Pengolahan Data METODE PENELITIAN

d. Menambahkan dengan 120 ml HCl 0,7 N. e. Menghidrolisis selama 2,5 jam dalam penangas air. f. Menyaring dalam labu ukur 100 ml. g. Memasukkan phenol merah, kemudian netralkan dengan NaOH 1 N sampai terjadi perubahan warna larutan. h. Menambahkan 5 ml ZnSO 4 5 dan 5 ml BaOH 2 0,3 N. i. Menambahkan larutan aquades sampai tanda tera 100 ml. j. Menyaring kembali dan ambil larutan jernih. k. Memipet 2 ml yang sudah jernih. l. Membuat deret standar karbohidrat 5, 10, 15, 20, 25 ml. m. Menambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml pada deret standar dan larutan sampel, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit kemudian didinginkan. n. Menambahkan pereaksi Nelson 2 ml dan 20 ml H 2 O sampai tanda tera masing-masing deret standar dan larutan sampel. Kocok dan biarkan selama 2 menit. o. Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 µm sehingga didapat nilai absorbsi karbohidrat A. p. Menghitung persentasi karbohidrat KH. Nilai persentasi karbohidrat yang didapat adalah KH dalam keadaan kering. q. Menghitung massa karbohidrat dalam daun segar basah.

3.4. Pengolahan Data

Data dianalisis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut: 1. Luas daun per pohon dihitung dengan rumus: Luas rata-rata daun per 30 gram bobot basah daun x Σ daun per pohon Σ daun per 30 gram bobot basah daun 2. Ketebalan relatif daun diketahui dari rumus: bobot basah daun : luas daun 3. Persentasi karbohidrat kering KH kering dihitung dengan menggunakan rumus: KH kering =             1000000 100 1 20 2 , 100 x x x S A keterangan: A : nilai absorbsi karbohidrat S : rata-rata standar karbohidrat 2 , 100 dan 1 20 merupakan faktor pengenceran 4. Massa karbohidrat dalam daun segar atau daun basah dihitung dengan rumus: Massa C 6 H 12 O 6 = KH basah x bobot basah daun 30 gram dimana KH basah: 100 - KA 100 x KH kering dan KA kadar air tiap jenis daun dalam : Bobot basah daun – Bobot kering daun Bobot basah daun x 100 5. Massa CO 2 dihitung dengan rumus: Massa CO 2 = Massa C 6 H 12 O 6 × 1,47 Rumus tersebut didapat dari persamaan reaksi fotosintesis: 6CO 2 + 6H 2 O C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat 1 mol C 6 H 12 O 6 setara dengan 6 mol CO 2 , sehingga perhitungannya adalah: a. Mol C 6 H 12 O 6 = Massa C 6 H 12 O 6 : Mr C 6 H 12 O 6 b. Massa CO 2 = 6 x Mol C 6 H 12 O 6 x Mr CO 2 Massa C 6 H 12 O 6 = 6 x Mr C 6 H 12 O 6 x Mr CO 2 Massa C 6 H 12 O 6 = 6 x 180 x 44 = Massa C 6 H 12 O 6 × 1,47 keterangan: Mr : massa molekul relatif Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16 Mr C 6 H 12 O 6 = 6 x Ar C + 12 x Ar H + 6 x Ar O = 6 x 12 + 12 x 1 + 6 x 16 = 180 Mr CO 2 = 1 x Ar C + 2 x Ar O = 1 x 12 + 2 x 16 = 44 6. Penentuan daya rosot CO 2 per luas sampel daun D menggunakan rumus: Massa CO 2 D = Luas Daun dari 30 gram sampel daun 7. Penentuan daya rosot CO 2 bersih per luas daun per jam Dt D Dt = t keterangan: Dt = daya rosot bersih CO 2 per luas daun D = daya rosot CO 2 per luas sampel daun t = selisih waktu pengambilan sampel yang dimulai pukul 05.00 sampai dengan pukul 19.00 8. Penentuan daya rosot CO 2 per helai daun per jam Dl Dl = Dt x luas per helai keterangan: Dl = daya rosot bersih CO 2 per helai daun per jam Dt = daya rosot bersih CO 2 per luas daun Dy = [{Dn x 5,36} + {Dn x 12,07-5,36 x 0,46}] x 365 9. Penentuan daya rosot CO 2 per pohon per jam Dn Dn = Dt x Σ d x luas per helai daun keterangan: Dn = daya rosot bersih CO 2 per pohon per jam Dt = daya rosot bersih CO 2 per luas daun Σd = jumlah daun tiap pohon 10. Penentuan daya rosot CO 2 per pohon per tahun Dy keterangan: Dy = daya rosot bersih CO 2 per pohon per tahun Dn = daya rosot bersih CO 2 per pohon per jam 12,07 = nilai rata-rata lama penyinaran maksimum per hari, satuan dalam jamhari Sitompul Guritno 1995 5,36 = nilai rata-rata lama penyinaran aktual per hari di Bogor, satuan dalam jamhari Abdullah 2000 0,46 = perbandingan antara rata-rata per hari laju fotosintesis pada hari mendung dengan hari cerah Sitompul Guritno 1995 365 = jumlah hari dalam satu tahun

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak dan Luas

Kampus IPB Darmaga berjarak kurang lebih 10 Km dari Kota Bogor. Kampus IPB Darmaga memiliki luas areal + 256,97 Ha Nasution 2003. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Desa Babakan, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, kampus IPB Darmaga terletak antara 6 30’ – 6 45’ LS dan 106 30’ – 106 45’ BT. Kampus IPB Darmaga dibatasi oleh Sungai Cihideung dan Sungai Ciapus di sebelah Utara, di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Babakan, di sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor – Leuwiliang dan di sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Cihideung.

4.2. Topografi dan Tanah

Kampus IPB Darmaga berada pada ketinggian 142 – 200 mdpl dengan kondisi topografi yang beragam dari datar di sebelah Timur dan Selatan, kemudian bergelombang di sebelah Utara dengan kemiringan tanah berkisar antara 0 – 5 Songko 2002. Suciasti 2004 menyatakan bahwa kampus IPB Darmaga memiliki kategori tanah jenis latosol dengan tekstur sedang, pH tanah agak asam 5,6 – 6,5. Hara essensial karbon, Nitrogen, Fosfor dan Kalium berada dalam defisiensi. Jenis batuan yang ditemukan pada tapak adalah batuan vulkanik dari Gunung Salak, batuan endapan dan batuan sedimen. Jenis batuan baku yang dominan adalah andesit basal dengan susunan mineral piroksin Nasution 2003.

4.3. Iklim

Kampus IPB Darmaga menurut Schmid dan Ferguson termasuk ke dalam wilayah yang bertipe iklim A, dengan curah hujan rata-rata tahunan mencapai 4046 mm per tahun Mulyani 1985 dalam Kurnia 2003. Berdasarkan data iklim dari Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor selama 10 tahun 1988 – 1997, suhu udara rata-rata bulanan daerah Darmaga adalah 25,48 C, dengan suhu tertinggi 32,25 C yaitu pada bulan September dan suhu terendah yaitu pada bulan Agustus sebesar 21,22 C. Kelembaban udara rata-rata adalah 84,4, kelembaban tertinggi