Alat Pengumpulan Data TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian instrumen atau alat penelitian tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Adapun ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup : segi responsif yaitu manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Sebagai manusia ia harus bersifat interaktif terhadap orang dan lingkungannya. Selain itu manusia sebagai instrumen juga harus dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data. Kemampuan lainnya yang ada pada peneliti ialah kemampuan mengikhtisarkan informasi yang begitu banyak yang diceritakan partisipan dalam wawancara. Selain peneliti sebagai instrumen, dalam penelitian ini digunakan juga kuesioner data demografi dan panduan wawancara. Kuesioner data demografi yang digunakan yaitu: umur, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan ibu. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan, mengenai pengalaman ibu primipara yang melahirkan secara seksio sesarea. Adapun jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara dapat digolongkan pada enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan antara lain : pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman, yaitu pertanyaan ini digunakan un tuk mengungkapkan pengalaman yang telah dialami oleh partisipan atau subjek yang diteliti dalam hidupnya. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, yaitu adakalanya peneliti ingin minta pendapat kepada informan terhadap data yang diperoleh dari sumber tertentu. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan yaitu pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang menggunakan pertanyaan yang tidak langsung. Pada awalnya dilakukan percakapan yang biasa, dan lama-lama diarahkan pada pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Pertanyaan tentang pengetahuan digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa. Agar wawancara menjadi efektif ada beberapa cara yang dilakukan oleh peneliti yaitu : menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, yaitu ibu-ibu yang melahirkan anak pertama secara seksio sesarea, menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, mengawali atau membuka alur wawancara, melangsungkan alur wawancara, mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

G. Tingkat Keabsahan Data

Hasil penelitian diharapkan mempunyai data yang akurat dan dapat dipercaya, sehingga hasil penelitian tersebut benar-benar dapat menjadi sebuah karangan ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan tanpa adanya manipulasi atau pemalsuan data. Untuk itu perlu adanya cara agar penelitian tersebut memenuhi keabsahan data. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, sebagaimana menurut Lincoln dan Guba 1985 bahwa tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika peneliti berpegang pada empat prinsip, meliputi : pertama, credibility yaitu apakah hasil penelitian dapat dipercaya atau tidak, hal ini dapat dilakukan dengan cara triangulasi, member chek dan wawancara atau pengamatan secara terus-menerus prolonged engangement, kedua, Dependability yaitu apakah hasil penelitian memiliki keandalan atau reliabilitas, dimana hasil penelitian tersebut nantinya harus memiliki kekonsistenan terhadap data yang dikumpulkan, dianalisis dan pada saat dilakukan kesimpulan. Ketiga, confirmability yaitu keyakinan akan kebenaran terhadap data yang diperoleh. Dengan meminta bantuan kepada orang lain yang berkompeten untuk memeriksa dan mengoreksi hasil penelitian yang diperoleh dan dikumplkan oleh peneliti. Keempat, transferability yaitu : mengandung makna apakah hasil penelitian ini nantinya akan dapat dipergunakan pada situasi yang lain.

H. Pengalaman Ibu yang Melahirkan Seksio Sesarea

Pada proses persalinan tidak selamanya berjalan sesuai rencana, ditengah perjalanannya sangat memungkinkan terjadi beberapa masalah yang tidak dapat diduga sebelumnya. Seperti yang dialami oleh seorang ibu yang akan melahirkan anak pertamanya, berikut ini kisahnya: “Bedah cesar datang begitu mengejutkan. Maksud saya, walaupun persalinan saya perlu waktu yang panjang untuk dimulai, saya terus berusaha ketika persalinan saya mulai terasa sulit. Lalu, ketika tiba saatnya mendorong, saya merasa senang karena saya piker saya akan segera bertemu Tommy kecil. Yah,saya mendorong dan mendorong untuk sekian lama, saya tidak tahu berapa lama. Perawat terus memeriksa saya sementara saya mengejan-memasukkan jarinya kedalam tubuh saya untuk merasakan kepala bayi. Tak lama kemudian, dokter melakukan hal yang sama. Ia berkata bayi saya terjepit dan tidak turun. Ia sangat baik ketika berkata, “Anda telah bekerja dengan sangat keras dan melakukannya dengan sangat baik. Tetapi kami harus melakukan sesuatu tindakan yang lain, demi keselamatan bayi anda, kami sebaiknya akan melakukan bedah cesar.” Saya sulit mempercayainya, bagaimana bisa?saya sudah begitu dekat dengan bayi, kenapa malah tidak bisa keluar? Saya menangis, namun saya tahu mereka benar, jadi saya berkata, “Baiklah, setidaknya persalinan akan segera berakhir.”