I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan kenaikan jumlah penduduk yang tinggi
pada daerah perkotaan dan sub perkotaan berpotensi meningkatkan
kebutuhan bahan bakar untuk membangkitkan listrik, tungku-tungku
industri dan transportasi. Hasil pembakaran bahan bakar tersebut
merupakan sumber pencemaran udara yang ada di udara seperti CO
2
, NO
X
, SO
X
, SPM Suspended Particulate Matter, O
X
serta logam berat. Transportasi merupakan sektor yang
menyumbangkan cukup banyak pencemaran udara yaitu 44 TSP
Total Suspended Particulate, 89 hidrokarbon, 100 Pb dan 73 NO
X
Budiyono 2001. Tingkat konsentrasi zat pencemar
udara yang melampaui ambang batas toleransi akan menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan, yaitu berubahnya kualitas air hujan dan serta
rusaknya material yang terkena hujan asam. Dampak negatif pencemaran
udara juga mempengaruhimanusia, hewan dan tumbuhan. Pada manusia,
pencemaran udara menyebabkan kualitas udara memburuk sehingga
mempengaruhi kesehatan masyarakat, terutama kesehatan jantung dan paru-
paru. Partikel-partikel halus serta gas nitrogen oksida merupakan
permasalahan dari pencemaran udara Azwar dan Ghani 2009.
Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tanaman memiliki
kemampuan untuk menjerap debu dan menyerap gas yang berbahaya. Selain
itu tanaman juga mampu menurunkan tingkat polusi lingkungan
dan menghijaukan lingkungan. Kemampuan
tanaman hias dalam mengurangi polutan berbahaya menjadikan tanaman yang
awalnya hanya dianggap sebagai tanaman hias menjadi solusi bagi
masyarakat untuk mengurangi tingkat pencemaran udara Wolverton dan
Wolverton 1993; Sulianta dan Yonathan 2009.
1.2 Tujuan
1. Memilih4
jenis tanaman
hiasberpotensi menjerap debu yang dihasilkan oleh kendaraan
bermotordi Bumi Serpong Damai.
2. Mengukur massa debu yang
terjerap dari4jenis tanaman hias yang ditanam di jalur hijau Bumi
Serpong Damai.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pencemaran Udara
Prayudi dan Susanto 2011 menyatakan yang dimaksud dengan
pencemaran udara adalah apabila udara mengalami perubahan komposisi
terutama terjadi penambahan gas lain yang menimbulkan gangguan. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1991, yang dimaksud
dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi dari komponen lain kedalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara turun hingga ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Perubahan komposisi
penambahan zat, energi dan komponen lain biasanya diakibatkan oleh aktifitas
manusia sehingga menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan.
Atmosfer merupakan tempat penyimpanan dari semua jenis
pencemar baik berupa gas, cair maupun padat. Peranan atmosfer pada
pencemaran udara ialah bertindak sebagai pengencer konsentrasi
pencemar atau bertindak sebagai yang menyingkirkan pencemar udara, tetapi
ada kalanya justru bertindak sebagai sumber pendauran perputaran kembali
dari pencemar tersebut Tjasyono 2004.
Departemen Kesehatan 2011 dalam rencana kerjanya juga
menyatakan bahwa udara ialah media lingkungan kebutuhan dasar manusia,
dimana udara perlu mendapatkan perhatian yang serius. Perhatian udara
merupakan kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana
program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh
program unggulan.
2.2 Partikulat
Partikulat adalah suatu jenis pencemar yang dapat berbentuk padat
maupun cair. Partikulat memiliki ukuran 0,001-500 µm dan memiliki waktu
hidup di udara selama beberapa detik hingga beberapa bulan Tjasyono 2004.
Golongan Ukuran µm
Asap fumes 0.001 - 1
Kabut Mist 1 - 10
Debu halus ≤ 100
Debu kasar ≥ 100
Partikulat terbentuk dari berbagai macam campuran heterogen zat cair
dan sulfur dioksida yang bersifat korosif terhadap logam. Partikulat yang
mengandung fluor atau magnesium oksidadapat mengganggu petumbuhan
tanaman. Partikulat yang mengandung timbal Pb berukuran 2-3 µm dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui paru-paru dan sulit untuk dikeluarkan
serta bersifat racun. Sumber utama partikulat umumnya berasal dari
aktivitas manusia yaitu pembakaran batu bara, proses industri logam,
kimia, semen dan pabrik kertas, hasil pembakaran bahan bakar kendaraan
mobil, bus dan kendaraan bermotor lainnya kebakaran hutan dan
pembakaran sampah pertanian. Selain itu partikulat juga dapat berasal dari
proses produksi dan penggilingan garam laut ataupun proses pembersihan
debu industri Ostro 2004; Tjasyono 2004.
Partikulat atau debu merupakan kelompok pencemar yang perlu
mendapatkan perhatian serius. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan
sangat besar terhadap makhluk hidup dan lingkungan fisik lainnya. Partikel
atau debu adalah benda padat yang terjadi akibat proses mekanis
pemecahan reduksi terhadap massa padatan yang masih dipengaruhi oleh
gaya gravitasi Prayudi dan Susanto 2011.
2.3 Pengaruh Partikulat pada