Pendapatan Penelitian Terdahulu 1. Curahan Kerja

15 industri dipegaruhi oleh upah suami dalam industri dan bahan baku kedelai. Curahan kerja suami di luar industri dipengaruhi oleh pendapatan suami di luar industri dan tingkat pendidikan suami. Curahan kerja istri didalam industri dipengaruhi oleh upah istri di dalam industri dan tingkat pendidikan istri. Curahan kerja istri di luar industri dipengaruhi oleh curahan kerja istri di dalam industri, pendapatan istri di luar industri, umur istri dan tingkat pendidikan istri. Hasil penelitian Irani 1998 memperlihatkan bahwa pengalaman kerja, jenis kelamin, angkatan kerja keluarga, dan biaya bahan baku berpengaruh terhadap curahan kerja di dalam industri tempe sedangkan pendapatan dari luar berpengaruh terhadap curahan kerja di luar industri. Pada rumahtangga pengusaha industri kecil tahu, curahan kerja di dalam industri dipengaruhi oleh umur, pengalaman, dan jumlah produksi sedangkan curahan kerja di luar industri dipengaruhi oleh penyerapan tenaga kerja di luar keluarga. Pada rumahtangga pengusaha industri kecil tempe maupun tahu, curahan kerja di dalam dan di luar industri tidak responsif terhadap perubahan semua variabel penjelasnya.

2.4.2. Pendapatan

Hasil penelitian Widiyanti 2007 menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dari dalam industri tahu lebih besar daripada pendapatan rumahtangga dari luar industri tahu. Pendapatan suami dari luar industri tahu memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan rumah tangga dari luar industri tahu. Hal ini disebabkan karena curahan kerja suami di luar industri tinggi dan pendapatan suami perjam dari luar industri tinggi, maka pendapatan suami dari luar industri tinggi. Pendapatan istri di luar industri rendah. Hal ini disebabkan karena curahan kerja istri di luar industri rendah dan pendapatan istri perjam di luar industri 16 rendah. Total pendapatan rumahtangga lebih besar daripada total pengeluaran rumahtangga sehingga masih terdapat kelebihan pendapatan yang dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya. Hasil penelitian Indrawati 1997 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga industri kecil batik adalah alokasi waktu membatik dan luas penggunaan lahan pertanian. Peningkatan pendapatan per potong batik merupakan salah satu usaha untuk memotivasi pembatik agar lebih banyak mencurahkan waktu pada kegiatan membatik. Penambahan modal kerja pembatik dan alokasi waktu untuk membatik itu sendiriakan meningkatkan pendapatan rumahtangga industri kecil batik. Hasil penelitian Kesenja 2005 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga pemilik dan pekerja tepung tapioka hanya dipengaruhi oleh umur, upah pertanian, upah pabrik, dan upah non-pertanian dan non-pabrik. Hasil penelitian Selomata 2000 menyatakan bahwa pendapatan para nelayan juragan dan pandega dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Pada umumnya laki-laki mempunyai kesempatan yang lebih besar daripada perempuan untuk mendapatkan pekerjaan karena dianggap memiliki kondisi tubuh yang lebih kuat dibandingkan perempuan. Selain itu, pekerja laki-laki mempunyai waktu yang lebih banyak bila dibandingkan pekerja perempuan dimana sebagian waktunya dipakai untuk mengurus rumahtangga dan anak.

2.4.3. Konsumsi