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen. 64 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomo : 21M-DAGPER62008 Tentang Pengadaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian , Lampiran VI. Universitas Sumatera Utara 9. Pengecer wajib memasang daftar harga sesuai HET yang berlaku. Uraian diatas hanya menyebutkan tugas dan tanggung jawab distributor atau dengan kata lain hanya menyebutkan kewajiban-kewajiban distributor saja tetapi tidak menyebutkan apa-apa yang menjadi hak daripada distributor.

e. Penutup Testimonium Clause

Setiap perjanjian tertulis selalu ditutup dengan kata atau kalimat yang menyatakan bahwa kontrak itu dibuat dalam rangkap atau jumlah yang diperlukan dan telah bermaterai cukup, maksudnya telah memenuhi ketentuan yang berlaku, seperti materai Rp. 6000,.enam ribu rupiah. Kontrak ini ditandatangani oleh para pihak atau yang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama disamping itu pula sangat diperlukan adanya saksi-saksi dalam suatu kontrak, yang sekurangnya dua orang saksi. Di dalam pembuktian itu bahwa kesaksian seorang saksi adalah sama dengan tanpa kesaksian Pasal 1905 KUH Perdata unus nullus rule.

f. Tanda tangan Attestation

Tanda tangan para pihak atau yang mewakili dan tanda tangan para saksi. Apabila yang menjadi pihak dalam kontrak adalah bukan perseorangan, melainkan badan hukum, maka dibawah tanda tangan juga disebutkan nama dan jabatannya. Apabila kontrak sudah ditandatangani berarti penyusunannya sudah selesai, tinggal pelaksanaannya saja dilapangan, namun kadangkala ada perubahan dari pihak yang menuntut dibuatnya kontrak tambahan atau addendum kontrak.

g. Ketentuan Surat Jaminan

Universitas Sumatera Utara Kontrak atau perjanjian jual beli yang dibuat oleh pihak produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor berdasarkan Pasal 9 adanya keterangan Surat jaminan Facta Integritas dan Surat Pernyataan Jaminan Dan Pelepasan Tanggung Jawab Serta Pemberian Ganti Rugi Letter Of Indemnity. Contohnya : 1. Fakta Integritas. Dengan ini menunjuk SPJB Nomor : U-0931 SPJB I. 4120000.PS2009-2010 antara Pemasaran Pupuk Sriwidjaja Daerah Sumatera Utara dengan CV. Serasi Citra Selaras, dengan ini disepakati hal-hal sebagai berikut : a. Menjamin distribusi dan tersedianya pupuk sesuai dengan Prinsip 6 enam Tepat yaitu : Tepat Jenis, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Tempat, Tepat Waktu dan Tepat Mutu. b. Area Manager Pemasaran PUSRI Daerah Sumatera Utara dan seluruh jajarannya tidak akan menerima sesuatu dalam bentuk apapun juga dari CV. Serasi Citra Selaras dan Pihak CV. Serasi Citra Selaras tidak akan memberikan apapun kepada Area Manager Pemasaran PUSRI Daerah Sumatera Utara dan seluruh jajarannya yang berkaitan dengan pelaksanaan jual beli pupuk yang terhutang dalam Surat Perjanjian Jual Beli SPJB tersebut diatas. Fakta Integritas ini merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari bentuk kontrak kerjasama yaitu Surat Perjanjian Jual Beli SPJB tersebut diatas. Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan diperbuatnya surat keterangan jaminan berguna dijadikan sebagai bukti Universitas Sumatera Utara keterangan sebagai jaminan para pihak yang melakukan kontrak kerjasama ini, apabila terjadinya perselisihan dikemudian hari. Setelah itu surat keterangan jaminan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan diberikan materai secukupnya dan distempel dari masing-masing pihak yang bersangkutan surat terlampir. 2. Surat Pernyataan Jaminan Dan Pelepasan Tanggung Jawab Dan Ganti Rugi Letter Of Indemnity. Surat Pernyataan Jaminan dan Pelepasan Tanggung Jawab serta Pemberian Ganti Rugi LOI selanjutnya disebut “Surat Pernyataan” yang dibuat oleh Distributor Pupuk CV. Serasi Citra Selaras Pemberi Jaminan kepada Area PPD Sumatera Utara PT. Pupuk Sriwidjaja Penerima Jaminan. Dengan ini memberikan keterangan secara tegas dan menyatakan : a. Setiap semua kerugian yang mungkin akan timbul dan terjadi dan diderita oleh PENERIMA JAMINAN PT. Pupuk Sriwidjaja dalam bentuk apapun dan dalam jumlah berapapun yang disebabkan oleh kerugian, resiko, tuntutan, kalim, investigasi atau pemeriksaan, permintaan ganti rugi ataupun tindakan hukum lainnya yang diajukan, dibebankan, dimintakan, atau dikenakan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan atau Badan Hukum atau Instansi atau pihak ketiga manapun yang berwenang lainnya yang disebabkan oleh setiap dan semua tindakan atau perbuatan pelanggaran, lelalaian, kegagalan atau sehubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian Universitas Sumatera Utara Jual Beli SPJB dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dengan nomor : 21 M-DAGPER62008 Permendag dan nomor : 07M-DAGPER22009 Permendag 072009 Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian, beserta dengan setiap seluruh perubahan, lampiran, petunjuk teknis dan dokumen lainnya yang berkaitan. b. Tindakan atau perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan kebijakan Peraturan Perundang-undangan, serta ketentuan dan syarat-syarat yang diatur di dalam SPJB Pupuk Bersubsidi, dan Permendag 212008 dan Permendag 072009 sebagaimana dimaksud dalam angka 1 diatas 65 . Pengaturan substansi Kontrak kerjasama Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor dilaksanakan menunjukkan beberapa faktor dalam surat perjanjian yang dibuat para pihak tersebut membuat kedudukan menjadi tidak seimbang, maka perlu adanya menerapkan asas proporsionalitas bermakna equitability. Pada dasarnya asas proporsionalitas merupakan perwujudan doktrin “keadilan berkontrak” yang mengoreksi dominasi asas kebebasan berkontrak dalam beberapa hal justru menimbulkan ketidakadilan. Mengambil moralitas pertimbangan tersebut, maka asas proporsionalitas bermakna sebagai “asas yang melandasi atau mendasari pertukaran hak dan kewajiban para pihak sesuai proporsi atau bagiannya”, harus didasari adanya 65 Peraturan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21M-DAGPER62008 Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. Universitas Sumatera Utara penyesuaian kehendak, sehingga antara hak dan kewajiban para pihak dalam hubungan perjanjian menjadi seimbang. Menjalin hubungan kerjasama dengan Distributor yang satu dengan lainnya memiliki klausula-klausula bervariasi, bergantung pada banyaknya faktor. Sebagai pedoman dasar yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan yaitu berisikan : 1. Pengangkatan Distributor Dalam bagian ini ditentukan tentang masalah pengangkatan Distributor, seperti tentang penentuan apakah yang diangkat adalah Distributor tunggal atau bukan. Distributor tersebut merupakan pihak diantara Produsen dan Pengecer yang akan memasarkan barang dagangan Produsen, dan akan memasarkan barang didaerah mana dan sebagainya. Distributor yang diangkat sebagai Distributor tunggal berdasarkan syarat penunjukan Distributor, sehingga menjadi Distributor atau pelanggan resmi produsen tersebut. 2. Hak Dan Kewajiban Distributor Disini akan diatur masalah tentang kewajiban Distributor yang bertugas mensuplai atau menyalurkan barang-barang dagangan Produsen kepada konsumen terakhir melalui bantuan pengecer resminya, larangan mengangkat pengecer diwilayah yang sama, kewajiban untuk memelihara mutu produk dan menyediakan harga minimum yang ditetapkan, memberikan bantuan bersama-sama dengan Produsen untuk mempromosikan produk dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dimana produk barang yang akan disalurkan, dan Distributor berhak menerima pembayaran harga sesuai dengan harga eceran tertinggi. Universitas Sumatera Utara Apabila ditelaah mengenai Perjanjian Kerjasama PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor diketahui dalam perjanjian tersebut memuat 11 sebelas pasal mengatur berbagai hal dalam praktek pelaksanaan penyaluran pupuk urea bersubsidi oleh Distributor yang ditunjuk oleh Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja mengatur tentang : 66 1 Proses Penyaluran Pupuk Bersubsidi, mengacu pada Peraturan Pemerintah yang berlaku. 2 Penetapan Jenis, Jumlah pupuk tonase dan Kadar hara pupuk, yang akan disalurkan Distributor. 3 Syarat Penebusan dan Penyerahan, mengatur tentang tempat dan mekanisme penyerahan pupuk dari PT. Pupuk Sriwidjaja kepada Distributor. 4 Syarat dan Cara Pembayaran, mengenai tentang tata cara pembayaran yang ditetapkan pihak PT. Pupuk Sriwidjaja. 5 Penetapan Harga, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan Pemerintah SK. Menteri Pertanian. 6 Denda keterlambatan, ditetapkan PT. Pupuk Sriwidjaja terhadap Distributor jika terlambat melakukan penebusan dan pembayaran pupuk. 7 Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing pihak, mengenai tugas dan tanggung jawab Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor. 66 Lihat Surat Perjanjian Jual Beli Kontrak Kerjasama PT. Pupuk Srwidjaja dengan Distributor. Universitas Sumatera Utara 8 Pengawasan dan Sanksi, berisi tentang kewajiban PT. Pupuk Sriwidjaja untuk melakukan pemantauan dan pengawasan kegiatan penyaluran pupuk dengan memberikan sanksi. 9 Surat Pernyataan dan Jaminan, yaitu sebagai dasar dalam pelaksanaan penyaluran Pupuk subsidi dimana Distributor menyerahkan kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Surat pernyataan jaminan Fakta Integritas dan pelepasan tanggung jawab serta pemberian ganti kerugian LOI. 10 Penyelesaian Perselisihan, yang mengatur tentang prosedur penyelesaian yang dilakukan apabila terjadinya sengketa. 11 Penutup, berisi hal-hal lain termasuk berakhirnya jangka waktu kerjasama. Dalam hal ini dapat dilihat adanya skema proses terjadinya pembuatan kontrak kerjasama flow chart Pada PT. Pupuk Sriwidjaja Sumatera Utara Berdasarkan Keterangan Kepala Seksi Perencanaan Departemen Pemasaran PT. PUSRI adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara SKEMA I Proses Terjadinya Pembuatan Kontrak Flow Chart PELANGGAN DEPARTEMEN PEMASARAN CORPORATE LAWYER PPERP Sumber : Kepala Seksi Perencanaan Departemen Pemasaran PT. PUSRI Daerah Sumatera Utara 2010. Persyaratan Dari pelanggan Jaminan Kemampuan Pemasukan atau Kesediaan stock pupuk Komitmen Disposisi Direktur Keuangan Dan komersil Kewajiban Pelanggan Sesuai Kesepakatan Bersama Pembuatan Kontrak ASLI KONTRAK 1 Set Pendaftaran kontrak Universitas Sumatera Utara Dari skema proses terjadinya pembuatan kontrak flow chart sebagai berikut : 1. Pelanggan mengajukan surat permohonan persyaratan kepada Direktur Utama PT. PUSRI. 2. Kemudian setelah ada persetujuan dan ketetapan dari Direktur Keuangan dan komersil maka Departemen Pemasaran menyiapkan surat jawaban baik yang ditandatangani Direktur Keuangan dan atau Komersil, maupun oleh Kadep Pemasaran atas permohonan dari pelanggan tersebut. 3. Departemen Pemasaran membuat kontrak penjualan pupuk urea sebanyak 2 dua set dengan merinci dan menetapkan persyaratan produk sebagai berikut : a. Jenis Produk urea In Bag. b. Mutu produk sesuai dengan standar nasional Indonesia. c. Volume produk sesuai dengan pesanan. d. Harga sesuai dengan kesepakatan. e. Syarat pembayaran sesuai dengan kesepakatan. f. Waktu pengiriman produk sesuai dengan jadwal yang direncanakan. 4. Departemen Pemasaran mendaftarkan kontrak ke Corporate Lawyer. 5. Kontrak diparaf Kadep Pemasaran, Kabag Penjualan atau pejabat yang dikuasakan dan selanjutnya ditandatangani oleh Direktur Keuangan dan Komersil. 6. Kontrak diserahkan ke Pelanggan untuk ditandatangani. 7. Selanjutnya kontrak 1satu set diserahkan ke Pelanggan. 8. PT. Pupuk Sriwidjaja bertanggung jawab dan harus mampu memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh Pelanggan yang tertuang di dalam kontrak. Universitas Sumatera Utara

BAB III AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PRODUSEN

PT. PUSRI DENGAN DISTRIBUTOR PUPUK TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN KLAUSUL DALAM PERJANJIAN Berdasarkan penelitian dilakukan dilapangan bahwa perjanjian kerjasama antara PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor pupuk tidak tertutup kemungkinan menimbulkan adanya akibat dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama teresbut, apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban klausul dalam perjanjian, dan telah melakukan pelanggaran didalam perjanjian, misalnya : telah melakukan wanprestasi ingkar janji dan pebuatan melanggar hukum onrechtmatigdaad. Pada mulanya pelanggaran yang membawa akibat hukum dapat terjadi karena salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban klausul dalam perjanjian, dikarenakan perbuatan wanprestasi yang merupakan terminologi dalam perbuatan hukum perdata, artinya tidak menepati janji. Perbuatan wanprestasi harus didasari adanya suatu perjanjian baik perjanjian tertulis maupun tidak tertulis, baik dalam bentuk akta otentik maupun bentuk dibawah tangan. Dalam hal ini seseorang tidak dapat dikatakan wanprestasi jika seseorang tidak terikat dalam suatu hubungan kontraktual. Berkaitan dengan kontrak tidak selalu berakibat wanprestasi dalam ketentuan hukum perdata, tetapi juga dapat terjadi karena adanya perbuatan melanggar hukum yang terjadi adanya unsur tipu muslihat atau penipuan dalam ketentuan hukum pidana. Perbuatan penipuan umumnya merupakan terminologi dalam perbuatan hukum pidana. Bentuk pelanggaran diatas yang diatur dalam perdata maupun pidana 77 Universitas Sumatera Utara sangatlah erat kaitannya dan mempengaruhi satu sama lainnya dalam pembuatan kontrak yang sering timbul di dalam kalangan hidup masyarakat. Pembahasan masalah wanprestasi dengan perbuatan penipuan tersebut sangat penting untuk dipecahkan demi mendapat adanya kepastian hukum yang adil, maka batasannya dapat dilihat karena terkait dalam permasalahan hukum yang lahir akibat adanya hubungan kontraktual hukum perjanjian. Menurut Pasal 1248 KUH Perdata, bahwa ganti kerugian hanya dapat diberikan akibat langsung dan akibat tidak terpenuhi prestasi dalam hukum perikatan. Dalam Pasal 1247 KUH Perdata membatasi lebih sempit tanggung gugat antara debitur yang tidak bersifat tipu daya, maksudnya tidak hanya melihat dari perbuatan wanprestasi saja, akan tetapi tanggung gugat juga dikaitkan dengan pelanggaran kewajiban kontraktual secara sadar yang menimbulkan perbuatan penipuan dalam Pasal 378 KUHP, yang telah diuraikan bahwa hubungan hukum ini senantiasa diawali adanya perjanjian yang dibuat para pihak tersebut. 67 Unsur penipuan disebabkan adanya perbuatan curang yang dilakukan dengan sengaja semata-mata menguntungkan bagi dirinya sendiri pelaku dan merugikan hak orang lain. Unsur dari Pasal 378 KUHP adalah : 68 1. Dengan kesengajaan. 2. Hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum. 3. Memakai nama pemalsuan atau dalam keadaan palsu, serta secara tipu muslihat. 67 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, Politeia Bogor, Sukabumi, Tahun 2007, hal 262. 68 Ibid, hal 262-263. Universitas Sumatera Utara Perbuatan penipuan dalam konsep hukum pidana sebenarnya terjadi dikarenakan akibat salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban yang telah diperjanjikan dengan itikad buruk terhadap kontrak yang dibuat. Penipuan dalam ketentuan hukum perdata, merupakan bentuk kesesatan atau keliru yang tergolong adanya “cacat kehendak” melakukan prestasi seperti adanya kekhilafan dwaling, paksaan dwang, dan penipuan bedrog semata-mata menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Oleh karena itu bentuk pelanggaran diatur dalam hukum perdata dan pidana, saling berkaitan erat sekali pada saat terjadi hubungan kontraktual. SKEMA II KEWAJIBAN TIDAK DILAKUKAN TERHADAP KLAUSUL DALAM KONTRAK Sumber : Data Kepala Seksi Perencanaan dan Pengendalian Departemen Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja Pada tahun 2010. Dari skema diatas dapat dijelaskan dan dapat ditarik kesimpulkan terdapat adanya 2 dua kewajiban tidak terpenuhi dalam klausul kontrak, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran dan menimbulkan adanya sanksi hukum yaitu : Kewajiban yang tidak dilakukan terhadap klausul dalam kontrak DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR KIOS PENGECER Universitas Sumatera Utara 1. Distributor yang tidak melakukan kewajiban terhadap klausul dalam kontrak. Dalam hal ini bahwa pihak distributor tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan surat perjanjian yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan atau telah melanggar perjanjian atau isi kontrak tersebut. Dalam hal ini distributor yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya melakukan proses pendistribusian pupuk subsidi dari pemerintah, tidak disalurkan sesuai dengan batas wilayah tanggung jawabnya. Melainkan melakukan pendistribusian diluar batas wilayah tanggung jawab kerjanya. Contoh : Distributor A tidak menyalurkan kepada pengecer resminya A sesuai dengan surat pemberitahuan kepada produsen, tetapi distributor mengalihkan kepada pengecer resmi lain diluar wilayah daerah tanggung jawabnya. 2. Kios pengecer yang ditunjuk oleh distributor yang tidak melakukan kewajiban terhadap klausul dalam kontrak. Dalam hal ini bahwa pengecer resmi yang ditunjuk distributornya melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses pendistribusian pupuk kepada kelompok petani konsumen akhir, dan telah melanggar pernyataannya dan tidak memenuhi kewajiban sebagaimana mestinya yaitu melakukan pendistribusian pupuk tidak sesuai dengan daerah wilayah peruntukannya diluar wilayah daerahnya. Misalnya : Pengecer unit desa A tidak menyalurkan pupuk kepada kelompok petani A, tetapi dialihkan kepada kelompok petani B yang bukan merupakan wilayah tanggung jawabnya, dan mendistribusikan pupuk tidak sesuai Universitas Sumatera Utara penetapan harga semata-mata untuk kepentingan pribadi dengan mengabaikan kepentingan kelompok petani.

A. Pemutusan Kerjasama PT. Pupuk Sriwidjaja Dengan Distributor Pupuk

Secara Sepihak Dari hasil penelitian lapangan sering sekali dijumpai terjadinya kasus penyelewengan pupuk urea pangan yang dilakukan oleh pihak distributor maupun pengecer resminya telah melakukan perbuatan melawan hukum dan wanprestasi yang akhirnya membawa kerugian bagi pihak lain, dikarenakan tidak melakukan kewajiban dalam kontrak yaitu tidak memasarkan pupuk hasil produksi PT. Pupuk Sriwidjaja sesuai dengan wilayah daerah peruntukkannya ditetapkan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja, dan pihak pengecer yang sering menyalahgunakan tanggung jawabnya misalnya terjadinya pemalsuan merek pupuk yang akan disalurkan kepada petani. Hal ini diketahui kebenarannya berdasarkan Surat keterangan dari PT. Pupuk Sriwidjaja Pada Anggaran Tahun 2010 yang terkena sanksi administratif diberikan kepada Distributor dalam menyalurkan pupuk urea bersubsidi khusus daerah PPD Sumatera Utara, dengan memberikan surat teguran secara tertulis kepada distributor yang telah melakukan indikasi penyelewengan pupuk urea pangan terjadi tahun 2010 pada bulan juni, yaitu ditemui Distributor CV. Publo Badja dan Jasa Kabupaten Langkat mendapatkan sanksi adalah : a. Bahwa Distributor maupun Pengecer yang melanggar ketentuan Pasal 18 ayat 1 dan 2, maka Distributor dikenakan sanksi “administratif“ instansi terkait berupa pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP oleh Pejabat Penerbit Izin Universitas Sumatera Utara Usaha bersangkutan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21M-DAGPER2008 perihal Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian adalah mengenai tugas dan tanggung jawab distributor. Sedangkan dalam Pasal 10 dan Pasal 11 disebutkan bahwa distributor dan pengecer dilarang memperjualbelikan pupuk bersubsidi diluar daerah peruntukannya. b. Terhitung sejak tanggal diberikan peringatan atau teguran tertulis pada tanggal 24 september 2010, maka distributor tidak dibenarkan melakukan penebusan pupuk urea pangan dan dinonaktifkan sebagai Distributor PT. Pupuk Sriwidjaja selama proses hukum berjalan, sampai adanya bukti dan keputusan lebih lanjut dari aparat penegak hukum bahwa distributor ini dinyatakan tidak terlibat dalam kasus pelanggaran. Berdasarkan wawancara pada tanggal 20 oktober 2010 oleh Bapak Mulya Putra Nanda, SE selaku Supervisor Pengadaan dan Penjualan Pupuk ini mengatakan bahwa penyelesaian terhadap distributor PT. Pupuk Sriwidjaja yang tidak memenuhi kewajiban klausul dalam kontrak, maka distributor akan dikenakan berupa sanksi : 1. Dinon aktifkan sementara atau schorsing menjadi distributor PT. Pupuk Sriwidjaja selama 3 tiga bulan selama proses hukum masih berjalan. 2. Alternatif akhir adalah diberhentikan atau dipecat menjadi distributor PT. Pupuk Sriwidjaja. Proses dalam bidang pemasaran pupuk merupakan kelangsungan hidup Distributor, maka dalam hal ini Distributor CV. Publo Badja dan jasa yang telah Universitas Sumatera Utara terbukti tidak bersalah melayangkan permohonan kepada PT. Pupuk Sriwidajaja cabang PPD Sumatera Utara untuk menjadi Distributor PT. Pupuk Sriwidjaja kembali. Hal ini merupakan hasil wawancara dari Bapak Mulya Putra Nanda,SE dan juga mengatakan bahwa : dengan adanya Surat Distributor tersebut yang ditujukan kepada Kepala Departemen Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja yaitu : “mengingat kelancaran proses pemasaran pupuk adalah sebagai pilar utama demi kelangsungan hidup perusahaan itu dijalankan, maka Distributor CV. Publo Badja dan Jasa sangat mengharapkan dapat diaktifkan kembali sebagai Distributor PT. Pupuk Sriwidjaja yang bertugas menyalurkan pupuk urea tersebut”. 69 Berdasarkan adanya surat permohonan dari CV. Publo Badja dan Jasa selaku Distributor yang melayangkan surat permohonan kepada Kepala Departemen Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja, maka Kepala Departemen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan sendirinya bertindak untuk melayangkan kembali surat permohonan secara intern kepada corporate Lawyer, dan selanjutnya corporate lawyer pada tanggal 10 Oktober 2010 telah melayangkan kembali surat intern perihal : pengaktifan kembali sebagai distributor pupuk urea pangan. Surat intern tersebut menyarankan dan menjelaskan yaitu sebagai berikut : “mengaktifkan kembali CV. Publo Badja dan jasa sebagai Distributor penyalur pupuk urea hasil produksi PT. Pupuk Sriwidjaja, karena Distributor ini tidak terlibat 69 Wawancara, Pada Kepala Seksi Departemen Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja , tanggal 10 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara dalam kasus pelanggaran, melainkan salah satu pihak Pengecer resminya yang ditunjuk Distributor tersebut melakukan pelanggaran berupa penyelewengan pupuk”. Dalam proses penyelidikan diketahui bahwa yang tidak melakukan kewajiban dalam kontrak adalah bukan Perusahaan Distributor, tetapi salah satu pihak Pengecer dari Distributor tersebut. Bapak Kabul Taufik sebagai Kepala Seksi Perencanaan dan Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja cabang PPD Sumatera Utara, mengatakan bahwa : “bukan Distributor yang melakukan penyelewengan urea pangan tetapi pihak Pengecer yang ditunjuk Distributor CV. Publo Badja dan Jasa tersebut terbukti melakukan pelanggaran”. 70 Kasus hal yang sama terjadi kasus penyelewengan pupuk dilakukan Distributor PT. Sempa Sejati Kabupaten tanjung balai berdasarkan temuan dari KP3, pada tanggal 10 September 2009 telah diberhentikan atau diputus kerjasama sebagai Distributor PT. Pupuk Sriwidjaja dan tidak diperpanjang lagi sampai tahun 2010 berikutnya. Selanjutnya PT. Pupuk Sriwidjaja bertindak mencabut sementara izin usaha terhadap Distributor PT. Sempa Sejati tersebut, sampai adanya bukti konkrit dan jelas serta adanya keputusan dari aparat penegak hukum telah menyatakan bersalah atau tidak bersalahnya Distributor ini. Berdasarkan Peraturan SK. Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan Nomor : 21M-DAGPER62008, menyatakan bahwa Distributor yang menunjuk Kios-kios pengecer, dan apabila Kios Pengecer tidak melakukan kewajibannya 70 Wawancara, Pada Kepala Seksi Departemen Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja, pada tanggal 11 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara dalam kontrak seperti yang dilakukan salah satu Kios pengecer KUD Tiara Tani Pengecer PT. Sempa Sejati diprediksi terbukti melakukan perbuatan melawan hukum perihal penyelewengan pupuk dengan memalsukan merek pupuk subsidi menjadi pupuk non subsidi urea sebanyak 70 ton pupuk untuk disalurkan kepada kelompok petani. Dalam hal ini Distributor PT. Sempa Sejati mendapat sanksi administratif dari PT. Pupuk Sriwidjaja sampai Distributor ini terbukti tidak terlibat dalam pelanggaran kasus diatas. Menurut Staf Asisten Supervisor Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja cabang PPD Sumatera Utara yaitu Bapak Hermansyah, bahwa pencabutan izin usaha terhadap Distributor ini berkaitan dengan kasus penyelewengan pupuk sebanyak 70 ton pupuk urea yang dilakukan Pengecer dengan memalsukan merek pupuk dan bukan untuk daerah wilayah peruntukannya. Dalam hal ini masih sedang menjalani proses hukum dan saat ini ditangani oleh pihak kepolisian. 71 Berdasarkan uraian Peraturan dalam SK. Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 21M-DAGPER62008, bahwa Distributor yang menunjuk Kios Pengecer, dan apabila Kios Pengecer tidak memenuhi kewajiban dalam kontrak seperti yang dilakukan Kios Pengecer KUD Tiara Tani telah diprediksi melakukan perbuatan melawan hukum dengan menyelewengkan pupuk urea pangan dengan memalsukan merek sebanyak 70 ton pupuk. Maka Distributor mendapat sanksi administratif berupa teguran tertulis dan alternatif terakhir diberhentikan PT. Pupuk 71 Wawancara Pada Staf Asisten Supervisor Pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja, tanggal 25 Febuari 2011 Universitas Sumatera Utara Sriwidjaja sampai Distributor ini terbukti tidak terlibat. Sementara Kios Pengecer izin usahanya dicabut oleh pihak Distributor tersebut. Selanjutnya terdapat kasus yang sama yaitu Distributor PT. Gresik Cipta Sejahtera Kabupaten Padang Lawas telah melakukan pendistribusian pupuk yang bukan untuk daerah peruntukannya sebanyak 70 ton pupuk. Oleh karena itu PT. Pupuk Sriwidjaja memberikan sanksi hukum administratif berupa peringatan tertulis dan alternatif terakhir mencabut izin usaha sementara dan tidak mendapat pasokan pupuk kepada distributor yang diduga terlibat kasus penyelewengan selama proses hukum berjalan menyatakan distributor ini tidak terlibat kasus penyelewengan pupuk. 72 PT. Pupuk Sriwidjaja PPD Sumatera Utara dalam hal proses pendistribusian pupuk berjenis urea disalurkan kepada kelompok petani, untuk kebutuhan sektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan. Maka Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja menghimbau kepada para instansi terkait khususnya Disperindag yang bertugas sebagai Komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk KP3 Daerah Sumatera Utara, agar lebih meningkatkan lagi eksistensi dalam pengawasannya sesuai dengan SK Peraturan Menteri Perdagangan RI, bertindak lebih teliti, tegas dan adil memberikan sanksi hukum terhadap pelaku kasus pelanggaran misalnya terjadi indikasi penyimpangan di wilayah Sumatera Utara ini. 72 Surat Kabar Medan Bisnis , Rabu pada tanggal 23 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara Analisa Kasus dan Menimbang : 1. Ditemukan Distributor PT. Meroke tetap jaya telah bersalah dengan menjual pupuk urea bersubsidi melampaui Harga Eceran Tertinggi HET = Rp. 1600kg yaitu dengan harga sebesar Rp. 80000Sak 1 Sak berisi 50 kg. Pada kenyataan dalam pelaksanaan penjualan ini bertentangan atau tidak sesuai dengan surat pernyataan distributor tersebut, tertanggal 11 April 2009 dan ketentuan yang telah diberitahukan secara resmi dengan Surat Nomor 103MTJII2009 tertanggal 15 April 2009, telah melanggar peraturan dan ketentuan PT. Pupuk Sriwidjaja 73 . 2. Ditemukan bersalah menjual pupuk urea bersubsidi kepada Kios lain bukan Pengecer resminya dengan kwantum sebanyak 6 ton dan bukan disalurkan secara langsung kepada “Kelompok Petani”. Pada kenyataan pelaksanaan penjualan ini bertentangan atau tidak sesuai dengan surat pernyataan distributor yang diberitahukan secara resmi dengan Surat Nomor 103MTJII2009 tertanggal 15 April 2009, dan telah melanggar peraturan dan ketentuan PT. Pupuk Sriwidjaja 74 . 3. Ditemukan bersalah telah menjual pupuk urea keluar wilayah kabupaten yang bukan daerah wilayah tanggung jawabnya, dan pada kenyataan pelaksanaan penjualan ini bertentangan atau tidak sesuai dengan surat pernyataan distributor tersebut tertanggal 11 April 2009, dan telah melanggar peraturan dan ketentuan PT. Pupuk Sriwidjaja. 75 73 Surat Kabar Medan Bisnis, Tanggal 12 April 2009 74 Surat Kabar Tribun Medan, Pada tanggal 15 April 2009 75 Surat Kabar Tribun Medan, Pada tanggal 16 April 2009 Universitas Sumatera Utara Dengan ini memutuskan dan memberikan sanksi : “Secara resmi dan tegas bahwa Distributor PT. Meroke Tetap Jaya mendapat sanksi administratif peringatan tertulis dari PT. Pupuk Sriwidjaja, dan Distributor secara langsung memberikan sanksi pencabutan Kios Pengecer resminya yaitu Kios UD Sahabat Tani”. Sehingga Kios UD Sahabat Tani dan Distributor PT. Merauke Tetap Jaya tidak mendapatkan pasokan pupuk urea pangan lagi dari PT. Pupuk Sriwidjaja. Sementara Kios Pengecer UD. Sahabat Tani diatas telah menjadi tangan kepercayaan PT. Pupuk Sriwidjaja dengan mendapat pasokan pupuk urea dari Perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja, bertujuan untuk membantu kebutuhan masyarakat kelompok petani yang disalurkan melalui Kios Pengecer UD. Sahabat Tani. Hal ini Kios pengecer UD. Sahabat Tani telah mendapat jatah pupuk urea dari Pemerintah sebanyak 30 ton perbulan untuk disalurkan kepada kelompok petani, dengan harga beli Rp 1.200kg dan apabila dijual harga eceran Rp 2100kg. Apabila Kios Pengecer UD. Sahabat Tani menjual keluar daerah tentu lebih mahal dan mendapat keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi demi keuntungan itu, Kios Pengecer UD. Sahabat Tani sudah mengabaikan masyarakat petani dan telah melakukan pelanggaran Ketentuan SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Pemerintah dan Ketentuan PT Pupuk Sriwidjaja itu sendiri yang sudah ditetapkan. Kios UD. Sahabat Tani Pengecer Distributor PT. Meroke Tetap Jaya terbukti telah melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sebagai berikut : 1. Pencabutan izin usaha sebagai Kios Pengecer resmi penyaluran pupuk bersubsidi oleh pihak instansi terkait Disperindag setempat. Universitas Sumatera Utara 2. Distributor bersedia untuk tidak mendapat pasokan pupuk urea lagi dari hasil produksi PT. Pupuk Sriwidjaja pembekuan distribusi pupuk. 3. Mendapatkan sanksi hukum tindak pidana ekonomi dari instansi terkait, dan bersedia ditindak oleh aparat penegak hukum jika mengarah akibat perbuatan pidana. Perjanjian kerjasama PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor Pupuk dari hasil penelitian yang dilakukan, selain mendapatkan sanksi pemutusan secara sepihak oleh Pihak PT. Pupuk Sriwidjaja juga mendapatkan sanksi adminitratif dari instansi terkait komisi pengawas berupa pencabutan izin usaha akibat tidak memenuhi kewajiban atau prestasi dalam kontrak kerjasama karena perbuatan wanprestasi dan perbuatan melanggar hukum. Pada dasarnya tujuan kontrak kerjasama adalah untuk saling menguntungkan satu sama lain, bukan untuk saling merugikan hak orang lain.

1. Tuntutan Ganti Kerugian

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara Pt. Satria Parang Tritis Dengan Cv. Mitra Niaga Corporation Tentang Rekrutmen Tenaga Kerja Lulusan Sma/Smk

1 60 105

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Dengan Pertamina Dalam Kontrak Codolite (Di SPBU 14201101 Simpang Limun Medan )

6 123 124

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

Penyelesaian Sengketa Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Operasional Antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara Dengan Mitra Kerja

0 35 125

Peranan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Daerah Sumatera Utara

24 188 75

Kontrak Jual Beli Antara Produsen Dengan Distributor (Studi Pada PT. Pupuk Iskandar Muda Lhoksumawe)

1 76 5

Analisis Strategi Promosi Pupuk Urea Pada PT Pupuk Sriwidjaja

0 8 183

Optimalisasi distribusi pupuk urea di wilayah Jawa Barat pada PT. Pupuk Sriwidjaja

0 21 146

Hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja wilayah pemasaran DIY - USD Repository

0 0 223