Persiapan Pekerjaan : Mekanisme Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan

tahunnya. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memilih petugas-petugas yang akan menjadi satu tim dalam melakukan pendataan.Selain seksi ekstensifikasi, seksi lainnya yang ikut berperan dalam melakukan kegiatan pendataan adalah seksi pengolahan data dan informasi. Adapun Mekanisme Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah :

1. Persiapan Pekerjaan :

a. Penelitian Pendahuluan dan Penyusunan Rencana Kerja Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan data dan informasi yang diperlukan, baik dalam rangka penyusunan rencana kerja maupun untuk menentukan sasaran dan daerahwilayah yang akan diadakan kegiatan pendataan dengan memperhatikan potensi pajak dan perkembangan wilayah. Data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian pendahuluan antara lain: luas wilayah, perkiraan luas tanah yang dapat dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan, luas tanah yang sudah dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan, luas bangunan yang sudah dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan, jumlah penduduk, jumlah wajib pajak yang sudah terdaftar, jumlah objek pajak yang sudah terdaftar, jumlah pokok pajak ketetapan pajak tahun sebelumnya, perkiraan harga jual, harga bahan bangunan, standar upah yang berlaku, peta dan pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan, peta yang dimiliki oleh Badan Pertanahan Nasional BPN ,buku induk atau buku himpunan data objeksubjek Pajak Bumi dan Bangunan yang lama dan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. Data yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan penelitian pendahuluan terlebih dahulu dianalisis dan selanjutnya dijadikan bahan untuk menyusun rencana kerja. Sebelum melakukan pendataan, petugas fiskus yang terpilih menyusun rangkaian kegiatan. Petugas fiskus harus mampu merencanakan kegiatan pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan sebaik mungkin, dengan biaya seefisien dan hasil seoptimal mungkin. Materi yang perlu dituangkan dalam rencana kerja tersebut antara lain: sasaran dan volume pekerjaan, alternatif kegiatan, standar prestasi petugas, jadwal pelaksanaan pekerjaan, organisasi dan jumlah pelaksana, jumlah biaya yang diperlukan, perkiraan peningkatan pokok ketetapan pajak, dan hasil akhir. Dalam penyusunan rencana kerja perlu diperhatikan dua hal yaitu fleksibilitas dan konsistensi. Fleksibilitas, maksudnya bahwa rencana kerja tersebut mampu menampung perubahan-perubahan pelaksanaan di lapangan tanpa harus mengubah rencana kerja. Konsistensi, dimaksudkan bahwa hal-hal yang telah ditentukan dalam rencana kerja tersebut harus dapat dipenuhi secara konsisten, seperti halnya standar prestasi kerja, jumlah petugas, waktu yang dperlukan, biaya, dan lain-lain. Rencana kerja disusun dalam satu Daerah KabupatenKota persumber dana dan harus mendapatkan persetujuan dari Kakanwil DJP setempat. b. Penyusunan organisasi pelaksana dan pelatihan petugas lapangan Bentuk dan beban organisasi pelaksana erat kaitannya dengan jumlah objek pajak yang akan didata. Apabila jumlah objek pajak yang akan didata lebih kecil atau sama dengan 50.000, pelaksanaannya secara fungsional diserahkan kepada Seksi Ekstensifikasi Perpajakan pada KPP Pratama setempat dengan penanggung jawab adalah KPP Pratama. Demikian juga untuk jumlah objek pajak yang didata jumlahnya lebih dari 50.000, bentuk dan struktur organisasinya sama dengan ketua tim yang ditunjuk oleh Kepala KPP Pratama setempat dan dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh unit organisasi pada KPP Pratama tersebut. Untuk mempersiapkan tenaga yang terampil dan terlatih, perlu dilakukan pelatihan kepada petugas lapangan dan pengawas petugas lapangan. c. Koordinasi dengan pihak instansi terkait dan penyuluhan kepada masyarakat Koordinasi dengan Pemerintah Derah dan instansi lainnya misalnya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA, Kantor Pertanahan, Departemen Pekerjaan Umum, Real Estate Indonesia dan lain- lain yang diperlukan dimaksudkan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pembentukan basis data SISMIOP. Upaya yang dapat dilakukan KPP Pratama antara lain: 1 Penyuluhan kepada masyarakar dan nstansi lainnya mengenai maksud dan tujuan diadakannya kegiatan pendataan; 2 Mengadakan keseimbangan penggolongan Nilai Jual Objek Pajak NJOP yang akan dijadikan sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, antar wilayah yang berbatasan mulai dari tingkat desa kelurahan sampai dengan tingkat provinsi. 3 Pelatihan Perangkat Desa; 4 Pembagian tugas dan tanggung jawab pelaksana pendataan. d. Pengadaan Sket, Peta Desa Kelurahan Jenis sket peta disesuaikan dengan alternatif kegiatan pendataan yang akan dilakukan. Untuk alternatif pendataan dengan penyampaian SPOP, sket peta desa yang dapat diperoleh dari instansi yang berkompeten dalam bidang pembuatan peta, menyalin sket peta yang sudah ada, atau sket kasar yang dibuat oleh petugas pendata. Untuk alternatif pendataan dengan identifikasi objek pajak, maka peta garis peta foto dari desa atau kelurahan yang akan didata dapat diperoleh dari instansi yang berkompeten dalam bidang pembuatan peta, seperti Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Bakosutanal, BPN, Dinas Tata Kota dan instansi lainnya. Untuk alternatif dengan verifikasi data objek pajak, pengadaan peta dilaksanakan dengan menggandakan peta desa kelurahan dan peta rincik yang sudah ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama, sebagai hasil dari kegiatan pendataan 3tiga tahun terakhir.Pada alternatif pendataan dengan pengukuran bidang objek pajak, pengadaan peta dapat diperoleh dari instansi yang berkompeten dalam pembuatan peta atau membuat sendiri dengan peralatan yang ada seperti dengan meteran total station, GPS Global PositioningSystem dan lain-lain. e. Pengadaan Sarana Pendukung Sarana pendukung lainnya untuk melaksanakan pembentukan basis data antara lain : perangkat komputer beserta kelengkapannya , SPOP, lampiran SPOP, Continuous from 60 gram, folder untuk petugas lapangan, mistar logam 50 cm, meteran fiberglass 50 M, kompas, busur derajat, plotter inkjet catridge, kertas plotter dan kertas millimeter blok. f. Pembuatan Konsep Sket, Peta ZNTNIR dalam pembentukan basis data Kegiatan ini dilakukan melalui pekerjaan lapangan dan kantor. Pekerjaan Lapangan : 1 Pengumpulan informasi harga jual dan analisa data 2 Pembantu penilai penentuan nilai indikasi rata-rata NIR Pekerjaan Kantor 1 Pembuatan peta ZNT Kelurahan Desa 2 Pembuatan Peta ZNT Blok 3 Pembuatan usulan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak : a Pengadaan peta ZNT untuk lampiran b Penjilidan g. Pembuatan Sket Peta Blok konsep lapangan Persiapan penilaian tanah dengan pembuatan konsep sketpeta rancangan kegiatan pada orientasi lapangan yang bertujuan untuk mencocokkan keadaan yang tergambar pada konsep sketpeta dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.Orientasi lapangan harus benar- benar dilaksanakan secara teliti guna mengurangi kemungkinan adanya perubahan batas blok pada saat pengukuran bidang atau identifikasi objek pajak. Adapun kegiatan fiskus adalah: 1 Pembuatan Peta Desa 2 Penggambaran Peta Blok 3 Penggambaran Peta ZNT 4 Pemberian Kode ZNT 5 Pencantuman NIR Kelas NJOP 6 Pemberian warna sesuai batas ZNT 7 Plotting dan penggandaan Peta Kelurahan dan Peta Blok SIG

2. Pekerjaan Lapangan