Korporasi sebagai Pembuat dan Pengurus yang Bertanggungjawab

1 Bahwa secara prinsip dalam RUU KUHP tersebut telah diterima konsep korporasi sebagai badan hukum yang dapat dijadikan subjek dalam hukum pidana; 2 Tindak pidana yang dapat dipertanggungjawabkan kepada badan hukum adalah semua perbuatan yang termasuk tindak pidana yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan fungsional functioneel daders dalam badan hukum yang melakukan perbuatan itu dalam lingkungan usaha dari badan hukum sesuai dengan anggaran dasarnya; 3 Tidak semua peraturan perundang-undangan dapat diterapkan atas badan hukum, misalnya tidak mungkin menerapkan sanksi pidana penjara atau pidana mati atas badan hukum. Bila dilihat dari rumusan beberapa pasal tentang korporasi dalam RUU KUHP diatas, diharapkan di masa mendatang kejahatan-kejahatan oleh korporasi sudah dapat diambil tindakan oleh pemerintah maupun oleh badan yang berwenang.

B. Kejahatan Korporasi Dalam Hukum Lingkungan Dan Sanksi-sanksi

Kejahatan Korporasi 1. Kejahatan korporasi Dalam Hukum Lingkungan Emil Salim, 23 mengamati masalah lingkungan dengan mengaitkannya kepada 2 hal yang dapat menggoncangkan keseimbangan lingkungan hidup, pertama adalah perkembangan teknologi yang berhasil diwujudkan oleh akal dan otak manusia. Revolusi industri adalah awal dari keberlanjutan penemuan teknologi berupa mesin uap, dan hingga akhirnya manusia dapat mendaratkan kakinya di bulan hingga masa kini. Kedua adalah ledakan populasi penduduk. Selama pertambahan penduduk berada dalam batas kewajaran, maka pertambahan ini tidak mengganggu terlalu banyak keseimbangan lingkungan, tetapi seperti yang diketahui saat ini, perkembangan teknologi pula yang menjadikan ledakan penduduk. Pertambahan ini tentu saja akan menambah unsur kehidupan yang lain, seperti misalnya permintaan akan air minum, bahan makanan, lahan tempat tinggal, bahan bakar serta pada akhirnya adalah penciptaan limbah rumah tangga dalam jumlah yang sangat besar pula. Dalam rangka mempertahankan kestabilan lingkungan, kita mempunyai Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UULH. Untuk itu diperlukan alat untuk dijadikan batas-batas sebagai rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar oleh manusia 23 M. Hamdan, Tindak Pidana Pencemaran Linkungan Hidup, Bandung: Mandar Maju, 2000, h. 4.