NILAI TAMBAH RANTAI PASOK
tenaga kerja sehingga dapat memperoleh keuntungan 80.77 dari nilai tambah.
Nilai Tambah Jagung Pada Pedagang Pengumpul Tingkat Kecamatan PPK adalah lembaga yang medapatkan input jagung dari PPD dan
menjual jagung kepada PB. PPK merupakan lembaga pemasaran di daerah yang bukan merupakan penghasil utama jagung seperti daerah Garut Selatan
dan memiliki spesialisasi bukan jagung melainkan hortikultura, namun PPK tetap menyerap jagung yang dihasilkan petani sekitar karena tidak ada lagi
yang bersedia menampung jagung yang dihasilkan petani didaerah tersebut.
Pada perhitungan nilai tambah Hayami yang dilakukan pada proses pemasaran PPK, didapatkan angka penyaluran jagung setiap periode
pengiriman. Setiap memasarkan 20 ton jagung membutuhkan tenaga angkut yaitu sejumlah delapan orang dengan lama bekerja 10 jam perhari
selama empat hari dengan biaya Rp. 100.000oranghari. Jumlah tersebut lebih banyak karena diperlukan pegawai lebih banyak untuk mengangkut
jagung pipilan dari rumah petani yang jauh ke gudang PPK, tenaga timbang sebanyak dua pegawai dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari
dengan biaya Rp. 50.000oranghari, tenaga pengeringan sebanyak empat orang denga lama bekerja 10 jam per hari masing-masing bekerja bergiliran
selama dua hari dengan biaya Rp. 50.000oranghari, supir dibayar kurang lebih Rp. 100.000 hari selama proses pengiriman, pegawai administrasi
gudang sebanyak dua orang dengan lama bekerja 10 jam per hari selama dua hari dengan biaya Rp. 100.000orang hari. Total kebutuhan pegawai
adalah 17 orang dengan total lama bekerja 200jam dan upah yaitu Rp. 8. 000Jam.
Sumbangan input lain berupa penanggungan resiko, ongkos transportasi, biaya informasi pasar, dan biaya penyusutan. Biaya untuk
penanggungan resiko adalah Rp. 50kg, ongkos transportasi yang ditanggung terdiri dari empat engkol dengan kapasitas lima ton dengan
biaya Rp. 50kg, biaya informasi pasar biaya komunikasi, pengumpulan informasi, dan biaya tidak terduga yang ditanggung berkisar Rp. 100kg,
dan biaya penyusutan Rp. 15Kg sehingga total biaya yang ditanggung menjadi Rp. 215kg.
Pada hasil perhitungan nilai tambah hayami didapatkan faktor konversi 0.98 yang berasal dari output dan bahan baku selama proses
pemasaran. Faktor koefisien tenaga kerja dari perhitungan nilai tambah yaitu 0.01. Harga output yang harga Rp. 3200kg harga tersebut merupakan
harga penjualan kepada PB. PPD adalah Rp. 3200kg, harga tersebut adalah harga rata-rata yang diberikan dari masing-masing konsumen yaitu PB
Nilai output diperoleh dari hasil perkalian rata-rata harga output perkilogram dengan faktor konversi. Nilai output dalam proses pemasaran
Rp. 3,136.03 dan pada perhitungan nilai tambah mendapatkan nilai tambah sebesar Rp.121.03 dengan rasio nilai tambah sebesar 3.86, nilai tambah
tersebut merupakan nilai tambah yang didaptkan dari aktivtias yang pemasaran yang dilakukan oleh PPK. Imbalan tenaga kerja yang diberikan
adalah sebesar Rp. 80kg dengan presentase sebesar Rp 66.10, maka keuntungan yang didapatkan oleh PPK yaitu Rp. 41.03.
Tabel 20. Perhitungan Nilai Tambah di Tingkat Pedagang Pengumpul Kecamatan
No Variabel Satuan
Nilai Tambah PPK
1 Output Kg
20000 2 Bahan Baku
Kg 20408
3 Tenaga Kerja JamPeriode
200 4 Faktor Konversi
0.98 5 Koefisien Tenaga Kerja
0.01 6 Harga Output
RpKg 3,200.00
7 Upah Rata-Rata RpJam
8,000.00 Pendapatan dan Keuntungan
1 Harga Bahan Baku RpKg
2,800.00 2 Sumbangan Input Lain
RpKg 215
3 Nilai Output RpKg
3,136.03 4 A. Nilai Tambah
RpKg 121.03
B. Rasio Nilai Tambah 3.86
5 A. Imbalan Tenaga
Kerja RpKg
80 B. Bagian Tenaga Kerja
66.10 6 A. Keuntungan
RpKg 41.03
B. Tingkat Keuntungan 33.9
Sumber : Data Primer Diolah
Nilai tambah yang didapatkan PPK adalah sebesar Rp. 121.03 atau 3.8 dari total output, maka PPK seharusnya dapat memaksimalkan nilai
tambah yang didapatkan dengan cara melakukan efisiensi kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh tenaga kerja, karena imbalan tenaga kerja
nilainya 66.10 lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh.
Nilai Tambah Jagung Pada Pedagang Besar PB Tingkat Kabupaten Pedagang Besar Tingkat Kabupaten PB mendapatkan jagung dari
dari PPD dan PPK B. Pedagang besar berperan didalam distribusi jagung kepada konsumen-konsumen bisnis seperti Peternak Ayam Petelur PAP
dan Produsen Pakan Ternak PPT.PB memiliki aktivtias-aktivtias pemasaran yang memiliki nilai tambah, aktivtias ini banyak macamnya.
Didalam perhitungan nilai tambah yang dilakukan PB dapat dilihat pada Tabel 21.
Pada perhitungan nilai tambah Hayami yang dilakukan pada proses pemasaran PPD, dibutuhkan 26 orang pegawai untuk memasarkan 20 ton
jagung. PB membutuhkan tenaga angkut sejumlah empat orang dengan lama bekerja 10 jam perhari selama dua hari dengan biaya Rp.
100.000oranghari, tenaga penimbangan yang dimiliki PB sebanyak 6 orang dengan upah Rp. 50.000hariorang, tenaga sortir dan grading
diperlukan sebanyak 6 orang dengan upah Rp. 50.000oranghari, supir dan kenek untuk transportasi jarak jauh berjumlah 2 orang, tenaga pengeringan
sebanyak empat pegawai dengan lama bekerja 10 jam per hari selama tiga hari dengan biaya Rp. 50.000oranghari, tenaga kebersihan gudang
sebanyak tiga orang denan lama bekerja 10 jam per hari dan pegawai administrasi gudang sebanyak dua orang dengan lama bekerja 10 jam per
hari selama dua hari dengan biaya Rp. 50.000orang hari. Total kebutuhan pegawai adalah 26 orang dengan total lama bekerja 260jam dan upah yaitu
Rp. 7,307.69 Jam.
Tabel 21. Perhitungan Nilai Tambah Pedagang Besar Tingkat Kabupaten di Jawa Barat
Satuan Nilai
Tambah No Variabel
PB 1
Output Kg
20000 2
Bahan Baku Kg
20408 3
Tenaga Kerja JamPeriode 260
4 Faktor Konversi
0.98 5
Koefisien Tenaga Kerja 0.013
6 Harga Output
RpJam 3,600.00
7 Upah Rata-Rata
RpJam 7,307.69
Pendapatan dan Keuntungan 1
Harga Bahan Baku RpKg
3,200.00 2
Sumbangan Input Lain RpKg
120.00 3
Nilai Output RpKg
3,528.03 4
A. Nilai Tambah RpKg
208.03 B. Rasio Nilai Tambah
5.90 5
A. Imbalan Tenaga Kerja RpKg
95 B. Bagian Tenaga Kerja
45.67 6
A. Keuntungan RpKg
113.03 B. Tingkat Keuntungan
54.33
Sumber : Data Primer Diolah
Sumbangan input lain terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan jagung. Salah satu biaya yang ditanggung oleh PB adalah biaya
informasi pasar yang terdiri dari biaya komunikasi, biaya pengumpulan informasi dan harga, dan biaya sosialisasi yaitu Rp. 2.000.000, biaya ini
ditanggung oleh PB dari pertama kali pengiriman jagung pengiriman pertama kali hingga pengiriman terakhir akhir masa panen sehingga
nilainya akan sangat kecil apabila dibagi dengan total jumlah truk yang dikirimkan dari awal pengiriman jagung kepada konsumen. Biaya lain yang
ditanggung oleh PB adalah biaya penanggungan resiko yaitu biaya yang dikeluarkan oleh PB karena kerusakan barang, gagal panen petani, ataupun
biaya tidak terduga lainnya sebesar Rp. 50kg, PB juga menanggung pajak
dan administrasi perusahaan jumlahnya sebesar Rp. 30kg, ongkos transportasi per kali angkut kurang lebih Rp. 25kg, biaya penyusutan
kurang lebih Rp. 15kg.
Dari hasil perhitungan nilai tambah hayami didapatkan faktor konversi 0.98 yang berasal dari output dan bahan baku selama proses
pemasaran. Faktor koefisien tenaga kerja dari perhitungan nilai tambah adalah 0.013 yang didapatkan dari tenaga kerja dibagi output yang
dihasilkan. Harga output yang diperoleh PPK adalah Rp. 3600kg, harga tersebut adalah harga rata-rata yang diberikan dari masing-masing
konsumen yaitu PPT dan PAP. Harga bahan baku yaitu harga rata-rata pembelian PPK kepada PPD atau PPK adalah Rp.3200kg
Nilai output diperoleh dari hasil perkalian rata-rata harga output per kilogram dengan faktor konversi. Nilai output pada PB dalam proses
pemasaran yaitu Rp.3,528.03kg. Pada perhitungan nilai tambah PB mendapatkan nilai tambah sebesar Rp. 208.03kg dengan presentase nilai
tambah rasio sebesar 5.90 nilai tambah tersebut merupakan nilai tambah yang didapatkan dari aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh PB. Nilai
tersebut belum dikurangi imbalan tenaga kerja, dimana nilai imbalan tenaga kerja didapatkan dari perkalian koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata
tenaga kerja per HOK yaitu sebesar Rp. 95kg dengan presentase sebesar 45.67, presentase tersebut merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga
kerja dalam proses pemasaran jagung. Tingkat keuntungan yang dimiliki PB adalah Rp. 113.03kg dengan presentase 54.33 yang berarti persentase
tersebut berasal dari nilai tambah merupakan keuntungan pedagang besar karena sudah memperhitungkan imbalan tenaga kerja.
Berdasarkan perhitungan nilai tambah maka dapat disimpulkan bahwa nilai tambah yang diperoleh PB adalah 5.9 dari total output. Nilai
tersebut masih dapat ditingkatkan apabila aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh PB berjalan dengan efisien, maka yang dapat PB lakukan
untuk memaksimalkan nilai tambah adalah memaksimalkan penggunaan tenaga kerja agar dapat memperoleh nilai tambah lebih besar lagi.
Distribusi Nilai Tambah Anggota Rantai Pasok
Distribusi nilai tambah pada rantai pasok dianalisis untuk melihat perbandingan nilai tambah yang didapatkan masing-masing anggota
disepanjang saluran pemasaran yang ada pada rantai pasok. Perhitungan dalam membandingkan distribusi nilai tambah menggunakan ketiga saluran
pemasaran yang terdapat pada rantai pasok jagung di Jawa Barat. Rekapitulasi distribusi nilai tambah dapat dilihat pada tabel 22
Saluran pemasaran satu melibatkan petani dan koperasi sebagai anggota rantai pasoknya. Total nilai tambah yang diperoleh saluran
pemasaran satu adalah Rp. 1686.63 perkilogram, 79.96 nilai tambah dinikmati oleh petani dan hanya 20.04 nilai tambah yang dinikmati oleh
koperasi, maka pada saluran pemasaran petani yang menikmati nilai tambah paling besar diantara anggota saluran pemasaran lainnya.
Saluran pemasaran dua melibatkan petani, PPD, dan PB. Total nilai tambah yang diperoleh saluran pemasaran dua adalah Rp. 1533.71 per kilogram,
dengan presentase nilai tambah 79.52 dinikmati petani, 6.91 dinikmati
PPD, dan 13.56 dinikmati oleh PB. Maka pada saluran dua petani mendapat nilai tambah terbesar dibanding anggota saluran pemasaran
lainnya Tabel 22. Analisis Distribusi Nilai Tambah
Anggota Biaya
Input Harga output
Nilai Tambah
Presentase Nilai
Tambah RpKg
Saluran 1 Petani
1,000.00 2,418.60
1,348.60 79.96
Koperasi 2,950.00
3,528.03 338.03
20.04 Total
1,686.63 100
Saluran 2 Petani
1,000.00 2,229.65
1,219.65 79.52
PPD 2,950.00
3,136.03 106.03
6.91 PB
3,200.00 3,528.03
208.03 13.56
Total 1,533.71
100 Saluran 3
Petani 1,000.00
1,965.12 955.12
68.7 PPD
2,950.00 3,136.03
106.03 7.63
PPK 2,800.00
3,136.03 121.03
8.71 PB
3,200.00 3,528.03
208.03 14.96
Total 1390.21
100
Sumber : Data Primer Diolah
Saluran pemasaran tiga melibatkan petani, PPD, PPK, dan PB. Total nilai tambah yang diperoleh saluran pemasaran dua adalah Rp. 1390.1 per
kilogram, dengan presentase nilai tambah 68.70 dinikmati petani, 7.61 dinikmati oleh PPD, 8.76 dinikmati oleh PPK ,14.56 dinikmati oleh PB.
Maka pada saluran tiga petani mendapat nilai tambah terbesar dibanding anggota saluran pemasaran lainnya
Petani mendapatkan nilai tambah terbesar pada ketiga saluran pemasaran, ini dikarenakan petani mengeluarkan biaya untuk input rendah
sedangkan harga output tinggi. Tabel 22 juga memperlihatkan bahwa saluran pertama memiliki nilai tambah terbesar karena saluran pertama
melibatkan anggota rantai pasok lebih sedikit dengan anggota saluran yang memiliki nilai tambah lebih besar dbandingkan dengan anggota pada saluran
pemasaran lainnya.