11
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Apakah kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan? 2. Faktor mana sajakah diantara kinerja keuangan, struktur modal, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi yang secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, struktur modal, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi secara simultan terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui faktor manakah di antara kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan
investasi yang mempunyai pengaruh parsial yang dominan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
12
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai
pengaruh kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi terhadap nilai
perusahaan. 2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar
pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis. 3. Bagi manajemen perusahaan, memberikan informasi dan masukan dalam
upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan. 4. Bagi investor, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Nilai Perusahaan
Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan Salvatore, 2005.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan, n
ilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan serta
prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang.
Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan, karena harga
pasar saham mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Van Horne 1998
bahwa “firm value is represented by the market price of the company’s common stock” yaitu nilai perusahaan ditunjukkan dari harga saham
perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para
pemegang saham apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula kemakmuran para
pemegang sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
14
Nilai perusahaan atau dikenal juga dengan istilah firm value, merupakan konsep yang penting bagi investor, karena firm value merupakan
indikator bagi pasar untuk dapat menilai suatu perusahaan secara keseluruhan Nurlela dan Ishaluddin, 2008.
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value PBV. PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan
menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya
, yang
dirumuskan sebagai berikut :
��� = ������ ����� ��� �ℎ��� �� ������ �����
���� ����� ��� �ℎ��� �� ������ �����
Wirawati 2008 : 94 mengemukakan bahwa PBV merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang akan mempengaruhi
keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Perusahaan yang memiliki rasio PBV yang meningkat dari tahun ke tahun berarti perusahaan
tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan dinilai
oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
15
Beberapa keunggulan dari PBV yaitu : 1. Nilai buku mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat
diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan PBV
sebagai perbandingan. 2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan- perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under over valuation.
3. Perusahaan dengan negative earning yang tidak dapat dinilai dengan PER dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV.
2.1.2 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Semakin baik
kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi return yang diperoleh oleh investor. Kinerja keuangan diukur dengan rasio profitabilitas. Analisis rasio
profitabilitas merupakan analisis yang memperlihatkan seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan laba keuntungan
dengan menggunakan aset atau modal yang dimilikinya. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return On Equity
ROE. ROE adalah rasio yang mengukur persentase tingkat pengembalian
atas investasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham, yang dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
��� = ��� ������ ����� ���
�ℎ���ℎ������′ ������
ROE merupakan indikator yang amat penting bagi pemegang saham dan juga calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperolah laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin
baik karena menunjukkan potensi keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan juga meningkat. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dari
investor dan calon investor sehingga saham perusahaan tersebut juga akan semakin diminati. Adanya kenaikan permintaan saham suatu perusahaan
akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal, sehingga nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.
2.1.3 Struktur Modal
Menurut Sawir 2004 : 2, “struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang
perusahaan”. Struktur permodalan suatu bank adalah cara yang ditempuh bank tersebut dalam membiayai aset dan kegiatan bisnisnya. Cara
pembiayaannya itu biasanya merupakan kombinasi dari sumber-sumber pembiayaan yang berupa saham, penerbitan surat utang, obligasi, dan
beragam jenis pinjaman lainnya.
Universitas Sumatera Utara
17
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan DER Debt to Equity Ratio. DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat leverage penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut :
��� = ����� �����������
�ℎ���ℎ������
′
������
DER mencerminkan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Gambaran DER suatu perusahaan
menurut Ali 2006 : 231 yaitu, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan memiliki debt to equity
ratio yang tinggi, yaitu bila biaya bunga bank masih lebih rendah dari earning capacity perusahaan atau bila debt cost masih lebih rendah
dari equity funds. Dengan struktur permodalan seperti itu, perusahaan akan memiliki profitability yang tinggi, perusahaan juga dapat
memberi peluang yang lebih besar dalam mendorong naik harga saham perusahaan. Demikian pula perusahaan akan mampu
meningkatkan nilai kekayaan pemegang saham, sekaligus memperoleh peluang yang besar pula dalam mendorong pertumbuhan
perusahaan. Terdapat tiga teori yang mendasari manfaat penggunaan hutang dalam
perusahaan, yang pertama, teori sinyal Signaling Theory yang menyatakan bahwa saat manajemen melakukan hutang merupakan sinyal kepada
investor bahwa perusahaan sedang melakukan investasi yang beresiko rendah. Kedua, teori keagenan Agency Theory yang menyatakan bahwa
penggunaan hutang merupakan alat kontrol untuk mendisiplinkan manajemen dalam membayar hutang dan bunganya dengan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
18
Teori tersebut hanya menjelaskan manfaat hutang terhadap perusahaan, tidak menjelaskan seberapa besar hutang agar dapat mencapai nilai
perusahaan yang optimal. Teori yang ketiga yaitu teori trade-off. Struktur modal yang optimal ditentukan oleh trade-off yang paling menguntungkan
antara manfaat dan pengorbanan, dimana manfaat yang didapatkan oleh perusahaan lebih besar dibandingkan kerugian penggunaan sumber
pendanaan hutang. Menurut trade-off theory penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada titik tertentu. Setelah titik
tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan suatu
perusahaan dalam menentukan struktur modalnya adalah dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sama seperti yang dinyatakan
oleh Bhayani 2009 : 43, “the optimum debt level represents the debt level that maximizes firm value” bahwa tingkat hutang yang optimal dan tepat
diharapkan mampu untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets.
Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu
kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
19
���� = ��� �� ����� ������
Kartika 2009 : 112 menyatakan bahwa, “perusahaan-perusahaan besar biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan kecil dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih kecil.” Perusahaan yang melakukan diversifikasi dan perusahaan yang
memiliki kemungkinan untuk bangkrut yang lebih kecil tentunya menyiratkan akan nilai perusahaan yang lebih baik.
Selain itu jika perusahaan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di
perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, meningkatkan kegiatan operasional
perusahaan, dan tentu saja untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan mengisyaratkan
sinyal yang positif bagi perkembangan perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan growth diukur dengan
menggunakan perubahan total aset. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih
total aset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aset periode sebelumnya, yang dirumuskan
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
20
�����ℎ = �
�
− �
�−1
�
�−1
Terdapat tiga bentuk pertumbuhan perusahaan, pertama pertumbuhan dari luar external growth yang menyangkut faktor-faktor dari luar yang
tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti harga, keadaan politik, karakteristik masyarakat, dan sebagainya. Semakin baik kondisi dari luar,
maka pertumbuhan perusahaan juga akan semakin meningkat. Kedua, pertumbuhan dari dalam internal growth yang menyangkut
produktivitas perusahaan. Semakin baik produktivitas perusahaan, maka pertumbuhan perusahaan tersebut juga semakin semakin meningkat. Faktor
yang terakhir adalah pertumbuhan karena pengaruh iklim usaha dan situasi usaha lokal. Artinya pertumbuhan perusahaan akan meningkat
apabila berada dalam iklim usaha yang baik, tersedianya infrastruktur pendukung kegiatan usaha, dan faktor-faktor pendukung lainnya.
Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang positif akan dipandang positif juga oleh investor, karena dinilai memiliki aspek yang
menguntungkan. Sehingga juga akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
2.1.6 Kebijakan Investasi
Terdapat tiga keputusan atau kebijakan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan fungsi manajemen keuangannya,
yaitu kebijakan investasi, kebijakan pendanaan, dan kebijakan dividen.
Universitas Sumatera Utara
21
Kebijakan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan Investment Opportunity Set IOS. IOS memberikan penilaian yang lebih
luas atas nilai perusahaan, yaitu dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini kebijakan investasi diukur dengan Price Earning Ratio PER. PER menunjukkan perbandingan antara harga penutupan
saham dengan laba per lembar saham yang dirumuskan sebagai berikut :
��� = ������� �����
������� ��� �ℎ���
Kebijakan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Seorang manajer sebelum mengambil keputusan investasi akan
memperhitungkan return yang akan didapatkan. Hukum dasar dalam investasi yaitu high risk, high return; low risk, low return menunjukkan
bahwa keputusan investasi yang diharapkan adalah keputusan investasi yang paling menguntungkan, tentunya dengan mempertimbangan return dan risk
dari investasi tersebut. Sehingga semakin tepat kebijakan investasi suatu perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh juga semakin tinggi. Yang
juga berarti bahwa nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
22
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Safrida 2008 yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Jakarta”, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Utami 2009 dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, dan
Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal
DER, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, hanya kebijakan
dividen DPR yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Barasa 2009 dengan judul “Pengaruh Debt to Equty Ratio DER dan Debt
to Asset Ratio DAR terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, DER
dan DAR berpengaruh positiif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
23
Nova H. 2010 dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, arus kas bersih, profitabilitas ROE, dan
kebijakan dividen DPR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, arus kas bersih berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan, sedangkan profitabilitas ROE dan kebijakan dividen DPR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pakpahan 2010 dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan”. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan faktor-faktor fundamental perusahaan yang meliputi size, growth, leverage, ROE dan kebijakan dividen
DPR berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, size dan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth, leverage, dan DPR
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Prapaska 2012 dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas,
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010”. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial, variabel tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan
variabel keputusan pendanaan dan kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Berikut ini disajikan tabel penelitian terdahulu yang membahas tentang nilai perusahaan :
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Variabel
Hasil Penelitian
Safrida 2008
Pengaruh Struktur Modal dan
Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta
Variabel dependen : nilai perusahaan
MBR Variabel independen :
struktur modal DER dan pertumbuhan
perusahaan perubahan total
aktiva Secara simultan, struktur
modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, struktur modal berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Utami 2009
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran,
dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur yang
Go Public di BEI Variabel dependen :
Nilai Perusahaan Variabel independen :
Struktur Modal DER, ukuran
perusahaan, Kebijakan Dividen DPR
Secara simultan, DER,
ukuran perusahaan dan DPR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, DPR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Barasa 2009
Pengaruh Debt to Equty Ratio
DER dan Debt to Asset Ratio
DAR terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI. Variabel dependen :
nilai perusahaan MVE
Variabel independen : DER, DAR
Secara simultan, DER dan DAR berpengaruh positiif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, DER dan DAR tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
25
Nova H. 2010
Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas,
Profitabilitas Dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel dependen : nilai perusahaan
MVE Variabel independen :
kinerja arus kas, profitabilitas ROE,
kebijakan dividen DPR
Secara simultan, arus kas bersih, ROE, dan DPR
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, arus kas bersih berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
ROE dan
DPR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pakpahan 2010
Pengaruh Faktor- faktor
Fundamental Perusahaan dan
Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan Variabel dependen :
nilai perusahaan PBV
Variabel independen : size, growth, leverage,
ROE dan DPR Secara simultan faktor-
faktor size, growth,
leverage, ROE, dan DPR berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Secara parsial, size dan
ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
sedangkan
growth, leverage, dan DPR tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Prapaska 2012
Analisis Pengaruh Tingkat
Profitabilitas, Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur di
BEI Tahun 2009- 2010
Variabel dependen : nilai perusahaan
PBV Variabel independen :
profitabilitas ROA, ROE, keputusan
investasi MBVA, keputusan pendanaan
DER, dan kebijakan dividen DPR
Secara parsial, variabel tingkat profitabilitas dan
keputusan investasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel
keputusan pendanaan dan kebijakan deviden
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Sumber : berbagai jurnal dan penelitian terdahulu data diolah penulis
Universitas Sumatera Utara
26
2.3 Kerangka Konseptual