KINERJA RANTAI PASOK Analisis Rantai Pasok Jagung di Jawa Barat
PAP. Masing-masing anggota Untuk melihat biaya input dan tenaga kerja masing-masing anggota rantai pasok memiliki input, output, harga tenaga
kerja, harga bahan baku, dan sumbangan input lain yang berbeda satu sama lain sehingga akan meghasilkan perhitungan nilai tambah yang berbeda.
Nilai Tambah Pada Petani Jagung
Petani terdapat pada ketiga saluran pemasaran, namun masing- masing petani pada saluran pemasaran tersebut memiliki perbedaan input
yang digunakan. Petani pada saluran pertaman adalah petani yang menyalurkan jagung kepada PPD, kemudian PPD menjual jagungnya
kepada PAP. Petani pada saluran kedua adalah petani yang menyalurkan jagungnya kepada PPD, kemudian PPD menyalurkan jagungnya kepada PB.
Petani pada saluran kegtiga adalah adalah petani yang menjual jagungnya kepada PPK. Jagung yang dijual adalah jagung yang telah dipipil, dengan
proses kehilangan yang terjadi saat proses pemipilan adalah 25. Pada penghitungan nilai tambah kali ini, asumsi lahan yang dipanen adalah satu
hektar, jumlah panen jagung 8600 ton jagung yang belum dipipil, harga pokok produksi per kilogram jagung yang belum dipipil adalah Rp.
1000kg. petani pada saluran pertama menjual jagung pipilan kering dengan harga Rp.3200kg, Petani pada saluran kedua menjual jagung pipilan kering
dengan harga Rp.2950kg, dan petani pada saluran ketiga menjual jagung pipilan kering dengan harga Rp. 2600kg. Harga- harga tersebut adalah
harga yang berlaku pada musim tanam Januari-April tahun 2013.
Petani pada saluran pertama memiliki input yang berbeda dari kedua petain lainnya, karena petani pada saluran pertama memiliki mesin
pemipilan modern. Input lain yang digunakan petani pada saluran pertam berupa bahan baku yang didapatkan dari satu hektar jagung yaitu 8,6 ton
atau 8600 kg yang menghasilkan input sebesar 6,5 ton atau 6500 kg. Untuk memproses bahan baku tersebut maka dibutuhkan mesin pemipil
berkapasitas satu hingga dua ton per jam, kegiatan pemipilan hanya memerlukan kurang lebih delapan jam. Input bahan baku lain antara lain
biaya sewa, solar bahan bakar, karung, dan tali untuk mengemas jagung pipilan, total pengeluaran untuk input bahan baku lain adalah sebesar Rp.
70Kg. Input biaya tenaga kerja untuk satu hari yaitu Rp. 50.000 dan bekerja 4 jam per hari, untuk memipil jagung sebanyak 8,6 ton diperlukan
waktu dua hari atau 8 jam per periode. Petani pada saluran kedua dan ketiga memiliki cara yang berbeda dari
Petani A, mereka menggunakan cara konvensional untuk memipil yaitu dengan memakai ban sepeda atau karet bekas. Input tenaga kerja yang
dipergunakan oleh petani ini sebanyak lima orang yang bekerja sebanyak enam jam per hari dengan upah Rp. 40.000hari, per periode dibutuhkan
waktu kurang lebih delapan hari, sehingga upah rata-rata yang didapatkan per jam pekerja adalah sebesar Rp. 6,666,67.
Nilai output diperoleh dari hasil perkalian rata-rata harga output perkilogram dengan faktor konversi. Nilai output pada petani dalam proses
pemasaran yaitu petani pada saluran pertama mendapatkan output Rp.2, 418.6, petani pada saluran kedua mendapatkan output sebesar Rp. 2,229.65,
dan petani pada saluran ketiga mendapatkan output sebesar Rp.1,965.12.
Nilai tambah berasal dari nilai output yang dihasilkan, pada petani pada saluran pertama nilai tambah yang berhasil didapatkan adalah sebesar Rp.
1,348.6 dengan rasio 55.76, pada petani pada saluran kedua nilai tambah adalah sebesar Rp.1,219.65 dengan rasiosebesar 54,70, dan yang terakhir
pada petani di saluran tiga nilai tambah yang berhasil didapatkan adalah sebesar Rp. 955.12 dengan rasio sebesar 48.60
Tabel 17. Perhitungan Nilai Tambah di Tingkat Petani
Saluran No Variabel
1 2
3 1 Output
Kg 6500
6500 6500
2 Bahan Baku Kg
8600 8600
8600 3 Input Tenaga Kerja
JamPeriode 8 240
240 4 Faktor Konversi
0.76 0.76
0.76 5 Koefisien Tenaga Kerja
0.001 0.037
0.037 6 Harga Output
RpKg 3,200
2,950 2,600.00
7 Upah Rata-Rata Rpjam
25,000 6,666.67
6,666.67 Pendapatan dan Keuntungan
1 Harga Jagung
Rp.Kg 1,000.00
1,000.00 1,000.00
2 Biaya Processing
Rp.Kg 70
10 10
3 Nilai Output
RpKg 2,418.60
2,229.65 1,965.12
4 A. Nilai Tambah
Rp.Kg 1,348.60
1,219.65 955.12
B. Rasio Nilai Tambah 55.76
54.7 48.6
5 A. Imbalan Tenaga
Kerja Rp.Kg
30.77 246.15
246.15 B. Bagian Tenaga Kerja
2.28 20.18
25.77 6
A. Keuntungan Rp.Kg
1,317.84 973.5
708.96 B. Tingkat Keuntungan
97.72 79.82
74.23
Sumber : Data Primer Diolah
Nilai tambah yang dimiliki masing-masing petani merupakan nilai tambah hasil transformasi input menjadi output tanpa memperhitungkan
besaran presentase tenaga kerja Imbalan tenaga kerja merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja per HOK.
Perhitungan presentase imbalan tenaga kerja terhadap petani pada ketiga saluran pemasaran menghasilkan nilai sebagai berikut, pada petani saluran
pertama besaran tenaga kerja per kilogram adalah sebesar Rp.30.77Kg dengan presentase 2.28, pada petani saluran kedua besaran tenaga kerja
yang didapatkan adalah Rp. 246.15 dengan presentase yaitu 20.18, sedangkan pada petani saluran ketiga memberikan imbalan untuk tenaga
kerja sebesar Rp.246.15Kg dengan presentase 25.77
Maka, dari hasil penghitungan input dan output pada petani jagung di Jawa Baratdapat disimpulkan bahwa apabila petani menggunakan mesin
dapat mengurangi imbalan tenaga kerja yang dibayarkan, maka petani dapat memperoleh keuntungan lebih tinggi dibandingkan menggunakan tenaga
kerja manual karena tenaga kerja yang digunakan pun lebih sedikit. Apabila
dikaitkan dengan rantai pasok jagung di Jawa Barat, sulitnya ketersediaan tenaga kerja merupakan salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam
rantai pasok, maka penggunaan mesin pipil oleh petani akan dapat membantu ketersediaan produk jagung, karena mesin pipil bisa bekerja lebih
cepat dibandingkan tenaga kerja manual.
Nilai Tambah Jagung Pada Pedagang Pengumpul Desa
Pemasaran jagung di Jawa Barat melibatkan pedagang pengumpul Desa PPD, PPD membeli jagung dari petani, kemudian menjualnya
kepada PPK,PB, atau PAP. Pada proses pemasaran PPD hanya melakukan fungsi pemasaran antara lain melakukan jual-beli, melakukan penyimpanan
jagung, mencari informasi terkait harga, melakukan pembiayaan kepada petani, dan sebagai lembaga yang ikut menang resiko. PPD tidak melakukan
fungsi pengolahan seperti pemipilan ataupun pengeringan pengolahan didalam pemasaran.
Tabel 18. Perhitungan Nilai Tambah Pedagang Pengumpul Desa
Satuan PPD
No Variabel 1 Output
Kg 10000
2 Bahan Baku Kg
10204 3 Tenaga Kerja
JamPeriode 108
4 Faktor Konversi 0.98
5 Koefisien Tenaga Kerja 0.0108
6 Harga Output RpKg
3,200.00 7 Upah Rata-Rata
RpJam 6,018.52
Pendapatan dan Keuntungan 1 Harga Bahan Baku
RpKg 2,950.00
2 Sumbangan Input Lain RpKg
80 3 Nilai Output
RpKg 3,136.03
4 A. Nilai Tambah Rp.Kg
106.03 B. Rasio Nilai Tambah
3.38 5 A. Imbalan Tenaga Kerja
RpKg 65
B. Bagian Tenaga Kerja 61.31
6 A. Keuntungan RpKg
41.03 B. Tingkat Keuntungan
38.7
Sumber : Data Primer Diolah
Pada perhitungan nilai tambah Hayami yang dilakukan pada proses pemasaran PPD, didapatkan angka penyaluran jagung setiap periode
pengiriman. Setiap memasarkan 10 ton jagung membutuhkan tenaga angkut sejumlah dua orang dengan lama bekerja 10 jam perhari selama dua
hari dengan biaya Rp. 100.000oranghari, tenaga pengeringan sebanyak tiga pegawai dengan lama bekerja 10 jam per hari selama tiga hari dengan biaya
Rp. 50.000oranghari, tenaga kebersihan gudang sebanyak tiga orang denan lama bekerja 10 jam per hari selama tiga hari dengan biaya Rp.
50.000oranghari, supir bekerja delapan jam selama sehari dengan biaya Rp. 50.000oranghari, dan pegawai administrasi gudang sebanyak dua
orang dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari dengan biaya Rp. 100.000orang hari. Total kebutuhan pegawai adalah 11 orang dengan
total lama bekerja 108 jam dan upah yaitu Rp. 6.018.52Jam.
Dari hasil perhitungan nilai tambah hayami didapatkan faktor konversi 0.98 yang berasal dari output dan bahan baku selama proses
pemasaran. Faktor koefisien tenaga kerja dari perhitungan nilai tambah adalah 0.0108 yang didapatkan dari tenaga kerja dibagi output yang
dihasilkan. Harga output yang diperoleh PPD adalah Rp. 3200kg, harga tersebut adalah harga rata-rata yang diberikan dari masing-masing
konsumen yaitu PB, PAP, atau PPK. Harga bahan baku yaitu harga rata-rata pembelian PPD kepada petani, yaitu Rp. 2,950.
Nilai output diperoleh dari hasil perkalian rata-rata harga output perkilogram dengan faktor konversi. Nilai output pada PPD dalam proses
pemasaran yaitu Rp.3,136.03kg. Pada perhitungan nilai tambah PPD mendapatkan nilai tambah sebesar Rp. 106.03kg dengan presentase nilai
tambah rasio sebesar 3.38 nilai tambah tersebut merupakan nilai tambah yang didaptkan dari aktivtias yang pemasaran yang dilakukan oleh PPD.
Nilai tersebut belum dikurangi imbalan tenaga kerja, dimana nilai imbalan tenaga kerja didapatkan dari perkalian koefisien tenaga kerja dengan upah
rata-rata tenaga kerja per HOK yaitu sebesar Rp. 65kg dengan presentase sebesar 61.31, presentase tersebut merupakan imbalan yang diterima oleh
tenaga kerja dalam proses pemasaran jagung. Tingkat keuntungan yang dimiliki PPD adalah Rp. 41.03kg dengan presentase 38.7 yang berarti
persentase tersebut berasal dari nilai tambah merupakan keuntungan petani karena sudah memperhitungkan imbalan tenaga kerja.
Nilai Tambah Jagung Pada Koperasi di Jawa Barat
Koperasi adalah lembaga pemasaran yang memiliki jangkauan luas terhadap konsumen bisnis.Sebelumnya, koperasi ini merupakan koperasi
yang dibina oleh dinas industri dan perdagangan Deperindag Jawa Barat, maka dengan pembinaan tersebut anggota koperasi dapat menggunakan
peralatan modern untuk mengeringkan jagung. Peralatan yang dimiliki oleh koperasi antara lain Dryer berkapasitas 40 Ton dan silo modern berkapasitas
200 Ton.
Pada perhitungan nilai tambah Hayami yang dilakukan pada proses pemasaran oleh koperasi, didapatkan angka penyaluran jagung setiap
periode pengiriman. Setiap memasarkan 20 ton jagung membutuhkan tenaga angkut sejumlah empat orang dengan lama bekerja 10 jam perhari
selama empat hari dengan biaya Rp. 100.000oranghari, tenaga timbang sebanyak dua pegawai dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari
dengan biaya Rp. 50.000oranghari, tenaga sortir dan grading membutuhkan tenaga sebanyak empat orang denan lama bekerja 10 jam per
hari selama sehari hari dengan biaya Rp. 50.000oranghari, supir dibayar kurang lebih Rp. 500.000kali pengiriman untuk jarak jauh, pegawai
administrasi gudang sebanyak dua orang dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari dengan biaya Rp. 100.000orang hari. Total
kebutuhan pegawai adalah 13 orang dengan total lama bekerja 130jam dan upah yaitu Rp. 10.000Jam.
Sumbangan input lain pada koperasi yaitu ongkos pengeringan di silo, ongkos transportasi, dan biaya penyusutan yang terjadi saat proses
pengeringan. Biaya silo mencapai Rp.200kg, biaya ini ditetapkan oleh kesepakatan pengurus silo, ongkos transportasi berupa truk biayanya adalah
Rp. 25kg dan biaya penyusutan kurang lebih Rp. 15kg. Untuk rincian biaya koperasi dapat melihat lampiran 3 a.
Tabel 19. Perhitungan Nilai Tambah di Tingkat Koperasi di Jawa Barat
No Variabel Satuan
Koperasi 1
Output Kg
20000 2
Bahan Baku Kg
20408 3
Tenaga Kerja JamPeriode
130 4
Faktor Konversi 0.98
5 Koefisien Tenaga Kerja
0.0065 6
Harga Output RpKg
3,600.00 7
Upah Rata-Rata RpJam
10,000.00 Pendapatan dan Keuntungan
1 Harga Bahan Baku RpKg
2,950.00 2 Sumbangan Input Lain
RpKg 240
3 Nilai Output RpKg
3,528.03 4 A. Nilai Tambah
RpKg 338.03
B. Rasio Nilai Tambah 9.58
5 A. Imbalan Tenaga Kerja RpKg
65 B. Bagian Tenaga Kerja
19.23 6 A. Keuntungan
RpKg 273.03
B. Tingkat Keuntungan 80.77
Sumber : Data Primer Diolah
Pada hasil perhitungan nilai tambah hayami didapatkan faktor konversi 0.98 yang berasal dari output dan bahan baku selama proses
pemasaran. Faktor koefisien tenaga kerja dari perhitungan nilai tambah yaitu pada koperasi adalah 0.0065, harga output yang diperoleh oleh koperasi
adalah Rp. 3600, harga tersebut merupakan harga rata-rata penjualan kepada PPT dan PAP. Nilai output diperoleh dari hasil perkalian rata-rata harga
output perkilogram dengan faktor konversi. Nilai output pada koperasi didapatkan nilai sebesar Rp.3,528.03kg, pada perhitungan nilai tambah
koperasi mendapatkan nilai tambah sebesar Rp. 338.03kg dan dengan presentase nilai tambah rasio sebesar 9.58 Imbalan tenaga kerja yang
diberikan koperasi adalah sebesar Rp. 65kg dengan presentase sebesar 19, 23, maka keuntungan yang didapatkan oleh koperasi adalah sebesar Rp.
273.03kg.
Koperasi memperoleh nilai tambah sebesar Rp. 338.3 atau 9.58 dari nilai output, koperasi masih dapat meningkatkan nilai tambah yang
diperoleh dengan mengefisiensikan biaya dari kegiatan pemasaran yang dilakukan, koperasi sendiri saat ini telah dapat memaksimalkan penggunaan
tenaga kerja sehingga dapat memperoleh keuntungan 80.77 dari nilai tambah.
Nilai Tambah Jagung Pada Pedagang Pengumpul Tingkat Kecamatan PPK adalah lembaga yang medapatkan input jagung dari PPD dan
menjual jagung kepada PB. PPK merupakan lembaga pemasaran di daerah yang bukan merupakan penghasil utama jagung seperti daerah Garut Selatan
dan memiliki spesialisasi bukan jagung melainkan hortikultura, namun PPK tetap menyerap jagung yang dihasilkan petani sekitar karena tidak ada lagi
yang bersedia menampung jagung yang dihasilkan petani didaerah tersebut.
Pada perhitungan nilai tambah Hayami yang dilakukan pada proses pemasaran PPK, didapatkan angka penyaluran jagung setiap periode
pengiriman. Setiap memasarkan 20 ton jagung membutuhkan tenaga angkut yaitu sejumlah delapan orang dengan lama bekerja 10 jam perhari
selama empat hari dengan biaya Rp. 100.000oranghari. Jumlah tersebut lebih banyak karena diperlukan pegawai lebih banyak untuk mengangkut
jagung pipilan dari rumah petani yang jauh ke gudang PPK, tenaga timbang sebanyak dua pegawai dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari
dengan biaya Rp. 50.000oranghari, tenaga pengeringan sebanyak empat orang denga lama bekerja 10 jam per hari masing-masing bekerja bergiliran
selama dua hari dengan biaya Rp. 50.000oranghari, supir dibayar kurang lebih Rp. 100.000 hari selama proses pengiriman, pegawai administrasi
gudang sebanyak dua orang dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari dengan biaya Rp. 100.000orang hari. Total kebutuhan pegawai
adalah 17 orang dengan total lama bekerja 200jam dan upah yaitu Rp. 8. 000Jam.
Sumbangan input lain berupa penanggungan resiko, ongkos transportasi, biaya informasi pasar, dan biaya penyusutan. Biaya untuk
penanggungan resiko adalah Rp. 50kg, ongkos transportasi yang ditanggung terdiri dari empat engkol dengan kapasitas lima ton dengan
biaya Rp. 50kg, biaya informasi pasar biaya komunikasi, pengumpulan informasi, dan biaya tidak terduga yang ditanggung berkisar Rp. 100kg,
dan biaya penyusutan Rp. 15Kg sehingga total biaya yang ditanggung menjadi Rp. 215kg.
Pada hasil perhitungan nilai tambah hayami didapatkan faktor konversi 0.98 yang berasal dari output dan bahan baku selama proses
pemasaran. Faktor koefisien tenaga kerja dari perhitungan nilai tambah yaitu 0.01. Harga output yang harga Rp. 3200kg harga tersebut merupakan
harga penjualan kepada PB. PPD adalah Rp. 3200kg, harga tersebut adalah harga rata-rata yang diberikan dari masing-masing konsumen yaitu PB
Nilai output diperoleh dari hasil perkalian rata-rata harga output perkilogram dengan faktor konversi. Nilai output dalam proses pemasaran
Rp. 3,136.03 dan pada perhitungan nilai tambah mendapatkan nilai tambah sebesar Rp.121.03 dengan rasio nilai tambah sebesar 3.86, nilai tambah
tersebut merupakan nilai tambah yang didaptkan dari aktivtias yang pemasaran yang dilakukan oleh PPK. Imbalan tenaga kerja yang diberikan
adalah sebesar Rp. 80kg dengan presentase sebesar Rp 66.10, maka keuntungan yang didapatkan oleh PPK yaitu Rp. 41.03.