Pengaruh Partikulat pada Kemampuan Tanaman Hias dalam Menjerap Debu yang Dihasilkan oleh Kendaraan Bermotor (Studi Kasus: Bumi Serpong Damai)

hidup di udara selama beberapa detik hingga beberapa bulan Tjasyono 2004. Golongan Ukuran µm Asap fumes 0.001 - 1 Kabut Mist 1 - 10 Debu halus ≤ 100 Debu kasar ≥ 100 Partikulat terbentuk dari berbagai macam campuran heterogen zat cair dan sulfur dioksida yang bersifat korosif terhadap logam. Partikulat yang mengandung fluor atau magnesium oksidadapat mengganggu petumbuhan tanaman. Partikulat yang mengandung timbal Pb berukuran 2-3 µm dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui paru-paru dan sulit untuk dikeluarkan serta bersifat racun. Sumber utama partikulat umumnya berasal dari aktivitas manusia yaitu pembakaran batu bara, proses industri logam, kimia, semen dan pabrik kertas, hasil pembakaran bahan bakar kendaraan mobil, bus dan kendaraan bermotor lainnya kebakaran hutan dan pembakaran sampah pertanian. Selain itu partikulat juga dapat berasal dari proses produksi dan penggilingan garam laut ataupun proses pembersihan debu industri Ostro 2004; Tjasyono 2004. Partikulat atau debu merupakan kelompok pencemar yang perlu mendapatkan perhatian serius. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan sangat besar terhadap makhluk hidup dan lingkungan fisik lainnya. Partikel atau debu adalah benda padat yang terjadi akibat proses mekanis pemecahan reduksi terhadap massa padatan yang masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi Prayudi dan Susanto 2011.

2.3 Pengaruh Partikulat pada

Kesehatan Pencemaran udara mengakibatkan dampak terhadap segi kehidupan manusia, antara lain berpengaruh terhadap segi kesehatan manusia, hewan, tanaman maupun dampak terhadap material. Pada konsentrasi tertentu zat-zat pencemar udara dapat berakibat buruk terhadap kesehatan manusia. Gejala gangguan kesehatan biasanya dimulai dari iritasi saluran pernapasan, iritasi mata, alergi kulit hingga kanker paru Budiyono 2001. Salah satu bahan yang menyebabkan pencemaran udara adalah partikulat atau juga yang disebut dengan debu yang perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini disebabkan besarnya dampak yang timbul terhadap makhluk hidup maupun lingkungan fisik lain Prayudi dan Susanto 2011. Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang ada di udara tergantung pada ukuran partikulatnya. Ukuran partikulat debu yang umumnya membahayakan kesehatan adalah partikulat yang berkisar antara 0.1-10 µm. Partikulat debu yang berukuran lebih besar dari 0.6 µm akan tertahan pada saluran napas bagian atas. Partikulat berukuran ini berpotensi mengganggu saluran pernapasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Partikulat debu berukuran dibawah 0.3 µm akan mengikuti gerakan keluar masuk udara sementara partikulat debu berukuran 0.3-0.6 mikron akan sampai dan mengendap pada bagian alveoli paru. Departemen Kesehatan 2011; Prayudi dan Susanto 2011. Partikulat debu yang melayang dan beterbangan dibawa angin juga akan menyebabkan iritasi pada penglihhatan serta menurunkan daya pandang mata visibility. Adanya kemungkinan logam beracun pada partikulat di udara juga meningkatkan bahaya partikulat bagi kesehatan. Umumnya pada udara yang tercemar, logam berbahaya terkandung di udara sebesar 0.01-3 dari seluruh partikulat debu yang berbahaya. Akan tetapi logam beracun tersebut dapat bersifat akumulatif. Logam beracun yang terkandung di udara dan terhirup oleh manusia mempunyai pengaruh yang lebih berbahaya apabila dibandingkan dengan dosis logam berbahaya yang sama yang tercampur pada makanan maupun minuman. Sebagai contoh, jika logam beracun Berilium Be masuk ke dalam tubuh maka dapat menimbulkan penyakit Tabel 1 Jenis partikulat berdasarkan ukuran Sumber: Tjasyono 2004 pneumonic akut. Selain itu debu arsen juga berakibat pada penyakit kanker paru dan kanker kulit Departemen Kesehatan 2011; Prayudi dan Susanto 2011. Sejauh ini banyak catatan mengenai pengaruh debu terhadap kesehatan manusia. Ostro 2004 mencatat beberapa kasus gangguan kesehatan yang berhubungan dengan partikulat debu yaitu kasus kematian, kanker paru- paru, rawat inap disebabkan oleh gangguan peredaran sirkulasi darah dan pernapasan serta asma baik tingkat menengah maupun tingkat serius. Selain itu, gangguan peredaran darah dapat berakibat lanjut kepada serangan jantung disertai perubahan tekanan darah dan detak jantung.

2.4 Penanggulangan Partikulat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

8 182 62

Analisis Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

23 224 72

Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

7 144 95

KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PAD DAN DAMPAKNYA BAGI PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 110 9

Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Pkb) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Putri Hijau Medan

32 183 53

Eksekusi Jaminan Fidusia Atas Kendaraan Bermotor oleh Lembaga Pembiayaan (Finansial) (studi kasus pada kantor PT. U Finance)

4 144 97

Hubungan Reformasi Pelayanan Publik Terhadap Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor

20 160 127

Perancangan Model Aplikasi Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Berbasis Virtual Private Network Pada Unit Pelayanan Teknis Samsat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

22 153 43

Peran Tata Usaha dalam Upaya Memaksimalkan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

3 59 77

Analisis Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung Terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan

34 203 55