Massa Debu Tiap 24 Jam

50 100 150 200 250 -60 -40 -20 20 40 60 16. 53 21. 23 00. 30 04. 48 09. 20 13. 56 17. 59 21. 42 01. 43 05. 22 10. 15 14. 14 17. 44 21. 18 01. 36 05. 58 10. 14 14. 16 Jum la h k e nda ra a n m e li nt a s uni t P e rba ndi ng a n m a ss a de bu m g Waktu pengukuran WIB Rowelia Tegak Pandan Kuning Kendaraan melintas debu sebanyak 40.19 mghari. Jumlah rata-rata ini lebih banyak dibandingkan rata-rata penangkapan debu Pandan Kuning sebanyak 29.20 mghari dan Rowelia Tegak sebanyak 18.05 mghari. Kaca Piring memiliki permukaan daun yang licin dan halus jika dibandingkan dengan permukaan daun Pandan Kuning dan Rowelia Tegak yang kasar. Pada lokasi 2, Kaca Piring mampu menangkap debu lebih banyak kemungkinan diakibatkan tidak adanya tajuk pepohonan diatas Kaca Piring sehingga tidak menagganggu penangkapan debu. Sementara pada tanaman Pandan Kuning dan Rowelia Tegak terdapat tajuk pepohonan diatas kedua tanama tersebut sehingga mempengaruhi penangkapan debu pada kedua jenis tanaman tersebut. Gambar 14b juga menjelaskan bahwa lokasi 2 menangkap debu lebih banyak pada malam hari dibandingkan pada siang hari. Penurunan suhu pada malam hari merupakan faktor penyebab debu banyak tertangkap di malam hari. Gambar 15 menunjukkan selisih massa debu yang tertangkap pada lokasi Hotel Santika BSD. Pada lokasi ini Pandan Kuning menangkap debu lebih banyak dibandingkan dengan Rowelia Tegak. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata penangkapan debu Pandan Kuning sebanyak 26.82 mgahri sementara Rowelia Tegak menangkap debu 16.28 mghari. Jumlah debu yang tertangkap pada lokasi ini dipengaruhi faktor arah dan kecepatan angin yang terjadi serta karakteristik fisik jenis tanaman. Selain itu pada lokasi 3 ini juga terdapat pepohonan sehingga tajuk pohon mempengaruhi jumlah penangkapan debu pada masing-masing jenis tanaman terutama pada malam hari. Pada lokasi 3 ini penangkapan debu secara banyak terjadi pada malam hari meskipun pada siang hari terdapat juga terjadi penangkapan debu oleh tanaman. Pada data lokasi 3 ini terdapat data error. Hal ini dikarenakan data sampel tidak langsung diukur di lapangan sehingga kandungan air pada daun sampel berkurang dan mempengaruhi massa debu yang menempel pada permukaan daun.

4.3.2 Massa Debu Tiap 24 Jam

Sekali Gambar 16 menunjukkan selisih massa debu selama 24 jam yang tertangkap pada lokasi Jalan raya Serpong. Pada lokasi ini Heliconia menangkap debu dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan Pandan Kuning. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penangkapan debu oleh Heliconia sebanyak 59.53 mghari sementara Pandan Kuning menangkap debu sebanyak 9.56 mghari. Jumlah debu yang tertangkap pada lokasi ini dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin yang terjadi serta karakteristik fisik jenis tanaman. Gambar 15 Grafik selisih massa debu 4 jam pada lokasi Hotel Santika BSD 1000 2000 3000 4000 5000 6000 20 40 60 80 15.46 - 17.33 17.33 - 17.03 17.03 - 17.15 Jum la h k e nda ra a n m e li nt a s P e rba ndi ng a n m a ss a de bu m Waktu pengukuran WIB Heliconia Pandan Kuning Kendaraan melintas 500 1000 1500 2000 2500 -10 10 20 30 40 50 60 16.20 - 17.43 17.43 - 17.22 17.22 - 17.40 Jum la h k e nda ra a n m e li nt a s uni t P e rba ndi ng a n m a ss a de bu m g Waktu pengukuran WIB Pandan Kuning Rowelia tegak Kaca piring Kendaraan melintas 480 490 500 510 520 530 540 550 560 -10 10 20 30 40 50 60 16.53 - 17.59 17.59 - 17.44 17.44 - 18.00 Jum la h k e nda ra a n m e li nt a s uni t P e rba ndi ng a n m a ss a de bu m g Waktu pengukuran WIB Rowelia tegak Pandan kuning Kendaraan melintas Pada lokasi 1 ini juga didapatkan hasil bahwa jumlah kendaraan yang melintas mempengaruhi jumlah selisih massa debu yang terjerap oleh tanaman pada lokasi tersebut. Gambar 16 Grafik selisih massa debu 24 jam pada lokasi: a Jalan raya Serpong, b RS Medika BSD, .................. c Hotel Santika BSD a b c 100 200 300 400 1 2 3 P e rb an d in g a n m assa de bu m g Waktu pengamatan Hari Per 4 Jam Per 24 Jam 50 100 150 200 1 2 3 P e rba ndi ng a n m a ss a de bu m g Waktu pengamatan Hari Per 4 Jam Per 24 Jam Pada lokasi pengamatan 2 Kaca Piring menangkap debu lebih banyak dibandingkan Pandan Kuning dan Rowelia Tegak yang juga ditanam di lokasi yang sama. Hal ini dibuktikan dengan Kaca Piring menangkap debu sebanyak 47.95 mghari sementara Pandan Kuning menangkap debu 24.01 mghari dan Rowelia Tegak menangkap 17.87 mghari. Pada grafik terdapat nilai selisih massa debu minus. Nilai minus ini kemungkinan diakibatkan terjadinya penguapan kandungan air pada daun, mengingat sampel daun tidak langsung ditimbang setelah diambil dari lokasi pengamatan. Faktor arah dan kecepatan angin yang terjadi serta karakteristik fisik jenis tanaman mempengaruhi banyaknya massa debu yang terjerap pada tanaman tersebut. Pada lokasi pengamatan 3 Rowelia Tegak menangkap debu lebih banyak bila dibandingkan dengan Rowelia Tegak. Hal ini dibuktikan dengan Rowelia Tegak menangkap debu sebanyak 39.75 mghari sementara Pandan Kuning menangkap debu sebanyak 24.75 mghari. Pada grafik ini juga terdapat nilai minus yang kemungkinan dikarenakan penguapan kandungan air pada daun. Penguapan ini menyebabkan terjadinya kesalahan berat pada timbangan massa debu di permukaan daun. Pada grafik ini faktor arah dan kecepatan angin yang terjadi serta karakteristik fisik jenis tanaman mempengaruhi banyaknya massa debu yang terjerap pada tanaman. Selain itu, adanya tajuk pepohonan yang menutupi tanaman yang diteliti juga mempengaruhi jumlah debu yang tertangkap oleh tanaman.

4.3.3 Perbandingan Massa Debu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

8 182 62

Analisis Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

23 224 72

Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

7 144 95

KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PAD DAN DAMPAKNYA BAGI PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 110 9

Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Pkb) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Putri Hijau Medan

32 183 53

Eksekusi Jaminan Fidusia Atas Kendaraan Bermotor oleh Lembaga Pembiayaan (Finansial) (studi kasus pada kantor PT. U Finance)

4 144 97

Hubungan Reformasi Pelayanan Publik Terhadap Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor

20 160 127

Perancangan Model Aplikasi Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Berbasis Virtual Private Network Pada Unit Pelayanan Teknis Samsat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

22 153 43

Peran Tata Usaha dalam Upaya Memaksimalkan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

3 59 77

Analisis Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung Terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan

34 203 55