Indikator Masukan Indikator Keluaran Indikator Dampak

b. Di luar Gedung Di luar gedung Rumah Sakit tidak tersedia peluang untuk melakukan PKRS. Kawasan luar gedung Rumah Sakit pun dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS yaitu 1. PKRS di tempat Parkir yaitu pemamfaatan ruang yang ada di lapangangedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut- sudut lapangangedung parkir. 2. PKRS di taman Rumah Sakit yaitu taman-taman yang ada di depan, sampingsekitar maupun di dalamhalaman dalam Rumah Sakit. 3. PKRS di dinding luar Rumah Sakit 4. PKRS di kantinwarung-warungtoko-tokokios-kios yang ada dikawasan Rumah Sakit. 5. PKRS di tempat ibadah yang tersedia di Rumah Sakit mesjid dan musholla 6. PKRS di pagar pembatas kawasan Rumah Sakit

2.2.7 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi PKRS Kemenkes, 2010. indikator keberhasilan mencakup indikator masukan input, indikator proses, indikator output, dan indikator dampak.

1. Indikator Masukan

Universitas Sumatera Utara Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia, saranaperalatan, dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat mencakup : 1. Adatidaknya komitmen direksi yang tercermin dalam rencana umum PKRS 2. Adatidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana operasional PKRS 3. Adatidaknya unit dan petugas Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai koordinator PKRS dan mengacu kepada standar 4. Adatidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas – petugas lain yang sudah dilatih 5. Adatidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu pada standar 6. Adatidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS 2. Indikator Proses Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk pasien Rawat Inap, Rawat Jalan, Pelayanan Penunjang, PKRS untuk klien sehat dan PKRS diluar gedung RS. Indikator yang digunakan disini meliputi : 1. Sudahbelum dilaksanakannya kegiatan pemasangan poster, konseling dan lain-lain dan atau frekuensinya. 2. Kondisi media komunikasi yang digunakan poster, leaflet, giant banner, spanduk, neon box, dan lain-lain yaitu masih bagus atau sudah rusak Universitas Sumatera Utara

3. Indikator Keluaran

Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus, oleh karena itu, indikator yang digunakan disini adalah berupa cakupan kegiatan, yaitu misalnya : 1. Apakah semua bagian RS sudah tercakup PKRS 2. Berapa pasienklien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS konseling, biblioterapi, senam, dan lain-lain

4. Indikator Dampak

Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasienklien Rumah Sakit serta terpeliharanya lingkungan Rumah Sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan Rumah Sakit. Oleh sebab itu kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi. Kondisi lingkungan dapat dinilai melalui observasi, dan kondisi pemanfaatan pelayanan dapat dinilai dari pengolahan terhadap catatandata pasien klien Rumah Sakit. Sedangkan kondisi pengetahuan, sikap, perilaku pasien klien hanya dapat diketahui dengan menilai diri pasienklien tersebut. Oleh karena itu data untuk indikator ini biasanya didapat melalui survei. Survei pasienklien yang berada di Rumah Sakit maupun mereka yang tidak berada di Rumah Sakit tetapi pernah menggunakan Rumah Sakit. Penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah yang berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara praktik yang biasa dijalankan dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang menjadi kebutuhan. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, penyuluhan merupakan penghubung yang bersifat 2 arah antara : 1 Pengetahuan yang dibutuhkan dan pengalaman yang biasa dilakukan dan 2 Pengalaman baru yang terjadi pada pihak para ahli dan kondisi yang nyata dialami setelah menerima penyuluhan Setiana, 2005.

2.2.8 Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap

Terdapat tiga kategori pasien rawat inap di Rumah Sakit yaitu: 1 pasien yang sedang sakit akut, 2 pasien yang dalam proses penyembuhan, dan 3 pasien dengan penyakit kronis. Promosi kesehatan bagi pasien Rumah Sakit dalam pelaksanaannya perlu : 1. Pemberdayaan yang terdiri dari : a Konseling di tempat tidur b Biblioterapi penggunaan bahan-bahan baca-bacaan sebagai sarana c Konseling berkelompok 2. Bina Suasana terdiri dari a Pemanfaatan ruang tunggu b Pembekalan penjeguk secara berkelompok c Pendekatan keagamaan 3. Advokasi perlu diperhatikan yaitu membantu pasien miskin melalui program JAMKESMAS Universitas Sumatera Utara

2.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat Depkes, 2008. Perilaku Hidup bersih dan sehat PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Depkes, 2008 Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS adalah sebagai wujud operasional promosi kesehatan dalam upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat Fatma, 2008. Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

2.3.1 Indikator-indikator dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Ada sepuluh indikator perilaku hidup bersih dan sehat menurut Fatma 2008 sebagai berikut : 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2. Bayi diberi Asi sejak lahir sampai berusia 6 bulan 3. Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan 4. Ketersediaan air bersih 5. Ketersediaan Jamban Universitas Sumatera Utara 6. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni 7. Lantai Rumah bersih 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok dalam ruangan Menurut Karkhi, 2011, PHBS perilaku hidup bersih sehat di Rumah Sakit 1 Tidak membuang sampah sembarangan 2 Tidak meludah di lantai 3 Tidak merokok di ruangan

2.3.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat

Menurut Fatma 2008, tujuan perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat sebagai berikut : 1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat 2. Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya 3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan 4. Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat untuk pencapaian PHBS di rumah tangga

2.3.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut Fatma 2008 manfaat PHBS sebagai berikut : 1. Setiap individu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit Universitas Sumatera Utara 2. Pengeluaran biaya dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi, pendidikan, modal usaha dan peningkatan pendapatan keluarga 3. Produktivitas kerja meningkat 4. Anak tumbuh sehat dan cerdas

2.3.4 Manajemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut Fatma 2008 manajemen yang ada di dalam PHBS yaitu Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan. 1. Puskesmas Merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS ditingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah puskesmas. 2. Rumah Sakit Bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke Rumah Sakit. 3. Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupatenkota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS diwilayah dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di kabupatenkota tersebut. Universitas Sumatera Utara 2.4 Infeksi Nosokomial 2.4.1 Pengertian Infeksi Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat di Rumah Sakit Istilah yang biasa dingunakan bertukar-tukar. Infeksi yang tidak terjadi atau tidak dalam masa inkubasi pada saat pasien masuk di Rumah Sakit.

2.4.2 Dampak Infeksi Nosokomial.

Infeksi nosokomial meningkatkan biaya pelayanan kesehatan di Negara-negara yang kurang mampu karena meningkatnya : - Lama rawat inap di Rumah Sakit - Terapi dengan obat-obat mahal, - Penggunaan pelayanan lain seperti pemilik pemeriksaan laboratorium, rontsen, dan transfusi.

2.4.3 Pencegahan Infeksi Nosokomial

Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi yang telah tersedia, secara relatif murah, yaitu : - Mentaati praktek pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan dan kebersihan tangan, serta pemakian sarung tangan. - Memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor, diikuti dengan sterilisasi. - Meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area beresiko lainnya. Universitas Sumatera Utara Tiga cara pencegahan penyebaran infeksi di Rumah Sakit yaitu melalui udara, percikan, dan kontak.

2.5 Perilaku

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungannya. Perilaku dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan seseorang. Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan mengukur suatu perilaku melalui : 1. Pengetahuan Knowledge 2. Sikap atau Tanggapan Attitude 3. Praktek atau Tindakan Practice Jika seseorang memiliki tingkat pengetahuan, sikap serta tindakan yang baik terhadap kesehatan maka dapat dikatakan orang tersebut memiliki perilaku kesehatan dan kepatuhan kesehatan yang baik.

2.5.1 Pengetahuan

Pengetahuan pada Taksonomi Bloom yang baru menurut Anderson dkk Widodo, 2003, dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu : 1. Pengetahuan Faktual Pengetahuan faktual meliputi unsur-unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu yang bisa digunakan oleh ahli di bidang tersebut. Pengetahuan faktual Universitas Sumatera Utara pada umumnya merupakan abstraksi level rendah. Pengetahuan ini dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : a. Pengetahuan tentang terminologi : mencakup pengetahuan tentang label, atau symbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun nonverbal. Sebagai contoh dalam biologi terdapat istilah gamet, genus, dan sebagainya. b. Pengetahuan tentang bagian detail dari unsur-unsur : mencakup pengetahuan tentang kejadian tertentu, tempat, orang, waktu dan sebagainya. Sebagai contoh penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada keluarga yang menjaga pasien. 2. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan tentang saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi secara bersama-sama. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga bentuk yaitu : a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori : mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian atau susunan yang berlaku dalam bidang ilmu tertentu. Sebagai contoh dalam kesehatan misalnya perbedaan antara Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan sehat di rumah sakit. b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisai : mencakup abstraksi dan hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip dan generalisasi. Sebagai contoh dalam kesehatan dikenal prinsip adaptasi, hukum mendel, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara c. Pengetahuan tentang teori, model, dan strukrtur : mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta aling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang kompleks. Sebagai contoh dalam kesehatan dikenal teori model DNA dan RNA. 3. Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang cara untuk melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural berisi tentang langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan sesuatu. Pengetahuan prosedural terdiri dari : a. Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan algoritma : mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritma yang harus ditempuh untuk menyelasaikan permasalahan. Dalam kesehatan misalnya Perilaku Hidup bersih dan sehat di rumah sakit b. Pengetahuan tentang teknik khusus dan metode yang berhubungan dengan bidang tertentu : meliputi pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan ini lebih mencerminkan cara seseorang dalam berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam kesehatan misalnya dikenal cara penyuluhan yang baik untuk keluarga yang menjaga pasien. c. Pengetahuan tentang criteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang benar : mencakup pengetahuan tentang penggunaan suatu Universitas Sumatera Utara teknik, strategi atau metode dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat itu. 4. Pengetahuan Metakognitif Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengeahuan metakognitif terdiri dari : a. Pengetahuan strategic mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir dan memecahkan masalah. Contoh : penggunaan strategi belajar yang disesuaikan dengan sifat materi. b. Pengetahuan tentang tugas kognitif : mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan situasi dan kondisinya. Contoh : mempersiapkan diri keluarga yang menjaga pasien dalam penyuluhan. c. Pengetahuan tentang diri sendiri : mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Contoh : mencari informasi kesehatan untuk penyuluhan Perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Dirkes 1998, strategi metakognitif dasar adalah menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan terdahulu, memilih strategi berpikir secara sengaja, merencanakan, memantau, dan mengevaluasi proses berpikir. Arends 1997 mengemukakan pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau kemampuan untuk menggunakan strategi-strategi berpikir tertentu dengan benar. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2005 ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1 Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Konseling merupakan salah satu kegiatan pendidikan non formal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan konseling memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan sasaran. 2 Media MassaInformasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek immediate impact sehingga menghasilkan Universitas Sumatera Utara perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut 3. Sosial Budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses tidak masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Universitas Sumatera Utara 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6. Umur Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2.5.2 Sikap Attitude

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya Notoatmodjo 2010. Universitas Sumatera Utara Seperti halnya pengetahuan sikap juga mempunyai tingkatan-tingkatan berdasarkan intensitasnya : a Menerima receiving, menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek, b Menanggapi responding, diartikan sebagai memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi, c Menghargai valuing, diartikan seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus dengan cara membahas stimulus tersebut dengan orang lain atau menganjurkan orang lain untuk merespons, d Bertanggung jawab responsible, merupakan sikap yang paling tinggi tingkatannya. Seseorang yang telah mengambil resiko sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain Notoatmodjo, 2010. Menurut Allport 1954, yang dikutip dari Notoatmodjo 2010, sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan Keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, artinya bagaimana penilaian terkandung di dalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap objek. Universitas Sumatera Utara 3. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka tindakan Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo 2010, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi tertutup. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilihat pada diagram dibawah ini : Gambar 2.1 Model Teori Sikap Menurut Allport 1954 Menurut Azwar 2005, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pembentukan sikap pada manusia, antara lain : STIMULUS Rangsangan PROSES STIMULUS REAKSI TERBUKA Tindakan REAKSI TERTUTUP Pengetahuan dan Sikap Universitas Sumatera Utara 1 Pengalaman pribadi. Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan memengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. 2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut memengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan memengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain. 3 Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. 4 Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. 5 Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu. Universitas Sumatera Utara 6 Pengaruh faktor emosional. Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 7 Pola Asuh Orang Tua. Menurut Koentjaraningrat 1997 dan Hartono 2010, bentuk-bentuk pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan kepribadian dan pembentukan sikap anak setelah ia menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur-unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih-benihnya kedalam jiwa seorang individu sejak awal, yaitu pada masa ia masih kanak- kanak. Watak juga ditentukan oleh cara-cara ia waktu kecil diajar makan, diajar kebersihan, disiplin, diajar main dan bergaul dengan anak lain dan sebagainya.

2.6 Landasan Teori

Green 1980 yang dikutip dari Notoatmodjo 2010 merumuskan defenisi promosi kesehatan adalah sebagai bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondutif bagi keselamatan. Promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus yang bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan yakni prilaku dan lingkungan yang kondusif bagi Universitas Sumatera Utara kesehatan. Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku maka kegiatan promosi kesehatan sebagai pendekatan perilaku diarahkan 3 faktor yaitu : a Promosi kesehatan dalam bentuk pemberian informasi atau pesanan dan penyuluhan kesehatan ditujukan kepada faktor predisposisi. b Promosi keselamatan yang memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau pengembangan masyarakat yang ditujukan kepada faktor pemungkin enabling. c Promosi kesehatan berupa training pelatihan-pelatihan yang ditujukan kepada faktor pengkuat Reinforcing. Menurut konsep dari Green 1980, perilaku dipengaruhi oleh 3 Faktor utama, yaitu dapat dilihat diagram dibawah ini : Gambar 2.2 Model Konsep Perilaku Predisposing Factors pengetahuan, sikap,keyakinan, tradisi,nilai,dsb Enabling Factors ketersediaan sumber- sumberfasilitas Reinforcing Factors sikap,dan Perilaku petugas,peraturan UU dll Promosi Kesehatan Komunikasi penyuluhan Pemberdayaan masyarkat pemberdayaan Sosial Training Universitas Sumatera Utara

1. Faktor Predisposisi Predisposing Factors