dapatkan adalah ia mampu untuk bekerja keras dan melawan masa sulit kehidupannya untuk dapat bertahan samapi sekarang.
B. Responden II
1. Analisa Data a. Deskripsi identitas diri responden II
Tabel V Gambaran Umum Responden II
Keterangan Responden II
Nama Samaran Rini
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 34 tahun
Status Menikah Kedua kali
Jumlah Anak 2 orang
Agama Islam
Pekerjaan Staff
Lama Bekerja 1,5 tahun
Jenis Kecacatan Kaki sebelah kanan, bentuk lonjong dan
jalannya menggunakan tongkat
b. Hasil Obsrevasi
1 Wawancara I
Perkenalan peneliti dengan Rini berlangsung selama satu bulan. Peneliti mengenal Rini di warung tempat ia bekerja. Perkenalan pertama peneliti mengajak
Rini untuk mengobrol dan memberitahukan maksud dari tujuan penenliti. Rini merespon dengan baik dan mau membantu peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Wawancara pertama dilakukan di warung tempat Rini bekerja. Ketika itu ia sedang duduk santai sambil merokok dan berbicara kepada salah satu temannya.
Ketika ia melihat peneliti, ia langsung mematikan rokoknya dan menyapa peneliti dengan sangat ramah. Ia mempersilahkan peneliti duduk di tempat ia duduk. Ia
berjalan dengan satu tongkat dan pergi ke belakang dan kembali dengan membawa minuman dan menyuguhkan makanan ringan untuk peneliti.
Rini berkulit sawo matang, bertubuh kecil dengan tinggi 165cm dan memiliki berat badan sekitar 65 kg. Memakai kacamata, memiliki rambut panjang dan satu
kaki kanan yang tidak sempurna. Warungnya terletak di pinggir jalan besar. Warung yang beralaskan dengan ubin dan dinding yang terbuat dari batu dengan dilapisi cat
berwarna hitam memiliki ukuran 3x3m. Jalan tersebut banyak dilewati mobil, sepeda motor, becak motor sehingga ramai dan berisik. Sisi kanan dari warung ini adalah
tempat cuci sepeda motor dan yang di sisi kirinya kios Hp. Warung makan milik Rini yang berukurang sedang, yang hanya ada 4 buah meja dan 8 kursi panjang. Ruangan
di dalam warung tersebut terlihat sempit dan karena cuaca sedang mendung suasana warung terlihat gelap.
Posisi peneliti dan Rini saat wawancara dilakukan berhadap-hadapan. Ia duduk di kursi tempat temannya duduk sementara peneliti duduk di kursi tempat ia
duduk. Pada saat itu ia memakai kaos berwarna putih dan rok berwarna merah. Pada awal wawancara ia memangku anaknya dan setelah itu dia menyuruh anaknya
bermain. Wawancara tersebut dimulai pukul 15.00.
Universitas Sumatera Utara
Ketika wawancara dimulai Rini duduk dengan santainya. Sesekali ia merokok dan minum ketika menjawab pertanyaan. Ketika menjawab pertanyaan tentang orang
tuanya ia selalu melihat ke jalan. Juga di saat ia menceritakan bagaimana hubungan dengan suaminya terdahulu. Terlihat air mata dan ia mengusap-usap mata ketika
membicarakan tentang anaknya yang meninggal. Tidak ada rasa marah ketika peneliti menanyakan bagaimana kecacatannya terjadi. Ia dengan suka rela menceritakannya.
Warung sudah mulai ramai. Suasana didalam ruang pun sudah tidak kondusif. Akhirnya peneliti menyudahi wawancara. Peneliti berpamitan dengan Rini dan
mengatakan ketika akan kembali lagi akan memberitahu ia terlebih dahulu. 2
Wawancara II Wawancara kedua dilakukan di rumah Rini. Rumah Rini terletak di sebuah
komplek perumahan yang tidak jauh dari jalan kecil dan kira-kira terletak sekitar 400 meter dari jalan besar. Komplek tersebut hanya ada beberapa rumah, mesjid, tanah
kosong dan beberapa rumah yang masih dalam tahap pembuatan. Rumah yang berukuran 9x7m terlihat besar dan bertingkat dua dengan 4 kamar tidur. 2 kamar di
lantai atas dan 2 kamar di lantai bawah. Pada lantai bawah terdapat 1 buang ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar mandi dan sebuah dapur.
Pada saat peneliti mengunjungi ke rumah Rini, ia sedang menyiram bunga didepan rumahnya. Lalu ia berhenti menyiram bunga dan mempersilahkan peneliti
masuk dan duduk. Ia masuk ke dapur dan kembali dengan menyuguhkan minuman soda beserta makanan ringan kepada peneliti. Suasana di dalam rumah terlihat sepi.
Hanya ada suara TV. Sebelum melakukan wawancara, Rini menyempatkan untuk
Universitas Sumatera Utara
memberikan susu kepada anaknya yang masih bayi. Setelah memberi susu, ia langsung meletakkan bayinya ke dalam kamar.
Setelah keluar dari kamar, ia kembali ke ruang keluarga untuk membereskan mainan anak-anaknya. Dengan keadaan satu kaki yang tidak normal, ia terlihat sangat
lancar ketika berjalan. Dengan dibantu satu tongkat. Selesai membereskan ruangan tersebut ia kembali bergabung dengan peneliti. Pada hari itu, ia memakai kaos
berwarna biru dan memakai celana jeans berwarna hitam. Ia meletakkan tongkatnya di kursi sebelah ia duduk. Wawancara dilakukan di ruang tamu.
Wawancara yang berlangsung selama satu jam dua puluh menit itu sangat lancar. Seperti pada wawancara pertama, sesekali ia meminta izin kepada peneliti
untuk merokok. Posisi duduk berhadapan. Dan ketika menceritakan tentang keadaan orang tuanya ia terlihat sedih. Wajahnya di tundukkan agar peneliti tidak melihat ia
sedang bersedih. Tetapi ketika menceritakan ketika ia menikah kembali, ia sangat senang. Merapikan rambut dengan tangannya dan membuka kaca matanya. Ia tidak
kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Tidak ada hal yang begitu mengganggu selama wawancara. Wawancara pun
berjalan dengan lancar. Wawancara berakhir karena hari sudah gelap dan sudah maghrib. Peneliti pun berpamitan untuk pulang dan meminta izin untuk datang
kembali menemui Rini. 3
Wawancara III Wawancara ketiga dilakukan di warung tempat Rini berjualan. Ketika peneliti
datang, ia sedang duduk di depan meja sambil memeriksa sebuah buku. Ia memakai
Universitas Sumatera Utara
kacamata dan rambutnya diikat keatas. Memakai kemeja berkerah berwarna biru putih dan memakai rok berwarna biru. Lalu ia bangkit dan menyambut kedatangan
peneliti. Dengan tongkatnya ia berjalan menghampiri peneliti. Mempersilahkan peneliti untuk duduk dan menyuguhkan sebuah minuman bersoda dan kacang-
kacangan. Posisi duduk peneliti berhadap-hadapan seperti wawancara pertama dan kedua. Tidak ada gangguan selama wawancara. Ia terlihat tenang ketika menjawab.
Pada saat itu, warung tersebut terkihat sangat sepi. Tidak ada pengunjung. Hanya terdengar suara motor dan mobil yang sedang melintas. Dan ada sebuah radio
yang terletak di atas lemari. Radio tersebut menyala sehingga keadaan warung tidak terlalu sepi. Cuaca saat itu sangat cerah dan panas. Sehingga jendela sebelah tempat
stelling makanannya ditutup. Agar tidak terlalu panas dan matahri tidak masuk kedalam. Didalam warung tersebut juga terdapat sebuah kipas angin kecil. Sehingga
didalam warung tersebut tidak terlalu panas. Dalam setiap wawancara, ia tidak lupa untuk menghisap rokoknya. Dengan
rokoknya ia terlihat lebih tenang menjawab apa yang peneliti tanyakan. Sesekali ia memegang tongkatnya dan meletakkannya kembali di sebelah ia duduk. Ketika ia
menceritakan bahwa banyak yang mendukungnya ia terlihat sangat senang. Warung sudah mulai kembali ramai dan wawancara pun selesai. Peneliti berpamitan dan
bersalaman kepada Rini dan mengucapkan terima kasih kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
C. Rangkuman hasil wawancara