Analisis Data Jadwal Rencana Penelitian

a. Studi dokumen atau kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari peraturan perundang-undangan, teori-teori, buku-buku, hasil penelitian, dan dokumen lain yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. b. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dan mendalam, terarah dan sistematis ditujukan kepada narasumber, untuk mengumpulkan bahan penelitian berupa data kebenaran atau objektif secara konkrit dan jelas melalui narasumber didalam penelitian ini adalah beberapa staf atau karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja dengan distributor yang bersangkutan. Narasumber tersebut diambil dari beberapa responden yang terkait terdiri dari : 1. Supervisor Pengadaan dan Penjualan : Bapak Mulya Putra Nanda,SE. 2. Staf Asisten Supervisor Pemasaran Pupuk : Bapak Hermansyah Aziz. 3. Staf Pengadaan dan Penjualan pupuk : Edy Maradona,H, S.Kom. 4. Distributor Pupuk : Bapak Agung T.Adityawarman.

5. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah diadakan terlebih dahulu pemeriksaan, pengelompokkan, pengolahan dan evaluasi sehingga diketahui rehabilitas data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dengan mempelajari seluruh permasalahan yang ada dengan melakukan pembahasan. Kegiatan analisis ini diharapkan dapat memberikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti secara benar dan akurat, serta dapat dipresentasikan dalam bentuk pola berpikir deduktif yaitu dari peraturan umum ke peraturan khusus. Universitas Sumatera Utara

6. Jadwal Rencana Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan maksimal, maka diperlukan adanya perencanaan dan penggunaan waktu yang efisian. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 4 empat bulan dan diharapkan dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun jadwal penelitian ini direncanakan dengan tahap sebagai berikut : a. Tahap persiapan selama 1 satu bulan b. Penelitian selama 1 satu bulan c. Analisis data selama 1 satu bulan d. Penulisan tesis selama 1 satu bulan Bulan Februari Maret April Mei No Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Tahap persiapan 2. Penelitian 3. Analisis data 4. Penulisan tesis Universitas Sumatera Utara

BAB II BENTUK KERJASAMA ANTARA PRODUSEN PT. PUSRI DENGAN

DISTRIBUTOR PUPUK DALAM MENYALURKAN PUPUK Cabang PPD Sumatera Utara

A. Gambaran Umum Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja PUSRI Cabang PPD

Sumatera Utara Pupuk Urea merupakan salah satu produk strategis yang sangat penting peranannya dalam menunjang produksi pertanian. Kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia membangun pabrik urea dalam jumlah yang cukup dirasakan sangat tepat yang dibuktikan dengan berhasilnya Indonesia mencapai serta mempertahankan swasembada pangan, dan bahkan untuk beberapa tahun belakangan ini jumlah produksi urea Indonesia selain sudah dapat memenuhi kebutuhan pupuk urea dalam negeri juga telah mempunyai kelebihan untuk dapat diekspor ke berbagai negara. Membicarakan keberadaan PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Pupuk Daerah Sumatera Utara, yang didirikan pada tanggal 24 desember 1959 dikantor Notaris Eliza Pondag dengan nomor 177, diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 7 juni 1960, penggunaan nama Sriwidjaja dimaksudkan untuk kejayaan pertama di Indonesia. Pada bulan Mei 1964 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1964, maka PT. Pupuk Sriwidjaja diubah status hukumnya menjadi Perusahaan Negara yang berkedudukan pusat di Palembang dan kemudian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 1969 yang 29 Universitas Sumatera Utara membagi perusahaan jawatan Pupuk Sriwidjaja dialihkan dalam bentuk usahanya menjadi perusahaan perseroan Persero dengan Akta Notaris bernama “Soeleman Ardjasasmita” di Jakarta No.4 Pada bulan Januari 1970, disahkan pendiriannya yang berkedudukan di Palembang. Dalam Rangka penyaluran dan penjualan pupuk untuk mencapai tingkat pemasaran yang diharapkan dilakukan usaha melalui kegiatan promosi, penyuluhan dan popularisasi. Untuk meningkatkan kelancaran usaha penyaluran pupuk ke daerah dan mengerahkan kegiatan untuk persiapan program pemasaran dimasa mendatang, maka Direksi PT.Pusri dengan surat keputusan No. KPTSDir0011970 pada tanggal 3 Januari 1970 telah membentuk kantor-kantor pemasaran wilayah yang berjumlah 25 kantor. Sedangkan PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Daerah Sumatera Utara yang berkedudukan di Medan merupakan salah satu cabang pemasaran yang bertugas untuk menyalurkan pupuk ke seluruh daerah Sumatera Utara sesuai dengan daerah pendistribusian pupuk yang merupakan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan peraturan pelaksanaannya. Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan kerangka dasar yang menunjukkan suatu bagian yang lain, tanggung jawab, kedudukan dan jabatan masing-masing bagian yang tercakup dalam struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi perusahaan berbeda-beda tergantung kepada jenis dan kebijakan perusahaan dalam memilih jenis struktur organisasi yang tepat, sesuai dengan kondisi perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja cabang PPD Sumatera Utara dipimpin oleh salah Universitas Sumatera Utara seorang area manager pemasaran pupuk yang bertanggung jawab kepemimpinan pusat di Palembang. Dengan demikian terdapat adanya tugas dan tanggung jawab dari seorang Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja adalah : 1. Produsen wajib mengutamakan pengadaan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan sektor pertanian. 2. Produsen wajib melaksanakan pengadaan dan penyaluran pupuk di wilayah tanggung jawabnya. 3. Produsen wajib melayani permintaan pupuk bersubsidi sesuai dengan permintaan dari pihak kedua dari gudang pelayanan yang ditetapkan oleh produsen. 4. Melaksanakan program penyuluhan atau promosi bersama dinas terkait dengan pihak kedua guna menunjang program ketahanan pangan di daerah. 5. Produsen setiap bulan wajib menyampaikan rencana pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk periode 3 tiga bulan ke depan disetiap wilayah tanggung jawabnya kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian serta Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Departemen pertanian. 6. Produsen wajib menjamin kelancaran arus bidang melalui penyederhanaan prosedur penebusan pupuk, dalam rangka mendukung kelancaran pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. 7. Produsen wajib memiliki danatau menguasai gudang di Lini III pada wilayah tanggung jawabnya. Universitas Sumatera Utara 8. Produsen yang belum memiliki gudang di Lini III pada kabupaten atau kota tertentu, dapat melayani distributornya dari gudang di Lini III kabupaten atau kota terdekat, sepanjang memenuhi kapasitas dan mempunyai kemampuan pendistribusiannya. 9. Produsen yang lokasi pabriknya di Lini II berada di wilayah kebupaten atau kota menjadi tanggung jawabnya dapat menetapkan sebahagian gudang di Lini II sebagai gudang di Lini III. 10. Penyaluran pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 dilakukan dengan mempertimbangkan HET Harga Eceran Tertinggi. 11. Produsen dapat memberikan sanksi kepada pihak kedua apabila pihak kedua terlambat dalam pembayaran, maka produsen berhak memberikan sanksi administratif atau pemberhentian kerja sama kepada pihak kedua. 12. Produsen wajib melakukan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I sampai dengan Lini IV sesuai dengan prinsip 6 enam yaitu jenis, jumlah, harga, tampat, waktu, dan mutu di masing- masing wilayah tanggung jawabnya.

B. Gambaran Umum Tentang Distributor

Dalam kamus hukum tidak ditemukan defenisi mengenai distributor. Defenisi distributor dapat kita jumpai dalam keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21M-DAG62008, dalam keputusannya disebut sebagai berikut : “Distributor adalah badan usaha yang sah yang ditunjuk oleh produsen untuk Universitas Sumatera Utara melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran pupuk urea dalam partai besar untuk dijual kepada konsumen terakhir melalui pengecernya.” Berdasarkan hal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa distributor itu merupakan : 1. Badan usaha yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri. 2. Membeli dari produsen dan menjual kembali kepada konsumen. Distributor berbeda dengan keagenan, meskipun didalam teori hukum maupun praktek ditujukan untuk pengertian agen atau distributor. Meskipun banyak istilah digunakan untuk pengertian agen ini, tetapi istilah “agen” dalam bahasa inggris disebut “agent” lebih sering digunakan dalam literatur dan lebih mempunyai karakteristik yang umum. 40 Dalam kegiatan bisnis seseorang atau pihak agen diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang atau pihak principal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. 41 Sedangkan seorang distributor tidak bertindak untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya sebagai distributor biasanya supplier, atau manufacture. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa antara agen dengan distributor memilih adanya perbedaan-perbedaan prinsipil adalah sebagai berikut : a. Hubungan dengan principal. 40 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global, Bandung : Citra Adyta bakti, 2002, hal 243. 41 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta : Rineka Cipta, 2003 hal 53. Universitas Sumatera Utara Hubungan principal berbeda antara agen dengan distributor. Seorang agen akan menjual barang atau jasa untuk dan atas nama pihak principalnya, sementara seorang distributor bertindak untuk dan atas namanya sendiri Independent Tender . 42 b. Pendapatan perantara. Pendapatan seorang agen adalah berupa komisi dari hasil penjualan barang atau jasa kepada konsumen, sementara bagi distributor, pendapatannya adalah berupa laba dari selisih harga beli dari principal dengan harga jual kepada konsumen. 43 c. Pengiriman barang. Dalam hal keagenan barang dikirim langsung dari principal kepada konsumen, sedangkan dalam hal distribusi, barang dikirim kepada distributor dan baru dari distributor dikirim kepada konsumen. Jadi dalam hal distribusi, pihak principal bahkan tidak mengetahui siapa konsumen itu. 44 d. Pembayaran harga barang. Pihak principal akan langsung menerima pembayaran harga dari pihak konsumen tanpa melalui agen, sedangkan dalam hal distribusi, pihak distributorlah yang menerima harga bayaran dari konsumen. 45 Dengan kata lain, distributor merupakan badan usaha yang sah ditunjuk oleh produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran 42 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global, Bandung Citra Adyta bakti, 2002 hal 244. 43 Ibid. 44 Ibid. 45 Ibid. Universitas Sumatera Utara pupuk bersubsidi dalam partai besar untuk dijual kepada petani melalui bantuan pengecernya. 46 Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran, produsen menunjuk distributor. Untuk dapat ditunjuk sebagai seorang distributor harus memenuhi persyaratan penunjukan sebagai distributor. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan Nomor 21M-DAGPER62008 menyebutkan persyaratan penunjukan sebagai seorang Distributor. Adapun Persyaratan Penunjukan Distributor adalah sebagai berikut : 1. Distributor dapat berbentuk usaha perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum. 2. Bergerak dalam bidang usaha perdagangan umum. 3. Memiliki pengalaman sebagai pedagang pupuk minimal 2dua musim tanam dan telah menunjukkan kinerja distribusi yang baik sesuai dengan penilaian dari produsen. 4. Memiliki kantor dan pengurus yang aktif menjalankan kegiatan usaha perdagangan di tempat kedudukannya. 46 Menteri Pedagangan Republik Indonesia Nomor 21M-DAGPER62008, Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. Universitas Sumatera Utara 5. Memenuhi syarat-syarat umum untuk melakukan kegiatan perdagangan antara lain Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Tanda Daftar Perusahaan TDP, Surat Izin Tempat Usaha SITU, dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. 6. Distributor wajib memiliki danatau menguasai sarana gudang dan alat transportasi yang dapat menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya. 7. Mempunyai jaringan distribusi di wilayah tanggung jawabnya yang ditetapkan oleh produsen. 8. Distributor wajib menunjuk minimal 2dua pengecer di setiap kecamatan atau desa yang merupakan daerah sentra produksi pertanian di wilayah tanggung jawabnya. 9. Memiliki permodalan yang cukup dan disepakati oleh produsen 10.Mempunyai surat rekomendasi sebagai distributor pupuk dari Dinas Perindag Kabupaten atau kota setempat. Selain persyaratan penunjukan sebagai distributor diatas, terdapat adanya tugas dan tanggung jawab Distributor adalah sebagai berikut : 1. Distributor wajib melaksanakan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh produsen berdasarkan prinsip 6 enam tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu mulai dari Lini III sampai dengan Lini IV pada wilayah tanggung jawabnya. 2. Tugas dan tanggung jawab distributor adalah sebagaimana yang tercantum dalam lampiran II Peraturan ini. Universitas Sumatera Utara 3. Distributor menetapkan wilayah tanggung jawab pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi masing-masing pengecer yang tercantum dalam surat perjanjian jual beli kontrak. 4. Distributor wajib menyampaikan daftar pengecer di wilayah tanggung jawabnya kepada produsen yang menunjuknya dengan tembusan kepada komisi pengawasan pupuk dan pestisida kabupaten atau kota setempat. 5. Berperan aktif membantu produsen melaksanakan program penyuluhan atau promosi bersama dinas yang terkait guna menunjang program ketahanan pangan di daerah. 6. Menyalurkan pupuk bersubsidi hanya kepada pengecer yang ditunjuk sesuai harga yang telah ditetapkan produsen sebelumnya. 7. Wajib menjamin persediaan minimal pupuk bersubsidi diwilayah tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan selama 1 satu minggu ke depan sesuai dengan rencana kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. 8. Distributor wajib memasang papan nama dengan ukuran 1 X 1,5 meter sebagai distributor pupuk yang resmi di wilayah tanggung jawabnya. 9. Melaksanakan koordinasi secara periodik dengan instansi terkait di wilayah tanggung jawabnya. Universitas Sumatera Utara 10. Menunjuk pengecer resmi wilayah kerjanya setelah mendapat persetujuan distributor dan pengecer resmi ditunjuk hanya membeli pupuk urea bersubsidi dari pihak pengecer 47 . C. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada pihak lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Melalui perjanjian terciptalah perikatan atau hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang membuat perjanjian tersebut. Dalam hal ini fungsi perjanjian sama dengan perundang-undangan tetapi hanya berlaku khusus terhadap para pembuatnya saja. Hukum memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran perjanjian atau ingkar janji wanprestasi. 48 Pengaturan perjanjian terdapat didalam Peraturan KUH Perdata tepatnya Pada Buku III, disamping mengatur mengenai perikatan yang timbul dari perjanjian, juga mengatur perikatan yang timbul dari undang-undang misalnya tentang perbuatan melawan hukum. Dalam KUH Perdata terdapat aturan umum yang berlaku untuk semua bentuk perjanjian dan aturan khusus yang berlaku hanya untuk perjanjian tertentu saja perjanjian khusus yang namanya sudah diberikan undang-undang. Menurut Pasal 1313 KUH Perdata dimaksud dengan perjanjian adalah sebagai berikut : “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan diri pada satu orang atau lebih”. Menurut Mariam Darus Badrulzaman 47 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21M-DAGPER62008 Mengenai Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. 48 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Sumur, Bandung, 1991, hal 92. Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa “defenisi tersebut menurut para ahli hukum pada umumnya berpendapat bahwa defenisi perjanjian tersebut tidak lengkap dan terlalu luas. Tidak lengkap karena dirumuskan itu hanya mengenai perjanjian sepihak saja. 49 Selain itu pada umumnya perjanjian tidak terikat kepada suatu bentuk tertentu yang dibuat secara lisan dan andaikata dibuat secara tertulis maka ia bersifat sebagai alat pembuktian apabila terjadinya perselisihan. 50 Selanjutnya dilihat dari bentuk kontrak atau perjanjian dibedakan menjadi : 1. Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan. 2. Perjanjian lisan adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak wujud lisan cukup kesepakatan para pihak. Pada hakekatnya perjanjian tidak terikat pada suatu bentuk tertentu karena dalam suatu perjanjian, menurut Ridwan Khairandy menyebutkan bahwa : “Tiga asas yang saling berkaitan yaitu asas konsensualisme, asas kekuatan mengikat kontrak dan asas kebebasan berkontrak”. 51 Oleh karena itu suatu perjanjian harus memenuhi asas utama dari suatu perikatan dan ketentuan syarat sahnya perjanjian yang tertuang dalam Pasal 1320 KUH Perdata jo. Pasal 1338 KUH Perdata. Dengan dipenuhinya ketentuan tersebut maka perjanjian akan sah dan mengikat para pihak yang membuatnya. 49 Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III Hukum Perikatan dan Penjelasan, Alumni, Bandung, 1983, hal 89. 50 Ibid. 51 Ridwan Khairandy, Itikad baik dalam Kebebasan Berkontrak, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta 2004, hal 38. Universitas Sumatera Utara Asas kebebasan berkontrak dimaksud dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang berbunyi : “Semua perjanjian dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Hal ini dimaksudkan untuk menyatakan tentang kekuatan perjanjian yaitu kekuatan yang sama dengan suatu undang-undang. Kekuatan seperti itu diberikan kepada semua perjanjian yang dibuat secara sah. Dari Pasal 1338 ayat 1 dapat dikatakan bahwa pasal itu seolah-olah membuat suatu pernyataan bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian apa saja dan itu akan mengikat kita sebagaimana mengikatnya undang-undang. Jelaslah bahwa suatu perjanjian dapat dibuat secara lisan dan tulisan, jika dibuat secara tulisan bersifat sebagai alat pembuktian apabila terjadinya perselisihan dikemudian hari. Mengenai bentuk perjanjian yang telah disebutkan diatas, menurut Abdulkadir Muhammad menyebutkan beberapa jenis perjanjian antara lain : 1. Perjanjian Timbal Balik dan Perjanjian Sepihak. a. Perjanjian Timbal balik adalah perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak. Perjanjian timbal balik adalah pekerjaan yang paling umum terjadi dikalangan masyarakat, misalnya perjanjian jual beli, sewa menyewa, tukar menukar. b. Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang memberikan kewajiban kepada satu pihak dan hak kepada pihak lainnya, misalnya perjanjian hibah, hadiah, dimana pihak yang satu berkewajiban menyerahkan benda objek perjanjian, dan pihak lainnya berhak menerima benda yang diberikan itu. 2. Perjanjian Percuma dan Perjanjian Alas Hak Yang Membebani. Universitas Sumatera Utara a. Perjanjian percuma adalah perjanjian yang hanya memberikan keuntungan kepada satu pihak saja, misalnya perjanjian pinjam pakai, dan perjanjian hibah. b. Perjanjian dengan Alas hak yang membebani adalah perjanjian dalam mana terdapat prestasi dari pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lainnya sedangkan antara kedua prestasi itu ada hubungannya menurut hukum. 3. Perjanjian Bernama dan Tidak Bernama. a. Perjanjian Bernama adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri, yang dikelompokan sebagai perjanjian khusus, karena jumlahnya terbatas, misalnya jual beli, sewa-menyewa,tukar-menukar, dan pertanggungan. b. Perjanjian Tidak Bernama adalah perjanjian perjanjian tidak mempunyai nama tertentu dan jumlahnya tidak terbatas. 4. Perjanjian Kebendaan dan Perjanjian Obligatoir. a. Perjanjian Kebendaan adalah perjanjian untuk memindahkan hak milik dalam perjanjian jual beli sebagai pelaksanaan perjanjian obligatoir. b. Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang menimbulkan perikatan, artinya sejak terjadi perjanjian timbul hak dan kewajiban para pihak. Misalnya perjanjian jual beli, dimana pihak pembeli berhak menuntut penyerahan barang dan pihak penjual berhak atas pembayaran harga, selain itu pembeli juga berkewajiban membayar harga dan penjual berkewajiban menyerahkan barang. 5. Perjanjian Konsensual dan Perjanjian Real. a. Perjanjian konsensul adalah perjanjian yang timbul karena adanya persetujuan kehendak antara pihak-pihak. Universitas Sumatera Utara b. Perjanjian real adalah perjanjian disamping ada persetujuan kehendak juga sekaligus harus ada penyerahan nyata atas barangnya, misalnya perjanjian jual beli barang bergerak, perjanjian penitipan, dan pinjam pakai. 52 Perencanaan, penyusunan maupun pelaksanaan kontrak kerjasama agar menjadi sah dan sempurna, yang dijadikan sebagai tolak ukur para pihak untuk standar dari keabsahan kontrak terlebih dahulu harus memperhatikan syarat-syarat sah dalam perjanjian sebagaimana dicantumkan Pasal 1320 KUH Perdata yang meliputi : 53

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri.

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara Pt. Satria Parang Tritis Dengan Cv. Mitra Niaga Corporation Tentang Rekrutmen Tenaga Kerja Lulusan Sma/Smk

1 60 105

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Dengan Pertamina Dalam Kontrak Codolite (Di SPBU 14201101 Simpang Limun Medan )

6 123 124

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

Penyelesaian Sengketa Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Operasional Antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara Dengan Mitra Kerja

0 35 125

Peranan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Daerah Sumatera Utara

24 188 75

Kontrak Jual Beli Antara Produsen Dengan Distributor (Studi Pada PT. Pupuk Iskandar Muda Lhoksumawe)

1 76 5

Analisis Strategi Promosi Pupuk Urea Pada PT Pupuk Sriwidjaja

0 8 183

Optimalisasi distribusi pupuk urea di wilayah Jawa Barat pada PT. Pupuk Sriwidjaja

0 21 146

Hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja wilayah pemasaran DIY - USD Repository

0 0 223