adanya tindakan pembersihan rongga mulut, maka perkembangan karies pada anak akan lebih cepat.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa anak yang lebih sering mengonsumsi ASI bahkan lebih dari 7 kali sehari cenderung lebih besar terkena ECC.
2,4,5,19,20
2.3.3 Faktor Perilaku Membersihkan Gigi
Sudah terbukti bahwa adanya plak pada gigi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karies. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kebiasaan anak menyikat gigi,
frekuensi menyikat serta penggunaan pasta gigi berfluor berhubungan dengan pembentukan dan perkembangan karies.
Memberi anak minuman yang ditambah pemanis tetapi tidak disertai sikat gigi yang baik akan merusak gigi anak.
17,24
Pengendalian plak dapat dilakukan terutama pada saat mulai erupsi gigi desidui. Orangtua mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi
plak dan terjadinya karies pada anak. Peran orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada
anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Penyikatan gigi dan
penggunaan pasta gigi yang berfluoride merupakan salah satu tindakan mencegah terjadinya karies. Penggunaan fluor bertujuan untuk melindungi gigi dari karies.
16,17,21
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari prosedur penyikatan gigi, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah frekuensi penyikatan gigi. Menurut hasil penelitian
Stecksen-Blicks dan Holm, anak yang melakukan penyikatan gigi secara teratur dalam sehari dengan frekuensi dua kali atau lebih setelah sarapan dan sebelum tidur dan
dibantu oleh orangtua, lebih rendah terkena risiko karies. Proses penyikatan gigi pada anak dengan frekuensi yang tidak optimal dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan
melakukan penyikatan gigi sejak dini oleh orang tua, sehingga anak tidak mempunyai kesadaran dan motivasi untuk memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulutnya.
5,15
2.4 Pencegahan ECC
Anak yang didiagnosa ECC mempunyai risiko tinggi untuk mengalami karies pada gigi permanen. Tindakan pencegahan merupakan dasar dari penanganan karies.
Pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan mulut penting dilakukan pada anak sejak
Universitas Sumatera Utara
tahun pertama kelahiran. Beberapa dokter gigi merekomendasikan untuk membersihkan dan memijat gusi untuk melancarkan peredaran darah dan merangsang erupsi gigi. Ketika
gigi pertama anak mulai erupsi, harus dibersihkan dengan kain basah atau sikat gigi kecil, selain itu dapat pula dengan menggunakan jari telunjuk yang dibalut kain atau handuk
basah kemudian digosokkan pada gigi yang sedang erupsi dan secara lembut melakukan pemijatan gusi. Orang tua harus diajarkan bagaimana untuk menyikat gigi bayi mereka,
baik dengan menyandarkan ataupun membaringkan bayi tersebut di pangkuannya. Beberapa laporan menunjukkan bahwa tingkah laku orang tua terhadap kemampuannya
memahami cara memelihara kebersihan mulut anaknya, mempunyai korelasi yang positif dengan frekuensi memelihara kebersihan mulut anak pada usia prasekolah atau status
kesehatan mulutnya. Ibu dengan frekuensi tinggi dalam menyikat gigi memiliki pengaruh yang nyata terhadap tingginya frekuensi membersihkan mulut pada anak dan oral higiene
yang baik pada anak usia dini.
4,9,19,22
Saat bayi tersebut mencapai usia satu tahun, gigi disikat dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur dengan sebuah sikat gigi kecil, air dan pasta gigi fluor
seukuran kacang polong. Faktor usia mulai menyikat gigi terhadap kesehatan mulut anak memiliki hubungan yang signifikan dengan ECC. Dalam penelitian Mazhari di Quchan
anak mulai menyikat gigi pada usia yang lebih tua memiliki prevalensi ECC yang lebih tinggi, 50 anak dengan ECC mulai menyikat gigi setelah usia 24 bulan. Metode yang
paling efektif dan terbukti dalam pencegahan karies adalah memelihara kesehatan gigi yaitu menyikat gigi menggunakan pasta berfluor. Fluor melindungi gigi ketika gigi
tersebut mulai pertama kali erupsi sampai gigi terus berkembang selama beberapa waktu.
1,19
Tindakan pencegahan pada karies lebih menekankan pada pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. Nasehat diet yang dianjurkan adalah memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair karena bersifat
membersihkan dan merangsang sekresi saliva. Mengurangi makanan yang manis dan lengket serta menjalankan waktu makan tiga kali secara teratur untuk menghindari
makanan kecil dalam keseharian anak.
17,18,19
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya ECC yaitu jangan memberi susu untuk waktu yang lama dan berkepanjangan, serta bayi tidak
boleh dibiarkan tidur dengan botol yang berisi cairan manis kecuali air putih, dan membersihkan gigi setelah minum susu. Diajarkan untuk minum menggunakan gelas
sebelum mencapai usia setahun dan mulai dihentikan menggunakan botol pada usia 12-14 bulan serta pada usia 4-6 bulan mulai diberikan makanan tambahan yang padat.
Kunjungan pertama ke dokter gigi paling lama dilakukan saat anak berusia setahun.
19
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori