Asam Lemak Fatty Acid

padat atau semipadat pada suhu ruangan disebut dengan“lemak”sedangkan yang berbentuk cair pada kondisi yang sama dikenal dengan “minyak”. Menurut Bailey 1950, proses pembuatan asam lemak dari minyak dapat dilakukan dengan cara hidrolisa. Pada proses hidrolisa minyak fat splitting, air memecah gugus alkil dalam trigliserida minyak dan gliserol berdasarkan persamaan reaksi: CH 2 - O - C - R 1 O CH - O - C - R 2 O CH 2 - O - C - R 3 O + 3H 2 O R 1 COOH R 2 COOH R 3 COOH + CH 2 OH CHOH CH 2 OH Trigliserida Air Asam Lemak Gliserol Reaksi hidrolisis minyak dapat dilakukan pada tekanan rendah dan suhu rendah Agra dan Warnijati, 1972, akan tetapi reaksinya berlangsung lambat, sehingga diperlukan katalisator. Katalisator tidak diperlukan jika hidrolisis dilakukan pada tekanan dan suhu tinggi, hal ini disebabkan kelarutan air dalam minyak makin meningkat pada suhu yang tinggi sehingga mampu memecah trigliserida dalam minyak Groggins, 1958. Proses pengolahan minyak menjadi asam lemak secara garis besar tahapannya adalah sebagai berikut: a. Pemurnian minyak Caranya dengan membebaskan fosfatida dengan asam fosfat lalu pencucian untuk menghilangkan kelebihan asam fosfat. Perlu dipergunakan tanah aktif untuk menyerap logam berat dan menghilangkan kotoran seperti getah gum, sabun dan padatan. Untuk bahan olah minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak stearin sawit tahapan ini sudah tidak diperlukan karena biasanya sudah diolah di daerah penghasil. b. Minyak yang sudah dibersihkan kemudian diuraikan menjadi asam lemak dangliserol dengan menambahkan air yang sudah di demineralisasi proses hidrolisa.

2.1.4. Asam Lemak Fatty Acid

Asam lemak merupakan senyawa turunan asam karboksilat yang diperoleh dari proses hidrolisa lemak ester trigliserida . Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan Universitas Sumatera Utara bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak goreng, margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas karena lemak yang terhidrolisis maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak merupakan salah satu basic oleochemical. Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang terikat kepada atom karbon, maka asam lemak dapat dibedakan atas : 1. Asam lemak jenuh Asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua atom hidrogen terikat pada satu atom karbon. Dikatakan jenuh karena atom karbon telah mengikat hydrogen secara maksimal. 2. Asam lemak tak jenuh Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Dalam hal ini, atom karbon belum mengikat atom hidrogen secara maksimal karena adanya ikatan rangkap. Lemak yang mengandung satu saja asam lemak tak jenuh disebut lemah jenuh. Asam lemak jenuh maupun asam lemak tak jenuh berbeda dalam energi yang dikandungnya dan titik leburnya. Karena asam lemak tak jenuh mengandung ikatan carbonhidrogen yang lebih sedikit dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada jumlah atom karbon yang sama, asam lemak tak jenuh memiliki energi yang lebih sedikit selama proses metabolisme daripada asam lemak jenuh pada keadaan dimana jumlah atom karbon sama. Asam lemak jenuh dapat tersusun dalam susunan yang rapat, sehingga asam lemak jenuh dapat dibekukan dengan mudah dan berwujud padatan pada temperatur ruangan. Tetapi ikatan rangkap yang kaku dalam lemak tak jenuh mengubah kimia dari lemak. Asam lemak dengan C lebih dari 12 tidak dapat larut pada air panas maupun air dingin. Asam lemak dari C 4 ,C 6 ,C 8 dan C 10 dapat menguap sedangkan asam lemak C 12 dan C 14 sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah dan tak jenuh lebih larut dalam alkohol daripada asam-asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh Winarno,1997 . Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Macam – Macam Hidrolisa dan Fraksinasi A. Proses Hidrolisa minyak fat splitting