4. Retensi Protein PR Retensi protein dihitung dengan menggunakan rumus:
PR = Bobot protein tubuh akhir – Bobot protein tubuh awal g x 100 Bobot total protein yang dikonsumsi
5. Retensi Lemak LR
Retensi lemak dihitung dengan menggunakan rumus : LR = Bobot lemak tubuh akhir – Bobot lemak tubuh awal g x 100
Bobot total lemak yang dikonsumsi 6.
Efisiensi Pakan EP: EP = Wt + Wd -- W0
F 7.
Analisa kerapuhan osmotik hemolimph udang Kiron et al. 1994
hemolysis = Jumlah sel lisis x 100 Jumlah sel total
8. Analisa lipid polar PL dan lipid netral NL
Persentase PL = PL x 100 NL + PL
Persentase NL = NL x 100 NL + PL
3.4 Analisis Kimia
Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui komposisi proksimat bahan baku pakan, pakan, tubuh dan daging huna capit merah tersebut. Analisa
proksimat tubuh dan daging huna Takeuchi, 1988 ini dilakukan pada awal dan akhir penelitian dilakukan di lab. Nutrisi, BDP. FPIK IPB. meliputi ;
protein metode Kjedhal, lemak ekstraksi soxhlet, serat kasar metode pelarutan sampel dalam asam dan basa kuat serta pemanasan, kadar abu
metode pemanasan sampel dalam tanur pada suhu 400-600
o
C, kadar air metode pemanasan dalam oven pada suhu 105-110
o
C dan BETN Bahan ekstrak tanpa nitrogen. Analisa kimia lanjutan meliputi: analisa asam lemak
dalam pakan, tubuh dan daging huna capit merah dilakukan dengan metode Khromatografi gas cairan Gas liquid Chromatography di laboratorium LIPI
Juanda dan laboratorium Kimia Analisis Pangan FATETA. IPB. pemisahan lemak dengan metode Folch, analisis polar lipid dan netral lipid Sep-pak
Cartridges, analisis hemolimph udang pada konsentrasi garam bertingkat 0,5 Kiron et al. 1994. Analisis hemolimph udang dilakukan untuk melihat
peran asam lemak essensial pada permeabilitas membran sel dengan pengukuran tingkat kerapuhan sel menggunakan spektrofotometer, nilai optical
density tertinggi merupakan sel yang memiliki kerapuhan tertinggi dan
diasumsikan bernilai 100 lisis.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak jagung yang ditambahkan ke dalam pakan sampai 3 menghasilkan
pertumbuhan huna capit merah yang semakin meningkat. Nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan relatif, retensi lemak, retensi
protein, jumlah konsumsi pakan disajikan pada Tabel 7 dan data lengkapnya disajikan pada Lampiran 10,11,12,13, dan 14.
Tabel 7. Rata-rata tingkat kelulushidupan SR, retensi protein RP, retensi lemak RL, Laju pertumbuhan Relatif LPR dan Efisiensi Pakan
EP selama penelitian
Parameter Pakan kadar minyak jagung
0,0 1,0
2,0 3,0
SR 78,79±5,25
a
75,76±13,89
a
75,76±10,5
a
78,79±11,7
a
LPR 79,6±5,3
a
90,6±14,1
b
121,2±25,9
b
144,7±3,50
c
RP 8,8±1,66
a
11,9±1,4
b
17,7±4,53
b
27,7±7,81
c
RL 1,40±0,5
a
2,20±0,2
b
2,5±0,2
b
3,4±0,3
b
EP 19,4±4,4
a
27,9±9,8
b
33,0±2,3
c
35,9±4,9
c
Keterangan : huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan ada perbedaan antar perlakuan P0.05
Penambahan minyak jagung dengan kadar yang berbeda dalam komposisi pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan
relatif LPR, retensi protein RP, retensi lemak RL dan efisiensi pakan EP, namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan SR huna capit
merah. Pakan dengan kadar minyak jagung 3 memiliki nilai laju pertumbuhan relatif 144,7±3,50, retensi protein 16,8±5,45, retensi lemak
3,65±0,23, efisiensi pakan 34,4±4,9 yang paling baik. Sedangkan tingkat kelulushidupan pada tiap-tiap perlakuan tidak berbeda nyata Tabel 7.
Pengaruh asam lemak essensial dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan berkorelasi dengan nilai rata-rata kerapuhan hemolimph udang seperti yang
disajikan pada Gambar 2 dan data lengkapnya pada Lampiran 15.
Gambar 2. Nilai rata-rata kerapuhan hemolimph huna capit merah pada konsentrasi NaCl 0,5 di akhir penelitian
Pada Gambar 2 terlihat bahwa jumlah sel hemolimph udang yang rapuh lebih sedikit terjadi pada pakan kadar minyak jagung 3 kemudian pakan
kadar minyak jagung 2, pakan kadar minyak jagung 1 dan pakan kadar minyak jagung 0. Hal ini berarti bahwa huna dengan pakan kadar minyak
jagung 3 memiliki integritas membran sel yang lebih baik. Data komposisi asam lemak tubuh huna capit merah, dapat dilihat pada
Tabel 8, ini terlihat bahwa kadar minyak jagung yang berbeda pada masing masing perlakuan menghasilkan kadar asam lemak n-6 tubuh yang berbeda
pula. Kadar asam lemak tubuh terendah pada pakan kadar minyak jagung 0, menghasilkan n-6 tubuh huna capit merah 12,27, pakan kadar minyak jagung
1 menghasilkan n-6 tubuh 17,78, pakan kadar minyak jagung 2, menghasilkan n-6 tubuh 21,72, pakan kadar minyak jagung 3
menghasilkan n-6 tubuh, 26,89. Minyak ikan yang diformulasikan dalam pakan pada jumlah yang sama menghasilkan turunan n-3 tubuh yang tidak
berbeda nyata, walaupun ada peningkatan dari 4,08 kadar n-3 tubuh dari awal pemeliharaan hingga pada akhir penelitian. Rasio n-6 dan n-3 asam
lemak tubuh huna capit merah berturut-turut adalah 1,83, 1,66, 1,61, 2,21 Tabel 5 dan Tabel 8
Tabel 8. Hasil analisa asam lemak tubuh huna capit merah awal dan akhir penelitian
No Komposisi Asam
lemak Awal
penelitian Pakan kadar minyak jagung
0,0 1,0
2,0 3,0 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17.
18. 19.
12:0 14:0
15:0 16:1n-7
16:0 17:0
18:2n-6 18:3n-3
18:1n-9 18:0
20:5n-3 20:4n-6
20:0 20:1n-9
22:6n-3 22:0
Total n-3 Total n-6
Ratio n-6n-3 0,01
0,08 0,02
1,38 10,32
0,04 9,68
0,85 18,70
2,51 2,16
1,25 0,07
0,00 1,07
0.08 4,08
10,93 2,68
0,07 0,77
0,09 1,92
12,39 0,12
10,95 2,54
19,62 2,34
2,01 1,32
1,08 0,02
2,14
1,07 6,69
12,27 1,83
0,32 0,34
0,08 2,17
12,90 0,08
11,78 1,98
16,59 5,39
3,22 2,78
0,99 0,25
3,57 0,57
8,77 14,56
1,66 0,67 0,89
0,86 1,12 2,38 3,09
12,14 11,11 0,24 0,89
20,18 26,33 13,15 18,47
17,88 11,43 2,53 1,37
2,15 3,44 1,54 2,89
3,35 5,63 0,89 0,88
4,93 4,98 0,33 0,09
0,43 0.92 10,23 10,89
16,5 24,1 1,61 2,21
Tabel 9. Hasil analisa laboratorium lipid polar dan lipid netral huna capit merah akhir penelitian
Parameter Pakan Penelitian kadar minyak jagung
0,0 1,0 2,0 3,0
Lipid polar 9,2
12,74 16,18
16,82 Lipid netral
84,18 83,22
81,18 80,52
4.2 Pembahasan