4.7 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Prevalensi ECC dan S-ECC
Berdasarkan pendidikan ibu, anak dengan pendidikan ibu yang rendah menderita ECC sebanyak 94,1 dan S-ECC 88,2, anak dengan pendidikan ibu sedang yang
menderita ECC 84,6 dan S-ECC 61,5, dan anak dengan pendidikan ibu tinggi yang menderita ECC 65,4 dan S-ECC 40,4. Secara statistik ada hubungan yang bermakna
antara pendidikan ibu dengan prevalensi ECC p=0,035 dan S-ECC p=0,001 Tabel 12.
Tabel 12. Hubungan antara pendidikan ibu dengan prevalensi ECC dan S-ECC
4.8 Hubungan Antara Perekonomian Orang tua dengan Prevalensi ECC dan S-
ECC
Berdasarkan perekonomian orang tua, anak yang berasal dari keluarga ekonomi rendah yang menderita ECC sebanyak 83,3 dan S-ECC 62,3. Pada anak dari keluarga
ekonomi tidak rendah yang menderita ECC 69,6 dan S-ECC 45,7. Secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara perekonomian orang tua dengan prevalensi
ECC p=0,051 dan S-ECC p=0,054 Tabel 13.
Tabel 13. Hubungan antara perekonomian orang tua dengan prevalensi ECC dan S-ECC
Pendidikan ibu
N ECC
p S-ECC
p Ya
n Tidak
n Ya
n Tidak
n Rendah
Sedang Tinggi
17 91
52 16 94,1
77 84,6 34 65,4
1 5,9 14 15,4
18 34,6 0,035
15 88,2 56 61,5
21 40,4 2 11,8
35 38,5 31 59,6
0,001
Perekonomian orangtua
N ECC
p S-ECC
p Ya
n Tidak
n Ya
n Tidak
n Rendah
Tidak rendah 114
46 95 83,3
32 69,6 19 16,7
14 30,4 0,051
71 62,3 21 45,7
43 37,7 25 54,3
0,054
Universitas Sumatera Utara
4.9 Hubungan Antara Perilaku Diet dengan Prevalensi ECC dan S-ECC
Berdasarkan perilaku diet, anak yang berperilaku sedang menderita ECC sebanyak 82,5 dan S-ECC 62,9, dan anak yang berperilaku baik 74,6 dan S-ECC 49,2 .
Secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku diet dengan prevalensi ECC p=0,229 dan S-ECC p=0,087 Tabel 14.
Tabel 14. Hubungan antara perilaku diet dengan prevalensi ECC dan S-ECC
Perilaku Diet
N ECC
P S-ECC
p Ya
n Tidak
n Ya
n Tidak
n Buruk
Sedang Baik
97 63
0 0 80 82,5
47 74,6 0 0
17 17,5 16 25,4
0,229 0 0
61 62,9 31 49,2
0 0 36 37,1
32 50,8 0,087
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perincian item perilaku diet “frekuensi dan durasi minum susu”, secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna dengan prevalensi ECC dan S-ECC
Tabel 15. Kategori frekuensi dan durasi minum susu terdiri dari jenis susu, lama mengonsumsi susu, frekuensi mengonsumsi susu sehari, dan durasi rata-rata
menghabiskan susu botol sekali minum. Tabel 15. Hubungan antara frekuensi dan durasi minum susu dengan prevalensi ECC dan
S-ECC
Kategori N
ECC P
S-ECC p
Ya n
Tidak n
Ya n
Tidak n
Jenis susu Susu botol + ASI
6 bulan atau susu botol saja
Susu botol + ASI ≥
6 bulan ASI saja
72 65
23 55 76,4
54 83,1 18 78,3
17 23,6 11 16,9
5 21,7 0,995
42 58,3 41 63,1
9 39,1 30 41,7
24 36,9 14 60,9
0,134
Lama mengonsumsi susu
≥ 3 tahun 1 – 2 tahun
1 tahun 5
144 11
5 100,0 114 79,2
8 72,7 0 0
30 20,8 3 27,3
1,000 4 75,0
85 59,0 4 36,4
1 25,0 59 41,0
7 63,6 0,983
Frekuensi mengonsumsi
susu sehari ≥ 7 kali
3 – 6 kali 0-2 kali
21 99
40 18 85,7
76 76,8 33 82,5
3 14,3 23 23,2
7 17,5 1,000
16 76,2 53 53,5
23 57,5 5 28,3
46 46,5 17 42,5
0,162
Durasi rata-rata menghabiskan susu
botol sekali minum 20 menit
10–2menit 10 menit
6 24
130 6 100,0
21 87,5 100 76,9
0 0 3 12,5
30 23,1 0,887
2 40,0 18 75,0
71 54,6 4 60,0
6 25,0 59 45,4
0,940
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perincian item perilaku diet “cara mengonsumsi susu” untuk kategori membersihkan gigi anak setelah minum susu diperoleh data yang tidak pernah
membersihkan gigi anak setelah minum susu menderita ECC sebanyak 92,4, dan S-ECC 71,2, kadang-kadang 82,0 dan 62,0, selalu 56,8 dan 31,8. Secara statistik ada
hubungan yang bermakna antara membersihkan gigi anak setelah minum susu dengan prevalensi ECC p=0,001 dan S-ECC p=0,001 Tabel 16.
Tabel 16. Hubungan antara cara mengonsumsi susu dengan prevalensi ECC dan S-ECC
Berdasarkan perincian item perilaku diet “konsumsi makanan kariogenik lain” untuk kategori frekuensi mengonsumsi minuman manis perhari, anak yang mengonsumsi
Kategori N
ECC p
S-ECC p
Ya n
Tidak n
Ya n
Tidak n
Penggunaan susu sebagai pengantar tidur anak
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah 100
35 25
75 73,5 31 88,6
23 90,9 25 26,5
4 11,4 29,1
0,132 50 50,0
25 71,4 17 63,6
50 50,0 10 28,6
8 36,4 0,208
Melepaskan susu ASIbotol dari mulut
anak setelah tertidur Tidak pernah
Kadang-kadang Selalu
11 39
110 9 81,8
32 82,1 86 78,2
2 18,2 7 17,9
24 21,8 1,000
5 45,5 20 51,3
67 60,9 6 54,5
19 48,7 43 39,1
0,865
Mengonsumi susu pada malam hari
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah 44
24 92
32 72,7 20 83,3
75 81,5 12 27,3
4 16,7 17 18,5
0,900 23 52,3
18 75,0 51 55,4
21 47,7 6 25,0
41 44,6 0,160
Penambahan bahan pemanis susu botol anak
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah 1
23 136
1 100,0 21 91,3
10577,2 00
28,7 3122,8
0,894 1100,0
1669,6 7555,1
00 730,4
6144,9 0,956
Membersihkan gigi anak setelah minum susu
Tidak pernah Kadang-kadang
Selalu 66
50 44
61 92,4 41 82,0
25 56,8 5 7,6
9 18,0 19 43,2
0,001 47 71,2
31 62,0 14 31,8
19 28,8 19 38,0
30 68,2 0,001
Universitas Sumatera Utara
1-3 kali menderita S-ECC sebanyak 70,2, kadang-kadang 52,2. Secara statistik ada hubungan yang bermakna antara frekuensi mengonsumsi minuman manis perhari dengan
prevalensi S-ECC p=0,036 Tabel 17. Untuk kategori frekuensi mengonsumsi makanan manis perhari, anak yang mengonsumsi
≥ 6 -7 kali menderita ECC sebanyak 89,5, anak yang mengonsumsi 4-5 kali menderita ECC 91,8, dan anak yang mengonsumsi 1-3
kalikadang-kadang menderita ECC 70,7. Secara statistik ada hubungan yang bermakna antara frekuensi mengonsumsi makanan manis perhari dengan prevalensi ECC p=0,015
Tabel 17. Tabel 17. Hubungan antara konsumsi makanan kariogenik lain dengan prevalensi ECC
dan S-ECC
Kategori N
ECC p
S-ECC p
Ya n
Tidak n
Ya n
Tidak n
Frekuensi mengonsumsi
minuman manis perhari
≥ 4 kali 1-3 kali
Kadang-kadang tidak setiap hari
tidak pernah 47
113 0 0
41 87,2 86 76,1
0 0 6 12,8
2723,9 0,113
0 0 33 70,2
59 52,2 0 0
14 29,8 54 47,8
0,036
Frekuensi mengonsumsi
makanan manis perhari
≥ 6-7 kali 4-5 kali
1-3 kalikadang- kadangtidak
setiap haritidak pernah
19 49
92 17 89,5
45 91,8 65 70,7
2 10,5 4 8,2
2729,3 0,015
14 73,7 30 61,2
48 52,2 5 26,3
19 38,8 44 47,8
0,184
Mengonsumsi makanan padat dengan
cara mengemut Ya
Tidak 22
138 12 52,4
11583,3 10 47,6
2316,7 0,172
7 28,6 86 62,3
15 71,4 52 37,7
0,302
Universitas Sumatera Utara
4.10 Hubungan Antara Perilaku Membersihkan Gigi dengan Prevalensi ECC dan S-ECC