PENATALAKSANAAN PASIEN TREACHER COLLINS SYNDROME

BAB III PENATALAKSANAAN PASIEN TREACHER COLLINS SYNDROME

Setelah didiagnosa, dapat dilakukan perawatan sesuai kebutuhan dan estetis pasien. Treacher Collins Syndrome yang terdeteksi pada bayi baru lahir harus segera diperhatikan jalan nafas dan kemampuan menelannya. Dengan meletakkan bayi pada posisi prone, gravitasi dapat menarik lidah ke anterior sehingga jalan nafas lebih baik. Pada bayi yang keparahannya sedang sampai tinggi, dapat dilakukan trakeostomi terhadap jalan nafas yang inadekuat dengan menggunakan tube trakeostomi. 8,13,14,22 Pada kasus tertentu, perawatan definitif terhadap demokrasi kraniofasial dapat ditunda hingga pasien berusia sekitar 15 tahun, dimana pertumbuhannya telah stabil. Rekonstruksi kraniofasial sangat diperlukan, dimana rekonstruksi tulang lebih dulu dilakukan sebelum mengoreksi jaringan lunak pada wajah. 14 Adapun perawatan terhadap pasien Treacher Collins Syndrome antara lain : penatalaksanaan celah palatum usia 2 tahun; rekonstruksi orbital dan zigomatik usia 5-7 tahun; rekonstruksi maxillomandibular Tipe I dan IIa usia 13-16 tahun; Tipe IIb dilakukan jika skeletal telah matur, Tipe III usia 6-10 tahun; bedah orthognatik usia 16 tahun; perawatan orthodontik untuk gigi geligi berjejal; rekonstruksi nasal setelah perawatan ortognatik; dan rekonstruksi telinga bagian luar usia 6 tahun, diikuti rekonstruksi pada saluran telinga tengah. 8,13 Rekonstruksi zigomatik berhasil dilakukan apabila keadaan sosial, psikologi, dan pendidikan anak mendukung. Perencanaan pembedahan dapat difasilitasi dengan penggunaan CT Scan, untuk membantu rekonstruksi. 22 9 Universitas Sumatera Utara Penatalaksanaan hipoplasia mandibula meliputi distraksi osteogenesis dan bedah ortognatik. Distraksi osteogenesis merupakan alternatif jika pasien tidak mampu memperoleh oksigen secara adekuat setelah trakeostomi. Prosedur ini menggunakan alat distraksi intraoral. Jika tidak menyebabkan jaringan parut pada kulit, bahkan dapat mempengaruhi benih gigi yang sedang berkembang. 12,22 Selain distraksi osteogenesis, bedah orthognatik dapat dilakukan untuk memperpanjang ukuran rahang dan menciptakan oklusi gigi yang stabil. Bedah orthognatik dapat dilakukan setelah selesai pertumbuhan, yaitu usia 16 tahun. 13,14 Untuk memperoleh keberhasilan dalam perawatan, dibutuhkan kerjasama yang baik dengan pasien dan orang tua pasien. 18 Prosedur perawatan harus dengan perencanaan yang hati-hati dengan memperhitungkan daerah dan jumlah pemanjangan mandibula, serta oklusi akhir yang diharapkan. 10 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN