57 karyawan, buruh swasta, pegawai swasta, petani dan buruh harian lepas Tabel 3.
Berdasarkan data di atas, mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sukamaju didominasi oleh petaniburuh harian lepas 33.03 dan pedagangwiraswasta
27.11. Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Agama Jumlah Penduduk
orang Persentase
Islam 7
0.20 Kristen
2359 66.92
Katholik 1127
31.97 HinduBuddha
32 0.91
Total 3525
100.00
Sumber: Potensi Kelurahan Sukamaju, 2011
Berdasarkan data di atas Tabel 4, mayoritas penduduk di Kelurahan Sukamaju menganut agama Kristen Protestan 66.92 dan Katholik 31.97.
5.3. Prasarana dan Sarana
Prasarana dan sarana yang terdapat di Kelurahan Sukamaju secara umum telah dapat mendukung aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Jalan yang
terdapat di Kelurahan Sukamaju secara keseluruhan sudah terbuat dari aspal. Angkutan umum yang berlalu-lalang juga cukup banyak sehingga mempermudah
masyarakat untuk bepergian ke tempat lain. Lembaga kemasyarakatan yang terdapat di Kelurahan Sukamaju terdiri
dari satu kelompok Lembaga Pengembangan Masyarakat Kota LPMK, satu kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga PKK, satu kelompok Bantuan
Kesejahteraan Masyarakat BKM Horas Sukamaju, satu kelompok Karang Taruna dan tujuh kelompok Serikat Tolong Menolong STM. Sarana peribadatan
yang terdapat di Kelurahan Sukamaju terdiri dari tiga gereja dan satu musholla.
58 Sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan ini terdiri dari satu Sekolah Dasar
SD dan dua Pendidikan Anak Usia Dini PAUD sedangkan sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Sukamaju adalah satu unit praktek dokter.
5.4. Keadaan Industri Kecil Ulos di Kelurahan Sukamaju
Industri ulos di Kelurahan Sukamaju merupakan perkembangan usaha turun temurun. Akan tetapi ada juga usaha tenun ulos yang baru dirintis oleh
penduduk setempat dan penduduk pendatang yang berminat mengembangkan dan menekuni industri ulos ini sebagai sumber penghasilan keluarganya. Industri
kecil ulos di Kelurahan Sukamaju mulai berkembang sejak awal tahun 1990-an. Pada umumnya industri Ulos di Kelurahan Sukamaju merupakan industri
rumahtangga dan industri kecil. Tenaga kerja yang digunakan di dalam industri ulos adalah tenaga kerja dari luar keluarga sehingga dapat membantu penyerapan
tenaga kerja yang terdapat di sekitar sentra produksi ulos.
5.5. Kegiatan Usaha
Proses produksi tenun ulos melalui tiga tahapan yang saling berkaitan, yaitu:
1. Persiapan bahan baku Bahan baku berupa benang yang diperlukan untuk membuat sebuah
tenunan ulos terdiri dari dua jenis benang, yakni benang lungsi dan benang pakan. Benang lungsi memiliki helai-helai yang lebih halus daripada benang pakan.
Benang jenis ini merupakan kerangka vertikal bagian yang memanjang dari ulos yang akan ditenun. Benang lungsi yang biasa digunakan adalah dari jenis TC
402. Harga benang jenis ini juga relatif lebih mahal dari benang pakan.
59 Benang pakan memiliki fungsi yang berbeda dengan benang lungsi.
Benang jenis ini berfungsi untuk mengisi arah horizontal dari tenunan ulos yang akan dibuat, atau dengan kata lain benang jenis ini merupakan kerangka lebar
ulos. P roses selanjutnya, benang lungsi kemudian „dihani‟ atau digulung dalam
sebuah lalatan bom tenun. Kegunaan proses ini adalah untuk menentukan jumlah helai benang lungsi sesuai dengan lebar yang diinginkan. Misalnya untuk jenis
ulos sadum kecil terdiri atas 1550 helai. Sedangkan panjang benang lungsi tersebut biasanya terdiri atas dua ukuran, yaitu: 100 meter dan 200 meter. Dari
ukuran 100 meter dapat menghasilkan sekitar 45 lembar ulos. Biasanya jenis seperti ini dipergunakan oleh pengusaha tenun ulos yang bermodal sedikit ataupun
jenis industri rumahtangga. Sedangkan dari ukuran 200 meter dapat menghasilkan 90 lembar ulos. Biasanya, ukuran ini merupakan ukuran standar yang dipakai oleh
penenun ulos. Setelah selesai „dihani‟, bom tenun tadi ditempatkan pada bagian terdepan
dari alat tenun bukan mesin ATBM yang akan dipergunakan. Bersamaan dengan itu benang pakan juga digulung dengan ukuran yang lebih besar, tiap gulungan
terdiri atas satu atau dua helai. Penggulungan benang pakan dapat dilakukan dengan mesin atau alat penggulung yang digerakkan dengan kaki atau dengan
menggunakan dinamo. Dalam bahasa keseharian mesin atau alat yang yang dipergunakan disebut mesinalat palet paletan.
Sebagai tahap akhir dalam proses persiapan benang ialah dengan memasukkan setiap helai benang lungsi yang telah digulung ke dalam mata giun
yang berbentuk jaring-jaring dan berada persis di tengah alat tenun bukan mesin
60 tersebut. Lalu ketatkan keseluruhan benang ke ujung ATBM melewati bagian
yang dinamakan sisir dengan menggunakan alat bantu yang disebut pencucuk. 2. Proses Menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin ATBM
Setelah persiapan benang selesai dilakukan, mulailah menggerakkan alat tenun dengan menginjak ke empat injakan kaki secara teratur. Injakan-injakan ini
akan membuat teropong yang berisi benang pakan bergerak ke kanan dan ke kiri. Pergerakan teropong ini akan menyebabkan terjadinya anyaman antara benang
lungsi dan benang pakan. Anyaman inilah yang kemudian akan menjadi ulos. Untuk membuat motif ulos, cukup dengan menyelipkan benang motif yang
terbuat dari benang emas, benang wol atau benang jenis lain yang warnanya bervariasi dan ukurannya lebih besartebal dari benang lungsi dan benang pakan.
Cepat-lambatnya proses menyelipkan benang motif ini tergantung kemahiran penenun dalam menggerakkan atau memainkan jari-jari tangannya. Setelah motif
dibuat, ATBM digerakkan kembali, demikian seterusnya hingga ulos selesai dibuat. Pemotongan ulos yang telah selesai biasanya dilakukan dua kali seminggu
hari rabu dan sabtu atau seminggu sekali hanya hari sabtu. 3. Proses Penyempurnaan Finishing
Penyempurnaan yang dilakukan adalah pembuatan detail, manik-manik, slogan atau kata-kata bermakna, bordir dan sebagainya. Pembuatan detail ini
biasanya dilakukan oleh tenaga upahan yang berbeda dengan penenun ulos. Biaya pembuatan detail juga bervariasi tergantung pada tingkat kerumitan dan jumlah
detail yang akan dibuat.
61
5.6. Ragam Ulos, Upah Pekerja dan Harga Jual Ulos dalam Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju
Jenis ulos yang dihasilkan di kelurahan Sukamaju ada sembilan jenis ulos, yaitu sadum kecil, sekata, angkola, sadum cantik, tikar-tikar, tikar terang, tarutung
kecil, tarutung besar dan tarutung cantik. Upah pekerja juga tergolong variatif dari kisaran 2 500-30 000 rupiahlembar. Semakin rumit proses pembuatannya maka
upahnya akan semakin tinggi. Harga jual ulos juga bervariasi, ulos tarutung besar memiliki harga jual termahal yaitu 135 000 rupiahlembar sedang harga jual
terkecil adalah ulos sadum kecil sebesar 15 000 rupiahlembar lihat Tabel 5. Tabel 5. Ragam Ulos, Upah pekerja dan Harga Jual Ulos Dalam Industri Kecil
Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Jenis Ulos Upah Pekerja
Rp lembar Harga Jual
Rp lembar
Sadum kecil 2500-3000
15000 Sekata
4000-5000 25000
Angkola 30000
120000 Sadum cantik
30000 110000
Tikar-tikar 10000
45000 Tikar terang
11000 50000
Tarutung kecil 7000
35000 Tarutung besar
13000 135000
Tarutung cantik 30000
100000
Sumber: Data Primer
62
VI. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI KECIL TENUN ULOS