Interprestasi dan Diskusi Hasil
61 operasi, keadaan bayi saat lahir, hal-hal yang dialami ibu selama dirawat di rumah sakit
pos operasi, dan proses penyembuhan pos operasi. 1.
Alasan ibu melahirkan anak pertama secara seksio sesarea Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh partisipan berkaitan dengan alasan
mengapa ibu melahirkan anak pertama ini secara seksio sesarea, yakni karena ada kelainan jalan lahir, kelainan pada janin, kelainan kontraksi rahim, dan ketuban pecah
sebelum waktunya. Partisipan yang melahirkan anak pertama secara seksio sesarea karena adanya kelainan jalan lahir seperti karena panggul sempit dimana ukuran panggul
ibu tidak normal dan tidak sesuai dengan ukuran janin, sebagaimana menurut Prawirohardjo 2002, kelainan jalan lahir dapat meliputi kelainan dalam ukuran atau
bentuk jalan lahir yang dapat menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan, dan ibu tidak dapat melahirkan secara normal sehingga ibu harus
melahirkan secara sekisio sesarea, sesuai dengan tulisan Mochtar 1998, indikasi dilakukan seksio sesarea pada ibu antara lain karena panggul sempit, karena janin tidak
dapat melewati jalan lahir. Penyebab operasi seksio sesarea juga dipengaruhi oleh faktor janin, antara lain
karena bayi yang terlalu besar yang juga menjadi alasan ibu melahirkan secara seksio sesarea, yang mungkin saja ibu memiliki riwayat diabetes mellitus atau kencing manis,
hal ini sebagaimana menurut Cendika dan Indarwati 2010 salah satu sebab dilakukan tindakan seksio sesarea adalah karena bayi terlalu besar. Selain ukuran bayi yang terlalu
besar menjadi penyebab dilakukan tindakan seksio sesarea, alasan lainnya adalah karena bayi mengalami peningkatan denyut jantung sebagaimana menurut Whalley,
61 Simkin,dan Keppler 2009 salah satu alasan yang muncul selama proses persalinan
yang menyebabkan ibu harus segera di operasi adalah karena bayi mengalami kesulitan mengatasi stress persalinan fetal distress. Perubahan-perubahan tertentu pada detak
jantung bayi selama persalinan dapat memperlihatkan bahwa bayi kemungkinan tidak mendapat cukup oksigen.
Alasan kelainan kontrkasi rahim juga merupakan salah satu penyebab ibu melahirkan secara seksio sesarea, salah satu tanda-tanda ibu akan melahirkan adalah
adanya kontraksi pada rahim ibu yang akan membuka servik dan mendorong janin untuk segera lahir, jika kontraksi tidak ada maka akan terjadi kegagalan proses persalinan
normal, sebagaiman menurut Cendika dan Indarwati 2010 bahwa salah satu sebab seksio sesarea pada proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses
persalinan normal dystocia. Biasanya, sebelum diambil tindakan operasi, dokter akan memberikan induksi untuk membantu kontraksi. Namun, jika belum berhasil juga, untuk
menyelematkan bayi dari stress dan komplikasi lain, maka akan dilakukan seksio sesarea.
Sebab lain yang menjadi alasan ibu melahirkan seksio sesarea adalah karena ketuban pecah sebelum waktunya atau disebut juga ketuban pecah dini KPD yaitu
keluarnya cairan ketuban sebelum ibu memasuki fase persalinan. Menurut Mochtar 1998, ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu apabila
pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang
berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis
61 sampai sepsis, serta menyebabkan infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi Prawirohardjo, 2002. Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya kompresi tali pusat,
maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk pemantauan ibu maupun janin dengan ketat Achadiat,1995, untuk menghindari terjadinya bahaya pada ibu dan
janin, maka persalinan harus segera dilakukan, bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan,dan bila
gagal dilakukan bedah caesar.
2. Perasaan yang ibu alami pre operasi
Sedangkan perasaan yang telah dikemukakan oleh partisipan, bahwa sebelum ibu menjalani proses operasi ibu mengatakan adanya rasa takut, bercampur aduk, pasrah dan
bahkan ada juga yang merasa tenang. Seperti apa yang dikemukakan Nolan 2010 selama masa persalinan berlangsung, ada kemungkinan seseorang menjadi tidak
terkontrol. Setiap wanita yang akan menjalani proses persalinan akan mengalami rasa takut, cemas, khawatir, hal ini sesuai dengan teori bahwa menjalani persalinan adalah
pengalaman yang menakutkan bagi sebagian besar wanita Kaufman, 2006. Namun, bagi wanita yang sudah mempersiapkan diri secara matang sebelum ia
menjalani proses persalinan maka biasanya wanita tersebut akan merasa lebih tenang. 3.
Keadaan bayi saat lahir Dari hasil penelitian diperoleh keadaan bayi saat lahir adalah semua
partisipan mengatakan kondisi bayinya saat lahir segera menangis dan perasaan ibu saat mendengar bayinya telah lahir meliputi perasaan lega, bahagia dan haru.
61 4.
Hal-hal yang dialami ibu selama dirawat di rumah sakit pos operasi Dari hasil penelitian diperoleh ada beberapa hal yang dialami ibu selama
dirawat di rumah sakit setelah operasi seksio sesarea antara lain kondisi ibu pos operasi selama dua jam berbeda-beda, mobilisasi dini yang ibu lakukan pos operasi, dan
aktivitas dalam merawat bayi. Selama ibu dirawat dirumah sakit setelah menjalani proses persalinan dengan
cara seksio sesarea, ibu akan mengalami beberapa kondisi awal selama beberapa jam pos operasi, di antaranya ibu belum bisa bergerak, kaki terasa kebas akibat pengaruh obat
bius. Pada dua jam pertama pos operasi ibu juga belum bisa bergerak, dan pada beberapa kasus ada yang mengalami mual dan muntah, untuk mencegah agar ibu tidak mengalami
mual muntah sebaiknya sebelum operasi ibu diberikan antasida yang dapat menaikkan pH isi lambung untuk mengurangi aspirasi selama induksi anastesi Rayburn, 2001.
Seperti halnya melahirkan normal, melahirkan secara sekiso sesarea juga akan mengalami masa nifas, dimana ibu akan mengeluarkan darah kotor atau yang disebut
Lochea, dan ibu akan mengalami nyeri seperti senggugut saat haid, akibat adanya kontraksi rahim yang berguna untuk mengembalikan bentuk dan ukuran rahim seperti
sedia kala, seperti yang dikemukakan oleh Whalley, Simkin,dan Keppler 2009 bahwa bedah sesar memiliki resiko yang bisa dialami oleh ibu seperti masalah yang
berhubungan dengan anastesi, rasa sakit selama beberapa minggu pascapersalinan, lebih sulit untuk ibu dalam merawat bayi.
Pada awal pos operasi biasanya ibu akan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini untuk mempercepat proses pemulihan ibu pos operasi, sebagaimana
menurut teori mobilisasi dini ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
61 penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk
berjalan UNPAD, 1983. Mobilisasi dini dilakukan oleh semua ibu pos partum, baik ibu yang mengalami
persalinan normal maupun persalinan dengan tindakan dan mempunyai variasi tergantung pada keadaan umum ibu, jenis persalinan atau tindakan persalinan. Adapun
manfaat dari mobilisasi dini antara lain dapat mempercepat proses pengeluaran lochea dan membantu proses penyembuhan luka Manuaba, 1999.
Selain mobilisasi dini yang sudah dapat ibu lakukan, dari hasil penelitian partisipan mengatakan sudah bisa merawat bayinya seperti memangku, menyusui
walaupun masih harus dibantu oleh orang lain baik suami atau perawat. 5.
Proses pemulihan yang ibu alami setelah pulang dari rumah sakit Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa ibu yang melahirkan anak pertama
mereka secara seksio sesarea sudah dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Tetapi, ada juga yang aktivitasnya sangat terhambat. Proses penyembuhan yang ibu alami pos
operasi ada yang berjalan lancar, ada juga yang berjalan lambat. Aktivitas yang dapat ibu lakukan pos operasi antara lain ibu sudah bisa berdiri,
jongkok, dan berjalan untuk ke kamar mandi walaupun masih sulit untuk dilakukan sendiri dan ibu butuh bantuan dari orang lain. Seperti menurut Whalley, Simkin,dan
Keppler 2009 pada hari-hari pertama pasca bedah sesarea, pasti ibu memerlukan bantuan untuk melakukan hampir segala hal. Irisan diperut biasanya masih terasa sakit
dan ibu akan kesulitan untuk bergerak. Proses penyembuhan yang dialami ibu pos operasi ada yang berjalan lancar ada
juga yang berjalan lambat, hal ini terjadi karena setiap orang berbeda-beda dalam melakukan perawatan pos operasi. Sebagian ibu mengatakan proses penyembuhannya
61 berjalan lancar dan ibu sudah bisa beraktivitas seperti biasa, dan hasil jahitannya sangat
bagus, hal ini dipengaruhi oleh sikap ibu dalam melakukan perawatan pos operasi, ada juga yang mengatakan bahwa setelah operasi penyembuhannya sangat lama, dan
perawatannya yang ribet, karena harus rutin ganti perban. Seperti yang di kemukakan oleh Cendika dan Indarwati 2010 ada hal-hal yang perlu diperhatikan setelah operasi
seksio sesarea, antara lain menjaga kebersihan di sekitar bekas jahitan, untuk mencegah terjadinya infeksi, setiap tiga hari sekali setelah operasi harus mengganti perban dengan
perban yang baru dan yang tahan air agar ibu bisa mandi, hindari melakukan aktivitas fisik yang terlalu berlebihan, sebab jahitan di dalam belum kering sehingga masih terasa
sakit.