b. Bila dimanfaatkan dengan tepat maka sistem informasi di Rumah Sakit akan dapat
mendeteksi perubahan angka morbiditas yang berkaitan dengan perubahan pola hidup, perilaku masyarakat setempat atau karena pencemaran lingkungan.
c. Sebagai suatu organisasi yang memiliki banyak karyawan dan sebagai pusat
sumberdaya untuk wilayahnya, maka Rumah Sakit mempunyai tanggung jawab moral untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan karyawannya agar dapat
menjadi teladan masyarakat di wilayah cakupannya. d.
Karena relatif banyaknya karyawan Rumah Sakit dengan keluarganya, maka mereka paling cocok untuk dijadikan panutan bagi masyarakat luas dalam segi
perilaku hidup sehat, keselamatan dan keamanan kerja, serta kesehatan lingkungan.
e. Sebagai suatu instansi yang relatif besar dan dihormati dilingkungan sekitarnya,
maka pesan-pesan dari Rumah Sakit dalam penyuluhan kesehatan akan memiliki bobot yang jauh lebih besar daripada instansi lain.
f. Sebagai pusat sumberdaya untuk jaringan rujukannya, kerjasama Rumah Sakit
dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain diwilayahnya, dalam hal penyuluhan atau promosi kesehatan, akan memberi dampak dan cakupan yang lebih luas.
2.2.2 Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Menurut Notoatmodjo, 2005 tujuan promosi kesehatan sesuai dengan sasaran-sasarannya yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1 Bagi Pasien :
a Mengembangkan perilaku kesehatan healthy behavior: promosi kesehatan di
rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan perilaku tentang kesehatan khususnya masalah penyakit yang diderita pasien.
Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya antara lain:
1. Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien. 2. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan
penyakit 3. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain atau keluarga.
4. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
b Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan. 2
Bagi Keluarga Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan
pasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata- mata karena faktor Rumah Sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu promosi
kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat: a Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien.
b Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit c Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
Universitas Sumatera Utara
3 Bagi Rumah Sakit
Pengalaman-pengalaman bagi rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan membuktikan bahwa mempunyai keuntungan bagi Rumah Sakit antara
lain: a
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit b
Meningkatkan Citra Rumah Sakit c
Meningkatkan angka hunian Rumah Sakit
2.2.3 Strategi Promosi Kesehatan Masyarakat
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006 Strategi Promosi kesehatan diharapkan dapat dilaksanakan secara paripurna komprehensif khususnya
dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan, yaitu: 1 advokasi; 2 gerakan
pemberdayaan masyarakat dan; 3 bina suasana yang diperkuat oleh kemitraan serta metode dan sarana komunikasi yang tepat.
Advokasi menurut Hopkins dalam Notoatmodjo 2003 adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif. Advokasi diartikan sebagai upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
stakeholders. Bina Suasana dijelaskan oleh Departemen Kesehatan 2006 sebagai upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia
Universitas Sumatera Utara
berada memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut. Selanjutnya pemberdayaan oleh Notoatmodjo 2003 didefinisikan sebagai proses pemberian
informasi secara berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
sadar aspek knowledge, dari tahu menjadi mau aspek attitude, dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan aspek practice.
Promosi kesehatan di Rumah Sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah Sakit PKRS. Seiring
dengan perkembanganya, pada tahun 2003, istilah PKRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit PKRS. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk
pengembangan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur Rumah Sakit Pemerintah, Pelatihan PKRS, pengembangan
dan Distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun demikian
pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di Rumah Sakit tidak terjaga dengan baik
tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur Rumah Sakit
www.Kemenkesstandarpkrs, 2010 Berdasarkan hal tersebut, beberapa Isu Strategi yang muncul dalam Promosi
Kesehatan di Rumah Sakit yaitu :
.
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk
mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,
bersih dan sehat Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat Preventif dan Promotif
2.2.4 Sasaran Promosi Kesehatan Rumah Sakit