KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Rantai Pasok Jagung di Jawa Barat
pangan serta proses pemasaran sesuai dengan keinginan konsumen Kohls dan Uhl 2002 pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan Asmarantaka 2012 bahwa
efisiensi harga menekankan kepada kemampuan sistem pemasaran dalam mengalokasikan sumberdaya yang efisien, sehingga apa yang diproduksi produsen
harus sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen sehingga dapat disimpulkan bahwa efisiensi harga dapat tercapai apabila masing-masing pihak yang terlibat
puas atau responsif terhadap harga price signals yang berlaku dan terjadi keterpaduan atau integrasi antara pasar acuan dengan pasar di tingkat petani.
Efisiensi pemasaran dalam penelitian ini dapat dilihat dari indikator margin pemasaran dan
farmer’s share, serta benefit cost ratio Analisis Marjin Pemasaran Pada Rantai Pasok
Marjin pemasaran merupakan perbedaan atau selisih harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang diterima petani produsen.Marjin pemasaran
dapat dikatakan sebagai nilai jasa mulai dari produsen hingga ke konsumen.Menurut Kohl dan Uhls 2002 Marjin merupakan bagian dari harga
konsumen yang tersebur pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat.Sedangkan Dahl dan Hammond menggambarkan marjin sebagai perbedaan harga di tingkat
lembaga pemasaran dengan harga di tingkat produsen.Nilai marjin pemsaran merupakan perkalian antara marjin pemasaran dengan volume produk terjual.
Menurut Asmarantaka 2012, konsep margin pemasaran merupakan perbedaan harga di tingkat petani produsen dengan harga di tingkat konsumen
akhir atau di tingkat retail. Pengertian margin ini adalah pendekatan keseluruhan dari sistem pemasaran produk pertanian, mulai dari tingkat petani sebagai
produsen primer sampai produk tersebut tiba di tangan konsumen akhir, dansering dikatakan Margin Pemasaran Total MT. Pengertian margin juga sering
dipergunakan untuk margin di tingkat lembaga pemasaran Mi yang merupakan selisih harga jual di tingkat lembaga ke-i dengan harga belinya. Dengan demikian
MT = jumlah dari Mi i = 1,2,...,n adalah perusahaan atau lembaga-lembaga yang terlibat.Tingginya marjin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
ketersediaan fisik pemasaran seperti pengangkutan, penyimpanan, pengelolaan, risiko kerusakan, dan lain lain Limbong dan Sitorus, 1987.
Untuk lebih jelas mengenai marjin pemasaran dapat dilihat pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa margin pemasaran total MT merupakan selisih antara
harga di tingkat konsumen akhir Pr dengan harga di tingkat petani Pf. Adapun nilai margin pemasaran value of marketing margin adalah selisih harga pada dua
tingkat lembaga pemasaran dikalikan dengan jumlah produk yang dipasarkan. Analisis
Farmer’s Share Pada Rantai Pasok
Menurut Asmarantaka 2012 farmer’s share merupakan porsi dari nilai
yang dibayar konsumen akhir yang diterima oleh petani dalam bentuk persentase.Kohls dan Uhl 2002 menyatakan bahwa apabila aktifitas nilai tambah
utilitas pada suatu komoditas banyak dilakukan oleh petani maka nilai farmer’s
share yang diperoleh lebih tinggi. Menurut Asmarantaka 2012 efisiensi
pemasaran harus memperhitungkan fungsi-fungsi pemasaran yang ada, biaya- biaya dan atribut produk. Meskipun nilai
farmer’s share rendah, margin pemasaran tinggi, dan saluran pemasaran panjang, namun terdapat peningkatan
kepuasan konsumen maka sistem pemasaran tersebut efisienPenanganan terhadap
fungsi-fungsi pemasaran yang kurang efisien dapat menyebabkan biaya pemasaran menjadi lebih tinggi, karena tujuan lembaga pemasaran adalah mencari
keuntungan, maka biaya pemasaran itu dilimpahkan pada produsen atau konsumen dengan menekan harga di tingkat produsen dan meningkatkan harga di
tingkat konsumen.Kondisi ini mengakibatkan perbedaan harga marjin antara konsumen dan produsen. Menurut Kohls dan Uhl 2002 analisis tentang
producer’s share bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima oleh produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen dalam setiap saluran
pemasaran.
Keterangan : Df : Permintaan di tingkat petani derived demand
Dr : Permintaan di tingkat konsumen akhir primary demand Sf : Penawaran di tingkat petani primary supply
Sr : Penawaran di tingkat konsumen akhir derived supply Pf : Harga di tingkat petani
Pr : Harga di tingkat konsumen akhir Qrf : Jumlah produkdi tingkat petani dan konsumen akhir
Margin pemasaran : Pr
– Pf
Gambar 7. Kurva MarjinPemasaran
Sumber : Hammond dan Dahl 1977
Untuk lebih jelas mengenai marjin pemasaran dapat dilihat pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa margin pemasaran total MT merupakan selisih antara
harga di tingkat konsumen akhir Pr dengan harga di tingkat petani Pf. Adapun nilai margin pemasaran value of marketing margin adalah selisih harga pada dua
tingkat lembaga pemasaran dikalikan dengan jumlah produk yang dipasarkan.
Analisis Farmer’s Share Pada Rantai Pasok
Menurut Asmarantaka 2012 farmer’s share merupakan porsi dari nilai
yang dibayar konsumen akhir yang diterima oleh petani dalam bentuk persentase.Kohls dan Uhl 2002 menyatakan bahwa apabila aktifitas nilai tambah
utilitas pada suatu komoditas banyak dilakukan oleh petani maka nilai farmer’s
share yang diperoleh lebih tinggi. Menurut Asmarantaka 2012 efisiensi
pemasaran harus memperhitungkan fungsi-fungsi pemasaran yang ada, biaya- biaya dan atribut produk. Meskipun nilai
farmer’s share rendah, margin pemasaran tinggi, dan saluran pemasaran panjang, namun terdapat peningkatan
kepuasan konsumen maka sistem pemasaran tersebut efisienPenanganan terhadap
fungsi-fungsi pemasaran yang kurang efisien dapat menyebabkan biaya pemasaran menjadi lebih tinggi, karena tujuan lembaga pemasaran adalah mencari
keuntungan, maka biaya pemasaran itu dilimpahkan pada produsen atau konsumen dengan menekan harga di tingkat produsen dan meningkatkan harga di
tingkat konsumen.Kondisi ini mengakibatkan perbedaan harga marjin antara konsumen dan produsen. Menurut Kohls dan Uhl 2002 analisis tentang
producer’s share bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima oleh produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen dalam setiap saluran
pemasaran.
Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya Pada Rantai Pasok
Menurut Broad way dan Wildasin, rasio manfaat dan biaya mengukur perubahan ekonomi disaat terjadi perubahan didalam sumberdaya. Analisis rasio
manfaat dan biaya juga secara umum digunakan untuk melihat perubahan net benefit dari aspek soial. Menurut Mehmood, et al 2011 dalam penelitian tentang
analisis manfaat dan biaya padi di Punjab, Pakistan bahwa analisis manfaat dan biaya adalahmemaksimalkan perbedaan dari keuntungan dan biaya, perbedaanya
disebut net benefit yang mengindikasikan efisiensi. Semakin tinggi net benefit tersebut maka semakin tinggi manfaat yang didapat oleh produsen.
Rasio manfaat dan biaya merupakan alat penting untuk menemukan keenomisan suatu usahatani. rasio tersebut menghitung nilai yang diproduksi
setelah mengurangi biaya dari input. Hasilnya mengindikasikan nilai pengembalian dibandingkan dengan input yang telah digunakan Mehmood et al,
2011
Analisis Nilai Tambah Hayami Pada Rantai Pasok Jagung Menurut Hayami et. al. 1987 menyatakan bahwa nilai tambah adalah
selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Sumber-sumber dari
nilai tambah tersebut adalah pemanfaatan faktor-faktor seperti tenaga kerja, modal, sumberdaya manusia, dan manajemen. Nilai tambah dapat dicapai dengan
merestrukrisasi produktivitas dari harga namun yang perlu diperhatikan adalah sistem insentif yang diterapkan oleh produsen sehingga pada implementasi dari
nilai tambah tersebut sehingga dapat dirasakan keuntungan yang signifikan. Menurut Coltrain, Barton, dan Borlan 2000 untuk memberikan perubahan pada
nilai tambah dapat dengan cara merubah dimensi seperti waktu, lokasi, produk,atau servis, proses dan metode, dan informasi juga insentif yang diberikan.
Menurut Fairbaim 2004 pada sebuah laporan Standing Senate Committee baik atau tidaknya nilai tambah yang diberikan pada suatu produk dapat terlihat dari
pertambahan jumlah pekerja dan perbaikan pada komunitas pada sebuah desa, perbaikan pada nilai resiko ekonomi yang berhubungan dengan aktiftias
perdagangan komoditas tersebut, stabilitas keuangan para petani, inovasi dan riset, ketergantungan terhadap harga dunia, peningkatan kualitas dan jangakauan
produk di pasar, membantu memberikan solusi dalam partnership untuk sebuah rantai nilai, serta menambah kesempatan untuk petani memasarkan produknya
sehingga produknya dapat dikenal luas.
Menurut Setiawan 2009 analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami juga dimungkinkan untuk melihat struktur biaya yang dikeluarkan oleh
masing-masing anggota rantai pasok dalam menjalankan aktivtias dalam kegiatan penyaluran jagung di dalam sebuah rantai pasokan.
Kerangka Pemikiran Oprasional
Produksi jagung nasional setiap tahun kiat meningkat, namun peningkaktan tersebut tidak dibarengi dengan produksi jagung yang kontinyu
dengan kualitas yang memenuhi syarat. Dampak dari ketidakaadaan jagung tersebut, industri-industri berbahan baku jagung terpaksa mengimpor jagung dari
luar. Di Jawa Barat sendiri, jagung memiliki produktivtias jauh melebihi jagung nasional yaitu 6,8 tonha namun kenyataannya pabrik berbahan baku jagung
seperti produsen pakan ternak masih kesulitan mendapatkan jagung untuk bahan baku industrinya. Maka, seyogyanya Jawa Barat harus mampu memenuhi
kebutuhan bahan baku jagung untuk industri tersebut agar tidak ada impor. Jawa Barat sendiri adalah salah satu produsen terbesar jagung di Indonesia,
hal ini dikarenakan Jawa Barat memiliki akses lebih baik daripada provinsi lainnya untuk masalah pengaliran fisik, informasi, dan dana.Walaupun telah
memiliki tingkat produksi yang tinggi, komoditas jagung di Jawa Barat masih kalah dengan jagung impor karena jagung di Jawa Barat kesulitan didalam
memasok jagung ke industri pakan ternak karena kualitas yang tidak seragam di tingkat petani serta stok jagung yang tidak stabil sepanjang tahun. Pedagang besar
menerima jagung dari petani tidak seragam dan hanya dalam waktu beberapa bulan saja tidak sepanjang tahun sehingga menyulitkan suplai kepada pabrik-
pabrik pakan ternak. Pemerintah sendiri telah mendatangkan bantuan kepada petani di wilayah sentra penghasil jagung seperti Garut dan Majalengka berupa
silo, mesin pengering, saprodi, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan tersebut seharusnya dapat meningkatkan kualitas jagung yang diterima oleh
pedagang besar dan seharusnya stok jagung sepanjang tahun tetap terjaga. Maka, diperlukan perbaikan didalam pemasaran agar jagung Jawa Barat dapat diterima
oleh pabrik pakan ternak, perbaikan didalam pemasaran memperbaiki rantai pasok pemasaran. Maka didalam penelitian ini akan dianalisis kondisi rantai pasok
jagung di Jawa Barat, kinerja rantai pasok jagung di Jawa Barat, serta analisis nilai tambah pada masing-masing aktivitas yang dilakukan anggota rantai pasok.
Analisis rantai pasok jagung dapat dikaji menggunakan kerangka Food Supply Chain Network
yang terdiri dari sasaran rantai pasok, struktur hubungan rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumber daya rantai pasok, proses bisnis
rantai pasok, dan kinerja rantai pasok. Kinerja rantai pasok merupakan ukuran dari keberhasilan rantai pasok, maka untuk dapat melihat dari tingkat kinerja
yang dimilikinya, kinerja rantai pasok dapat diukur melalui perhitungan efisiensi pemasaran karena dalam industri pangan efisiensi merupakan ukuran yang sering
digunakan untuk dari kinerja pasar.Peningkatan efisiensi juga merupakan tujuan petani, perusahaan, dan konsumen karena dengan efisiensi maka kinerja
pemasaran lebih baik sedangkan apabila efisiensi menurun berarti kinerja lebih buruk. Maka, apabila sistem pemasaran dikatakan efisien berarti kegiatan
pemasaran yang dilakukan telah berhasil mengoptimalkan input tanpa mengurangi kepuasan konsumen. Untuk dapat melihat sejauh mana aktiftias usaha pada
masing-masing anggota rantai pasok berkontribusi terhadap pendapatan dan
pekerja diperlukan pengukuran didalam nilai tambah, sehingga dapat dilihat nilai tambah yang dibuat pada tahap produksi tertentu oleh faktor
–faktor produksi, termasuk nilai tangible yang ditambahkan melalui transformasi bahan mentah,
tenaga kerja dan barang modal, serta nilai intangible yang ditambahkan melalui modal intelektual menggunakan aset pengetahuan dan hubungan pertukaran
yaitu hubungan kerja sama yang dibangun.Sementara, untuk dapat melihat sejauh mana aktiftias usaha pada masing-masing anggota rantai pasok
berkontribusi terhadap pendapatan dan pekerja diperlukan pengukuran didalam nilai tambah, sehingga dapat dilihat nilai tambah yang dibuat pada tahap produksi
tertentu oleh faktor
–faktor produksi, termasuk nilai tangible yang ditambahkan melalui transformasi bahan mentah, tenaga kerja dan barang modal, serta nilai
intangible yang ditambahkan melalui modal intelektual menggunakan aset pengetahuan dan hubungan pertukaran yaitu hubungan kerja sama yang
dibangun
Gambar 8. Kerangka Pemikiran Analisis Rantai Pasok Jagung di Provinsi Jawa Barat
Perbaikan pemasaran jagung Jawa Barat melalui perbaikan rantai pasok pemasaran jagung.
- Jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak
- Kesulitan didalam pemenuhan kebutuhan jagung untuk pakan
ternak.
Analisis rantai pasok jagung di Jawa Barat
Kerangka kondisi rantai pasok : 1.
Sasaran Rantai 2.
Struktur Rantai 3.
Manajemen Rantai 4.
Sumberdaya Rantai 5.
Proses Bisni Rantai Kinerja rantai pasok
Pendekatan Efisiensi Pemasaran
1. Marjin Pemasaran
2. Farmer’s Share
3. BC Rasio
Rekomendasi Perbaikan Rantai Pasok
Nilai Tambah