Hemolimph Udang Pengaruh Kadar Asam Lemak n 6 dari minyak jagung Terhadap Komposisi Asam Lemak, Tingkat Kerapuhan Sel dan Kinerja Pertumbuhan Benih Huna Capit Merah

2.6 Hemolimph Udang

Hemolimph udang merupakan suatu cairan tubuh yang terdapat dalam pembuluh hemolimph dan berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh. Sistem pertahanan tubuh udang masih primitif dan tidak memiliki sel memori. Sistem pertahanan tubuh udang terdiri dari 2 bagian utama yaitu : Sistem pertahanan tubuh selluller dan sistem pertahanan tubuh humoral. Kedua system pertahanan tubuh ini bekerja sama memberikan perlindungan tubuh terhadap berbagai bahan dalam lingkungan. Lockwood 1989 mengungkapkan bahwa crustacea yang hidup di perairan bersalinitas rendah, mempertahankan darahnya agar hyperosmotic terhadap mediumnya dengan jalan menyerap secara aktif garam-garam ke dalam tubuhnya. Perubahan parameter-parameter kandungan ion hemolimph crustacea, selain karena perubahan medium eksternalnya, juga disebabkan karena faktor-faktor dalam endogenous terutama pada peristiwa moulting. Kerusakan struktur sel hemolimp meliputi penyusutan sel seperti ukuran sel hemolimph yang kecil dan bentuknya tidak beraturan lisis. Kiron et al. 1994 menyatakan bahwa jumlah sel darah yang lisis dapat digunakan sebagai indikator tingkat integritas membrane sel 3 METODE 3.1 Pakan Uji Pakan perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah empat jenis pakan dengan formulasi yang berbeda dan kesemuanya mengandung protein kasar CP 35. Penggunaan sumber lemak nabati dari minyak jagung dalam jumlah yang berbeda, yaitu 0, 1, 2 dan 3 dan minyak kelapa ditambahkan 3,13, 2,13, 1,13 dan 0,13, mencukupkan total lemak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 6,13. Sedangkan sumber lemak hewani yang digunakan dalam formulasi ini adalah minyak ikan sebagai penyumbang n-3 untuk semua pakan sama jumlahnya yaitu 3. Formulasi pakan ini mengacu pada penelitian seperti yang dilakukan oleh Thompson et al . 2005 dengan sedikit modifikasi seperti terlihat pada Tabel 3. Keempat jenis pakan yang diformulasikan tersebut menggunakan tepung ikan, dan tepung kedele sebagai sumber protein dan menggunakan tepung terigu dan tepung pollard sebagai sumber karbohidrat. Penggunaan bahan bahan sebagai senyawa mikronutrient seperti mineral mix 1 , vitamin mix 2 , Dicalsium phosfat, Cholin chloride, Wheat gluten dan enzim fitase sebagai komposisi pelengkap bagi makronutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan huna capit merah tersebut Proses pembuatan pakan dari 1 kg bahan baku menggunakan metode Cheng dan Hardy 2002. Sebelum pakan dibuat, dilakukan analisis proksimat terhadap bahan baku pakan. Komposisi bahan penyusun pakan disajikan pada Tabel 3. Prosedur pembuatan pakan disajikan pada Lampiran 1. Pakan yang telah dibuat dianalisa proksimat untuk mengetahui kandungan proksimatnya dan analisa asam lemak dengan metode GC-MS untuk mengetahui komposisi asam lemaknya. Hasil analisa proksimat pakan uji dapat dilihat pada Tabel 4, dan hasil analisa asam lemak dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 3. Komposisi pakan uji yang digunakan pada penelitian Jenis Bahan Baku Pakan Uji Kadar minyak jagung 0,0 1,0 2,0 3,0 Tepung ikan 1 10,00 10,00 10,00 10,00- Tepung kedelai 1 46,20 46,20 46,20 46,20 Tepung terigu 1 18,69 18,69 18,69 18,69 Tepung pollard 1 9,94 9,94 9,94 9,94 Minyak Ikan 3 3 3 3 Minyak Jagung 0 1 2 3 Minyak kelapa 3,13 2,13 1,13 0,13 Mineral mix 2 0,50 0,50 0,50 0,50 Vitamin mix 3 2,00 2,00 2,00 2,00 Dicalsium phospat 1,00 1,00 1,00 1,00 Cholin chloride 0,50 0,50 0,50 0,50 Wheat gluten 1 5,00 5,00 5,00 5,00 Fitase 0,04 0,04 0,04 0,04 Jumlah 100 100 100 100 Keterangan : 1. Kandungan protein bobot kering tepung ikan 47,17, tepung pollard 16,17, tepung kedele 46,98, tepung terigu 10,48, wheat gluten 77,12 2. Mineral mix yang akan digunakan mengandung gkg KCl, 0,5; MgSO 4 .7H 2 O, 0,5 ; ZnSO 4 .7H 2 O, 0,09; MnCl 2 .4H 2 O, 0,0234; CuSO 4 .5H 2 O, 0,005; KI, 0,005;CoCl 2 .2H 2 O;0,0025; Na 2 HPO 4 , 2,37; Selenium 0,3 mgkg pakan Lopez et al, 2005 3. Vitamin mix mengandung biotin 0,6 mg; B12 0,06 mg; E alpha-thocopheryl acetat 50 IU; folic acid 16,5 mg; mio inositol 132 mg; K menadione sodium bisulfate complex 9,2 mg; niacin 221 mg; panthothenic acid 106 mg; B6 31 mg; riboflavin 53 mg; thiamin 43 mg, D3 440 IU; A vitamin A palmitat 4399 IU; ethoxyquin 99 mg Thompson et al. 2005. Tabel 4. Hasil analisa proksimat bobot basah pakan penelitian Komposisi Pakan Uji Kadar minyak jagung 0,0 1,0 2,0 3,0 Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen 31,78 6,69 9,26 2,98 9,96 39,33 32,27 6,81 9,28 3,01 8,61 40,02 32,36 6,96 9,48 3,02 8,08 39,92 32,71 7,14 9,25 2,33 9,54 39,21 Total energi Kalgram 3911 3916 3941 3983 Tabel 5. Komposisi asam lemak pakan penelitian No Komposisi Asam lemak Pakan uji Kadar minyak jagung 0,0 1,0 2,0 3,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17. 18. 19. 12:0 14:0 15:0 16:1n-7 16:0 17:0 18:2n-6 18:3n-3 18:1n-9 18:0 20:5n-3 20:4n-6 20:0 20:1n-9 22:6n-3 22:0 Total n-3 Total n-6 Ratio n-6n-3 0,32 3,32 1,39 4,03 5,18 2,37 0,08 4,71 5,04 0,47 0,69 0,36 0,48 4,14 2,22 0,64 7,62 0,44 0,06 4,34 3,36 2,24 4,26 4,96 2,59 0,60 4,68 5,09 0,79 0,47 0,73 0,49 6,42 2,81 0,57 7,96 1,33 0,17 6,48 3,67 2,23 4,52 4,92 2,64 1,05 4,80 5,64 1,75 0,59 0,78 0,47 6,01 3,94 0,47 9,33 1,53 0,16 4,71 4,54 1,94 5,07 4,65 2,68 2,04 4,60 8,50 1,18 0,43 1,55 0,00 7,00 3,52 0,68 8,55 3,59 0,42 3.2 Pemeliharaan dan Pengumpulan Data Spesies yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih huna capit merah berumur 2,5 bulan dengan berat individu ± 3,5-6,5 g. Benih yang digunakan adalah hasil pendederan yang dilakukan dari penetasan sepasang induk huna capit merah yang dipelihara selama 2 bulan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Wadah yang digunakan adalah akuarium ukuran 50 x 37,5 x 35 cm sebanyak 16 buah dengan sistem aerasi dan potongan pipa PVC sebagai pelindung huna selama pemeliharaan. Benih huna capit merah yang digunakan untuk penelitian diadaptasikan dengan lingkungan dan pakan uji terlebih dahulu. Setelah huna ini mampu beradaptasi dengan baik dilakukan seleksi berdasarkan kesamaan ukuran untuk dijadikan hewan uji. Huna capit merah yang digunakan dalam penelitian sebanyak 11 ekor per akuarium, kemudian dilakukan pemuasaan selama 24 jam sebelum pemberian pakan perlakuan. Selama masa budidaya, huna capit merah diberi pakan sebanyak 3 kali 06.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Pemberian pakan awal diberikan sebanyak 3 dari bobot huna ini, selanjutnya jumlah pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan huna capit merah, dengan cara mengamati respon makan huna tersebut. Pemeliharaan huna capit merah dilakukan selama 60 hari. Pengamatan respon makan huna capit merah dilakukan dengan pengecekan dalam jangka waktu 1 hingga 2 jam setelah pemberian pakan. Apabila dalam 1 jam pakan sudah habis, maka jumlah pakan ditambahkan sebanyak 20 pada pemberian pakan berikutnya. Jika dalam 2 jam pakan belum habis, maka pakan dikurangi 20 pada pemberian pakan berikutnya. Jumlah pakan yang dimakan selama percobaan pada setiap unit percobaan dicatat sebagai dasar dalam menghitung efisiensi pakan. Pengendalian kualitas air dilakukan dengan cara penyiponan setiap hari dari sisa makanan dan feses huna capit merah. Media pemeliharaan sebelum digunakan disterilkan dengan menggunakan kaporit dan dinetralkan dengan Natrium Tio Sulfat dan dilakukan uji kesadahan. Selama penelitian juga dilakukan pengamatan kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak dan alkalinitas, yang berperan dalam pertumbuhan dan kehidupan huna capit merah. Sampel air pemeliharaan diuji pada 3 kali pengampilan sampel yaitu: pada awal pemeliharaan, setelah masa pemeliharaan 1 bulan, dan setelah masa pemeliharaan 2 bulan. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rataan kualitas air media pemeliharaan pada setiap perlakuan selama penelitian Parameter Perlakuan pakan kadar minyak jagung 0,0 1,0 2,0 3,0 Suhu o C pH Oksigen terlarut mgL Total Amonium Nitrogen mgL Kesadahan mgL 25 7,5 3,6 0,05 68,07 25 7,4 3,5 0,04 69.21 25 7,2 3,8 0,05 68,33 25 7,8 4 0,04 70,12 Penentuan bobot hewan uji dengan cara mengambil semua hewan uji dalam masing masing akuarium pada tiap ulangan dengan menggunakan seser dan dimasukkan dalam wadah tanpa air, kemudian ditimbang. Penimbangan bobot tubuh dilakukan pada awal dan akhir penelitian.

3.3 Analisis Statistik