Pengaruh Kinerja Keuangan,Struktur Modal ,Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Peruhaan Yang Terdaftar Di BEI
SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN
INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
SEPTIKA SOPUTRI SILABAN 090503064
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
(3)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kebijakan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,
Septika Soputri Silaban NIM. 090503064
(4)
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dan Allah pemilik kehidupan ini. Terima kasih Tuhan Yesus untuk segala hikmat dan penyertaan yang senantiasa Engkau berikan selama proses pengerjaan skripsi ini. Kasih dan penyertaan-Mu sungguh luar biasa dalam setiap langkah kehidupanku. Biarlah setiap hari aku boleh bersyukur atas segala berkat yang Kau berikan.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta, keluarga yang sungguh luar biasa, yang telah memberikan doa dan dukungannya, teristimewa kepada kedua orangtua saya Drs. D. Silaban dan Dra. RH. Pardede, yang telah memberikan cinta, perhatian, dan kasih sayang serta selalu mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, dan tak lupa kepada kedua kakak saya, Anestasya Margaret Silaban, SE dan Febrima Nancy Silaban, SKG, serta kepada adikku tersayang, Juwanri Maralam Silaban dan Gideon Alamta Silaban.
Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kebijakan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI” yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
(5)
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, semangat, saran serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak. selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya para dosen Akuntansi yang telah membimbing dan mengajar ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.
(6)
Tidak lupa penulis juga berterima kasih kepada teman-teman dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, Januari 2013 Penulis,
Septika Soputri Silaban NIM. 090503064
(7)
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN
INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BEI
Pencapaian nilai perusahaan yang mana merupakan salah satu tujuan utama berdirinya suatu perusahaan sangatlah penting. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang juga sering dikaitkan dengan peningkatan harga saham. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi, sementara nilai perusahaan sebagai variabel dependen.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dan analisis pengaruh antara kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan di peroleh 21 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 84 unit analisis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS dimana sebelumnya data telah diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, seluruh variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, kinerja keuangan (ROE), ukuran perusahaan (size), dan kebijakan investasi (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), sedangkan struktur modal (DER) dan pertumbuhan perusahaan (growth)
tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap nilai perusahaan (PBV).
Kata kunci : nilai perusahaan, kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kebijakan investasi
(8)
ABSTRACT
The influence of financial performance, capital structure, firm size, firm growth, and investing policy towards firm value
at banking companies listed in BEI
The achievement of firm value which is one of the company’s main objective, is very important. The firm value is investor’s perception towards the company’s success level which is also often related to the price of the stock. The independence variables in this research are financial performance, capital structure, firm size, firm growth, and investing policy, while firm value as dependent variable.
The purpose of this research is to find out empirical evidence and analyze the influence factor of financial performance, capital structure, firm size, firm growth, and investing policy towards firm value. The object of this research is banking companies listed in BEI from 2008 to 2011. Sampling method that is used is purposive sampling and there are 21 sample companies that will be research objects with 84 unit analysis. Analytical techniques used in this research is multiple regression analysis by using SPSS where previously the data was tested using the classical assumptions.
The results of this research show that simultaneously, all of independent variables do have significant effect to the firm value. Partially, financial performance (ROE), firm size, and investing policy (PER) had positive effect and significant to the firm value (PBV), while capital structure (DER) and firm growth had not significant effect to the firm value (PBV).
Keywords : firm value, financial performance, capital structure, firm size, firm growth, investing policy
(9)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 11
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 13
2.1.1 Nilai Perusahaan ... 13
2.1.2 Kinerja Keuangan ... 15
2.1.3 Struktur Modal ... 16
2.1.4 Ukuran Perusahaan ... 18
2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan ... 19
2.1.6 Kebijakan Investasi ... 20
2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 22
2.3 Kerangka Konseptual ... 26
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Batasan Operasional ... 31
3.4 Definisi Operasional ... 31
3.4.1 Variabel Independen ... 32
3.4.1.1 Return on Equity (ROE) ... 32
3.4.1.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 32
3.4.1.3 Firm Size ... 32
3.4.1.4 Firm Growth ... 33
3.4.1.5 Price Earning Ratio (PER) ... 33
3.4.2 Variabel Dependen ... 33
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.6 Jenis Data ... 37
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 37
(10)
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 39
3.8.1.1 Uji Normalitas Data ... 40
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas ... 41
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 42
3.8.1.4 Uji Autokolerasi ... 43
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 44
3.8.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 44
3.8.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 46
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 50
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 52
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 53
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 55
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 59
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 59
4.2.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 61
4.2.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 62
4.2.3.3 Analisis Persamaan Regresi ... 65
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
4.3.1 Pengaruh ROE terhadap PBV ... 67
4.3.2 Pengaruh DER terhadap PBV ... 68
4.3.3 Pengaruh Size terhadap PBV ... 69
4.3.4 Pengaruh Growth terhadap PBV ... 71
4.3.5 Pengaruh PER terhadap PBV ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Keterbatasan ... 73
5.3 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
(11)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.1 Rata-rata Variabel ... 7
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Waktu Penelitian ... 30
3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 34
3.3 Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel ... 36
4.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan ... 47
4.2 Daftar Variabel Penelitian ... 48
4.3 Descriptive Statistic ... 51
4.4 Pengujian Normalitas l ... 53
4.5 Pengujian Multikolinearitas ... 56
4.6 Pengujian Heteroskedastisitas 1 ... 57
4.7 Pengujian Autokorelasi ... 59
4.8 Pengujian Goodness of Fit ... 60
4.9 Hasil Uji F ... 61
(12)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 26
4.1 Pengujian Normalitas 2 ... 54
4.2 Pengujian Normalitas 3 ... 54
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan di BEI ... 79
2 Data Variabel Penelitian ... 80
3 Tabulasi Data Variabel Penelitian ... 86
(14)
(15)
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN
INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BEI
Pencapaian nilai perusahaan yang mana merupakan salah satu tujuan utama berdirinya suatu perusahaan sangatlah penting. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang juga sering dikaitkan dengan peningkatan harga saham. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi, sementara nilai perusahaan sebagai variabel dependen.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dan analisis pengaruh antara kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan di peroleh 21 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 84 unit analisis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS dimana sebelumnya data telah diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, seluruh variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, kinerja keuangan (ROE), ukuran perusahaan (size), dan kebijakan investasi (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), sedangkan struktur modal (DER) dan pertumbuhan perusahaan (growth)
tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap nilai perusahaan (PBV).
Kata kunci : nilai perusahaan, kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kebijakan investasi
(16)
ABSTRACT
The influence of financial performance, capital structure, firm size, firm growth, and investing policy towards firm value
at banking companies listed in BEI
The achievement of firm value which is one of the company’s main objective, is very important. The firm value is investor’s perception towards the company’s success level which is also often related to the price of the stock. The independence variables in this research are financial performance, capital structure, firm size, firm growth, and investing policy, while firm value as dependent variable.
The purpose of this research is to find out empirical evidence and analyze the influence factor of financial performance, capital structure, firm size, firm growth, and investing policy towards firm value. The object of this research is banking companies listed in BEI from 2008 to 2011. Sampling method that is used is purposive sampling and there are 21 sample companies that will be research objects with 84 unit analysis. Analytical techniques used in this research is multiple regression analysis by using SPSS where previously the data was tested using the classical assumptions.
The results of this research show that simultaneously, all of independent variables do have significant effect to the firm value. Partially, financial performance (ROE), firm size, and investing policy (PER) had positive effect and significant to the firm value (PBV), while capital structure (DER) and firm growth had not significant effect to the firm value (PBV).
Keywords : firm value, financial performance, capital structure, firm size, firm growth, investing policy
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan pada umumnya didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan perusahaan yang umumnya diketahui publik adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, namun tujuan perusahaan yang sebenarnya tidak sebatas untuk mendapatkan laba, tetapi juga untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut sebenarnya tidak banyak berbeda, bahkan saling berhubungan dan mendukung satu dengan yang lain, namun tujuan yang menjadi prioritas suatu perusahaan bisa saja berbeda dengan perusahaan lain.
Pada era globalisasi, dunia bisnis menunjukkan suatu perpaduan yang menghasilkan suatu kompetisi yang semakin ketat dan transparan. Hal tersebut menuntut setiap perusahaan untuk dapat menghadapi dan mengantisipasi segala situasi agar mampu bertahan dan tetap maju di tengah berbagai kondisi, khususnya dalam rangka pencapaian tujuan utama perusahaannya. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham, yang diwujudkan melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Hal tersebut mengimplikasikan bahwa konsep nilai perusahaan dalam hal ini bersifat krusial, karena menjadi tujuan utama bagi setiap perusahaan.
(18)
Nilai perusahaan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaannya di masa depan. Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang menyebabkan perlunya peninjauan kembali sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat survive dan prospectable, sehingga perusahaan dituntut untuk selalu dapat meningkatkan nilai perusahaan mereka.
Kondisi Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sudah semakin berkembang dan mengalami banyak peningkatan. Perusahaan perbankan cukup menarik untuk diteliti karena saat ini kegiatan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari jasa perbankan. Selain itu, perbankan merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bahkan dikatakan bahwa sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian, sehingga kemajuan perbankan dapat menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara. Perbankan juga perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal dengan pengguna dana.
Di Indonesia sendiri, industri perbankan, dengan pangsa sebesar 75,02% masih memegang peranan terbesar dalam sistem keuangan, meskipun berada dalam perekonomian yang masih sering mengalami pasang surut (Bank Indonesia : Kajian Stabilitas Keuangan, 2012 : 31). Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997, sektor perbankan mulai mengalami gejolak krisis kepercayaan dari masyarakat
(19)
terhadap lembaga perbankan nasional. Terdapat 16 bank umum swasta nasional yang dilikuidasi dan sekaligus dicabut izin usahanya oleh pemerintah serta 45 bank lainnya yang bermasalah. Pada tahun 1999, sebanyak 38 bank ditutup, tahun 2004 Bank Dagang Bali dan Bank Aspac dilikuidasi, tahun 2005 Bank Global ditutup, tahun 2008 kasus Bank Century dan penutupan Bank Indover, dan pada tahun 2009 terjadi pencabutan ijin usaha Bank IFI oleh pemerintah. Sedangkan saat ini yang marak terjadi adalah tindak pidana di bidang perbankan atau sering disebut dengan tipibank. Siahaan (2008 : 212) menyatakan,
Tipibank tidak terbatas hanya kepada yang diatur oleh Undang-Undang Perbankan, namun mencakup pula perbuatan-perbuatan yang dirumuskan dalam perbuatan pidana yang mengganggu sektor ekonomi secara luas, yang juga meliputi kejahatan pasar modal (capital market crime), kejahatan komputer (computer crime), baik dengan itu timbul akibat kerugian pada perusahaan swasta, maupun Pemerintah dan BUMN, fiskal dan bea cukai (custom crime).
Kasus tipibank misalnya seperti pembobolan uang nasabah, penggelapan dana, kecurangan investasi/ deposito, dan lain sebagainya. Banyaknya kasus yang terjadi dan di tengah kondisi perekonomian yang kurang baik justru membuat masyarakat semakin kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan perbankan.
Sejak peluncuran Arsitektur Perbankan Indonesia (API) pertama kali, Bank Indonesia berusaha menggerakkan industri perbankan ke arah yang lebih baik melalui fungsinya sebagai inisiator dan fasilitator, serta melalui implementasi program-program API. Dalam API dirumuskan bahwa sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien harus memiliki enam pilar yang kokoh yaitu : struktur perbankan yang sehat, sistem pengaturan yang efektif, sistem pengawasan yang independen dan efektif, industri perbankan yang kuat, infrastruktur pendukung
(20)
yang mencukupi, dan perlindungan konsumen. API merupakan salah satu langkah yang di ambil untuk meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan perbankan di Indonesia.
Dewasa ini, dengan iklim perbankan yang mulai membaik, perusahaan perbankan baik bank swasta maupun bank pemerintah, berlomba-lomba menata
performance untuk menjadi institusi keuangan yang paling baik. Di samping itu, bank-bank asing juga telah semakin banyak bermunculan di Indonesia, sehingga tingkat kompetisi di dunia perbankan juga semakin tajam. Untuk dapat mempertahankan dan bahkan menarik nasabah yang baru, bank harus dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaannya.
Pada tahun 2012, kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan perbankan. Untuk itu BI menganggap bahwa sudah seharusnya setiap bank menerapkan prinsip kehati-hatian dan pelaksanaan tata kelola yang baik. Selain itu juga dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 12/ 21/ PBI/ 2010, menyatakan bahwa dalam rangka mengarahkan kegiatan operasional bank sesuai visi dan misinya, bank perlu menetapkan sasaran strategis dan seperangkat nilai-nilai perusahaan.
Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh pencapaian dunia perbankan itu sendiri dan bagaimana upaya perbankan mengantisipasi setiap perubahaan yang terjadi pada lingkungannya baik nasional maupun global. Perubahan-perubahan dimaksud menyangkut masalah teknologi informasi, kebijakan atau regulasi pemerintah, otoritas
(21)
moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif. Bagi sebuah bank, tidaklah cukup hanya dengan memberikan jasa-jasa keuangan saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara untuk meningkatkan mutu dari pemberian jasa-jasa tersebut. Bank harus beroperasi secara sehat, sehingga kepentingan semua pihak terjaga dan kelanjutan hidup bank terjamin. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai perusahaan (firm value) telah menjadi aspek fundamental dalam penilaian dan pengambilan keputusan, sehingga diperlukan kajian yang lebih pasti mengenai nilai perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat. Laporan keuangan adalah akhir dari proses akuntansi dengan tujuan untuk memberikan infomasi keuangan yang dapat menjelaskan kondisi perusahaan dalam suatu periode. Menurut Mathews and Perera (1993 : 76), “The objective of financial statements is to supply information useful in judging management’s ability to utilize enterprise resources effectively in achieving the primary enterprise goals”. Jadi laporan keuangan merupakan instrumen yang digunakan untuk memberikan informasi tentang kinerja dari manajemen dalam penggunaan sumber daya secara efektif untuk pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan, dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Para pelaku pasar modal, termasuk investor seringkali menggunakan informasi dari laporan keuangan sebagai pedoman dalam melakukan transaksi di pasar modal.
(22)
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal bersifat controllable
artinyadapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti kinerja perusahaan, keputusan keuangan, struktur modal, biaya ekuitas, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tingkat suku bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal. Beberapa variabel tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan, namun hasil yang didapat hingga kini masih tidak konsisten. Penelitian oleh Adeyemi (2011) yang juga mengkaji mengenai pengaruh terhadap nilai perusahaan di Nigeria menyatakan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu ditunjukkan,
factors that as well influence firms’ values include: Growth potential or future investment opportunity (Myers, 1984; Titman and Wessels, 1988; Harris and Raviv, 1991); Dividend Policy (Miller and Modigliani, 1961; Gordon, 1967); the size of a firm (Gordon, 1962); the kind of risk a firm is exposed to as well have some influence on its market valuation.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik memiliki nilai yang lebih baik dimata investor. Faktor yang kedua adalah struktur modal, yaitu proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan. Struktur modal yang optimal diharapkan mampu untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Selanjutnya ukuran perusahaan (firm size) dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan tersebut memperoleh sumber pendanaan, yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak menajemen untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Tidak berbeda jauh dengan ukuran perusahaan,
(23)
faktor berikutnya adalah pertumbuhan perusahaan (firm growth). Pertumbuhan perusahaan adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau untuk industri yang sama. Faktor yang terakhir adalah keputusan investasi. Perusahaan tentunya mengharapkan keputusan investasi yang paling menguntungkan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Informasi dari sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2011 yang terkait rata-rata PBV, ROE, DER, Size, Growth, dan PER ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 1.1
Rata-rata PBV, ROE, DER, Size, Growth, dan PER pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2008-2011
Variabel 2008 2009 2010 2011
PBV 1.44 1.86 2.14 1.74
ROE 12.49 14.02 17.27 17.93
DER 9.42 9.012 8.96 8.30
Size 13.26 13.34 13.43 13.53
Growth 0.20 0.20 0.25 0.24
PER 22.61 23.60 16.72 34.26
Sumber : diolah penulis 2012
Berdasarkan tabel di atas diketahui telah terjadi fenomena gap yaitu ditandai dengan adanya ketidakkonsistenan hubungan antar data. Pada tahun 2008, rata-rata variabel ROE adalah sebesar 12.49 dan pada tahun berikutnya terus mengalami peningkatan, yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011 masing-masing sebesar 14.02, 17.27, dan 17.93. Demikian juga dengan variabel ukuran perusahaan (size), yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2011 yaitu 13.26,
(24)
13.34, 13.43, dan 13.53. Sementara itu, variabel PBV mengalami peningkatan untuk tahun 2008, 2009, dan 2010 yaitu 1.44, 1.86, dan 2.14, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 1.74. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak konsisten antara ROE dengan PBV dan Size dengan PBV.
Demikian juga dengan variabel DER, yang secara konstan mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai 2011, yaitu dari 9.42, 9.012, 8.96, sampai 8.30. Hal ini juga menunjukkan hubungan yang tidak konsisten dengan PBV. Sedangkan untuk variabel Growth dan PER mengalami peningkatan sekaligus penurunan selama periode 2008-2011. Variabel Growth cenderung konstan untuk tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 0.20, kemudian meningkat untuk tahun 2010 menjadi 0.25, dan menurun di tahun 2011 menjadi 0.24. PER mengalami peningkatan dari tahun 2008 yaitu sebesar 22.61, 23.60, dan 34.26 untuk tahun 2011, kecuali tahun 2010, mengalami penurunan yang cukup tajam dari 23.60 menjadi 16.72. Sehingga didapat bahwa hubungan antara Growth dengan PBV dan PER dengan PBV juga tidak konsisten.
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Prapaska (2012), profitabilitas sebagai indikator kinerja perusahaan, yang dalam penelitian ini diproksikan oleh rasio ROA dan ROE, berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova H. (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang dalam penelitian ini diproksikan oleh rasio ROE, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang
(25)
dilakukan oleh Safrida (2008) menemukan bukti bahwa baik secara simultan maupun parsial, struktur modal yang diproksikan oleh DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga mendukung hasil dari penelitian Fama (1998 : 22) yang menyatakan, “we find negative relations between debt and value even after controlling for earnings, dividends, investment, and R&D”. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Barasa (2009) dan Utami (2009) menyatakan hal yang sebaliknya, bahwa secara simultan struktur modal yang juga diproksikan oleh DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian oleh Siallagan dan Mas’ud (2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Hanung (2007) yang juga mendukung hasil penelitian Pakpahan (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Safrida (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) secara parsial berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pakpahan (2010) yang menyatakan bahwa secara parsial pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Belakangan penelitian yang dilakukan oleh Prapaska (2012) mengemukakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
(26)
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan sebenarnya telah banyak dilakukan, seperti yang telah penulis jabarkan di atas. Namun hasil kesimpulan yang didapat dari setiap penelitian berbeda. Perbedaan ini mungkin saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya perbedaan data yang digunakan, perbedaan tempat penelitian, perbedaan periode penelitian, atau bisa jadi dipengaruhi oleh faktor eksternal, serta faktor-faktor lainnya.
Dilatarbelakangi oleh hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut dan juga fenomena-fenomena bisnis yang selama ini terjadi pada sektor perbankan, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi jenis variabel serta pengukuran variabelnya, periode tahun penelitian, dan jenis perusahaan yang digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan memilih judul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Struktur
Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kebijakan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.”
(27)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Apakah kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan?
2. Faktor mana sajakah diantara kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi yang secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi secara simultan terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui faktor manakah di antara kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi yang mempunyai pengaruh parsial yang dominan terhadap nilai perusahaan.
(28)
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai pengaruh kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan.
2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis.
3. Bagi manajemen perusahaan, memberikan informasi dan masukan dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan.
4. Bagi investor, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
(29)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan
Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan serta prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang.
Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Van Horne (1998) bahwa “firm value is represented by the market price of the company’s common stock” yaitu nilai perusahaan ditunjukkan dari harga saham perusahaan itu sendiri.
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula kemakmuran para pemegang sahamnya.
(30)
Nilai perusahaan atau dikenal juga dengan istilah firm value,
merupakan konsep yang penting bagi investor, karena firm value merupakan indikator bagi pasar untuk dapat menilai suatu perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Ishaluddin, 2008).
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV). PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV
merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, yang
dirumuskan sebagai berikut :
���= ���������������ℎ���������������� �������������ℎ����������������
Wirawati (2008 : 94) mengemukakan bahwa PBV merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Perusahaan yang memiliki rasio PBV yang meningkat dari tahun ke tahun berarti perusahaan tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.
(31)
Beberapa keunggulan dari PBV yaitu :
1. Nilai buku mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan PBV sebagai perbandingan.
2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under/over valuation.
3. Perusahaan dengan negative earning yang tidak dapat dinilai dengan PER dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV.
2.1.2 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi return yang diperoleh oleh investor. Kinerja keuangan diukur dengan rasio profitabilitas. Analisis rasio profitabilitas merupakan analisis yang memperlihatkan seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan laba / keuntungan dengan menggunakan aset atau modal yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return On Equity (ROE). ROE adalah rasio yang mengukur persentase tingkat pengembalian atas investasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham, yang dirumuskan sebagai berikut :
(32)
���= ��������� (��������) �ℎ���ℎ������′������
ROE merupakan indikator yang amat penting bagi pemegang saham dan juga calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperolah laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena menunjukkan potensi keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan juga meningkat. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dari investor dan calon investor sehingga saham perusahaan tersebut juga akan semakin diminati. Adanya kenaikan permintaan saham suatu perusahaan akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal, sehingga nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.
2.1.3 Struktur Modal
Menurut Sawir (2004 : 2), “struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan”. Struktur permodalan suatu bank adalah cara yang ditempuh bank tersebut dalam membiayai aset dan kegiatan bisnisnya. Cara pembiayaannya itu biasanya merupakan kombinasi dari sumber-sumber pembiayaan yang berupa saham, penerbitan surat utang, obligasi, dan beragam jenis pinjaman lainnya.
(33)
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity
yang dimiliki perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut :
��� = ���������������� �ℎ���ℎ������′������
DER mencerminkan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Gambaran DER suatu perusahaan menurut Ali (2006 : 231) yaitu,
akan lebih menguntungkan bagi perusahaan memiliki debt to equity ratio yang tinggi, yaitu bila biaya bunga bank masih lebih rendah dari
earning capacity perusahaan atau bila debt cost masih lebih rendah dari equity funds. Dengan struktur permodalan seperti itu, perusahaan akan memiliki profitability yang tinggi, perusahaan juga dapat memberi peluang yang lebih besar dalam mendorong naik harga saham perusahaan. Demikian pula perusahaan akan mampu meningkatkan nilai kekayaan pemegang saham, sekaligus memperoleh peluang yang besar pula dalam mendorong pertumbuhan perusahaan.
Terdapat tiga teori yang mendasari manfaat penggunaan hutang dalam perusahaan, yang pertama, teori sinyal (Signaling Theory) yang menyatakan bahwa saat manajemen melakukan hutang merupakan sinyal kepada investor bahwa perusahaan sedang melakukan investasi yang beresiko rendah. Kedua, teori keagenan (Agency Theory) yang menyatakan bahwa penggunaan hutang merupakan alat kontrol untuk mendisiplinkan manajemen dalam membayar hutang dan bunganya dengan tepat waktu.
(34)
Teori tersebut hanya menjelaskan manfaat hutang terhadap perusahaan, tidak menjelaskan seberapa besar hutang agar dapat mencapai nilai perusahaan yang optimal. Teori yang ketiga yaitu teori trade-off. Struktur modal yang optimal ditentukan oleh trade-off yang paling menguntungkan antara manfaat dan pengorbanan, dimana manfaat yang didapatkan oleh perusahaan lebih besar dibandingkan kerugian penggunaan sumber pendanaan hutang. Menurut trade-off theory penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan.
Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan suatu perusahaan dalam menentukan struktur modalnya adalah dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sama seperti yang dinyatakan oleh Bhayani (2009 : 43), “the optimum debt level represents the debt level that maximizes firm value” bahwa tingkat hutang yang optimal dan tepat diharapkan mampu untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets. Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut :
(35)
����= ����������������
Kartika (2009 : 112) menyatakan bahwa, “perusahaan-perusahaan besar biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih kecil.” Perusahaan yang melakukan diversifikasi dan perusahaan yang memiliki kemungkinan untuk bangkrut yang lebih kecil tentunya menyiratkan akan nilai perusahaan yang lebih baik.
Selain itu jika perusahaan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, meningkatkan kegiatan operasional perusahaan, dan tentu saja untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan mengisyaratkan sinyal yang positif bagi perkembangan perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan (growth) diukur dengan menggunakan perubahan total aset. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aset periode sebelumnya, yang dirumuskan sebagai berikut :
(36)
�����ℎ = ��− ��−1 ��−1
Terdapat tiga bentuk pertumbuhan perusahaan, pertama pertumbuhan dari luar (external growth) yang menyangkut faktor-faktor dari luar yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti harga, keadaan politik, karakteristik masyarakat, dan sebagainya. Semakin baik kondisi dari luar, maka pertumbuhan perusahaan juga akan semakin meningkat.
Kedua, pertumbuhan dari dalam (internal growth) yang menyangkut produktivitas perusahaan. Semakin baik produktivitas perusahaan, maka pertumbuhan perusahaan tersebut juga semakin semakin meningkat. Faktor yang terakhir adalah pertumbuhan karena pengaruh iklim usaha dan situasi usaha lokal. Artinya pertumbuhan perusahaan akan meningkat apabila berada dalam iklim usaha yang baik, tersedianya infrastruktur pendukung kegiatan usaha, dan faktor-faktor pendukung lainnya.
Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang positif akan dipandang positif juga oleh investor, karena dinilai memiliki aspek yang menguntungkan. Sehingga juga akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
2.1.6 Kebijakan Investasi
Terdapat tiga keputusan atau kebijakan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan fungsi manajemen keuangannya, yaitu kebijakan investasi, kebijakan pendanaan, dan kebijakan dividen.
(37)
Kebijakan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan
Investment Opportunity Set (IOS). IOS memberikan penilaian yang lebih luas atas nilai perusahaan, yaitu dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini kebijakan investasi diukur dengan Price Earning Ratio (PER). PER menunjukkan perbandingan antara harga penutupan saham dengan laba per lembar saham yang dirumuskan sebagai berikut :
��� = ������������ �����������ℎ���
Kebijakan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Seorang manajer sebelum mengambil keputusan investasi akan memperhitungkan return yang akan didapatkan. Hukum dasar dalam investasi yaitu high risk, high return; low risk, low return menunjukkan bahwakeputusan investasi yang diharapkan adalah keputusan investasi yang paling menguntungkan, tentunya dengan mempertimbangan return dan risk
dari investasi tersebut. Sehingga semakin tepat kebijakan investasi suatu perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh juga semakin tinggi. Yang juga berarti bahwa nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.
(38)
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Safrida (2008) yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Utami (2009) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal (DER), ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, hanya kebijakan dividen (DPR) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Barasa (2009) dengan judul “Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, DER dan DAR berpengaruh positiif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
(39)
Nova H. (2010) dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, arus kas bersih, profitabilitas (ROE), dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, arus kas bersih berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas (ROE) dan kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pakpahan (2010) dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan faktor-faktor fundamental perusahaan yang meliputi size, growth, leverage, ROE dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, size dan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth, leverage, dan DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Prapaska (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial, variabel tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel keputusan pendanaan dan kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Berikut ini disajikan tabel penelitian terdahulu yang membahas tentang nilai perusahaan :
(40)
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
Safrida (2008) Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Variabel dependen :
nilai perusahaan (MBR)
Variabel independen : struktur modal (DER) dan pertumbuhan perusahaan
(perubahan total aktiva)
Secara simultan, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, sedangkan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Utami (2009) Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI
Variabel dependen : Nilai Perusahaan Variabel independen : Struktur Modal (DER), ukuran
perusahaan, Kebijakan Dividen (DPR)
Secara simultan, DER,
ukuran perusahaan dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Barasa (2009)
Pengaruh Debt to Equty Ratio
(DER) dan Debt to Asset Ratio
(DAR) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.
Variabel dependen :
nilai perusahaan (MVE)
Variabel independen : DER, DAR
Secara simultan, DER dan DAR berpengaruh positiif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
(41)
Nova H. (2010)
Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel dependen : nilai perusahaan (MVE)
Variabel independen : kinerja arus kas, profitabilitas (ROE), kebijakan dividen (DPR)
Secara simultan, arus kas bersih, ROE, dan DPR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, arus kas bersih berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
ROE dan DPR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Pakpahan (2010) Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Variabel dependen :
nilai perusahaan (PBV)
Variabel independen :
size, growth, leverage, ROE dan DPR
Secara simultan
faktor-faktor size, growth,
leverage, ROE, dan DPR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Secara parsial, size dan ROE berpengaruh terhadap
nilai perusahaan,
sedangkan growth,
leverage, dan DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Prapaska (2012) Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010
Variabel dependen :
nilai perusahaan (PBV)
Variabel independen : profitabilitas (ROA, ROE), keputusan investasi (MBVA), keputusan pendanaan (DER), dan kebijakan dividen (DPR)
Secara parsial, variabel tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
sedangkan variabel keputusan pendanaan dan
kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
(42)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara varibel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan variabel terikat. Menurut Indriyantoro dan Supomo (2002), kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran peneliti untuk dikomunikasikan dengan orang lain sehingga hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :
H2
H3
H4
H5
H6
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Nilai Perusahaan (Y)
ROE (X1)
DER (X2)
Size (X3)
Growth (X4)
(43)
Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah Return on Equity (ROE), Debt to
Equity Ratio (DER), Firm Size, Firm Growth, dan Price Earning Ratio (PER) ;
sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diproksi dengan
Price to Book Value (PBV).
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau maksimalisasi harga saham. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham apabila harga saham meningkat. Harga saham senantiasa mengalami pergerakan, dimana pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika suatu perusahaan berjalan dengan lancar dan mempunyai operasional yang baik, maka permintaan saham akan meningkat, harga saham pun juga akan meningkat, dan juga berarti nilai perusahaan tersebut semakin baik.
ROE digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu perbandingan laba bersih perusahaan dengan modal sendiri. Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi suatu perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan didapatkan oleh investor sehingga nilai perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat.
(44)
DER menggambarkan struktur modal perusahaan yaitu perbandingan total hutang (kewajiban) perusahaan dengan modal sendiri. Pihak manajemen perusahaan harus memanfaatkan hutang dengan hati-hati karena bagaimana pun juga hutang yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan itu sendiri. Suatu perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik artinya perusahaan tersebut dapat mendanai kegiatan bisnisnya dengan baik pula. Sehingga semakin baik rasio debt equity suatu perusahaan maka nilai perusahaannya juga semakin meningkat.
Ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets yaitu aset yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Pada umumnya investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang ukurannya dapat dikategorikan besar karena perusahaan yang besar dinilai akan memberikan tingkat pengembalian yang besar pula kepada investor. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut yang juga akan berpengaruh terhadap peningkatkan nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aset. Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang positif akan dipandang positif oleh investor maupun calon investor karena dinilai memiliki aspek yang menguntungkan dan juga menunjukkan tingkat pengembalian yang tinggi. Semakin baik pertumbuhan suatu perusahaan maka nilai perusahaannya juga akan semakin meningkat.
(45)
PER mewakili kebijakan investasi perusahaan, yaitu perbandingan antara harga penutupan saham dengan laba per lembar saham. Teori yang mendasari keputusan investasi adalah signaling theory yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap nilai perusahaan. Sehingga dikatakan bahwa semakin baik suatu perusahaan dalam mengambil keputusan kebijakan investasinya, maka nilai perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat.
2.4 Hipotesis
Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan (Donald, 1982). Menurut Erlina (2011 : 42) “hipotesis dalam penelitian kuantitatif mempunyai tujuan sebagai berikut : menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional, menyatakan variabel-variabel penelitian, sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian data, menjadi dasar untuk membuat keputusan.”
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh kinerja keuangan (ROE), struktur modal (DER), ukuran
perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth), dan kebijakan investasi (PER) secara simultan terhadap nilai perusahaan (PBV)
H2 : Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H4 : Ukuran perusahaan (Size) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)
H5 : Pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H6 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006 : 11). Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh kinerja keuangan, struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari website Indonesia
Stock Exchange (IDX), www.idx.co.id yaitu berupa laporan keuangan perusahaan
yang akan diteliti. Penelitian ini mengambil periode tahun 2008-2011.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Tahap
Penelitian Agust. Sept. Okt. Nov. Des. Jan. Feb. Pengajuan
Judul
Penyetujuan
Proposal
Penyelesaian
Proposal
Bimbingan
Skripsi
Penulisan
Skripsi
Penyelesaian
(47)
3.3 Batasan Operasional
Pembatasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut :
1. Periodisasi data penelitian mencakup data tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 yang dipandang cukup untuk analisis yang membutuhkan pengamatan yang bersifat time series dan mewakili kondisi di BEI.
2. Variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini adalah Return on
Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size, Firm Growth, dan
Price Earning Ratio (PER).
3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang
diproksikan dengan rasio Price to Book Value (PBV).
3.4 Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam suatu penelitian harus memiliki konsep dan definisi yang jelas. Menurut Erlina (2011 : 48) “pengoperasian konsep
(operational the concept) adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.”
Dilihat dari sudut pandang hubungan variabel, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
(48)
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan/ timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006 : 33). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1.1 Return on Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur persentase
tingkat pengembalian atas investasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham, yang dirumuskan sebagai berikut :
��� = ��������� (��������) �ℎ���ℎ������′������
3.4.1.2 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total
shareholder’s equity perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut :
���= ���������������� ������ℎ���ℎ������′������
3.4.1.3 Firm Size
Firm Size (ukuran perusahaan) diukur dengan melihat total aktiva/aset yang dimiliki perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut :
(49)
3.4.1.4 Firm Growth
Firm Growth (pertumbuhan perusahaan) adalah selisih total aset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya, yang dirumuskan sebagai berikut :
�����ℎ = ��− ��−1 ��−1
3.4.1.5 Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) yaitu perbandingan antara harga penutupan saham dengan laba per lembar saham yang dirumuskan sebagai berikut :
��� = ������������ �����������ℎ���
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006 : 33). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV), yaitu merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, yang dirumuskan sebagai berikut :
���= ���������������ℎ���������������� �������������ℎ����������������
(50)
Tabel 3.2
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Return On Equity
(ROE) (X1)
Perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan
��������� (��������)
�ℎ���ℎ������′������ Rasio
Debt to Equity Ratio (DER)
(X2)
Perbandingan antara
pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (total hutang terhadap total ekuitasperusahaan)
����������������
������ℎ���ℎ������′������ Rasio
Firm Size (X3)
Rasio besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh total aset perusahaan
���������������� Rasio
Firm Growth (X4)
Perbandingan antara total aset tahun berjalan dengan total aset tahun sebelumnya
��− ��−1
��−1 Rasio
Price Earning Ratio (PER)
(X5)
Perbandingan antara harga penutupan saham dengan laba per lembar saham
������������
�����������ℎ��� Rasio
Price to Book
Value (PBV)
(Y)
Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham.
�������������� �ℎ����������������
������������ �ℎ����������������
Rasio
Sumber : data diolah penulis
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok atau keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti. Sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang menggunakan sampel yang representative, yaitu yang benar-benar dapat mewakili, maka kesimpulannya juga akan dapat diberlakukan untuk populasinya (Erlina, 2011 : 81).
(51)
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah sebanyak 32 emiten. Pemilihan dan pengumpulan data sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan sampling bertujuan atau disebut juga dengan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dan kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu (Erlina, 2011 : 87).
Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak delisting selama tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode penelitian.
3. Perusahaan sampel menghasilkan laba yang positif selama periode penelitian serta memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapatkan sampel perusahaan berjumlah 21 perusahaan. Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut-turut sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini : 4 tahun observasi x 21 sampel adalah sebanyak 84 sampel observasi.
(52)
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel
NO. Nama Perusahaan Kode
Kriteria Penentuan
Sampel Sampel
1 2 3
1. Bank Agroniaga Tbk. AGRO
2. Bank Artha Graha Inter. Tbk. INPC Sampel 1
3. Bank Bukopin Tbk. BBKP Sampel 2
4. Bank Bumi Artha Tbk. BNBA Sampel 3
5. Bank Capital Indonesia Tbk. BACA Sampel 4
6. Bank Central Asia Tbk. BBCA Sampel 5
7. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA Sampel 6
8. Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN Sampel 7
9. Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK
10. Bank Himp. Saudara 1906 Tbk. SDRA Sampel 8
11. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP
12. Bank Inter. Indonesia Tbk. BNII
13. Bank Kesawan Tbk. BKSW Sampel 9
14. Bank Lippo Tbk. LPBN
15. Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI Sampel 10
16. Bank Mayapada Tbk. MAYA Sampel 11
17. Bank Mega Tbk. MEGA Sampel 12
18. Bank Mutiara Tbk. BCIC
19. Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI Sampel 13
20. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP Sampel 14
21. Bank OCBC NISP Tbk. NISP Sampel 15
22. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN Sampel 16
23. Bank Permata Tbk. BNLI Sampel 17
24. Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS
25. Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI Sampel 18
26. Bank Sinarmas Tbk. BSIM
27. Bank of India Indonesia Tbk. BSWD Sampel 19
28. Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN
29. Bank Tab. Pensiunan Nasional Tbk. BTPN
30. Bank Victoria International Tbk. BVIC Sampel 20
31. Bank Windu Kentjana Int'l Tbk. MCOR Sampel 21
32. BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. BJBR
(53)
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tesusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series dan data cross section. Penelitian ini mengambil data dari 21 perusahaan perbankan selama periode 4 tahun (series) yaitu tahun 2008 sampai tahun 2011.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Arikunto (2002 : 136) menyatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Agar diperoleh data dan keterangan yang lengkap maka harus digunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda tertulis (Arikunto, 2002 : 158). Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari dokumen-dokumen serta mencatat data tertulis yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia,
(54)
3.8 Teknik Analisis
Teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel independen secara bersama-sama maupun secara sendiri sendiri terhadap variabel dependen. Hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan variable independen dapat dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan data gabungan antara cross section dan time series.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi model linier dengan model sebagai berikut :
Y = α + b1 X1+ b2 X2+ b3 X3+ b4 X4+ b5 X5+ e
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan (Price to Book Value-PBV)
α = Konstanta βi = Koefisien regresi
X1 = Return on Equity (ROE)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Firm Size
X4 = Firm Growth
X5 = Price Earning Ratio (PER)
(55)
Penelitian ini bersifat fundamental method sehingga koefisien regresi sangat penting karena digunakan sebagai dasar analisis. Koefisien b akan bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Artinya kenaikan variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai b akan negatif jika menunjukkan hubungan yang berlawanan. Artinya kenaikan variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian pula sebaliknya.
Model persamaan yang diperoleh dari pengolahan data diupayakan tidak terjadi gejala multikolinieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala-gejala tersebut akan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat, yaitu memenuhi model estimasi yang Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).
Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
(56)
3.8.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2005 : 110) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.
a. Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman
pengambilan keputusan tentang rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov
dapat dilihat dari :
1. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal .
b. Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat juga dilakukan dengan
analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan normal probability plot dalam uji normalitas yaitu :
(57)
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005 : 91), “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off atau batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau nilai VIF > 10, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
• Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik.
• Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut tidak baik.
(58)
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Erlina (2011 : 105) menyatakan bahwa “salah satu asumsi yang penting dari model regresi linier adalah varian residual bersifat homoskedastisitas atau bersifat
konstan.” Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan Grafik
Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Pendekatan Statistik
Yaitu dengan melakukan uji Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan men-transform data Unstandardized Residual ke dalam Abs. (Situmorang, 2012 : 114). Dari hasil output akan diketahui berapa besar nilai signifikansinya. Apabila nilai Sig. > 0.05, artinya data tidak terkena heteroskedastisitas.
(59)
3.8.1.4 Uji Autokolerasi
Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Masalah timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguan pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokolerasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan bahwa tidak terjadi autokorelasi yaitu dengan ketentuan :
a. angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
b. angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, c. angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Suliyono (2010 : 62) juga menyatakan bahwa “autokorelasi tidak terjadi bila nilai d=2. Autokorelasi positif terjadi jika d mendekati 0, sedangkan autokorelasi negatif terjadi bila nilai d mendekati 4.”
(60)
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
3.8.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F (F
-test). Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”.
Kriteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis dengan uji F, adalah sebagai berikut :
• Quick Look : bila nilai F lebih besar dari 4 maka H0 dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, Ha diterima, yaitu
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
• Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel (F* > Ft), maka
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa semua variabel independen
(61)
3.8.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”.
Kriteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut :
• Quick Look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaannya (α) sebesar 5%, maka H0 dapat ditolak
bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, Ha diterima, yaitu bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
• Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Bila nilai thitung lebih tinggi daripada nilai ttabel (t* > tt) , maka H0
ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa suatu variabel independen
(62)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go public, yaitu yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17.0.
Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik
purposive sampling, diperoleh 21 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel. Adapun penelitian ini mengambil periode penelitian selama 4 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2011.
Berikut ini merupakan daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian :
(1)
PBV
ROE
DER
Size
Growth
PER
2.18
8.12
8.81
13.65
0.20
30.80
2.24
11.62
7.81
14.04
0.40
21.82
2.04
22.80
8.31
13.87
0.32
16.22
3.53
43.83
10.02
14.61
0.28
11.29
1.63
22.69
3.93
12.20
0.02
14.84
0.84
18.41
12.88
13.01
0.40
5.84
1.08
7.24
7.35
12.64
0.56
19.92
0.71
8.79
15.62
13.28
0.12
8.24
1.05
20.10
12.07
13.76
0.20
6.17
0.67
11.94
5.22
12.47
0.11
7.53
1.19
5.19
6.71
12.67
0.07
11.12
4.69
33.50
8.09
14.58
0.18
18.31
1.67
19.09
8.08
14.22
0.16
9.45
1.52
17.50
4.49
14.15
0.20
11.65
1.08
23.36
9.75
12.71
0.57
5.13
2.83
0.72
3.03
12.56
0.39
498.19
2.51
22.05
7.81
14.74
0.23
12.62
2.66
11.53
6.79
13.11
0.28
24.54
2.62
26.74
11.70
13.79
0.20
12.63
1.87
20.10
6.90
14.48
0.20
11.83
0.93
12.82
10.28
12.82
0.24
7.95
1.15
12.90
8.08
13.78
0.35
10.10
1.18
14.63
6.85
14.10
0.15
8.41
1.34
15.90
10.09
14.01
0.37
10.34
3.34
42.49
8.43
14.67
0.16
10.89
1.50
25.26
5.00
12.32
0.32
10.80
0.70
24.90
8.74
13.07
0.15
4.01
(2)
Lampiran 4
Hasil Analisis SPSS 17
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Price to Book Value 84 .32 4.69 1.7949 1.08413 Return on Equity 84 .72 43.83 15.4269 9.49593 Debt to Equity Ratio 84 3.03 15.62 8.9242 2.95638
Firm Size 84 12.13 14.74 13.3925 .80866
Firm Growth 84 -.08 1.03 .2242 .17732
Price Earning Ratio 84 1.99 498.19 24.2955 56.72449 Valid N (listwise) 84
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 84
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .84130072 Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .138
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z 1.261
(3)
(4)
Coefficients
a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3.692 1.883 -1.961 .053
Return on Equity .043 .013 .375 3.301 .001 .598 1.672 Debt to Equity Ratio -.041 .034 -.112 -1.206 .232 .891 1.123 Firm Size .380 .150 .284 2.526 .014 .613 1.632 Firm Growth -.363 .546 -.059 -.664 .508 .967 1.034 Price Earning Ratio .008 .002 .399 4.215 .000 .863 1.159 a. Dependent Variable: Price to Book Value
Coefficients
a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .193 1.193 .162 .872
Return on Equity -.002 .008 -.033 -.250 .804 Debt to Equity Ratio .014 .022 .072 .660 .512
Firm Size .025 .095 .034 .260 .796
Firm Growth -.549 .346 -.166 -1.587 .117 Price Earning Ratio .004 .001 .402 3.632 .006 a. Dependent Variable: Absut
Model Summary
bModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
(5)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .631a .398 .359 .86785
a. Predictors: (Constant), Price Earning Ratio, Firm Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio, Return on Equity
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 38.807 5 7.761 10.305 .000a
Residual 58.746 78 .753
Total 97.553 83
a. Predictors: (Constant), Price Earning Ratio, Firm Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio, Return on Equity
b. Dependent Variable: Price to Book Value
(6)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.692 1.883 -1.961 .053
Return on Equity .043 .013 .375 3.301 .001
Debt to Equity Ratio -.041 .034 -.112 -1.206 .232
Firm Size .380 .150 .284 2.526 .014
Firm Growth -.363 .546 -.059 -.664 .508
Price Earning Ratio .008 .002 .399 4.215 .000 a. Dependent Variable: Price to Book Value
Unstandarsized Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error
1 (Constant) -3.692 1.883
Return on Equity .043 .013 Debt to Equity Ratio -.041 .034
Firm Size .380 .150
Firm Growth -.363 .546
Price Earning Ratio .008 .002 a. Dependent Variable: Price to Book Value