TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Komoditi

dari output dikurangi nilai antara dan konsumsi fix capital. Menurut USDA 2002 konsep nilai tambah pada pertanian adalah saat sebuah barang mendapatkan perlakukan baik pada saat proses produksi ataupun penyaluran kepada konsumen sehingga dengan aktiftias tersebut konsumen mengeluarkan uang lebih banyak untuk barang yang dibelinya. Pada penelitian Hayami, Kawagoe, dan Marooka 1985 nilai tambah didalam pemasaran diukur dengan menghitung nilai yang dibuat pada tahap produksi tertentu oleh faktor –faktor produksi, termasuk nilai tangible yang ditambahkan melalui transformasi bahan mentah, tenaga kerja dan barang modal, serta nilai intangible yang ditambahkan melalui modal intelektual menggunakan aset pengetahuan dan hubungan pertukaran yaitu hubungan kerja sama yang dibangun. Pada penelitian Hayami 1985 yang berjudul Agricultural Marketing and Processing in Upland Java perhitungan nilai tambah digunakan untuk mengetahui kontributsi kegiatan pemasaran kedelai didalam produksi kedelai, hasilnya menunjukan bahwa kegiatan pemasaran mampu menyumbang 50 dari pendapatan buruh serta memiliki intensitas hingga 60 dari total pekerjaan yang terdapat pada produksi kedelai. Menurut Dilana 2013 peningkatan nilai tambah pada produk primer komoditas pertanian menjadi salah satu langkah agar dapat meningkatkan pendapatan petani terutama di wilayah pedasaan. Dalam penciptaan nilai tambah Cowan 2002 mencontohkan bahwa dari tahun 1910 hingga 1990, kondisi farmer’s share di Amerika Serikat terhadap produk domestik bruto PDB sistem pangan keseluruhan turun dari 21 persen menjadi lima persen, sementara sumbangan input pertanian dan subsektor distribusi meningkat dari 13 persen menjadi 30 persen. Hal ini menunjukkan adanya peran penciptaan nilai tambah produk pertanian pada strategi pembangunan ekonomi pedesaan di masa depan. Contoh tersebut merupakan kesempatan bagi produsen untuk menciptakan nilai tambah dan mengambil keuntungan dari komoditasnya untuk diproses secara lokal. Dengan begitu diharapkan peningkatan nilai tambah akan memberikan keuntugnan bagi petani, usaha pedesaan, dan masyaratak pedesaan. Selain itu, dengan bukti yang diutarakan Cowan maka penciptaan nilai tambah dipercaya akan mampu meningkatkan peerekonomian karena penciptaan nilai tambah artinya penyerapan tenaga kerja yang baru dan pada ujungnya diharapkan akan meningkatkan perekonomian di tempat tersebut. Menurut Dilana 2013 sebelummemutuskan untuk memasuki pasar baru harus terlebih dahulu menentukan bisnisyang paling menguntungkan. Hal ini sangat penting bagi orang-orang miskin yangmemiliki sumber daya yang terbatas sehingga tidak memilih pasar yang salah.Pendapatan, biaya, dan marjin harus dibandingkan dalam rantai nilai keduasaluran pemasaran yang berbeda dan rantai produk yang berbeda. Selain itu jugapotensi scaling up dan investasi yang diperlukan harus diselidiki.Setelah memetakan rantai nilai langkah berikutnya adalah untukmempelajari aspek-aspek tertentu dari rantai nilai secara mendalam. Ada berbagaipilihan aspek yang dapat dijabarkan lebih lanjut diantaranya adalah biaya danmarjin. Analisis biaya dan marjin harus dipertimbangkan untuk mengetahuiapakah rantai nilai merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat miskin danapakah rantai nilai dapat diakses bagi masyarakat miskin.

3. KERANGKA PEMIKIRAN

Rantai Pasok Baatz 1995 menyatakan bahwa secara konseptual rantai pasok merupakan keseluruhan proses dari bahan mentah mulai diproduksi hingga menjadi produk yang habis masa pakainya. Golicicetal2002 menyatakanbahwa rantai pasok harus dapat menjelaskan hubungan yang mendasar diantara para anggota dalam sebuah organisasi dari mulai transaksi simple hingga transaksi yang sangat kompleks. Håkånsson and Snehota 1995 menyatakan bahwa dua perusahaan tidak saja berususan dengan hal-hal yang menyangkut dua perusahaan tersebut namun juga terdapat berbagai macam urusan yang menyangkut hal lain, begitu juga dengan rantai pasok. Rantai pasok pun berhubungan satu dengan lainnya, maka menurut Vorst2006 rantai pasok yang tergabung ke dalam jaringan yang kompleks disebut Food Supply Chain Network. Menurut Vorst2006 untuk menganalisis rantai pasok yang kompleks dibutuhkan “bahasa” yang dapat mendeskripsikan rantai pasok, pihak yang terlibat, proses, produk, sumberdaya, manajemen, hubungan antar atribut dan hal lain yang yang tidak terdefinisi. Lambert dan Cooper 1998 mengidentifikasi, menganalisis, dan mengembangkan empat elemen yang dapat digunakan untuk menganalisis rantai pasok, yaitu struktur jaringan, rantai proses bisnis, manajemen rantai dan jaringan, dan sumberdaya rantai. Untuk dapat lebih jelas mengetahui hubungan antara satu elemen dan elemen lain dapat dilihat pada gambar 4. Struktur jaringan rantai pasok menjelaskan batas dari jaringan rantai pasok dan mendeskripsikan anggota utama dan anggota pendukung didalam jaringan rantai pasok, selain itu juga jaringan rantai pasok akan menjelaskan peran-peran dari para anggota rantai pasok, serta menjelaskan mengenai konfigurasi kelembagaan yang terdapat didalam jaringan. Rantai proses bisnis digunakan untuk menjelaskan aktivtias bisnis yang didesain memproduksi output baik berupa produk fisik ataupun servis dan informasi. Aktivtias bisnis yang dijelaskan pada rantai proses bisnis yaitu pengembangan produk, pemasaran, keuangan, dan manajemen hubungan pelanggan. Manajemen jaringan dan rantai merupakan kordinasi dari struktur manajemen jaringan yang memfasilitasi lembaga-lembaga terkait didalam rantai pasok untuk membuat keputusan dengan menggunakan sumberdaya rantai sehingga tujuan FSCN dapat tercapai. Menurut Lambert dan Cooper 1998 ada dua komponen manajerial didalam rantai pasok yang pertama adalah komponen teknik dan fisik dan yang kedua adalah komponen manajerial dan perilaku. Sumberdaya rantai diguakan untuk memproduksi suatu produk dan mengantarkan kepada pelanggan, sumberdaya rantai terdiri dari sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, dan sumberdaya teknologi. Fungsi dan Biaya Pemasaran Menurut Kotler 2003 ada tiga fungsi pokok pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan yang terdiri atas fungsi pembelian dan fungsi penjualan, fungsi fisik merupakan semua kegiatan yang berlangsung dengan barang atau jasa sehingga menimbulkan kepuasan tempat, bentuk dan waktu. Kegiatan yang termasuk ke dalam fungsi fisik adalah kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas merupakan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen. Untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran akan diperlukan beberapa jasa pendukung lainnya, antara lain jasa pengolahan pasca panen seperti pembersihan, penyimpanan, pemeliharaan dan jasa transportasi. Gambar 4. Kerangka Analisis Rantai Pasok Berdasarkan FSCN Sumber : Vorst 2006 Dalam proses pemasaran produk pertanian dari produsen hingga konsumen akhir, terjadi peningkatan nilai tambah baik berupa nilai guna, tempat maupun waktu. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan fungsi produksi sebelum produk pertanian sampai ke konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pertanian sebagaimana telah dijelaskan terdahulu antara lain mencakup fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitasi Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi penjualan dan pembelian. Dalam melakukan fungsi penjualan, produsen harus memperhatikan kualitas, kuantitas, bentuk dan waktu yang diinginkan konsumen atau partisipan pasar dari rantai pemasaran berikutnya. Selain itu fungsi pertukaran juga menjadi titik penentuan harga pasar. Sesuai dengan karakteristik konsentrasi distributif pada sistem tataniaga produk pertanian, fungsi pembelian umumnya diawali dengan aktivitas mencari produk, mengumpulkan dan menegosiasikan harga. Fungsi penyimpanan adalah turunan dari fungsi fasilitas, dimana menurut Subagya 1988 penyimpanan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang Manajemen Rantai dan Jaringan Proses Bisnis Rantai Pasok Struktur Rantai Pasok Sumber Daya Rantai Pasok Sasaran Rantai Pasok Kinerja Rantai Pasok Hubungan proses bisnis rantai, Pola distribusi, Anggota rantai pendukung, Perencanaan penelitian kolaboratif, Jaminan identitas merek, Aspek risiko, danTrust building  Anggota-anggota dalam FSCN  Peran setiap anggota FSCN yang terlibat  Pemilihan mitra  Kesepakatan kontraktual  Sistem transaksi  Dukungan pemerintah  Kolaborasi rantai pasok  Sumber daya fisik  Sumber daya teknologi  Sumber daya manusia  Sumber daya modal persediaan di dalam ruang penyimpanan. Fungsi penyimpanan erat kaitannya didalam penyelenggaraan rantai pasok, dimana agar produk pertanian tertentu selalu tersedia dalam volume transaksi dan waktu yang diinginkan harus dilakukan pengelolaan stok produksi tahunan maka fungsi penyimpanan memainkan peran didalam kasus ini. Fungsi transportasi ada karena biaya transportasi telah memainkan peran yang luar biasa dalam pemasaran produk pertanian. Biaya transportasi terendah dari lokasi produksi akan menentukan keunggulan komparatif suatu produk pertanian. Untuk jenis komoditi tertentu, truk mungkin menjadi alat transportasi dengan tarif termurah, namun untuk komoditi lain bisa jadi kereta apilah yang termurah. Dengan demikian bila dalam tata niaga mungkin saja terjadi disparitas harga produk pertanian yang sama, sebagai akibat perbedaan jarak antara sentra produksi dan lokasi penjualan pasar. Disparitas harga tersebut besarnya adalah harga pasar dikurangi biaya transport. Dari uraian di atas diperoleh informasi bahwa biaya transportasi tidak hanya dipengaruhi oleh perbedaan lokasi produksi, tetapi juga lokasi agroindustri di mana produk pertanian diolah lebih lanjut. Selain itu fungsi transportasi berhubungan timbal balik dengan fungsi pengolahan dalam hal ukuran dan kualitas produk yang ditransaksikan. Fungsi sortasi dan grading pada umumnya terjadi karena harga produk semakin mahal seiring dengan semakin tingginya kualitas dan ukuran produk, maka produsen dan penjual berusaha untuk tidak memasarkan produk dengan ukuran terkecil dan kualitas terendah agar dapat menutup biaya pemasaran. Hal ini merupakan alasan pentingnya ditentukan ukuran dan tingkatan kualitas produk pertanian grade sebelum dipasarkan. Standarisasi dan grading merupakan fungsi penunjang keberhasilan atau kelancaraan terjadinya transaksi. Standarisasi merupakan kegiataan yang meliputi penetapan standar untuk produk, pengolahan produk dalam rangka penetapan standar-standar yang sesuai dan bila perlu dilakukan tindakan pengorganisasian sesuai dengan standar yang ditetapkan Assauri, 1987. Apabila produk mempunyai kualitas, ukuran dan jenis yang seragam serta nilai ciri-ciri sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka konsumen dapat membeli produk tersebut dengan kepercayaan bahwa produk itu sesuai dengan kebutuhannya Assauri, 1987 Fungsi pembiayaan mencakup fungsi pengelolaan sumber daya dan pengalokasian dana, termasuk pengaturan syarat-syarat penbayaran atau kredit yang dibutuhkan dalam rangka usaha untuk memungkinkan barang atau produk mencapai konsumen akhir. Kegiatan fungsi-fungsi pemasaran yang memerlukan dana atau pembiayaan adalah pembelian atau penjualan, biaya penggudangan, biaya angkut pengepakan, sortasi dan kegiatan promosi Assauri, 1987 Fungsi penanggungan resiko dalam pemasaran barang dan jasa terjadi karena selalu terdapat sejumlah resiko yang tidak dapat dihindarkan. Resiko yang terdapat dalam pemasaran mencakup penurunan mutu, kehilangan, kerusakan, perpanjangan kredit dan perubahan penawaran atau permintaan yang semuanya berdampak terhadap harga. Resiko ini disebabkan pergerakan atau pemindahan barang melalui saluran pemasaran yang sering memakan waktu Assauri, 1987. Fungsi informasi dibutuhkan dalam menetapkan keputusan yang akan diambil untuk pemasaran suatu produk. Informasi pasar mengenai produk apa dan produk yang bagaimana yang diinginkan oleh kelompok konsumen yang ingin dilayani serta berapa besar jumlahnya akan sangat menentukan keberhasilan pemasaran produk yang dihasilkan. Untuk dapat menentukan produk yang akan dihasilkan dengan tepat maka dibutuhkan informasi, baik dari konsumen maupun informasi tentang perusahaan pesaing. Informasi pasar yang dikumpulkan berupa data –data yang harus dinilai atau dianalisis dan diimplementasikan untuk dapat melihat situasi dan kondisi yang dihadapi dalam pemasaran produk. Baik tidaknya hasil penganalisaan informasi pasar ditentukan oleh kelengkapan dan ketepatan data serta metode analisa yang digunakan. Keahlian tenaga penjual diuji dengan melihat kemampuan dalam menganalisa data dan informasi pasar Assauri, 1987. Saluran Pemasaran Apabila rantai pasok menurut Baatz 1995 merupakan keseluruhan proses dari bahan mentah mulai diproduksi hingga menjadi produk yang habis masa pakainya, maka saluran pemasaran merupakan bagian dari rantai pasok karena menurut Bayuswastha 1982 mendefinisikan saluaran pemasaran sebagai sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu dan Bovee dan Thill 1992 menyatakan bahwa saluran pemasaran adalah sebuah sistem yang dirancang untuk memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen, yang terdiri dari orang-orang dan organisasi yang didukung oleh berbagai fasilitas, peralatan, dan sumber daya informasi. Sehingga saluran pemasaran fokus pada menggerakan barang dari produsen hingga ke konsumen seperti pendapat Levens 2010 yang mendefinisikan saluran pemasaran sebagai jaringan semua pihak yang terlibat dalam menggerakkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen atau pelanggan bisnis dan Kotler dan Armstrong 2008 menjelaskan bahwa dalam menyediakan produk dan jasa bagi konsumen, anggota saluran menambah nilai dengan menjembatani kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan utama yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang akan menggunakannya. Bentuk saluran pemasaran yang paling sederhana adalah pemasaran langsung atau langsung atau zero-level channel, dimana produsen sekaligus memasarkan produk atau jasanya langsung kepada konsumen. Sedangkan pemasaran tidak langsung melibatkan satu atau lebih perantara antara produsen dan konsumen. Jenis pemasaran tidak langsung terdiri dari 1-level channel, 2-level channel, dan 3-level channel. Dengan adanya perantara tersebut efisiensi dan efektivitas saluran pemasaran akan tercapai. Pemasaran langsung maupun tidak langsung dapat dilakukan dengan cara business to consumer B2C atau business to business customers B2B. Gambar 5.Pemasaran Produk Non Pertanian a dan Produk Pertanian b Sumber : Sudiyono 2004 Berdasarkan Gambar 5a diketahui bahwa pada pemasaran produk non pertanian lokasi produsen terkonsentrasi dan barang yang dihasilkan dapat direncanakan secara cermat, mengenai jumlah, mutu dan waktu pembuatan barang. Produsen produk non pertanian pada umumnya menghasilkan barang dalam jumlah besar, sehingga produsen dapat mendistribusikannya. Sifat distributif diindikasikan dengan penurunan volume yang ditransaksikan dari produsen sampai ke konsumen. Dari gambar 5b terlihat bahwa produk pertanian dihasilkan secara terpisah dan umumnya berupa bahan mentah yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut serta dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga untuk menutup biaya-biaya yang diperlukan lembaga pemasaran dalam melakukan fungsi-fungsi pemasaran diperlukan volume perdagangan yang cukup besar. Gambar 6.Saluran Pemasaran Sumber: Kottler 2003 Menurut Kotler dan Armstrong 2008, saluran pemasaran terdiri dari saluran pemasaran langsung direct marketing channel dan saluran pemasaran tidak langsung indirect marketing channel. Saluran pemasaran langsung tidak mempunyai tingkat perantara, sehingga perusahaan menjual langsung kepada konsumen. Sedangkan saluran pemasaran tidak langsung terdiri dari satu atau beberapa perantara seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer.Untuk lebih detail mengenai saluran pemasaran barang industri menurut Kottler dapat dilihat pada gambar 6 Sifat produk dan jasa, karakteristik konsumen, persaingan, dan lingkungan bisnis akan mempengaruhi bentuk saluran pemasaran. Dalam mendistribusikan produknya tentunya saluran pemasaran memiliki strategi, pada distribusi jagung tidak ada strategi khusus dari produsen, karena sebagai produsen petani masih bersifat konvensional sehingga pengorganisasian jual beli antar kelembagaan masih sendiri sendiri, menurut Nurmalina 2010 strategi tersebut disebut saluran pemasaran konvensional karena pada pengorganisasian secara konvensional, setiap anggota bekerja secara sendiri-sendiri independent, membeli dan menjual produk dan jasa. Saluran ini dirgulasikan sendiri tergantung kekuatan dalam masar Logistik Menurut Levens 2010 dalam Nurmalina 2010 logistik adalah koordinasi semua aktivtias yang berkaitan dengan transportasi atau pengiriman produk atau jasa yang terjadi dalam ruang lingkup sebuah perusahaan atau organisasi tunggal. Menurut Jonsson 2008, logistik dapat dideskripsikan sebagai ilmu aliran bahan yang efisien. Logistik menjadi istilah umum untuk seluruh aktifitas yang secara bekerjasama memastikan bahan dan produk agar berada di lokasi dan waktu yang tepat sehingga menciptakan utilitas tempat dan waktu. Logistik terdiri dari outbond logistic, inbound logistic, dan reverse logistic dimana outbond logistic mengontrol pergerakan produk dari titik produksi ke konsumen, Inbound logistic mengontrol pergerakan produk dari titik pemasok ke manufaktur, sedangkanreverse logistic adalah metode untuk mengembalikan produk atau jasa untuk dikembalikan, diperbaiki,atau didaur ulang. Ketiga metode tersebut menangani aliran produk, aliran uang, dan aliran informasi didalam pengaliran sebuah produk atau jasa. Aliran produk mengalir dari pemasok bahan baku, perusahaan manufaktur, penjual perantara, dan konsumen akhir. Sedangkan aliran uang mengalir berlawanan arah dari konsumen perantara ke perusahaan manufaktur dan berakhir di pemasok. Kesemua metode yang yang berada di dalam sistem logistik ini terintegrasi didalam manajemen rantai pasok. Efisiensi Pemasaran Efisiensi dalam industri pangan merupakan ukuran yang sering digunakan untuk dari kinerja pasar. Kohls dan Uhl 2002. Peningkatan efisiensi merupakan tujuan petani, perusahaan, dan konsumen karena dengan efisiensi maka kinerja pemasaran lebih baik sedangkan apabila efisiensi menurun berarti kinerja lebih buruk. Maka, apabila sistem pemasaran dikatakan efisien berarti kegiatan pemasaran yang dilakukan telah berhasil mengoptimalkan input tanpa mengurangi kepuasan konsumen. Menurut Dilana 2012 terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam efisiensi pemasaran terdiri dari dua cara yang meliputi efisiensi operasional dan efisiensi harga. Efisiensi operasional yaitu situasi dimana biaya pemasaran berkurang tanpa harus mempengaruhi sisi output rasio efisiensi Kohls dan Uhl 2002. Dalam kajian efisiensi operasional, analisis yang sering dijadikan acuan efisiensi operasional adalah analisis margin pemasaran dan farmer’s share Asmarantaka 2012. Efisiensi harga merupakan kemampuan sistem pasar untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien dan mengkoordinasikan produksi pangan serta proses pemasaran sesuai dengan keinginan konsumen Kohls dan Uhl 2002 pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan Asmarantaka 2012 bahwa efisiensi harga menekankan kepada kemampuan sistem pemasaran dalam mengalokasikan sumberdaya yang efisien, sehingga apa yang diproduksi produsen harus sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen sehingga dapat disimpulkan bahwa efisiensi harga dapat tercapai apabila masing-masing pihak yang terlibat puas atau responsif terhadap harga price signals yang berlaku dan terjadi keterpaduan atau integrasi antara pasar acuan dengan pasar di tingkat petani. Efisiensi pemasaran dalam penelitian ini dapat dilihat dari indikator margin pemasaran dan farmer’s share, serta benefit cost ratio Analisis Marjin Pemasaran Pada Rantai Pasok Marjin pemasaran merupakan perbedaan atau selisih harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang diterima petani produsen.Marjin pemasaran dapat dikatakan sebagai nilai jasa mulai dari produsen hingga ke konsumen.Menurut Kohl dan Uhls 2002 Marjin merupakan bagian dari harga konsumen yang tersebur pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat.Sedangkan Dahl dan Hammond menggambarkan marjin sebagai perbedaan harga di tingkat lembaga pemasaran dengan harga di tingkat produsen.Nilai marjin pemsaran merupakan perkalian antara marjin pemasaran dengan volume produk terjual. Menurut Asmarantaka 2012, konsep margin pemasaran merupakan perbedaan harga di tingkat petani produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir atau di tingkat retail. Pengertian margin ini adalah pendekatan keseluruhan dari sistem pemasaran produk pertanian, mulai dari tingkat petani sebagai produsen primer sampai produk tersebut tiba di tangan konsumen akhir, dansering dikatakan Margin Pemasaran Total MT. Pengertian margin juga sering dipergunakan untuk margin di tingkat lembaga pemasaran Mi yang merupakan selisih harga jual di tingkat lembaga ke-i dengan harga belinya. Dengan demikian MT = jumlah dari Mi i = 1,2,...,n adalah perusahaan atau lembaga-lembaga yang terlibat.Tingginya marjin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketersediaan fisik pemasaran seperti pengangkutan, penyimpanan, pengelolaan, risiko kerusakan, dan lain lain Limbong dan Sitorus, 1987. Untuk lebih jelas mengenai marjin pemasaran dapat dilihat pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa margin pemasaran total MT merupakan selisih antara harga di tingkat konsumen akhir Pr dengan harga di tingkat petani Pf. Adapun nilai margin pemasaran value of marketing margin adalah selisih harga pada dua tingkat lembaga pemasaran dikalikan dengan jumlah produk yang dipasarkan. Analisis Farmer’s Share Pada Rantai Pasok Menurut Asmarantaka 2012 farmer’s share merupakan porsi dari nilai yang dibayar konsumen akhir yang diterima oleh petani dalam bentuk persentase.Kohls dan Uhl 2002 menyatakan bahwa apabila aktifitas nilai tambah utilitas pada suatu komoditas banyak dilakukan oleh petani maka nilai farmer’s share yang diperoleh lebih tinggi. Menurut Asmarantaka 2012 efisiensi pemasaran harus memperhitungkan fungsi-fungsi pemasaran yang ada, biaya- biaya dan atribut produk. Meskipun nilai farmer’s share rendah, margin pemasaran tinggi, dan saluran pemasaran panjang, namun terdapat peningkatan kepuasan konsumen maka sistem pemasaran tersebut efisienPenanganan terhadap