Pendaftaran Pendataan Gambaran Pajak Bumi Dan Bangunan

Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah : a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan. b. Perkuburan, peninggalan Purbakala, dan lain-lain yang sejenis. c. Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak. d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik. e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional oleh yang ditentukan oleh menteri keuangan. Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-undang Pajak Bumi Dan Bangunan yang menjadi Subjek Pajak adalah mereka orang atau badan yang : a Mempunyai hak atas bumitanah, danatau b Memperoleh manfaat atas bumitanah, danatau c Memiliki, menguasai atas bangunan, danatau d Memperoleh manfaat atas bangunan.

3. Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan oleh Subjek Pajak orang atau badan dengan cara mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. SPOP diisi dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jelas, maksudnya adalah bahwa penulisan data yang diminta dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP harus dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir yang dapat merugikan Negara maupun wajib pajak b. Benar, maksudnya agar data yang dilaporkandituliskan harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya seperti luas tanah danatau bangunan, tahun danatau harga perolehan, letak tanah danatau bangunan serta peruntukkan atau penggunaannya yang dilaporkan danatau dituliskan dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. c. Lengkap, maksudnya bahwa semua kolom dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP, baik yang menyangkut subjek Pajak danatau Wajib Pajak maupun data tanah danatau bangunan harus diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kemudian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP tersebut harus diberi tanggal Pengisian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP dan ditanda tangani oleh wajib pajak. Wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP agar mencantumkan NPWP dalam kolom yang tersedia dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. d. Tepat waktu, maksudnya Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP yang sudah diisi oleh wajib pajak dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani harus dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tersebut diatas selambat-lambatnya 30 Tiga puluh hari setelah tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP oleh wajib pajak. e. Pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP oleh wajib pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama dapat dilaksanakan dengan cara menyerahkan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau mengirimkannya melalui kantor pos tercatat. Untuk mendaftarkan Objek Pajaknya, Maka SubjekWajib Pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Mengisi Surat Permohonan b. Mengisi Blanko SPOP beserta LSPOP c. Melampirkan Fotocopy identitas Wajib Pajak, Bukti kepemilikan, dan Nomor Pokok Wajib Pajak.

4. Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP

SPOP adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak yang akan dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak Bumi dan Bangunan yang terutang menurut ketentuan Undang-Undang.

a. Hak dan kewajiban Wajib Pajak Dalam mengisi Surat

Pemberitahuan Objek Pajak Hak Wajib Pajak dalam pengisian Surat Pemberitahuan Objek Pajak adalah : 1. Memperoleh formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP secara gratis pada setiap Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau tempat lain yang ditunjuk. 2. Memperoleh penjelasan, keterangan tentang tata cara pengisian maupun pelaporan kembali. Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP 3. Memperoleh tanda terima pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP 4. Memperbaikimengisi ulang Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP apabila terjadi kesalahan dalam pengisian dengan melampirkan fotocopy bukti yang sah. 5. Menunjuk orangpihak lain selain pegawai DJP dengan surat kuasa khusus bermaterai, sebagai kuasa Wajib Pajak untuk mengisi dan menandatangani Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. 6. Mengajukan permohonan tertulis mengenai penundaan penyampaian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP sebelum batas waktu dilampaui dengan menyebutkan alasan – alasan yang sah Sedangkan kewajiban Wajib Pajak dalam Pengisian SPOP adalah : 1. Mendaftarkan objek pajak dengan cara mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP 2. Mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP dengan jelas, benar dan lengkap. 3. Menyampaikan kembali Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP yang telah diisi Wajib Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau tempat lain yang ditunjuk selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari setelah formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP diterima. 4. Melaporkan perubahan data objek pajakwajib pajak kepada Kantor Pelayanan pajak Pratama atau tempat lain yang ditunjuk dengan cara mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP sebagai perbaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP sebelumnya.

b. Mekanisme Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek

Pajak SPOP adalah : 1. Formulir SPOPLSPOP dapat diperoleh di tempat-tempat pengambilan yang telah ditentukan antara lain di kantor Pelayanan Pajak Pratama, di kantor Kelurahan, kantor Kecamatan, dan tempat lainnya yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. 2. Mengisi formulir SPOPLSPOP dengan Jelas, benar, lengkap dan tepat waktu serta ditandatangani dengan melampirkan bukti-bukti pendukung. 3. Setiap pengembalian formulir SPOPLSPOP oleh Subjek Pajak akan diberikan tanda terima penyampaian SPOP.

5. Pendataan

Pendataan objek tanah dan bangunan dan subjek pajak pemilik penguasa pemanfaat tanah dan atau bangunan Bumi dan Bangunan PBB merupakan kegiatan awal dari kegiatan pembentukan basis data yang harus dilakukan pemerintah agar dapat mengenakan dan memungut PBB. Pendataan objek dan subjek pajak Pajak Bumi dan Bangunan dilakukan oleh fiskus mengingat besarnya jumlah objek pajak dan beragamnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib pajak, maka belum seluruhnya wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan objek pajak yang dikuasai dimiliki dimanfaatkannya. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka Direktorat Jenderal Pajak mengadakan kegiatan pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh Direktorat Jenderal Pajak atau bekerja sama dengan pihak lain ketiga yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pendataan dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan menuangkan hasilnya dalam formulir SPOP. Berdasarkan ketentuan keputusan Direktorat Jenderal Pajak, untuk melaksanakan pendataan ada 4 empat alternatif yang dapat digunakan yaitu: 1. Pendataan dengan cara penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP. Pendataan dengan cara penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOPLSPOP pada umumnya dilakukan untuk daerah-daerah terpencil, belum mempunyai peta, dan potensi pajaknya kecil. Pendataan dengan cara ini mirip seperti pelaksanaan pendaftaran objek dan subjek pajak. 2. Pendataan dengan cara identifikasi objek pajak. Pendataan dengan cara identifikasi objek pajak ini dilakukan untuk daerah-daerah yang telah memiliki peta garispeta foto yang dapat menentukan posisi relatif objek pajak tetapi tidak mempunyai data administrasi pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan yang merupakan hasil pendataan secara lengkap dalam waktu tiga tahun terakhir. 3. Pendataan dengan cara verifikasi objek pajak. Pendataan dengan cara verifikasi objek pajak dilakukan untuk daerah- daerah yang telah mempunyai peta garispeta foto dan sudah mempunyai data administrasi pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan. 4. Pendataan dengan cara pengukuran objek Pajak Pendataan dengan cara pengukuran bidang objek pajak merupakan pendataan yang paling sulit dilakukan. Daerah-daerah yang didata pada umumnya hanya memiliki sket peta desakelurahan misalnya dari Biro Pusat Statistik atau dari instansi lain dan atau peta garispeta foto tetapi belum dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif objek pajak.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Mekanisme Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan