19
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
kelompok umur A 15-29 tahun ∑ B
= Jumlah manfaat tumbuhan yang diketahui oleh kelompok umur B 30-49 tahun
∑ C = Jumlah manfaat tumbuhan yang diketahui oleh
kelompok umur C ≥ 50 tahun
B. Pendekatan Kualitatif
1. Koleksi spesimen herbarium
Koleksi dan identifikasi spesimen jenis tumbuhan berguna dalam penelitian etnobotani. Koleksi spesimen tidak hanya berupa voucer spesimen herbarium
yang digunakan untuk identifikasi, tetapi juga koleksi satu bagian tumbuhan daun, bunga, buah, akar atau bagian secara keseluruhan dari tumbuhan untuk
keperluan analisis taksonomi. Pengambilan koleksi herbarium berupa voucer spesimen sangat penting karena merupakan catatan permanen dari suatu jenis
tumbuhan berguna dan merupakan koleksi data etnobotani.
2. Identifikasi Tumbuhan
Pembuatan voucher spesimen herbarium berperan penting dalam penelitian etnobotani dan juga penting untuk menjaga kemungkinan tidak dapat
melakukan identifikasi dilapangan, koleksi herbarium juga penting artinya untuk identifikasi in-situ bila diinginkan. Jenis-jenis tumbuhan yang belum
diketahui nama ilmiahnya, diambil contohnya, dibuat herbariumnya untuk diidentifikasi di laboratorium Taksonomi MIPA USU. Identifikasi jenis-jenis
tumbuhan dimulai setelah spesimen kering dengan menggunakan buku acuan Flora Steenis, 1972.
Universitas Sumatera Utara
20
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Proses identifikasi awal di lapangan didasarkan pada penampakan morfologi. Bila memungkinkan diidentifikasi pada tingkat famili dan dilanjutkan ke tingkat
genus dan nama jenisnya. Bila dalam pengambilan contoh herbarium tidak diketahui nama ilmiahnya atau masih ragu-ragu, maka diperlukan pembuatan spesimen
herbarium untuk proses identifikasi di laboratorium. Identifikasi suatu jenis tumbuhan, setiap bagian tumbuhan akan memberikan
suatu karakteristik yang menjadi dasar pengidentifikasian termasuk bentuk, bentuk pertumbuhan, ukurannya, bentuk daun, posisi daun, sistem perakaran, dan lain-lain.
Termasuk struktur reproduksi seperti bunga, biji, buah, dan bagian-bagian lainnya yang dapat membantu identifikasi suatu jenis tumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
21
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Nilai Guna dan Nilai Guna Relatif Tumbuhan Obat
Hasil penelitian mengenai nilai guna, nilai guna relatif dan Indeks kepentingan budaya
Index of Cultural Significance
tumbuhan obat pada masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dapat dilihat padat Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nilai Guna, Nilai Guna Relatif dan
Index of Cultural Significance
ICS
No Famili
Nama Ilmiah Total
UVis Nilai
Guna UV
s
RUV
i
ICS
1 Acanthaceae
Andrographis paniculata
1940 5.673 6.107
28.5 2
Alliaceae
Allium cepa
2192 6.409 6.107
39 3
Allium sativum
3242 9.479 6.107
54 4
Annonaceae
Annona muricata
1674 4.895 6.107
31.5 5
Araceae
Arenga pinnata
1886 5.515 6.107
33 6
Acorus calamus
1820 5.322 6.107
36 7
Areca catechu
1096 3.205 6.107
19.5 8
Asteraceae
Ageratum conyzoides
1268 3.708 6.106
27 9
Blumea balsamifera
1052 3.076 6.107
24 10
Bromeliaceae
Ananas comosus
799 2.336 6.108
19.5 11
Cariccaceae
Carica papaya
1202 3.515 6.107
28.5 12
Caesalpiniaceae
Cassia alata
1537 4.494 6.106
42 13
Crassulaceae
Kalanchoe pinnata
1247 3.646 6.107
24 14
Cucurbitaceae
Cucumis sativus
1534 4.485 6.107
24 15
Momordica charantia
1711 5.003 6.107
36 16
Euphorbiaceae
Jatropha curcas
2065 6.038 6.107
52.5 17
Sauropus androgynus
694 2.029 6.107
19,5 18
Phylanthus urinaria
872 2.549 6.108
15 19
Manihot utilissima
818 2.393 6.104
19.5 20
Labiate
Orthosiphon aristatus
2129 6.225 6.107
39 21
Pogostemon cablin
1224 3.579 6.107
27 22
Lauraceae
Persea gratissima
1616 4.725 6.107
37.5 23
Leguminosae
Vigna sinensis
836 2.444 6.108
19.5 24
Lythraceae
Lawsonia inermis
1241 3.628 6.108
42 25
Malvaceae
Hibiscus rosa-sinensis
1536 4.491 6.107
43.5
Universitas Sumatera Utara
22
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
26
Urena lobata
782 2.287 6.106
19.5 27
Maryllidaceae
Hymenocallis nitthoralis
727 2.126 6.106
19.5 28
Melastomatacae
Melastoma candidum
640 1.871 6.108
15 29
Mimosaceae
Leucaena leucocephala
1661 4.857 6.107
31.5 30
Moringacaea
Moringa oleifera
799 2.336 6.107
19,5 31
Musaceae
Musa paradisiaca
1566 4.579 6.107
31.5 32
Myrtaceae
Syzygium aromaticum
2433 7.114 6.107
46.5 33
Syzygium polyanthum
1256 3.673 6.106
19.5 34
Oxalidaceae
Averrhoa bilimbi
2703 7.904 6.107
46.5 35
Palmaceae
Cocos nucifera
1871 5.471 6.107
45 36
Piperaceae
Piper betle
2089 6.108 6.107
34.5 37
Piper nigrum
1272 3.718 6.109
24 38
Poaceae
Imperata cylindrica
1670 4.883 6.107
33 39
Cymbopogon nardus
1265 3.699 6.107
19.5 40
Sacharum officinarum
605 1.769 6.107
19.5 41
Punicaceae
Punica granatum
772 2.257 6.107
24 42
Rutaceae
Citrus aurantifolia
2034 5.947 6.107
52.5 43
Santalaceae
Henslowia frutescens
1521 4.447 6.107
24 44
Selaginellaceae
Selaginella doederleinii
671 1.962 6.107
15 45
Solanaceae
Physalis peruviana
1372 4.012 6.107
24 46
Solanum sanitwongsei
1487 4.348 6.107
27 47
Solanum lycopersicum
1279 3.739 6.108
19.5 48
Umbellifere
Centella asiatica
1368 4
6.107 24
49 Thymelaeaceae
Phaleria macrocarpa
2046 5.982 6.107
40.5 50
Zingiberaceae
Zingiber purpureum
2419 7.073 6.107
46.5 51
Zingiber officinale
2522 7.374 6.107
64.5 52
Kaempferia galanga
2631 7.693 6.107
48 53
Zingiber aromaticum
1566 4.579 6.107
33 54
Alpinia galanga
1390 4.064 6.107
27 55
Costus speciosus
635 1.857 6.106
15 56
Curcuma xanthorhiza
1690 4.942 6.107
33
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai guna tumbuhan obat yang tertinggi dimiliki oleh tumbuhan
Allium sativum
dengan nilai 9,479 sedangkan nilai guna terendah dimiliki oleh tumbuhan
Sacharum officinarum
dengan nilai 1,769. Nilai guna relatif yang tertinggi terdapat pada
Piper nigrum
dengan nilai 6,109 dan nilai guna relatif terendah terdapat pada
Manihot utilisima
dengan nilai 6,104. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui masyarakat Angkola di
kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru paling banyak memanfaatkan
Allium sativum
untuk mengobati berbagai penyakit, baik penyakit ringan, maupun yang Lanjutan Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
23
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
berat. Masyarakat menggunakan bawang putih untuk menyembuhkan penyakit demam, batuk, luka, perut kembung, hipertensi, diabetes, asam urat.
Allium sativum
selalu digunakan masyarakat sebagai bahan untuk ditambahkan ke dalam minyak pijit. Para tabib dan orang tua juga menggunakan
Allium sativum
sebagai penangkal gangguan makhluk halus, mereka percaya bahwa aroma
Allium sativum
yang cukup menyengat tidak disukai oleh makhluk halus. Selain sebagai obat dan penangkal, sejak dahulu
Allium sativum
merupakan pelengkap bumbu masak yang selalu dimanfaatkan masyarakat yang bertujuan agar
aroma masakan lebih harum serta rasa masakan menjadi lebih enak. Hal ini sesuai dengan Rahmawati 2011, bawang putih merupakan salah satu bumbu dapur yang
sangat berguna bagi kesehatan, dan memilki aroma dan rasa yang khas.
Allium sativum
mempunyai khasiat yang paling banyak dibandingkan tumbuhan obat lainnya. Menurut Widyaningrum 2011,
Allium sativum
mengandung minyak atsiri, aliin, kalium, saltivine diallisulfide yang dapat berkhasiat
menyembuhkan 18 jenis penyakit yaitu hipertensi, sakit kepala, flu, batuk, borok, disentri, luka, cacingan, migrain, nyeri haid, bisul yang baru tumbuh, sakit maag,
asma, perut kembung, cantengan, embeyen, membantu mengeluarkan serpihan kaca atau duri, dan gigit serangga beracun. Selain itu Ningrum dan Meymurtie 2012,
menyatakan
Allium sativum
juga mengandung protein, lemak, fosfor, zat besi, serta vitamin A, B1 dan C yang berguna dalam meningkatkan stamina tubuh. Kandungan
sulfur pada
Allium sativum
dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan sehingga dapat membantu melegakan pernafasan.
Allium sativum
dapat menurunkan kolesterol penyebab hipertensi dan penyakit jantung. Khasiat
Allium sativum
yang tidak kalah pentingnya yaitu mengobati kanker terutama kangker perut dan usus besar, karena kandungan organosulfida membantu
hati memproses senyawa kimia beracun penyebab kanker.
Allium sativum
juga dapat mengontrol gejala diabetes.
Universitas Sumatera Utara
24
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Allium sativum
mengandung
allicin
yang dipercaya berperan penting sebagai antimikroba. Allicin merupakan molekul tidak stabil, sehingga tidak ditemukan di
dalam darah maupun urin meskipun dikonsumsi dalam jumlah banyak. Para ahli menganggap
allicin
-lah yang memiliki peran antimikroba pada bawang putih. Turunan
allicin
yang memiliki efek antimikroba adalah
diallyl disulfides
DADS dan
ajoene
. Meski ada kandungan lain pada
Allium sativum
yang lebih stabil di dalam tubuh seperti
S-allyl cystein
SAC, namun penelitian belum menunjukkan efek antimikroba Anandika, 2011.
Berdasarkan data yang diperoleh
Sacharum officinarum
mempunyai nilai guna yang terendah karena masyarakat Angkola yang berada di kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru jarang menggunakan
Sacharum officinarum
sebagai bahan obat.
Sacharum officinarum
biasanya dibuat sebagai jajanan yang disukai apalagi sewaktu cuaca panas.
Sacharum officinarum
yang sudah dikupas, dipotong kecil-kecil kemudian diberi pewarna, lalu dimasukkan dalam bungkus plastik.
Sacharum officinarum
dapat juga dijadikan minuman yang dapat menyegarkan tubuh dengan cara diperas diambil airnya. Hal ini sesuai dengan Widyaningrum 2011,
Sacharum officinarum
mengandung air gula yang berkadar hingga 20 .
Sacharum officinarum
dapat berkhasiat menyembuhkan dan meredakan batuk, sakit panas, dan jantung berdebar.
.
Nilai guna relatif tumbuhan yang tertinggi terdapat pada
Piper nigrum
dengan nilai 6,109. Nilai tersebut merupakan hasil evaluasi seluruh pengetahuan penggunaan
jenis tumbuhan oleh setiap responden dengan responden lain Rugayah, 2004. Masyarakat Angkola menggunakan
Piper nigrum
untuk mengobati sakit kepala, disentri, dan gatal-gatal. Menurut Widyaningrum 2011,
Piper nigrum
mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonene, filandrena, alkaloid piperina, kavicina,
piperitina, piperizina, zat pahit, dan minyak lemak.
Universitas Sumatera Utara
25
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Nilai guna relatif yang terendah terdapat pada
Manihot utilissima
dengan nilai 6,104. Masyakat Angkola menggunakan
Manihot utilissima
sebagai obat luka. Masyarakat angkola lebih sering menggunakan daun
Manihot utilissima
sebagai sayur daripada menggunakannya sebagai obat. Sayur dari daun
Manihot utilissima
sudah merupakan makanan ciri khas pada masyarakat Angkola, apalagi pengolahannya yang khas yaitu daunnya ditumbuk terlebih dahulu kemudian dimasak
bersama santan. Menurut Widyanngrum 2011,
Manihot utilissima
mengandung zat pati yang khasiat untuk mengobati rachitis, beri-beri, borok, dan mencret.
4.2.
Index of Cultural Significance ICS
Hasil penelitian pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
Index Cultural Significance ICS
yang tertinggi terdapat pada tumbuhan
Zingiber officinale
dengan nilai 64,5 dan nilai
Index of Cultural Significance ICS
yang terendah terdapat pada 4 jenis tumbuhan yaitu
Costus specious
,
Melastoma candidium
,
Phylanthus urinaria, Selaginella deoderleinii
yaitu 15.
Zingiber officinale
mempunyai nilai kepentingan yang besar pada masyarakat angkola dalam kehidupan sehari-harinya. Nilai
Index of Cultural Significance
ICS yang tinggi pada
Zingiber officinale
disebabkan karena
Zingiber officinale
mempunyai tingkat kegunaan dalam intensitas yang sering, dan lebih disukai masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru. Pengukuran nilai
Index of Cultural Significance
ICS dilakukan untuk menganalisis tingkat kepentingan tiap-tiap jenis tumbuhan berguna yang didasarkan pada keperluan
masyarakat. Angka hasil perhitungan ICS menunjukkan tingkat kepentingan setiap jenis tumbuhan berguna oleh masyarakat. Nilai ICS tersebut hanya menunjukkan
nilai yang didasarkan pada skor yang diadaptasikan dengan nilai kegunaan, intensitas dan esklusifitasnya. Nilai ICS dihitung sesuai dengan nilai kuantitas q, intensitas i
dan esklusivitas e dari setiap jenis Munawaroh
et al
, 2011.
Universitas Sumatera Utara
26
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Masyarakat Angkola secara turun temurun telah lama memanfaatkan tumbuhan
Zingiber officinale
baik sebagai obat, bumbu masak, serta bahan minuman. Seperti dikemukakan Kuntorini 2005, bahwa
Zingiber officinale
sejak dulu memang dikenal luas sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit, bahan penyedap
masakan, serta minuman. Berdasarkan hasil survey, pengetahuan masyarakat dari berbagai etnis tentang pemanfaatan suku Zingiberaceae terutama
Zingiber officinale
sebagai obat tradisional sebagian besar diperoleh secara turun temurun, dan ada juga diperoleh dari tetangga atau media massa. Sutarto
et al,
2003, juga menambahkan
bahwa kegunaan
Zingiber officinale
semakin meluas baik sebagai bahan makanan, minuman, dan kosmetik.
Masyarakat Angkola memanfaatkan
Zingiber officinale
sebagai obat untuk menyembuhkan batuk, demam, perut kembung masuk angin, luka, hipertensi.
Menurut Putri 2011, penelitian modern telah membuktikan bahwa jahe bermanfaat menurunkan tekanan darah, membantu pencernaan, anti koagulan, mencegah mual,
menurunkan kolesterol, meringankan kram perut, dan sebagai antioksidan.
Zingiber officinale
mengandung minyak atsiri terdiri dari zingiberin, kamferia, limonene, borneol, sineol, zingiberal, linalool, geraniol, kavikol, zingiberol, gingerol, dan
shogaol Maryani dan Suharmiati, 2006. Nilai
Index of Cultural Significance ICS
yang terendah terdapat pada 4 jenis tumbuhan yaitu
Costus specious
,
Melastoma candidium
,
Phylanthus urinaria
,
Selaginella deoderleinii
. Masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru jarang menggunakan keempat jenis tumbuhan ini sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit, karena sebagian masyarakat lebih menyukai tumbuhan lain dalam mengobati penyakit dan sebagian masyarakat juga banyak yang belum
mengetahui manfaatnya.
Melastoma candidium
,
Phylanthus urinaria
, dan
Selaginella deoderleinii
merupakan tumbuhan liar yang mempunyai habitat di hutan, di ladang, dan di pekarangan rumah sehingga kurang diperhatikan masyarakat. Begitu juga
Costus specious
, walaupun sebagian masyarakat sudah ada yang sengaja menanam
Universitas Sumatera Utara
27
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
tumbuhan ini di pekarangan rumahnya sebagai tanaman hias namun mereka belum sepenuhnya tahu manfaat dari tumbuhan tersebut.
Keempat jenis tumbuhan yang mempunyai nilai
Index of Cultural Significance
yang terendah tersebut sebenarnya mempunyai kandungan kimia yang berkhasiat menyembuhkan beberapa penyakit.
Selaginella deoderleinii
mengandung alkaloid, phytosterol, dan saponin, yang berkhasiat untuk menghilangkan panas dan
lembab, melancarkan aliran darah, anti toksik, penghenti pendarahan dan menghilangkan bengkak Dalimartha, 2004. Daun
Melastoma candidium
mengandung saponin, flavonoida, dan tannin, berkhasiat sebagai pereda demam, penghilang nyeri, peluruh kencing, penghilang bengkak, pelancar aliran darah, dan
penghenti pendarahan Kusuma dan Zaky, 2006.
Phylanthus urinaria
mengandung zat vilantin, kalium, mineral, damar, dan zat penyamak, berkhasiat mengobati sakit
kuning, malaria, demam, ayan, batuk, haid lebih , disentri, luka bakar, luka koreng, dan jerawat. Daun, batang, dan rimpang
Costus specious
mengandung saponin, polifenol, alkaloida, lafonoida. Batang dan daun
Costus specious
berkhasiat sebagai obat radang mata, penyubur rambut, penghilang gatal Widyaningrum, 2011.
4.3. Degradasi Pengetahuan D
Hasil penelitian pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat setiap kelompok umur A, B, dan C pada masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru Lampiran 8, 9, dan 10 terjadi degradasi pengetahuan yang dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.2. Degradasi Pengetahuan Masyarakat Angkola di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.
Kelompok Umur
Jumlah Responden
ICS Degradasi Pengetahuan
D
1 A
83 1683
12,66 2
B 176
1767 8,30
3 C
83 1927
4,35
Universitas Sumatera Utara
28
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan obat mengalami degradasi dimana kelompok umur A
mengalami degradasi pengetahuan sebesar 12, 66 , kelompok umur B mengalami degradasi pengetahuan sebesar 8,30 , sedangkan kelompok umur C mengalami
degradasi pengetahuan sebesar 4,35 . Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi pengetahuan
kelompok umur A lebih besar dibandingkan kelompok umur B dan kelompok umur C. Hal ini diperoleh dari pengamatan, penelitian hasil angket di lapangan
menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat umur semakin tinggi degradasi pengetahuan tentang tumbuhan obat. Pengetahuan kelompok umur A tentang
tumbuhan obat masih kurang, terutama banyak jenis-jenis tumbuhan obat yang tidak dikenali. Ketidaktahuan tentang tumbuhan obat merupakan petunjuk interaksi antara
remaja dan lingkungan menjadi jarang, bahkan mungkin sudah tidak pernah berinteraksi mengenai tumbuhan obat. Sebahagian tumbuhan obat di kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru mulai sulit ditemukan, diduga karena terjadinya penebangan hutan, pertanian yang didominasi oleh tumbuhan yang sejenis seperti
salak, dan karet serta kurangnya pembudidayaan tumbuhan obat tersebut baik dipekarangan maupun di ladang masyarakat.
Pada saat sekarang, di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru telah memiliki sarana kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu, serta disetiap
desa memiliki tenaga medis yaitu bidan desa. Hal ini menyebabkan masyarakat di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru lebih memilih berobat ke puskesmas atau
ke bidan desa daripada memilih pengobatan tradisional sehingga penggunaan tumbuhan obat menjadi semakin kecil karena tergantikan oleh obat medis yang lebih
praktis. Menurut Rasna 2010, bahwa penyusutan pengetahuan tumbuhan obat
dipengaruhi beberapa faktor yaitu 1 perubahan sosiokultural yaitu dari pengobatan
Universitas Sumatera Utara
29
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
tradisional ke pengobatan modern sehingga penggunaan tumbuhan obat menjadi semakin kecil karena tergantikan oleh obat medis, sehingga perhatian masyarakat
mulai bergeser dari pemakaian tumbuhan obat ke obat medis yang berakibat generasi berikutnya mulai kehilangan konsep kognitif tentang tumbuhan obat tersebut, 2
sosioekologi yaitu terjadinya perubahan sosial lingkungan seperti penebangan hutan, pembabatan, sawah dan sejenisnya ikut menyumbang berkurangnya tumbuhan obat,
3 sosioekonomi yaitu masyarakat lebih berpikir praktis dari sudut aspek ekonomi untuk kepentingan hidup daripada mengupayakan tumbuhan obat.
Faktor pendidikan juga berpengaruh terhadap penggunanaan tumbuhan obat. Berdasarkan hasil angket dilapangan, tingkat pendidikan paling tinggi terdapat pada
kelompok umur A Lampiran 4, sehingga meningkatnya pengetahuan tentang pengobatan modern yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengobatan
modern dianggap lebih praktis dan efisien sehingga keinginan untuk menggunakan dan memanfaatkan tumbuhan obat semakin berkurang. Jenis-jenis tumbuhan yang
digunakan sebagai bahan obat secara tradisional di kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Tabel. 4.3. Jenis-Jenis Tumbuhan Yang digunakan Sebagai Bahan Obat Secara Tradisional
No Famili
Nama Ilmiah Nama
Daerah Bagian Yang
digunakan Kandungan Kimia
Khasiat sebagai Obat
1 Acanthaceae
Andrographis paniculata
Sambiloto Seluruh bagian
tumbuhan Laktone
yang terdiri
dari deoksiandrografolit,
andrografolit, neoandrografolit,
flafonoit, alkane, keton, aldehid, mineral, asam kersik dan damar.
Diare, gigi,
demam, diabetes, hipertensi.
2 Alliaceae
Allium cepa
Bawang merah
Siung Vitamin C, acid folic, kalsium,
dan zat besi. Demam,
luka, perut
kembung. 3
Allium sativum
Bawang Putih Siung Minyak atsiri, aliin, kalium,
saltivine, dan diallisulfide. Hipertensi, luka, batuk,
sakit perut. 4
Annonaceae
Annona muricata
Tarutung Belanda
Daun, buah Protein, lemak, hidrat arang,
kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C, air, tanin, fitosterol, dan
ca-oksalat clan
alakaloid murisine.
Asam urat,diare.
5 Araceae
Arenga pinnata
Bargot Nira, akar
muda. Justicin, minyak atsiri, kalium dan
alkaloid. Hipertensi,
sembelit, sariawan.
6
Acorus calamus
Salimbatuk Rimpang
Asarone, kolamenol, kolamen, kolameone, metil eugenol, dan
eugenol .
Sakit perut. 7
Areca catechu
Pinang Biji, daun,
sabut Arekolin, gusavine, guvakolin,
arekolidine, arekain,
dan isogusavine, red tanin, lemak,
kanji dan resin. Sembelit, sakit gigi.
8 Asteraceae
Ageratum conyzoides
Bau-bau Daun, akar
Asam amino,
asam organik
pektat.sub-stance, minyak atsiri kumarin, friedelin,
-siatosterol, stigmasterol, tanin sulfur, dan
potasssium klorida. Luka, demam.
33
Universitas Sumatera Utara
31
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
9
Blumea balsamifera
Galunggung Daun, akar
Borneol, cineole, limonene, di- methyl
ether pholoroacetophenone.
Malaria, demam, batuk. 10
Bromeliaceae
Ananas comosus
Nenas Buah
Vitamin A dan C, kalsium, fosfor, magnesium,
besi, natrium,
kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim bromelain.
Sembelit, luka bakar.
11 Cariccaceae
Carica papaya
Botik Daun, buah,
akar vitamin A, B1, C, kalsium, hidrat
arang, fosfor, besi, protein. Batu ginjal, malaria,
demam, sembelit. 12
Caesalpiniaceae
Cassia alata
Galinggang Daun
Rein aloe-emodina, rein aloe- emodina-diantron,
rein, aloe
emodina, asam grisofanat, dan tannin.
Panu, kurap,
kudis, sembelit.
13 Crassulaceae
Kalanchoe pinnata
Dingin-dingin Daun Polifenol.
Demam, batuk. 14
Cucurbitaceae
Cucumis sativus
Accimun Buah
Minyak lemak,
karoten, kukurbitasin
C, stigmasterol,
saponin, enzim
pencernaan, glutathione,
protein, lemak,
karbohidrat, vitamin B dan C. Hipertensi, gatal-gatal.
15
Momordica charantia
Paria-paria Seluruh bagian
tumbuhan Momordisini,
momordin, karantin, asam trikosanik, resin,
asam resinat, saponin, vitamin A, B dan C, minyak lemak yaitu
asam oleat, asam linoleat, asam stearat
dan L.oleostearat,
karantin, hydroxytryptamine. Diabetes,
demam, malaria, sembelit.
16 Euphorbiaceae
Jatropha curcas
Jarak Daun
N-1-trikontanol, alpa-amirin,
kampesterol, stigmast-5-ene-
3beta, 7 alpa-diol, stigmaterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, 7-
keto-beta sitosterol, dan HCN. Perut kembung, demam.
Tabel 4.3
.
Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
32
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
17
Sauropus androgynus
Nasi-nasi Daun
Steroid dan senyawa folifenol. Demam.
18
Phylanthus urinaria
Sidukung anak
Seluruh bagian tumbuhan
zat vilantin, kalium, mineral, damar, dan zat penyamak.
Malaria, demam, batuk, disentri,
19
Manihot utilissima
Gadung Daun, umbi
Zat pati. Luka
20 Labiate
Orthosiphon aristatus
Kumis Kucing
Seluruh bagian tumbuhan
Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak,
saponin, sapofonin,
garam
kalium, dan myoinositol.
Hipertensi, batu ginjal.
21
Pogostemon cablin
Nilam Daun
Minyak terbang atau patchouli oil.
Luka. 22 Lauraceae
Persea gratissima
Pokat Daun
Saponin, alkaloida, flavonoida, tannin, polifenol, quersetin, dan
gula alcohol persiit. Hipertensi, peluruh air
seni 23 Leguminosae
Vigna sinensis
Kacang Panjang
Daun Saponin, dan folivenol.
Sakit pinggang. 24 Lythraceae
Lawsonia inermis
Aturangga Daun
Saponin, flavonoida, dan tanin Luka.
25 Malvaceae
Hibiscus rosa- sinensis
Bunga raya Daun
Flavonoida, saponin, skopoletin, polifenol, tannin, cleomiscosin A,
dan cleomiscosin C. Demam, batuk.
26
Urena lobata
Sapilulut Seluruh bagian
tumbuhan Zat lendir, lemak.
Malaria, diare, luka. 27
Maryllidaceae
Hymenocallis nitthoralis
Oppu-oppu Daun
Saponin, kardenolin, dan folifenol Luka. 28
Melastomatacae
Melastoma candidum
Sanduduk Daun
Saponin, flavonoida, dan tannin. Sakit pinggang, luka
29 Mimosaceae
Leucaena leucocephala
Pote Biji, daun
Protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin
A, vitamin B1, vitamin C Diabetes, luka.
30 Moringacaea
Moringa oleifera
Barungge Daun
Minyak dan lemak Luka.
Tabel 4.3. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
33
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
31 Musaceae
Musa paradisiaca
Pisang Buah, tunas
Vitamin A, B1, C,-lemak-mineral kalium,
chlor, natrium,
magnesium, fosfor, karbohidrat, dextrose, air, sucrose, levulose,
zat putih telur, zat tepung. Luka, perut kembung,
diare.
32 Myrtaceae
Syzygium aromaticum
Congke Bunga
Minyak atsiri, senyawa kimia eugenol, asam oleanolat, asam
galotanat, fenilin,
karyofilin, resin, dan gom.
Sakit gigi, batuk.
33
Syzygium polyanthum
Salam Daun
Sitral, eugenol,
tanin dan
flavonoida. Asam urat, hipertensi.
34 Oxalidaceae
Averrhoa bilimbi
Belimbing Bosi
Daun, buah Saponin,
tanin, glukoside,
kalsium oksalat, sulfur, asam format, daunnya mengandung
tannin, sulfur, asam format, dan perokside.
Hipertensi, batuk, sakit gigi.
35 Palmaceae
Cocos nucifera
Harambir Buah
Asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang,
kalsium, tanin, zat besi, fosfor, glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Demam, sakit gigi, luka, perut kembung,
36 Piperaceae
Piper betle
Burangir Daun
Kavikol, karvakrol, sineol, metil kavikol, eugenol, eugenol metil
eter, dan kavibetol, tanin, gula, dan amilum
Gatal-gatal, batuk, luka, diare, sakit gigi.
37
Piper nigrum
Lada Buah
Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonene, filandrena, alkaloid
piperina, kavicina,
piperitina, piperizina, zat pahit, dan minyak
lemak. Disentri,
gatal-gatal, sakit kepala.
Tabel 4.3. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
34
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
38 Poaceae
Imperata cylindrica
Padang Akar
Arudoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, siniarenol, kampesterol,
stikmasterol, β-sitosterol,
skopoletin, skopolin,
p- hidroksibenzaladehida,
katekol, asam klorogenat, asam asetat,
asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium, kalsium, dan
lima-hidroksitriptanin. Peluruh air seni.
39
Cymbopogon nardus
Sanggar- sanggar
Daun, akar Sitral, sitronelol, geranial, geranil
butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol.
Sakit gigi, batuk. 40
Sacharum officinarum
Tobu Batang
Air gula. Demam.
41 Punicaceae
Punica granatum
Delima Buah, biji,
Alkaloid pelletierene, granatin, betulic
acit, ursolic
acid, isoquercitrin, elligatanin, resin,
triterpenoid, kalsium oksalat dan pati,
elliganin dan
senyawa tannin, lemak, sulfur, peroksidase,
asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltose, vitamin A dan
C, mineral Demam, batuk,
42 Rutaceae
Citrus aurantifolia
Unte Asom Buah, daun
Limonene, linalin, geranil asetat, felladren, asam sitrat, vitamin C,
kalsium, fosfor, hidrat arang, vitamin B1, zat besi, lemak,
protein, dan air Batuk, demam, malaria,
43 Santalaceae
Henslowia frutescens
Sarindan Daun
Alkaloida, saponin, flavonoid, dan tannin.
Malaria 44 Selaginellaceae
Selaginella doederleinii
Sirungguk Seluruh bagian
tumbuhan Alkaloid,
phytosterol, dan
saponin. Luka
Tabel 4.3. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
35
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
45 Solanaceae
Physalis peruviana
Pultak-pultak Seluruh bagian
tumbuhan Asam sitrum, fisalin, asam malat,
alkaloid, tanin,
kriptoxantin, vitamin C dan gula.
Diabetes, luka. 46
Solanum sanitwongsei
Rimbang Buah
Saponin dan tannin, polifenol, alkaloid, flavonoida.
Luka, hipertensi, gigi. 47
Solanum lycopersicum
Tomat Daun, buah
Alkaloid solanin, saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat,
protein, bioflavonoit, lemak, gula, adenine,
trigonelin, kholin,
tomatin, mineral,
vitamin histamin, pektin, arbutin.
Sakit gigi, sembelit.
48 Umbellifere
Centella asiatica
Appapaga Seluruh bagian
tumbuhan Asiaticoside,
thankuniside, isothankuniside, madecassoside,
brahmoside, brahminoside,
brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol,
centellose, carotenoids, garam-garam mineral
Demam, batu ginjal, batuk, luka, diare
49 Thymelaeaceae
Phaleria macrocarpa
Mahkota Dewa
Daging dan kulit buah
Antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol flavonoid.
Hipertensi, diabetes,
disentri. 50 Zingiberaceae
Zingiber purpureum
Unik bungle Rimpang
Minyak atsiri
sineol,pinen, dammar, pati, tannin
Batuk, demam, sembelit, perut kembung.
51
Zingiber officinale
Pege Rimpang
Zingiberena, zingiberol,
bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.
Batuk, perut kembung, luka, gatal-gatal
52
Kaempferia galanga
Hasior Rimpang
Pati, mineral, sineol, asam metal kanil, dan penta dekaan, asam
cinnamic, ethyl, aster, borneol, kamphene, paraeumarin, asam
anisic, alkaloid dan gom. Batuk, perut kembung,
diare,gatal-gatal.
Tabel 4.3. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
36
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
53
Zingiber aromaticum
Lappuyang Rimpang
A-kurkumen, bisabolen,
zingiberen, karyofilen,
seskuifelandren, zerumbon,
limonen, kamfer,
ginggerol, sogaol,
zingeron, paradol,
heksahidrokukumin, dan
dihidrogingerol. Perut kembung
54
Alpinia galanga
Halas Rimpang
Minyak atsiri, minyak terbang, eugenol,
seisterpen, pinen,
metilsinamat, kaemferida,
galangan, galangol, dan kristal kuning.
Panu
55
Costus speciosus
Tabar-tabar Batang dan
daun Saponin, polifenol, alkaloida, dan
flavonoid. Gatal-gatal
56
Curcuma xanthorhiza
Temulawak Rimpang
Curcumin, minyak atsiri yaitu kamfer, sikloisopren, nirsen,
p-tolil metil karbinol, dan xanthorhiza.
Sembelit,perut kembung.
Sumber : Data diperoleh dari hasil penelitian 2012 dan Kandungan Kimia mengacu pada Widyaningrum 2011. Tabel 4.3. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru menggunakan 56 jenis tumbuhan sebagai
bahan obat dalam pengobatan secara tradisional yang termasuk ke dalam 34 famili. Dari 56 jenis tumbuhan obat, famili Zingiberaceae paling banyak digunakan yaitu
sebanyak 7 jenis, kemudian famili Euphorbiaceae sebanyak 4 jenis, famili Arecaceae, Poaceae, dan Solanaceae sebanyak 3 jenis, kemudian Asteraceae, Alliaceae,
Malvaceae, Myrtaceae, Cucurbitaceae, Labiatae, Piperaceae sebanyak 2 jenis, sedangkan
famili Lauraceae,
Maryllidaceae, Oxalidaceae,
Santalaceae, Selaginellaceae, Crassulaceae, Punicaceae, Melastomatacae, Lythraceae, Rutaceae,
Leguminosae, Moringacaea,
Palmaceae, Caesalpiniaceae,
Thymelaeaceae, Bromeliaceae, Umbellifere, Cariccaceae, Mimosaceae, Musaceae, Acanthaceae, dan
Annonaceae, masing-masing 1 jenis. Sebagian besar dari tumbuhan tersebut, sekitar 50 yang dipakai membuat
ramuan obat adalah bagian daunnya. Bagian tumbuhan yang lain yang dipakai untuk membuat ramuan obat adalah buah, biji, bunga, kulit batang, rimpang, umbi, akar,
dan seluruh bagian tumbuhan. Hal ini sesuai dengan Hastuti
et al
., 2002, daun merupakan bagian tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Daun
umumnya bertekstrur lunak karena mengandung air yang tinggi sekitar 70 , sehingga pada umumnya daun yang digunakan adalah daun yang masih segar. Daun
tumbuhan merupakan tempat zat organik berupa cairan atau getah yang memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Batang, kulit, buah, akar, umbi dan tunas
dalam keadaan segar juga yang dimanfaatkan sebagai bahan obat. Beberapa jenis tumbuhan obat tersebut dapat ditemukan di sekitar pekarangan
rumah masyarakat di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang masih tumbuh liar dan beberapa jenis dapat ditemukan
dan tumbuh di ladang dan hutan yang ada disekitar pemukiman.
Hasil penelitian tentang penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru menunjukkan bahwa dalam mengobati
37
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
suatu jenis penyakit, masyarakat menggunakan lebih dari satu jenis tumbuhan yang akan diramu menjadi obat. Pengobatan tradisional dengan menggunakan ramuan
tumbuhan secara tradisional masih dilakukan hingga sekarang oleh masyarakat Angkola yang ada di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru khususnya desa-desa
yang jauh dari ibukota kecamatan. Menurut beberapa penduduk, pemanfaatan jenis- jenis tumbuhan sebagai obat, selain lebih murah, mudah didapat dan mudah dibuat.
Menurut Munawaroh dan Purwanto 2000, cara pengobatan tradisional mempunyai kelebihan lain berupa kecilnya efek samping yang ditimbulkan, tidak seperti efek
yang sering terjadi pada pengobatan secara kimia. Sebagian besar masyarakat menggunakan tumbuhan obat sebagai penyembuh
jenis penyakit yang tergolong ringan sampai sedang, bahkan ada pula jenis penyakit yang termasuk berat. Beberapa jenis penyakit yang digolongkan dalam kelompok
ringan sampai sedang yaitu penyakit demam, luka, sakit perut perut kembung, batuk, gigi, diare, sembelit dan penyakit ringan lainnya. Jenis penyakit berat dan
menahun yaitu diabetes, asam urat, malaria, hipertensi, dan batu ginjal. Hal ini sesuai dengan Andrianto 2011, penyakit yang sering diderita dan sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari dapat digolongkan mulai dari penyakit ringan hingga berat seperti hepatitis, hipertensi, kolesterolemia, asam urat, batu ginjal, batu empedu,
diabetes mellitus, asma, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
4.4. Deskripsi Tumbuhan Obat
Acorus calamus
L.
Herba, tinggi 75 cm, akar serabut, batang basah membentuk rimpang, warna putih, daun tunggal,
bentuk lanset, ujung runcing, panjang 60 cm, lebar 5 cm, warna hijau, bunga majemuk bentuk bonggol.
Nama daerah : Salimbatuk.
Ageratum conyzoides
L.
Herba, tinggi 30-90 cm, batang bulat, berambut panjang, daun tunggal bentuk bulat telur, ujung
runcing, tepi bergerigi, panjang 3-13cm, lebar 6 cm, bunga majemuk malai rata, warna putih, buah
bulat panjang, biji kecil warna hitam. Nama daerah : Bau-bau
Allium cepa
L.
Herba, akar serabut panjang 15-20 cm, batang semu, tangkai daun menebal, lunak, berdaging,
daun bulat pipa, panjang 15-40 cm, warna hijau tua, bunga majemuk berbentuk tandan yang
bertangkai. Nama daerah : Bawang merah Gambar
4.1.
Acorus
Gambar 4.2.
Ageratum conyzoides
Gambar 4.3.
Allium cepa
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Allium sativum
L.
Terna, tinggi 30-75 cm, akar serabut, berumbi lapis warna putih, batang semu yang terbentuk dari
pelepah-pelepah daun, daun mirip pita berbentuk pipih dan memanjang.
Nama daerah: Dasun
Alpinia galanga
L.
Terna, tinggi 2-2,5 m, rimpang umbi berserat kasar, batang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun,
daun bentuk bulat panjang 13-23 cm, bunga muncul pada bagian ujung tumbuhan.
Nama Daerah : Halas
Ananas comosus
L.
Herba, daun bentuk pedang, tebal, liat, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri temple, bengkok ke
atas warna hijau atau hijau kemerahan, panjang daun 55-75 cm, lebar 3,1-5,3 cm, bunga majemuk,
buah buni, bulat panjang, berdaging, warna hijau. Nama daerah: Honas
Gambar 4.4.
Allium sativum
Gambar 4.5.
Alpinia galanga
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Andrographis paniculata
Ness
Terna, tinggi 50-90 cm, batang bentuk segi empat, daun tunggal, pangkal dan ujung runcing, tepi rata
warna hijau tua, bagian bawah warna hijau muda panjang 2-8 cm dan lebar 1-3 cm
,
b unga berbentuk
tabung, kecil, warna putih keunguan, biji gepeng, kecil, warna coklat muda. Nama daerah: Sabiroto
Annona muricata
L.
Pohon, tinggi 3-8 m, bentuk daun bulat telur terbalik, ujung meruncing pendek, bunga berdiri
sendiri berhadapan, daun mahkota berdaging, 3 yang terluar hijau, dan 3 yang terdalam kuning
muda, buah bentuk bulat telur miring bengkok, biji hitam, serta daging buah putih.
Nama daerah : Tarutung belanda
Areca catechu
L.
Tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang, daun majemuk menyirip, pelepah daun
bentuk tabung, tangkai daun pendek, panjang helaian daun 1-1,8 m, ujung sobek, dan bergigi,
tongkol bunga, tangkai pendek bercabang rangkap. Nama daerah : Pining
10.
4. 6.
Ananas comosus
Gambar 4.7.
Andrographis
Gambar 4.8.
Annona
Gambar 4.9.
Areca catechu
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Arenga pinnata
Wurmb. Merr.
Tegak, tinggi batang ± 25 meter, diameter 65 cm, pelepah daun tepi terurai menjadi serabut hitam,
tangkai daun ± 1,5 meter, helaian daun panjang ± 5 meter, buah bulat peluru, ujung pesok ke dalam.
Nama daerah : Bargot
Averrhoa bilimbi
L.
Pohon,tinggi ± 11 m, batang keras, daun majemuk menyirip ganjil, 21-45 pasang anak daun bentuk
bulat telur, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warna hijau,
bunga berwarna ungu kemerahan, buah buni, bulat lonjong bersegi, warna hijau kekuningan.
Nama daerah : Balimbing bosi
Blumea balsamifera
L.
Herba, tinggi 2-3 m, batang bulat, bagian atas berbulu lebat, warna hijau tua, daun tunggal, bentuk
lonjong, berbulu, pangkal dan ujung meruncing, tepi bergerigi, warna hijau, bunga majemuk bentuk
tandan, warna putih kekuningan, buah kotak, bentuk silindris, keras, berambut berwarna putih.
Nama Daerah : Galunggung
Carica papaya
L.
Gambar 4.10.
Arenga pinnata
Gambar 4.11.
Averrhoa bilimbi
Gambar 4.12.
Blumea
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Akar kuat, batang tegak, basah tinggi 8-10 m, helaian daun menyirip lima, tangkai panjang dan
berlubang di bagian tengah, buah warna kuning kemerahan, rongga pada buah pepaya bentuk
bintang, biji berwarna hitam, bunga berwarna putih. Nama daerah: Botik
Cassia alata
L.
Perdu, akar tunggang bulat kehitaman, batang berkayu bulat, tinggi ± 5 m, daun majemuk
menyirip genap, bentuk bulat, ujung tumpul, panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm, buah polong
bersegi empat, waktu muda warna hijau, tua warna hitam kecoklatan, biji segitiga lancip, pipih.
Nama daerah: Galinggang
Centella asiatica
L.
Terna, rimpang dan stolon-stolon panjang 1-80 cm, tanpa batang, helaian daun tunggal panjang 5-15
cm, bentuk ginjal tepi bergerigi, bunga warna putih, buah kecil bentuk lonjong.
Nama daerah: Appapaga
Citrus aurantifolia
Swingle
Gambar 4.13.
Carica papaya
Gambar 4.14.
Cassia alata
embang Sepatu
Hibiscus
Gambar 4.15.
Centella asiatica
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Perdu, tinggi 0,5-3,5 m, batang berkayu ulet, keras, daun bentuk elips, ujung tumpul, tepi bergerigit,
panjang daun 2,5-9 cm, lebar 2-5 cm bunga kecil warna putih, buah bentuk bulat warna hijau
kekuning-kuningan. Nama daerah: Unte Asom
Cocos nucifera
L.
Palma, akar serabut, batang tidak bercabang tinggi 10-14 m, daun berpelepah, panjangnya 3-4, sirip-
sirip lidi yang menopang tiap helaian, buah besar buah terbungkus serabut dan batok kuat.
Nama daerah : Harambir
Costus speciosus
Smith
Semak, tinggi 1-1,5 m, batang tegak silindris, lunak, warna hijau pucat, daun tunggal, berseling,
bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, bunga majemuk bentuk tandan mahkota bentuk
tabung warna putih, buah kotak, bulat, diameter 1,5 cm rwarna merah, biji persegi warna hitam.
Nama daerah: Tabar-tabar
Cucumis sativus
L.
Gambar 4.16.
Citrus aurantifolia
embang Sepatu
Hibiscus rosa-
Gambar 4.17.
Cocos nucifera
embang Sepatu
Hibiscus rosa-
Gambar 4. 18.
Costus speciosus
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Akar tunggang,, batang basah, berbulu kasar panjang 0,5-2,2 m, sulur dahan bentuk spiral, daun tunggal, letak berseling, bentuk bulat telur pangkal bentuk jantung, ujung
runcing, panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, buah bulat panjang,, panjang 10-30 cm, warna hijau berlilin putih, biji lonjong meruncing pipih, warna putih. Nama daerah :
Ancimun
Curcuma xanthorhiza
Roxb
Terna, tinggi 2,5 m, rimpang luar warna kuning muda, dalam warna kuning, daun lebar, setiap
helaian dihubungkan pelepah dan tangkai daun panjang, bunga warna putih.
Nama daerah : Temulawak
Cymbopogon nardus
L.
Rumput-rumputan, tegak, akar dalam dan kuat, batang tegak, membentuk rumpun, bulat, daun
tunggal, lengkap, panjang 1 meter, lebar 1,5 cm, helaian daun lebih dari separuh menggantung,
bunga malai bertangkai, buah padi, memanjang, pipih. Nama daerah : Sanggar-sanggar
Henslowia frutescens
Champ
Terna, parasit, tinggi 30-60 cm, akar serabut, batang bulat, kasar, warna hijau kecoklatan, daun
4.19.
Cucumis
Gambar 4.20.
Curcuma
Gambar 4.21.
Cymbopogon nardus
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
tunggal bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 3-8 cm, bunga majemuk bentuk tandan, buah bulat berlekuk tiga, diameter 1-2 cm.
biji bulat keras diameter 5-8 mm, warna coklat. Nama Daerah : Sarindan
Hibiscus rosa-sinensis
L.
Perdu, tinggi ± 3 m, batang bulat berkayu, keras, diameter ± 9 cm, daun tunggal, tepi beringgit,
ujung runcing, pangkal tumpul panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm warna hijau muda dan hijau. Bunga
tunggal bentuk terompet, buah kecil, lonjong, diameter 4 mm. Nama daerah : Bunga Raya
Hymenocallis nitthoralis
Jacq Salisb
Terna, roset akar, berumbi lapis, tak berbatang, tinggi 0.5-1 m, daun tunggal bentuk garis atau pita,
tebal, ujung runcing warna hijau mengkilap, bunga majemuk bentuk payung,, warna putih, buah
bentuk kapsul, beruang tiga, berdaging, panjang 1- 2 cm berwarna hijau, biji pipih sayap berwarna
putih. Nama daerah : Oppu-oppu
Imperata cylindrica
L. Beauv
Herba, tinggi 30-180 cm, akar serabut,
batang bentuk rimpang
beruas-ruas panjang 1 m, warna putih,
daun bentuk tunggal, pangkal saling Gambar 4.23.
Hibiscus rosa-
Gambar 4.24.
Hymenocallis nitthoralis
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
menutup, panjang 12-80 cm, lebar 5-18 mm
, bunga majemuk, biji bentuk jorong, panjang 1 mm.
Nama Daerah : Padang
Jatropha curcas
L.
Perdu, akar tunggang berwarna putih kotor, berbatang tegak, tinggi 1-2 m, berkayu, bulat, warna
hijau, daun tunggal, lonjong, tepi bertoreh, ujung runcing, pangkal membulat, panjang 25-30 cm,
lebar 20-26 cm, warna hijau, bunga majemuk, bentuk karang, buah kendaga, berbiji bentuk ginjal,
warna putih kehijauan. Nama daerah : Jarak
Kaempferia galanga
L.
Terna, daun bulat, panjang 10-20 cm, lebar 8-10 cm, bunga berwarna putih, jumlah helaian daun
kencur 2-3 lembar, berhadapan. Nama daerah: Hasior
Kalanchoe pinnata
Lam. Pers.
Terna, tegak, tinggi 30-100 cm, batang lunak, beruas, daun tebal berdaging, daun lonjong, tangkai
panjang, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi 4.25.
Imperata
Gambar 4.26.
Jatropha curcas
Gambar 4. 27.
Kaempferia galanga
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
beringgit warna hijau keabu-abuan, bunga majemuk, warna merah, buah kotak, ungu bernoda putih, biji kecil, warna putih.
Nama daerah: Dingin-dingin
Lawsonia inermis
L.
Terna, tinggi 1-6 m, ranting berduri, daun warna hijau ke abu-abuan, kuncup daun warna merah,
bunga warna putih kekuningan, buah bentuk bulat, bergerombol. Nama daerah: Aturangga Batang
Leucaena leucocephala
Lmk. de wit.
Pohon, tinggi ± 20 m
, batang keras, daun majemuk terurai panjang anak daun 8-16 mm, lebar 1-2 mm,
ujung daun runcing, bunga warna putih, buah polong bentuk pita lurus, pipih, tipis, panjang 14-26
cm, biji kecil warna hijau. Nama daerah : Pote
Manihot utilissima
Pohl.
Perdu tinggi 2-7 m, umbi akar besar, panjang 50-80 cm, kulit warna coklat suram, batang bertanda
berkas daun, daun menjari 3-9, bunga berkumpul, 4.28.
Kalanchoe
Gambar 4.29.
Lawsonia inermis
Gambar 4.30.
Leucaena
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
buah bentuk bola telur dengan 6 papan yang membujur. Nama daerah: Gadung
Melastoma candidum
D.Don.
Perdu, tinggi 0.5-4 m, daun, berhadapan, bentuk bulat telur memanjang, ujung runcing panjang 2-20
cm, lebar 0,75-8,5 cm , bunga warna keunguan, buah buni bentuk periuk, biji bentuk kerang.
Nama daerah: Sanduduk
Momordica charantia
L.
Merambat, sulur bentuk spiral, daun tunggal bentuk bulat, pangkal berbentuk jantung, warna hijau tua,
bunga tunggal, warna kuning, buah bulat panjang, berbintil-bintil, panjang 15-20 cm, warna hijau.
Nama daerah: Paria-paria
Moringa oleifera
Lamk.
Perdu, tinggi ± 10 m, batang lunak, daun kecil bentuk bulat telor, majemuk, panjang 20-60 cm,
buah bentuk segi tiga memanjang, bunga warna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah
bunganya berwarna hijau. 4.31.
Manihot
Gambar 4.32.
Melastoma candidum
embang Sepatu
Hibiscus rosa-sinensis
Gambar 4.33.
Momordica charantia
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Nama daerah : Barungge
Musa paradisiaca
L.
Batang semu, tinggi 3,5 – 7,5 meter,daun bentuk
lanset, panjang
1,5-3 m,
lebar30-70 cm,
permukaan bawah berlilin, tulang tengah menopang. Nama daerah: Pisang
Orthosiphon aristatus
Blumec Miq.
Perdu, tinggi 1-2 m, batang segi empat beralur, daun tunggal, bundar telur lonjong, belah ketupat,
berbulu halus, pinggir bergerigi kasar, bunga warna ungu pucat atau putih, buah geluk warna
coklat gelap. Nama daerah: Kumis kucing
Persea gratissima
Gaertn
Pohon, tinggi 3-10 m, daun tunggal, bertangkai, bentuk jorong sampai bundar telur memanjang, tebal
seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, bunga majemuk, kehijauan, buah buah buni, bentuk
4.34.
Moringa
Gambar 4.35.
Musa paradisiaca
Gambar 4.36.
Orthosiphon aristatus
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warna hijau atau hijau kekuningan, berbintik- bintik ungu.
Nama Daerah : Pokat
Phaleria macrocarpa
Scheff. Boerl.
Perdu, tinggi 1-2,5 m, batang bulat, berkayu, bergetah, warna coklat, daun tunggal, bentuk lanset
atau jorong,
ujung dan
pangkal runcing,
pertulangan menyirip, bunga bentuk tabung warna putih, harum, buah bulat, diameter 3-5 cm,
biji bulat, keras, warna coklat.
Nama Daerah : Mahkota Dewa
Phylanthus urinaria
L.
Batang bulat, basah, tinggi 50 cm, daun bersirip genap, daun majemuk, kecil dan berbentuk
lonjong, bunga terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah.
Nama daerah: Sidukung Anak
Physalis peruviana
L.
Perdu, tinggi 1 m, daun pangkal tumpul, ujung lancip, panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, bunga
warna kuning, buah bentuk bulat, warna hijau kekuningan, buah muda dilindungi cangkap.
4.37.
Persea gratissima
Gambar 4.38.
Phaleria macrocarpa
Gambar 4.39.
Phylanthus urinaria
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Nama daerah : Pultak-pultak
Piper betle
L.
Perdu, merambat, batang warna hijau kecoklatan, dan permukaan kulit kasar, berkerut, daun pipih
menyerupai jantung panjang 10-15 cm, lebar 8-12 cm berwarna hijau dan licin, bunga berbentuk
bulir. Nama daerah : Burangir
Piper nigrum
L.
Herba, akar pelekat, batang bulat, beruas, warna hijau, daun tunggal, bentuk bulat telur, pangkal
bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 12- 18 cm, lebar 3 cm, panjang tangkai 4 cm
warna hijau, bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang, warna hijau.
Nama daerah: Lada
Pogostemon cablin
Benth
Semak, tinggi 0,5-1, batang berkayu persegi empat diameter 10-20 cm, warna keungu-unguan, daun
bentuk bulat lonjong panjang 10 cm, lebar 8 cm, 4.40.
Physalis peruviana
Sepatu
Hibiscus rosa-
Gambar 4.41.
Piper betle
Gambar 4.42.
Piper nigrum
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
ujungnya meruncing, panjang tangkai daun 4 cm, warna hijau, bunga menyebarkan bau wangi, biji kecil. Nama daerah : Nilam
Punica granatum
L.
Perdu, tinggi 5-8 m, batang berkayu, berduri, daun tunggal,
bentuk lonjong, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5
cm, bunga tunggal, buah buni, warna kulit coklat kemerahan, biji banyak, kecil-kecil, bentuk bulat
panjang bersegi-segi agak pipih, keras, warna merah jambu. Nama daerah: Delima
Sacharum officinarum
L.
Tinggi 2-4 m, akar bentuk serabut, batang terdiri dari banyak ruas dan buku, bentuk daun belaian
dengan pelepah, panjang daun 1-2 m, lebar 4-8 cm, permukaan kasar dan berbulu.
Nama daerah: Tobu
Sauropus androgynus
L. Merr.
Perdu, tinggi 2-5 m, batang berkayu, bulat, daun warna hijau, tua warna coklat kehijauan, daun
majemuk, bulat-telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, warna
4.43.
Pogostemon cablin
Gambar 4.44.
Punica granatum
embang Sepatu
Hibiscus rosa-
Gambar 4.45.
Sacharum
Gambar 4.46.
Sauropus androgynus
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
hijau, bunga majemuk, bentuk payung, mahkota bulat telur warna ungu, buah buni, bulat, dan beruang. Nama daerah : Nasi-nasi
Selaginella doederleinii
Hieron.
Paku-pakuan, akar belukar, tegak, tinggi 15-35 cm, batang ada berbaring, tegak, menggarpu, daun
kecil-kecil, betuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, panjang 4-5 mm, lebar 2 mm warna
permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda. Nama daerah: Sirungguk
Solanum lycopersicum
L.
Terna, tegak, tinggi 0,5-2,5 m, berambut, batang bulat, berbuku-buku, berambut kasar warna hijau
keputihan, daun
majemuk menyirip,
letak berseling, bentuk bulat telur, bunga majemuk,
warna kuning, buah buni, berdaging, kulit tipis licin, warna kuning atau merah, biji banyak, pipih,
warna kuning kecoklatan. Nama daerah : Tomat
Solanum sanitwongsei
L.
Semak, akar tunggang, berwarna coklat kotor, batang tegak, tinggi 2 m, bulat, berkayu, berbulu
halus, warna putih kotor, daun tunggal, lonjong, tepi rata, ujung runcing, berbulu, warna hijau,
Gambar 4.47.
Selaginella doederleinii
embang Sepatu
Hibiscus rosa-sinensis
Gambar 4.48.
Solanum lycopersicum
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
bunga majemuk warna ungu, buah bulat warna hijau, bijinya bulat pipih, kecil, kuning muda.
Nama Daerah : Rimbang.
Syzygium aromaticum
L. Merr.
Perdu, berkayu, tinggi 20-30 m, daun bentuk bulat telur ujung dan pangkal menyudut berwarna hijau,
bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek, bertandan.
Bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman. Nama daerah : Congkeh
Syzygium polyanthum
Wight. Walp.
Pohon, berakar tunggang, batang bulat, tinggi 25 m, licin, daun tunggal, bentuk lonjong, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, permukaan atas licin, warna hijau tua, permukaan bawah warna hijau
muda, bunga majemuk warna putih, buah buni, bulat, warna merah gelap, biji bulat warna coklat.
Nama daerah : Salam
Urena lobata
L.
Perdu, batang tegak, tinggi 1 m, berambut halus, tinggi 1 m, daun tunggal, menjari, pangkal daun
membulat ujung runcing, bunga warna ungu, buah bulat, beruang 5, tiap ruang berisi 1 biji.
4.49.
Solanum sanitwongsei
Gambar 4.50.
Syzygium aromaticum
Gambar 4.51.
Syzygium
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Nama daerah : Sapilulut
Vigna sinensis
L. Savi ex Hassk
Semak, menjalar, akar tunggang warna coklat muda, batang tegak, tinggi 2,5 meter, warna hijau,
daun majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung
lancip, pertulangan menyirip, warna hijau, bunga majemuk warna hijau keputih-putihan, mahkota
bentuk kupu-kupu. Nama daerah: Kacang Panjang
Zingiber aromaticum
Val.
Herba, rimpang di bawah tanah, tinggi 1 m, batang semu, berupa kumpulan pelepah daun, berkoloni,
rimpang berdaging, merayap, gemuk, aromatic, daun tunggal berpelepah duduk berseling, biji bulat
memanjang. Nama daerah : Lappuyang
Zingiber officinale
Rosc.
Herba, tegak, tinggi 40-50 cm, batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau, daun
tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua, bunga majemuk,
4.52.
Urena lobata
Gambar 4.54.
Zingiber aromaticum
Gambar 4.53.
Vigna sinensis
embang Sepatu
Hibiscus
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
bentuk bulir panjang 3,5-5cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong warna ungu, buah kotak, bulat panjang, warna coklat.
Nama daerah : Pege
Zingiber purpureum
Roxb
Herba, rimpang menjalar, berdaging, tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun padat, batang semu,
daun tunggal letak berseling, helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi
rata berambut halus, pertulangan menyirip, warna hijau, bunga majemuk bentuk tandan, panjang
gagang 20 cm. Nama daerah: Unik bungle
Gambar 4.56.
Zingiber purpureum
4.55.
Zingiber e
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
4.4.1.Pemanfaatan Tumbuhan Untuk Obat-obatan
Pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan yang digunakan masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru berdasarkan informasi dari
informan kunci yaitu para tabib dukun sebagai berikut :
1. Demam