Ketepatan Dosis Ketepatan Waktu Penggunaan

8 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU dan aman jika digunakan dengan tepat, ketepatan penggunaan obat tradisional meliputi beberapa hal yaitu :

a. Ketepatan Dosis

Beberapa tumbuhan mempunyai ambang batas dosis yang memberikan khasiat. Mengkonsumsi tumbuhan obat dengan dosis tertentu, memang tumbuhan obat tersebut mampu mengatasi keluhan. Namun, bukan berarti jika dosis ditambah, secara otomatis juga berdampak positif. Beberapa penelitian justru menunjukkan khasiat sebaliknya. Tumbuhan obat bisa saja menjadi racun yang justru melemahkan kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya. Tepatnya ukuran dosis sangat penting, terutama untuk tumbuhan obat yang diekstrak. Jika mengonsumsinya melebihi dosis walaupun 1 gram bias sangat berbahaya. Lain halnya jika tumbuhan obat tersebut hanya direbus karena relatif lebih aman. Proses perebusan menyebabkan bahan aktif yang terkandung dalam ramuan tersebut relatif lebih kecil. Itulah sebabnya, beberapa pakar tanaman obat menganjurkan agar satuan ukuran harus jelas dan tepat. Anjuran itupun sulit dipenuhi karena ramuan tumbuhan obat umumnya merupakan warisan nenek moyang. Zaman dulu mereka tidak mengenal satuan bobot tertentu yang akurat dan bersifat universal, seperti gram dan ons. Sebagai gantinya, mereka memanfaatkan satuan tertentu seperti genggam atau potong untuk menakar bahan baku obat. Umumnya bahan-bahan yang menggunakan satuan genggam memiliki ukuran yang kecil. Genggaman yang diacu adalah genggaman orang dewasa. Ramuan tumbuhan obat biasanya jarang yang dimanfaatkan sendiri, biasanya didampingi bahan lain. Contohnya pengobatan penyakit malaria tidak cukup diberi ramuan untuk mengatasi plasmodium tetapi penderita juga diberi temu hitam untuk membangkitkan selera makan atau sabiloto untuk menurunkan suhu tubuh Duryatmo, 2011. Universitas Sumatera Utara 9 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

b. Ketepatan Waktu Penggunaan

Sekitar tahun 1980-an terdapat suatu kasus di salah satu rumah sakit bersalin, beberapa pasien mengalami kesulitan persalinan akibat mengkonsumsi jamu cabe puyang sepanjang masa kehamilan. Setelah dilakukan penelitian, ternyata jamu cabe puyang mempunyai efek menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan. Oleh karena itu kesulitan melahirkan pada ibu-ibu yang mengkonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus dihambat terus-menerus sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin di dalamnya. Sebaliknya jamu kunir asem bersifat abortivum sehingga mungkin dapat menyebabkan keguguran bila dikonsumsi pada awal kehamilan. Sehubungan dengan itu, sebaiknya bagi wanita hamil minum jamu cabe puyang di awal kehamilan untuk menghindari resiko keguguran dan minum jamu kunir asem saat menjelang persalinan untuk mempermudah proses persalinan Katno, 2008.

c. Ketepatan Cara Penggunaan.