Tuntutan Ganti Kerugian Akibat Hukum Atas Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja Dengan Distributor Pupuk (Cabang Daerah Sumatera Utara)

2. Distributor bersedia untuk tidak mendapat pasokan pupuk urea lagi dari hasil produksi PT. Pupuk Sriwidjaja pembekuan distribusi pupuk. 3. Mendapatkan sanksi hukum tindak pidana ekonomi dari instansi terkait, dan bersedia ditindak oleh aparat penegak hukum jika mengarah akibat perbuatan pidana. Perjanjian kerjasama PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor Pupuk dari hasil penelitian yang dilakukan, selain mendapatkan sanksi pemutusan secara sepihak oleh Pihak PT. Pupuk Sriwidjaja juga mendapatkan sanksi adminitratif dari instansi terkait komisi pengawas berupa pencabutan izin usaha akibat tidak memenuhi kewajiban atau prestasi dalam kontrak kerjasama karena perbuatan wanprestasi dan perbuatan melanggar hukum. Pada dasarnya tujuan kontrak kerjasama adalah untuk saling menguntungkan satu sama lain, bukan untuk saling merugikan hak orang lain.

1. Tuntutan Ganti Kerugian

Tuntutan ganti kerugian dapat ditujukan kepada pihak yang melakukan wanprestasi dibidang perdata maupun perbuatan melawan hukum dibidang pidana Pasal 378 KUHP. Sengketa atau konflik para pihak dapat terjadi karena adanya pihak lain yang dirugikan, selayaknya adanya perbuatan wanprestasi kecil maupun besar atau tidak essensial tidak dijadikan alasan untuk membatalkan kontrak, melainkan hanya tuntutan pemenuhan kontrak, baik disertai adanya tuntutan ganti kerugian ataupun tidak. Hal ini penting untuk dipertimbangkan karena dalam kasus Universitas Sumatera Utara akibat terjadinya wanprestasi ataupun melanggar hukum justru akan mengalami kerugian besar jika kontrak tersebut dibatalkan. Wanprestasi itu sendiri merupakan adanya unsur kelalaian dari pihak yang berkepentingan, oleh karena itu pihak yang dikatakan telah melakukan wanprestasi karena tidak memenuhi kewajiban klausul dalam perjanjian. Terdapat ada 2 dua kemungkinan alasan mengapa tidak terpenuhi kewajiban oleh pihak berhutang debitur yaitu : a. Karena kesalahan debitur, baik kesalahan maupun kelalaian yang disengaja. b. Karena keadaan memaksa overmachtforce majeur, jadi diluar batas kemampuan debitur tidak sepenuhnya dapat dipersalahkan. 76 Menurut pendapat R. Subekti menyebutkan :“apabila dalam tenggang waktu debitur tidak memenuhi kewajiban prestasinya, maka dapat dikatakan pihak debitur telah melakukan wanprestasi” 77 . Mengenai akibat adanya perbuatan wanprestasi, terdapat 4 empat macam bentuk kelalaian yaitu : 1. Tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukannya. 2. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi tidak sebagaimana mestinya. 3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat. 4. Melakukan sesuatu yang di dalam perjanjian tidak boleh dilakukan. 78 76 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1992, hal 20 77 Subekti R, Hukum Perjanjian, Intermassa, Jakarta, 1987, hal. 45 78 Ibid, hal. 46 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, apabila perjanjian telah disepakati terjadi adanya pelanggaran, maka dapat diajukan gugatan akibat wanprestasi sebagaimana dalam Pasal 1243 KUH Perdata, menyatakan bahwa : “Penggantian biaya, rugi, dan bunga karena tidak terpenuhi suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila si berhutang setelah dinyatakan lalai dalam memenuhi perikatannya, tetap juga melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan dalam tenggang waktu yang telah dilampauinya”. Hak-hak gugat dapat diajukan secara tersendiri maupun dikombinasi dengan adanya gugatan lain yaitu meliputi : 79 1. Pemenuhan Prestasi nakoming. 2. Membayar ganti kerugian. 3. Pembubaran, pemutusan, atau pembatalan ontibinding. 4. Pembubaran ditambah ganti kerugian pelengkap. Tuntutan ganti kerugian disebabkan karena adanya wanprestasi dan perbuatan melanggar hukum. Ganti rugi karena wanprestasi diatur dalam Buku III KUH Perdata dimulai dari Pasal 1243 sd 1252 KUH Perdata. Sedangkan ganti rugi atas perbuatan melanggar hukum diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Ganti rugi akibat perbuatan melanggar hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang yang telah menimbulkan kesalahan kepada pihak yang dirugikannya. Ganti rugi timbul karena adanya kesalahan pihak bukan karena adanya perjanjian. Ganti rugi akibat wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada debitur yang tidak memenuhi prestasi karena adanya keterlambatan. Dalam 79 Agus Yudha Hernoko, Op.Cit, hal. 235 Universitas Sumatera Utara hal ini perlu adanya somasi berupa peringatan tertulis, jika somasi tidak dituruti maka barulah pihak kreditur dapat menuntut debitur untuk memenuhi prestasi tersebut. Di dalam Pasal 1249 KUH Perdata ditentukan bahwa penggantian kerugian yang disebabkan karena wanprestasi hanya ditentukan dalam bentuk uang atau denda keterlambatan bentuk materil. Ganti kerugian tidak sepenuhnya dapat dituntut kepada pihak debitur karena adanya keadaan memaksa overmacht, sebagaimana dalam Pasal 1244 dan 1245 KUH Perdata. 80 Pasal 1244 KUH perdata berbunyi : “Debitur harus dihukum untuk menggantikan kerugian berupa biaya, rugi dan bunga, apabila tidak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam melaksanakan perjanjian itu disebabkan oleh suatu hal tidak terduga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, walaupun tidak ada itikad buruk. Sedangkan Pasal 1245 KUH Perdata berbunyi :”Tidak ada penggantian kerugian apabila keadaan memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, maka debitur terhalang untuk memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan atau melakukan perbuatan yang terlarang olehnya”. Ketentuan ini membuat kelonggaran baginya karena adanya suatu keadaan diluar kekuasaannya force majeure. Akibat adanya keadaan memaksa yaitu : 1. Debitur tidak perlu membayar ganti rugi Pasal 1244 KUH Perdata. 2. Beban resiko tidak berubah terutama kebiuarena keadaan memaksa sementara. 80 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal 40. Universitas Sumatera Utara 3. Kreditur tidak berhak atas pemenuhan prestasi, tetapi sekaligus demi hukum bebas dari kewajibannya untuk menyerahkan kontra prestasi, kecuali untuk dalam Pasal 1460 KUH Perdata, bahwa resiko akan jatuh ketangan pihak debitur atau pembeli. Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa Wilayah PPD Sumatera Utara dijumpai Distributor atau Pengecer resminya melakukan perbuatan wanprestasi disebabkan adanya kelalaian dalam pelaksanaan kontrak. Dapat diketahui terjadi Pada Tahun 2008 sebanyak 2 dua Distributor, yaitu masalah keterlambatan melakukan proses penebusan pupuk terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja. Sedangkan pada tahun 2009 sd 2010 terakhir diteliti terdapat sebanyak 10 sepuluh Distributor telah melakukan perbuatan wanprestasi atau lalai, disebabkan terlambatnya dalam proses pembayaran, keterlambatan dalam proses penebusan pupuk, papan nama plang belum terpasang yang menyatakan sebagai Pelanggan resmi PT. Pupuk Sriwidjaja dan tidak melakukan penebusan pupuk sesuai dengan permintaan permohonan yang ditujukan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Sumatera Utara. Sanksi hukumnya adalah Distributor mendapat somasi teguran tertulis dari PT. Pupuk Sriwidjaja dan alternatif terakhir diberhentikan atau diputuskan kerjasama dengan membayar berupa denda keterlambatan. 81

2. Sanksi Hukuman Pidana

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara Pt. Satria Parang Tritis Dengan Cv. Mitra Niaga Corporation Tentang Rekrutmen Tenaga Kerja Lulusan Sma/Smk

1 60 105

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Dengan Pertamina Dalam Kontrak Codolite (Di SPBU 14201101 Simpang Limun Medan )

6 123 124

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

Penyelesaian Sengketa Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Operasional Antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara Dengan Mitra Kerja

0 35 125

Peranan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Daerah Sumatera Utara

24 188 75

Kontrak Jual Beli Antara Produsen Dengan Distributor (Studi Pada PT. Pupuk Iskandar Muda Lhoksumawe)

1 76 5

Analisis Strategi Promosi Pupuk Urea Pada PT Pupuk Sriwidjaja

0 8 183

Optimalisasi distribusi pupuk urea di wilayah Jawa Barat pada PT. Pupuk Sriwidjaja

0 21 146

Hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja wilayah pemasaran DIY - USD Repository

0 0 223