Pekerjaan Tukang sepatu
Lama Bekerja 24 tahun
Jenis kecacatan Kaki sebelah kiri. Bentuk lonjong, tidak
mempunyai jari-jari.
b. Hasil Obsrevasi
1 Wawancara I Perkenalan peneliti dengan Aman sudah berlangsung selama dua bulan lebih.
Peneliti mengenal Aman melalui saudara yang tinggal di lingkungan tempat Aman bekerja. Aman merupakan kenalan dan teman dari saudara peneliti tersebut. Pada
saat berkenalan, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti, Aman merespon dengan senang dan bersedia membantu peneliti.
Wawancara pertama dilakukan di kedai sepatu, tempat Aman bekerja. Ia bekerja sebagai tukang jahit sepatu. Aman berkulit hitam, bertubuh besar dengan
berat sekitar 100 kg, dan memiliki satu kaki yang tidak sempurna. Kedai sepatunya terletak dipinggiran jalan kecil. Jalan kecil tersebut sangat ramai karena jalan tersebut
selalu dilalui oleh mobil-mobil dan motor-motor. Sisi kanan dan sisi kiri dari jalan tersebut penuh dengan orang-orang yang berjualan. Jalan kecil tersebut tidak pernah
sepi. Kedai sepatu responden tersebut berukuran kecil. Hanya ada satu kursi
panjang untuk para pelanggan yang datang. Kursi panjang itu hanya bisa untuk 3-4 orang. Suasana didalam kedai tersebut gelap dan hanya cahaya dari luar saja yang
membuat kedai tersebut tampak terang. Didalam kedai tersebut juga ada lemari atau
Universitas Sumatera Utara
tempat untuk meletakkan sepatu-sepatu pesanan orang-orang. Motor yang dikendarai oleh responden juga ada didalam kedai tersebut. Sehingga terlihat kedai tersebut
menjadi sempit. Posisi peneliti dan Aman saat wawancara dilakukan berhadapan. Aman duduk
ditempat yang Aman biasa duduk dan peneliti disediakan satu buah kursi berwarna merah untuk peneliti. Pada saat wawancara, Aman mengenakan kaos garis-garis
berwarna abu-abu hitam dan celana selutut. Wawancara tersebut dimulai pukul 17.05. Ketika wawancara dimulai, Aman duduk dengan kaki yang terlipat. Sesekali
Aman menjutaikan kaki sebelah kanannya ke bawah. Terkadang Aman melihat keluar ketika menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Aman juga suka mengayunkan
badannya sambil memukul-mukul kecil lututnya ketika menjawab. Ketika peneliti menanyakan bagaimana kecacatannya terjadi, Aman dengan suka rela
menceritakannya. Tidak ada rasa marah atau pun malu untuk menceritakan hal tersebut. Aman melihatkan rasa senang dan banyak tertawa ketika bercerita tentang
kehidupannya. Ketika hari sudah mulai gelap dan sudah mau maghrib maka wawancara pun terhentikan. Hari itu merupakan akhir dari wawancara pertama
peneliti dengan Aman. 2 Wawancara II
Wawancara kedua dilakukan di tempat yang sama dengan wawancara pertama. Saat itu kedai Aman sedang ramai dengan orang-orang. Banyak orang yang
menunggu untuk sepatu dan sandalnya diperbaiki. Setelah beberapa lama menyiapkan pesanan-pesanan orang-orang, ia mempersilahkan peneliti untuk masuk dan duduk di
Universitas Sumatera Utara
kursi yang sama ketika melakukan wawancara pertama. Ia memakai baju berwarna putih dan memakai celana panjang berwarna biru. Seperti biasa, ia duduk dan sesekali
mengganti posisi kaki ketika sedang berbicara. Ketika peneliti bertanya padanya, ia dengan sangat senang menceritakan kisah
hidupnya mulai dari tidak bisa bersekolah sampai menikah. Tidak ada perasaan malu dan keraguan untuk menceritakannya dan terlihat wajah yang begitu gembira sampai
ia tertawa saat menceritakan pengalaman hidupnya. Tidak ada gangguan dan kendala dalam proses wawancara kedua ini. Waktu
sudah menunjukkan pukul enam sore dan ia harus menutup kedainya, sehingga wawancara kedua pun terhenti dan peneliti meminta izin untuk pamit dan mengatakan
akan menghubunginya untuk kembali lagi wawancara. 3 Wawancara III
Wawancara ketiga juga dilakukan di tempat yang sama. Saat peneliti datang, Aman sedang menjahit sepatu pesanan orang. Ia mempersilahkan peneliti masuk dan
duduk di tempat yang sama. Ia memakai kaos berwarna coklat bergaris-garis dan memakai celana pendek berwarna coklat. Suasana kedai saat itu sedikit lebih terang
dari saat wawancara pertama dan kedua karena tidak ada orang yang duduk didepan pintu masuk, sehingga cahaya dari luar pun masuk dan membuat kedai didalam
menjadi terang. Suasana kedai juga sepi karena pada saat itu adalah waktu untuk makan siang,
sehingga jalanan dan semua kedai terlihat sangat sepi. Hanya warung makanan yang terlihat ramai orang-orang yang sedang menyantap makan siang. Pada saat itu juga, ia
Universitas Sumatera Utara
sedang beristirahta sambil menyelesaikan pekerjannya. Ketika peneliti mulai wawancara, Aman memberhentikan pekerjannya dan mendengar peneliti berbicara.
Posisi peneliti dan Aman seperti pada wawancara pertama dan kedua yaitu berhadapan. Aman duduk ditempat biasa dan peneliti duduk dikursi yang berwarna
merah. Ia menyediakan minuman ringan untuk peneliti dan mempersilahkan peneliti untuk minum. Wawancara berjalan begitu lancar dan tidak ada gangguan selama
wawancara. Wajah dan suara Aman terlihat sangat senang, tidak ada keraguan ketika menjawab semua pertanyaan dari peneliti. Peneliti juga memperjelas kembali
jawaban akan pertanyaan wawancara sebelumnya. Jalanan terlihat mulai ramai, begitu juga dengan kedai Aman yang mulai
diramaikan oleh pengunjungnya. Anak laki-laki Aman sedang menyelesaikan pekerjaannya, sehingga Aman harus membantu agar pengunjung lain tidak lama
menunggu. Wawancara berkahir pada pukul 13.50 dan peneliti meminta izin untuk pulang.
c. Rangkuman hasil wawancara