Dahlan 2004 menyatakan hutan dan taman kota dapat menyerap CO
2
, namun hutan kota dianggap memiliki kelebihan dalam menyerap gas ini
dibandingkan dengan taman. Hal itu karena hutan menempati hamparan yang lebih luas daripada taman, selain dari itu biomassa hutan jauh lebih banyak
daripada taman karena terdiri dari beberapa strata ketinggian dari yang paling rendah sampai yang tinggi, juga pepohonan hutan memiliki diameter tajuk dan
kerapatan daun yang jauh lebih besar daripada taman. Tanaman hutan kota baik di dalam maupun di luar kota akan menyerap CO
2
melalui proses fotosintesis yang kemudian menghasilkan gas oksigen O
2
yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan Dahlan 2004.
Sifat dan kemampuan tanaman dalam menyerap CO
2
dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu tanaman C-3, C-4, dan CAM Lakitan 1993. Tanaman
C-3 memfiksasi CO
2
melalui daur Calvin, tanaman C-4 memfiksasi CO
2
melalui daur C4 asam dikarboksilat, sedangkan tanaman CAM merupakan tanaman yang
memfiksasi CO
2
menjadi asam malat Dahlan 2004. Tanaman C-4 umumnya memiliki laju fotosintesis tertinggi, tanaman CAM paling lambat laju
fotosintesisnya, sedangkan tanaman C-3 berada di antara kedua ekstrim tersebut Lakitan 1993; Salisbury Ross 1995.
2.3. Pengukuran Daya Rosot CO
2
Pengukuran daya rosot tanaman terhadap CO
2
telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian secara mendalam tentang kemampuan pohon menyerap karbon
telah dilakukan oleh International Centre for Research in Agroforestry ICRAF, Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology
BIOTROP, Institut Pertanian Bogor IPB, Departemen Kehutanan dan Kementrian Negara
Lingkungan Hidup Dephut 2005. Dari penelitian Bernatzky 1978 diketahui bahwa 1 hektar areal yang
ditanami pohon, semak dan rumput yang memiliki luas daun kurang dari 5 hektar dapat menyerap 900 kg CO
2
dari udara dan melepaskan 600 kg O
2
dalam waktu 2 jam. Jo McPherson 1995 dalam Dahlan 2004 menyatakan hasil penelitian
pada hutan kota di Chicago dapat menyerap CO
2
sebesar 0,32-0,49 kgm
2
.
Heriansyah Mindawati 2005 telah mengukur potensi hutan tanaman meranti dalam menyerap CO
2
. Kemampuan 7 jenis meranti yang diteliti bervariasi sesuai jenis dan umur tanaman. Variasi daya rosot karbon disebabkan oleh
perbedaan luas kawasan, perbedaan kombinasi dan komposisi jenis, kerapatan tanaman dan perbedaan komposisi umur tegakan. Hasil penelitian Heriansyah
Mindawati 2005 menyatakan rata-rata penyerapan CO
2
per individu tanaman jenis Shorea leprosula, Shorea palembanica, Shorea pinanga, Shorea selanica,
Shorea seminis , Shorea stenoptera Burck dan Shorea stenoptera forma
Ardikusuma adalah masing-masing 55,13; 35,37; 28,97; 40,46; 71,32; 72,18 dan 20,41 ton CO
2
per tahun. Dari hasil penelitian Sugiharti 1998 diperoleh bahwa kaliandra Calliandra sp, flamboyan Delonix regia, kembang merak
Caesalpinia pulcherrima merupakan tanaman yang efektif dalam menyerap CO
2
dan sekaligus tanaman tersebut kurang terganggu oleh pencemaran udara. Hasil penelitian Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam tentang
kemampuan pohon dalam menyerap CO
2
menunjukkan bahwa akasia Acacia mangium
berumur 6 tahun yang terdapat di Pusat Penelitian Benakat, Sumatera Selatan mempunyai kandungan CO
2
sebesar 16,64 tonhatahun, lebih besar dari kandungan CO
2
tegakan akasia berumur 10 tahun yang terdapat di Jawa Barat yang hanya sebesar 9,06 tonhatahun Dephut 2005. Keragaman umur tegakan
juga memberikan perbedaan dalam kemampuan menyerap CO
2
. Tegakan sengon Paraserienthes falcataria di Jawa Barat berumur 8 tahun mempunyai
kandungan CO
2
sebesar 14,10 tonhatahun yang lebih kecil dari kandungan CO
2
tegakan sengon berumur 18 tahun yang terdapat di Jawa Timur sebesar 16,78 tonhatahun. Diperkirakan dengan bertambahnya umur tegakan belum tentu
menambah kandungan CO
2
yang bisa diserap oleh tegakan Dephut 2005. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode
karbohidrat diantaranya oleh Hariyadi 2008, Lailati 2008, Purwaningsih 2007, Mayalanda 2007 dan Sinambela 2007 terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil penelitian daya rosot tanaman terhadap CO
2
No Nama ilmiah
Daya rosot CO
2
luas daunjam
10
-4
gcm
2
jam Daya rosot
CO
2
helai daunjam
10
-4
ghelaijam Daya rosot
CO
2
pohontahun kgpohontahun
1 Bouea macrophylla
1,063 388,200
557,000
1
2 Dracontomelon dao
0,024 3,800
281,000
1
3 Koopsia arborea
3,521 488,200
41633,000
1
4 Cerbera odollam
1,726 172,300
4509,000
1
5 Diospyros celebica
1,582 128,900
5166,000
1
6 Diospyros macrophylla
0,723 83,400
246,000
1
7 Eusideroxylon zwageri
1,166 214,900
9968,000
1
8 Lansium domesticum
0,310 49,300
429,000
1
9 Sandoricum koetjape
0,507 95,100
522,000
1
10 Swietenia macrophylla
0,090 10,700
221,000
1
11 Myristica fragrans
0,595 28,700
566,000
1
12 Knema laurina
1,782 200,300
3713,000
1
13 Pometia pinnata
0,487 101,400
11879,000
1
14 Peronema canescens
0,395 41,900
1200,000
1
15 Vitex coffasus
1,671 195,400
6151,000
1
16 Canarium asperum
10,311 1923,700
38964,000
2
17 Altingia excelsa
8,808 247,900
35336,000
2
18 Dryobalanops aromatica
5,817 172,700
34101,000
2
19 Shorea pinanga
7,212 725,000
21897,000
2
20 Vatica punciflora
5,537 603,300
12316,000
2
21 Ceiba pentandra
4,085 535,500
8606,000
2
22 Arthocarpus heterophyllus
4,434 213,900
4856,000
2
23 Mimusops elengi
3,239 105,400
1703,000
2
24 Alstonia scholaris
1,932 208,100
1474,000
2
25 Bischofia javanica
1,881 99,000
1350,000
2
26 Strelechocarpus burahol
1,226 76,700
1108,000
2
27 Terminalia cattapa
1,490 472,800
756,000
2
28 Mangifera foetida
0,850 95,200
638,000
2
29 Aquilaria malaccensis
0,406 9,400
405,000
2
30 Santalum album
0,155 1,100
4,000
2
31 Delonix regia
2,510 303,000
4,409
3
32 Cassia sp
2,920 197,000
8,478
3
33 Intsia bijuga
1,130 260,000
1,098
3
34 Tamarindus indica
0,600 1,000
0,364
3
35 Koompasia exelsa
0,980 65,000
15,323
3
36 Maniltoa browneodes
0,33 14,000
0,330
3
37 Filicium decipiens
2,80 245,000
36,380
3
38 Pometia pinnata
18,90 208,000
22,136
3
39 Nephelium lappaceum
0,080 45,000
0,197
3
40 Mimosops elengi
0,120 597,000
0,314
3
41 Manilkara kauki
0,120 6,000
5,673
3
42 Pterocarpus indicus
1,210 37,000
0,669
3
43 Erytrina cristagalli
1,640 48,000
0,419
3
44 Samanea saman
1,190 207,000
204,403
3
45 Adenanthera pavonina
2,710 321,000
22,814
3
46 Pithecelobium dulce
1,940 57,000
0,672
3
No Nama ilmiah
Daya rosot CO
2
luas daunjam
10
-4
gcm
2
jam Daya rosot
CO
2
helai daunjam
10
-4
ghelaijam Daya rosot
CO
2
pohontahun kgpohontahun
47 Swietenia macrophylla
2,050 72,000
7,708
3
48 Khaya anthoteca
1,440 43,000
1,865
3
49 Disoxylum exelsum
1,320 794,000
306,143
3
50 Ficus benjamina
0,550 286,000
1917,632
3
51 Pterocarpus integra
0,220 30,000
10,513
3
52 Cananga odorata
1,580 26,000
69,676
3
53 Annona muricata
0,570 39,000
78,617
3
54 Caesalpinia pulcherima
7,260 15200,000
2,291
3
55 Cassia grandis
3,800 37,000
3946,251
3
56 Hopea mengarawan
0,009 2,000
0,660
4
57 Carapa guineensis
0,055 99,200
52,251
4
58 Arthocarpus heterophyllus
0,118 8,500
8,074
4
59 Pterygota alata
0,133 86,400
55,380
4
60 Dipterocarpus retusa
0,145 33,100
37,098
4
61 Shorea selanica
0,171 22,100
47,355
4
62 Pachira affinis
0,186 95,900
20,123
4
63 Acacia mangium
0,251 29,000
23,255
4
64 Sapium indicum
0,351 16,700
25,234
4
65 Khaya senegalensis
0,434 156,200
128,327
4
66 Hopea odorata
0,437 12,800
6,474
4
67 Swietenia macrophylla
0,439 698,300
559,705
4
68 Langerstroemia speciosa
0,531 297,700
245,034
4
69 Swietenia mahagoni
0,611 346,200
452,530
4
70 Trachylobium verrucossum
0,688 508,900
860,086
4
71 Acacia auriculiformis
0,917 29,300
74,470
4
72 Cinnamomum parthenoxylon
1,013 178,900
347,659
4
73 Schima wallichii
1,511 97,200
96,871
4
74 Tectona grandis
1,965 1598,600
206,999
4
75 Beilschiedia roxburghiana
3,308 436,600
677,312
4
76 Strombosia zeylanica
5,362 440,100
2453,184
4
77 Filicium decipiens
2,070 0,308
5
78 Garcinia mangostana
6,670 1,850
5
79 Gnetum gnemon
3,410 1,202
5
80 Manilkara kauki
3,330 1,141
5
81 Cassia fistula
1,100 0,185
5
1 Hariyadi 2008 2 Lailati 2008
3 Purwaningsih 2007 4 Mayalanda 2007
5 Sinambela 2006
Hasil penelitian Hariyadi 2008 terhadap 15 jenis tanaman di Kebun Raya Bogor menyatakan bahwa Koopsia arborea adalah tanaman yang mempunyai
daya rosot CO
2
tertinggi yaitu 41633 kgpohontahun. Penelitian yang dilakukan
oleh Lailati 2008 terhadap 15 jenis tanaman di Kebun Raya Bogor menyatakan Canarium asperum
adalah tanaman yang mempunyai daya rosot CO
2
tertinggi yaitu 38964 kgpohontahun. Berdasarkan penelitian Purwaningsih 2007 pada 25
jenis tanaman di Kebun Raya Bogor didapatkan bahwa jenis Casia grandis merupakan jenis tanaman yang mempunyai daya rosot CO
2
tertinggi yaitu 3946,251 kgpohontahun. Penelitian daya rosot CO
2
tanaman juga telah dilakukan oleh Mayalanda 2007 terhadap 21 jenis tanaman di Hutan Penelitian Darmaga,
Bogor. Dari hasil penelitiannya didapatkan daya rosot bersih tanaman terhadap CO
2
yang tertinggi adalah jenis Strombosia zeylanica sebesar 5,362 x 10
-4
gcm
2
jam. Hasil penelitian Mayalanda 2007 juga menyebutkan bahwa daya rosot CO
2
Hutan Penelitian Darmaga Bogor sebesar 1182,07 tontahun.
Sinambela 2006 juga telah meneliti daya rosot CO
2
terhadap 5 jenis tanaman hutan kota di Kampus IPB Darmaga, Bogor. Hasil penelitian Sinambela 2006
menyatakan bahwa manggis hutan Garcinia mangostana adalah jenis tanaman yang memiliki daya rosot CO
2
terbesar yaitu sebesar 1,850 kgpohontahun kemudian diikuti melinjo Gnetum gnemon, sawo kecik Manilkara kauki, krey
payung Filicium decipiens dan yang terkecil adalah trengguli Cassia fistula. Karyadi 2005 telah mengukur daya rosot CO
2
5 jenis tanaman hutan kota dengan menggunakan alat ADC LCA-4. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui
bahwa daya rosot bersih CO
2
per pohon per tahun tertinggi adalah jenis Mangifera indica
yaitu sebesar 445,300 kgpohontahun. Hasil penelitian Karyadi selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Hasil penelitian daya rosot tanaman terhadap CO
2
yang dilakukan oleh Karyadi
No Nama jenis
Daya rosot bersih CO
2
per pohon per hari
kgpohonhari Daya rosot bersih
CO
2
per pohon per tahun
kgpohontahun Daya rosot bersih CO
2
kghahari dengan jarak tanam
5 x5 m
2
1 Mangifera indica
1,220 445,300
487,110 2
Chrysophyllum cainito 0,630
229,950 251,190
3 Canarium commune
0,540 197,100
218,150 4
Mimusops elengi 0,460
167,900 183,750
5 Tectona grandis
0,290 105,850
114,500
2.4. Respon Tanaman Terhadap Peningkatan Kadar CO
2
Gas CO
2
adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis dipengaruhi oleh kadar CO
2
di udara. June 2006 menyatakan peningkatan kadar
CO
2
di atmosfer akan merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air. Pengaruh
fisiologis utama dari kenaikan CO
2
adalah meningkatnya laju fotosintesis di dalam daun, akibat peningkatan laju fotosintesis tersebut akan menyebabkan
terjadinya penimbunan karbohidrat di daun Darmawan Baharsjah 1983. Sifat dan kemampuan tanaman dalam menyerap CO
2
dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu tanaman C-3, C-4, dan CAM Lakitan 1993. Dalam
kondisi kadar CO
2
normal tumbuhan C-4 memiliki efisiensi fotosintesis lebih tinggi daripada tumbuhan C-3, akan tetapi pada kadar CO
2
tinggi tumbuhan C-3 menunjukkan laju pertumbuhan lebih tinggi daripada tumbuhan C-4, sehingga
tanaman C-3 lebih diuntungkan dengan adanya peningkatan CO
2
daripada tanaman C-4 Wolfe 2007. Hutan diperkirakan akan mengalami efek pemupukan
yang besar dari kenaikan kadar CO
2
karena pohon hutan terdiri atas tumbuhan C-3, sehingga produktivitas hutan akan naik Soemarwoto et al. 1992.
Kenaikan CO
2
juga memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan air oleh tanaman Wolfe 2007. Stomata memiliki fungsi sebagai pintu masuknya CO
2
dan keluarnya uap air ke daun atau dari daun. Besar kecilnya pembukaan stomata
merupakan regulasi terpenting yang dilakukan oleh tanaman, dimana tanaman berusaha memasukkan CO
2
sebanyak mungkin tetapi dengan mengeluarkan air sedikit mungkin untuk mencapai efisiensi pertumbuhan yang tinggi June 2006.
Tanaman tidak membutuhkan pembukaan stomata maksimum untuk mencapai kadar CO
2
optimum di dalam daun jika CO
2
di atmosfir meningkat, sehingga laju pengeluaran air dapat dikurangi June 2006.
Efisiensi penggunaan air baik pada tanaman C-3 maupun C-4 akan meningkat dengan bertambah besarnya kadar CO
2
. Peningkatan penggunaan air pada tanaman C-3 disebabkan oleh meningkatnya asimilasi dan menurunnya
transpirasi, sedangkan pada tanaman C-4 hanya disebabkan oleh menurunnya transpirasi June 2006. Tanaman-tanaman C-4 memiliki efisiensi penggunaan air
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman C-3 June 2006. Daya ikat yang tinggi terhadap CO
2
pada tanaman C-4 menyebabkan perbandingan antara pemasukan CO
2
dan konduktivitas stomata kemampuan stomata menyalurkan air
persatuan waktu optimum June 2006. Daya ikat yang rendah terhadap CO
2
pada tanaman C-3 menyebabkan tanaman ini boros dalam penggunaan air.
Peningkatan CO
2
berpengaruh positif terhadap fotosintesis dan penggunaan air oleh tanaman. Peningkatan CO
2
juga meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor pertumbuhan lainnya seperti radiasi matahari dan nutrisi June
2006. Meningkatnya kadar CO
2
di atmosfer sebenarnya berdampak positif terhadap proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO
2
dihilangkan oleh peningkatan suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap proses
fisiologis tersebut June 2006. Meningkatnya suhu beberapa derajat akibat dari peningkatan kadar CO
2
dapat menurunkan laju fotosintesis dan memperpendek periode pertumbuhan tanaman Wolfe 2007.
2.5. Karakterisitik Tanaman Hutan Kota