Aliran Produk Aliran Finansial
                                                                                perbandingan  besaran  biaya  dan  keuntungan  yang  didapatkan  pada  pasing- masing lembaga pemasaran
Tabel 16. Analisis Biaya dan Keuntungan Saluran
Pelaku 1
2 3
Petani
Harga Jual 2950
2800 2600
PPD
Harga Beli 2800
2600 Harga Jual
3200 2800
Biaya RpKg 150
150 Keuntungan
250 50
BC Ratio 1.67
1.67
Koperasi
Harga Beli 2950
Harga Jual 3600
Biaya RpKg 300
Keuntungan 350
BC Ratio 1.17
PPK
Harga Beli 2800
Harga Jual 3200
Biaya RpKg 300
Keuntungan 100
BC Ratio 0.33
PB
Harga Beli 3200
3200 Harga Jual
3700 3700
Biaya RpKg
320 320
BC Ratio 0.57
0.57
Total Biaya 300
3200 470
Total Keuntungan
350 430
330
Rasio BC
1.17 0.91
0.7
Sumber : Data Primer Diolah
. Lembaga yang terlibat pada rantai pasok jagung terdiri dari petani, Pedagang  Pengumpul  Desa  PPD,  Pedagang  Pengumpul  Kecamatan,  dan
Pedagang  Besar.  Harga  jual  adalah  harga  yang  didapatkan  lembaga pemasaran  dari  pembeli  dan  harga  beli  adalah  harga  yang  didapatkan
lembaga  pemasaran  dari  penjualan.  Tingkat  efisiensi  suatu  sistem pemasaran dapat dilihat dari penyebaran rasio keuntungan dan biaya. Biaya
yang  dikeluarkan  oleh  anggota  saluran  pemasaran  pada  pengaliran  jagung
adalah  biaya  yang  ditanggung  masing-masing  saluran  perantara  yang menghubungkan petani produsen dengan konsumen bisnis seperti PPT dan
PAP.    Sebaran  biaya  dan  keuntungan  akan  mempengarhui  tingkat  rasio diantara saluran pemasaran.
Saluran  nomor  satu  memiliki  total  biaya  pemasarana  Rp.  300Kg dengan  total  keuntungan  Rp.  350Kg.  Lembaga  pemasaran  yang
menanggung  biaya  pemasaran  adalah  koperasi  sebesar  Rp.  350Kg  dengan keuntungan  Rp.  350Kg.    Saluran  pemasaran  nomor  dua  memiliki  total
biaya  Rp.  470kg  dengan  total  keuntungan  Rp.  430Kg.  Biaya  pemasaran ditanggung oleh PPD dan PB, dimana PPD mengeluarkan biaya pemasaran
sebesar Rp. 150Kg dan keuntungan Rp. 250Kg  dengan BC rasio 1.67. PB mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp. 320Kg dengan keuntungan Rp.
180Kg,  BC  rasio  yang  didapatkan  PB  adalah  0.56.  Saluran  pemasaran empat  tidak  efisien  karena  ada    RC  rasio  yang  didapatkan  lembaga
pemasaran    bernilai  kurang  dari  satu.  Saluran  pemasaran  nomor  tiga memiliki total biaya Rp. 770kg dengan total keuntungan Rp. 330Kg. Biaya
pemasaran  ditanggung  oleh  PPD,  PPK,  dan  PPB,  dimana  PPD mengeluarkan  biaya  pemasaran  sebesar  Rp.  150Kg  dan  keuntungan  Rp.
50Kg    dengan  BC  rasio  0.33,  PPK  mengeluarkan  biaya  sebesar  Rp. 300Kg  dengan  keuntungan  keuntungan  Rp100Kg  dengan  nilai  RC  rasio
0.33, PB mengeluarkan biaya Rp. 320Kg dan keuntungan Rp. 180 dan RC rasio sebesar 0.56.
Secara  keseluruhan  saluran  pemasaran  jagung  di  Jawa  Barat memiliki  nilai  BC  yang  tidak  merata.  Nilai  RC  yang  tidak  merata  pada
setiap  saluran  pemasaran  menandakan  adanya  perbedaan  biaya  pemasaran yang  ditanggung  masing-masing  anggota  rantai  pasok  serta  keuntungan
yang berbeda pada setiap ujung saluran pemasaran. Ternyata, dari tiga jenis saluran  pemasaran  ada  dua  saluran  pemasaran  yang  memiiliki  nilai
perbandingan  keuntungan  dan  biaya  dibawah  satu,  hal  ini  menandakan bahwa  ada  ketidakefisienan  didalam  pengeluaran  biaya  untuk  melakukan
aktivitas didalam rantai pasok
                