Teknik Sampling Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu bentuk khusus atau suatu proses yang umum dalam memusatkan atau pemilihan riset dalam penelitian yang mengarah pada pendekatan seleksi Sutopo, 2006: 62. Sedangkan Moleong 1990: 178-179 berpendapat bahwa teknik sampling adalah untuk mendapatkan sebanyak informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan yang muncul. Dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling dengan ”snowball sampling”. Purposive sampling adalah pengambilan sample berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diseimbangkan dengan tujuan penelitian Sutopo, 2006: 64. Sedangkan snowball sampling adalah mendapatkan semua individu dalam organisasi atau kelompok terbatas yang dikenal sebagai teman dekat kemudian teman tersebut memperoleh teman yang lain sampai peneliti menemukan konstelasi persahabatan berubah menjadi suatu pola sosial yang lengkap Mohammad Natsir, 1988:27. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam mengenai sejarah perkembangan pasar mebel di Bibis, Gilingan, Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang harus ditempuh di dalam usaha mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Wawancara Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang disebut dengan informan. Untuk mengumpulkan informasi ini diperlukan wawancara, dalam penelitian kualitatif disebut dengan wawancara mendalam Sutopo, 2006: 68. Wawancara di dalam penelitian kualitatif dilakukan secara terstruktur ketat, wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat ”open-ended,” dan mengarah pada ke dalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur Sutopo, 2006: 69. Menurut Sutopo 2006: 70-72, hal-hal yang dipersiapkan sebelum wawancara: 1. Penentuan siapa yang akan diwawancarai Informasi atau data yang lengkap dan dalam sangat penting karena akan menentukan kualitas penelitian. Oleh karena itu dalam pengumpulan informasi melalui wawancara , peneliti harus bisa mendapatkan informan yang tepat. 2. Persiapan Wawancara Peneliti harus mempersiapkan diri untuk memahami pribadi dan peran informan dalam konteksnya, sehingga paneliti harus berusaha menyesuaikan diri dengan karakter dan posisi informan agar tidak terjadi kesan yang mungkin kurang tepat sehingga bisa berakibat mendapatkan informasi yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. 3. Langkah awal Peneliti perlu menjalin keakraban berbagai informan yang dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga benar-benar terjadi suasana yang santai. 4. Wawancara bersifat produktif Wawancara perlu dijaga agar tetap santai dan lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengar yang baik tetapi kritis. Keberhasilan peneliti dalam menjaga kelancaran wawancara dengan alur yang semakin mendalam pada fokusnya akan membuat wawancara semakin produktif. 5. Penghentian wawancara Bila peneliti menangkap gejala kejenuhan baik pada informan maupun pada peneliti sendiri, maka wajib berpikir apakah sudah waktunya peneliti bisa menghentikan wawancara tersebut, dan sudah dapat ditarik simpulan dari semua informasi yang diberikan oleh informan. 2. Observasi Selain menggunakan wawancara peneliti juga mengadakan observasi secara langsung melalui teknik pengumpulan data sebelumnya. Pertama-tama peneliti mengurus perijinan, kedua melakukan observasi di sekitar pasar mebel, ketiga mencari informan yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan peneliti lakukan. Menurut Sutopo 2006: 75 teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung yaitu dengan cara pengamatan langsung ke lapangan, mencatat dan mengumpulkan keterangan-keterangan dari apa yang dilihat dalam objek pengamatan di lokasi penelitian yaitu di Bibis, Gilingan, Surakarta. 3. Analisis Dokumen Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau kreatifitas tertentu. Dokumen dan arsip merupakan rekaman tertulis tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas peristiwa tertentu. Bila dokumen merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan rencana dalam organisasi, maka cenderung disebut arsip yang keduanya dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian Sutopo, 2006: 60. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisisnya dengan menggunakan data tertulis ataupun rekaman dan foto-foto kemudian dicocokkan dengan keterangan apa yang dilihat dalam obyek penelitian.

F. Validitas Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Terhadap Lingkungan Rumah Tempat Tinggal Nelayan Di Desa Lalang Dan Desa Medang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

9 109 122

Migrasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat

1 33 2

PERKEMBANGAN TAMBANG MINYAK BLOK CEPU DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA LEDOK TAHUN 1960 2004

2 9 119

SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975 1997

8 137 96

(ABSTRAK) SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975-1997.

0 0 1

Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pengging dan Sekitar.

0 3 20

PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL SEWU DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR

0 0 87

PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI DESA WADASLINTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT WADASLINTANG, KABUPTEN WONOSOBO (1998-2011) - repository perpustakaan

0 1 12

BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT WADASLINTANG TAHUN 1998-2011 A. Kondisi Geografis Kelurahan Wadaslintang - PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI DESA WADASLINTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT WADASLINTANG, KABUPTEN

0 0 31