Metode Penelitian Kualitatif Fenomenologi

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari segi pengertian ini, latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk dapat menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian, dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi Sugiono, 2009. Bogdan dan Biklen 1982, dalam Sugiono, 2009, hal.21 mengemukakan bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik, yaitu : dilakukan pada kondisi yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna data dibalik yang teramati. Menurut Creswell, 1998 penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Moleong 2006 penelitian fenomenologi diartiakan sebagai : 1 Pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal; 2 suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Ada beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti fenomenologis, yaitu: fenomenologis cenderung mempertentangkannya dengan naturalisme yaitu yang disebut objektivisme dan positivisme. Secara pasti, fenomenologis cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya dan mencakup dari segala segi. Fenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam nyata dan budaya.

E. Etika Penelitian

Peneliti lapangan adalah mereka yang banyak berjumpa dengan masyarakat dan rekan sejawat. Mereka adalah tenaga profesional . Demikian juga peneliti kebidanan yang profesional dibidangnya, salah satu ciri profesi adalah bahwa dalam menyelenggarakan pekerjaan, penyandang profesi harus terikat pada kode etik, yaitu kode etik penelitian. Kode etik penelitian atau lebih tepat disebut kode etik peneliti semakin terasa diperlukan, terutama dikalangan peneliti masalah kebidanan dan kemanusiaan. Peneliti masalah kebidanan dan kemanusiaan selalu berinteraksi dengan manusia dan produk kerja mereka diperuntukkan bagi kepentingan manusia yaitu pemecahan masalah kebidanan. Tanpa dikuasai oleh kode etik, kerja penelitian akan berhasil dengan penuh resiko, seperti keretakan hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian seperti populasi atau sampel, menjatuhkan harga diri populasi dan sampel, menghambat kerja penelitian peneliti lain yang menggunakan populasi dan sampel yang sama, meskipun berbeda fokus kajian, hasil penelitian tidak dapat diimplementasikan, kalaupun berhasil dalam proses. Dapat membangkitkan rasa tidak puas dalam diri peneliti, dapat menimbulkan rasa tidak aman dalam diri populasi dan sampel, hasil sampel bisa saja tidak objektif karena sumber data tidak menyampaikan data sebagaimana adanya. Dalam melakukan penelitian, peneliti telah mengajukan surat permohonan untuk memperoleh persetujuan penelitian. Setelah memperoleh persetujuan penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta akibat yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Dan setelah dijelaskan semua partisipan bersedia untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan partisipan pada lembar pengumpulan data kuesioner hanya nomor kode yang digunakan, sehingga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga dan seluruh informasi yang diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan tetap menjaga kerahasiaannya.

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri merupakan alat atau pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan partisipan atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.