18
b. Senyawa Cd-sulfat CdSO
4
digunakan dalam industri baterai yang befungsi untuk pembuatan sel Weston karena mempunyai potensial stabil yaitu sebesar
1,0186 volt. c. Senyawa kadmium bromida CdBr
2
dan kadmium ionida CdI
2
secara terbatas digunakan dalam dunia fotografi.
d. Senyawa dietil kadmium C
2
H
5 2
Cd digunakan dalam proses pembuatan tetraetil-Pb.
e. Senyawa Cd-stearat banyak digunakan dalam perindustrian manufaktur polyvinyl klorida PVC sebagai bahan yang berfungsi untuk stabilizer.
Kadmium cenderung melekat pada abu terbang fly ash, debu, partikel- partikel tanah dan sedimen terutama tertarik terhadap abu terbang dan tanah liat.
Dengan cara ini kadmium yang berasal dari sumber-sumber pembakaran dapat didistribusikan. Kadmium yang jatuh akan bergerak ke lingkungan melalui
saluran air atau badan air disekitarnya. Setelah masuk ke badan air maka akan tertarik ke dalam sedimen atau bahan organik kemudian dapat masuk ke dalam
rantai makanan akuatik Kusnoputranto, 1996.
3. Besi Fe Besi
adalah logam yang berasal dari bijih besi tambang yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusakkan. Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak yang kukuh dan liat. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dengan
nomor atom 26 dan mempunyai titik lebur sebesar 1535 C. Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Namun jarang ditemukan besi komersil
19
yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi serta sedikit grafit. Fe memiliki berat atom 55.845 gmol,
titik leleh 1.538
o
C dan titik didih 2.861
o
C. Fe diperoleh tidak dalam bentuk murni sehingga harus melalui reaksi reduksi. Besi dalam air tanah bisa berbentuk
Fe
2+
dan Fe
3+
terlarut, Fe
3+
terlarut dapat bergabung dengan zat organik dan membentuk senyawa kompleks yang sulit dihilangkan.
Pada pH sekitar 7,5-7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan hidroksida membentuk FeOH
3
yang bersifat tidak larut dan mengendap didasar perairan. Oleh karena itu, Fe hanya ditemukan pada perairan yang berkondisi
anaerob dan suasana asam. Sehingga dapat dikatakan apabila pH nya menurun maka kelarutan besi akan meningkat Effendi, 2003.
Fe merupakan mineral yang sering ditemukan dalam air dengan jumlah yang besar. Apabila Fe tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan muncul
berbagai gangguan lingkungan. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe
2+
jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan
berubah menjadi ion ferri dengan reaksi:
Fe juga memiliki fungsi essensial dalam tubuh, yaitu: a.
Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke seluruh trubuh b.
Sebagai alat angkut elektron dalam sel c.
Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim
4 Fe
2+
+ O
2
+ 10 H
2
O 4 Fe OH
3
+ 8H
+
20
Sumber Fe dalam makanan berupa bentuk Fe hem yang terdapat dalam hemoglobin Hb dan mioglobin pangan hewani, sedangkan Fe non-hem terdapat
dalam makanan nabati. Sumber Fe antara lain adalah daging, ikan ayam, buncis, sayuran daun, minuman anggur, tahu, strawberry, hati, kacang polong, tomat, biji-
bijian, sereal modifikasi, oister, udang, kerang, sardin, kuning telur, dan kacang merah.
Fe dalam makanan biasanya berupa Fe II fumarat, namun sebagian besar Fe suplemen berbentuk asam amino-Fe. Penggunaan panci yang terbuat dari
bahan besi mampu meningkatkan Fe dalam makanan dan akan meningkat lebih besar bila makanan mengandung asam tomat. Penetapan kebutuhan Fe
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Angka kecukupan Fe yang dianjurkan bagi orang Indonesia berdasarkan
Widya Karya Pangan dan gizi tahun 1998 untuk bayi sebesar 3-5 mghari, balita sebesar 8-9 mghari, anak sekolah sebesar 10 mghari, remaja laki-laki sebesar 14-
17 mghari, dewasa laki-laki sebesar 13 mghari, dewasa perempuan 14-26 mghari, ibu hamil ditambah 20 mghari dan ibu menyusui ditambah 2 mghari.
Kelebihan Fe jarang terjadi akibat konsumsi yang berasal dari makanan, tetapi oleh konsumsi suplemen Fe. Fe dalam dosis besar pada manusia bersifat
toksik karena besi ferro dapat bereaksi dengan peroksida dan menghasilkan radikal bebas. Fe yang berlebih mengakibatkan meningkatnya feritrin dan
hemosiderin dalam sel parenkim hati. Penanganan medis bagi orang yang menderita keracunan Fe bisa
menggunakan chelating agen, yaitu deferioksamin yang mampu mengurangi kadar Fe dalam jaringn tubuhnya. Untuk mengurangi toksisitas Fe pada penderita