Klasifikasi dan Karakteristik Industri Kecil

10 tolak ukur yang berbeda-beda seperti mesin dan peralatan rata-rata perbulan, nilai modal, dan lain-lain. 4. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi Kota Medan, membuat kriteria sebagai berikut: a omset Rp50 juta pertahun disebut pengusaha kecil handal, b omset Rp50-500 juta dan tenaga kerja minimal lima orang perhari disebut pengusaha kecil tangguh dan telah terdaftar, c omset Rp300-500 juta, asset Rp60-100 juta, tenaga kerja lebih besar dari lima orang perhari, sudah memiliki mitra, manajemen baik, dan telah memiliki pembukuan disebut pengusaha kecil unggul, d omset lebih besar dari atau sama dengan Rp 500 juta, asset mencapai Rp500 juta, tenaga kerja perhari kurang dari 100 orang, memiliki pembukuan, sudah bermitra, disebut sebagai pengusaha kecil mandiri.

2.3. Klasifikasi dan Karakteristik Industri Kecil

Departemen Perindustrian membedakan kategori-kategori industri kecil dengan karakteristik yang dimiliki usaha tersebut sebagai berikut Wie, 1981: 1. Industri kecil modern Menurut defenisi Departemen Perindustrian, industri kecil modern meliputi industri yang: a menggunakan teknologi proses madya intermediate process technologies, b mempunyai skala produksi yang terbatas, c tergantung pada dukungan penelitian dan pengembangan litbang dan usaha- usaha kerekayasaan industri besar, d dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah dan dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor, e menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainnya. 11 Dengan kata lain, industri kecil yang modern itu mempunyai akses untuk menjangkau sistem pemasaran yang relatif berkembang baik di pasar domestikataupun di pasar ekspor. Industri kecil yang modern itu juga mempunyai akses terhadap sumber informasi teknologi yang berkaitan dengan kebutuhannya. 2. Industri Kecil Tradisional Industri kecil tradisional pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a teknologi proses yang digunakan secara sederhana, b teknologi pada Unit Pelayanan Teknis UPT yang disediakan oleh Departemen Perindustrian sebagai bagian program bantuan teknisnya kepada industri kecil, c mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif sederhana, d lokasinya di daerah pedesaan, e akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan langsungnya berdekatan terbatas. Jumlah industri yang disebut sebagai industri kecil tradisional ini meliputi sebagian besar industri kecil yang ada, mencapai 75 persen dari jumlah total di Indonesia. Adapun karakteristik industri kecil menurut Sjaifudian 1995 hampir selalu diidentikkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Dari segi kapital, industri kecil adalah industri yang nilai kapitalnya relatif kecil, lambat melakukan ekspansi, tidak tahan dumping dan modal sering terpakai untuk kebutuhan rumah tangga. 2. Dari segi personil, industri kecil adalah industri yang sering dilakukan secara mandiri, tidak menuntut keterampilan yang tinggi, lemah latar belakang bisnis maupun latar belakang akademisnya, lemah kaderisasi dan kurang wawasan perkembangan di luar. 12 3. Dari segi manajemen, industri kecil adalah industri yang rentan terhadap pesaing, pasif dan integrasi dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol. 4. Dari segi sarana dan teknologi, menggunakan teknologi yang terbatas dan seringkali out of date, mudah diungguli pesaing dan mengalami kesulitan manajerial maupun finansial dalam pengembangan teknologi. 5. Dari segi sosial ekonomi dan pasar, sering mengalami kesulitan menembus pasar yang lebih luas karena tidak standarnya produk dibanding dengan produk industri besar. 6. Dari segi sistem produksi, memiliki produktifitas yang rendah, seringkali menggantungkan diri pada pekerja keluarga yang tidak membayar dan sulit mengembangkan desain produknya. Karakteristik industri kecil menurut Direktorat Jenderal Industri Kecil 1999 adalah: 1. Jumlahnya besar dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. 2. Mencakup bagian terbesar dalam keluarga masyarakat golongan ekonomi lemah. 3. Mampu mendorong proses pemerataan dan penanggulangan kemiskinan karena mudah diakses oleh rakyat kecil dan masyarakat yang tergolong miskin. 4. Mampu menggali dan memanfaatkan keunggulan komparatif dan ketersediaan tenaga kerja dan sumberdaya. 5. Dapat hidup walau dengan modal yang sangat terbatas. 13 Pada prinsipnya tidak ada perbedaan sifat dan karakteristik antara industri kecil di pedesaan dengan industri kecil diperkotaan. Namun disebabkan adanya perbedaan kondisi perekonomian perkotaan dan pedesaan, maka memunculkan perbedaan antara industri kecil di perkotaan dan pedesaan. Pertama, jumlah industri kecil di perkotaan yang mendapat kredit dari bankdan yang memakai fasilitas-fasilitas bantuan lainnya dari pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung lebih banyak daripada jumlah industri kecil di pedesaan. Hal ini dapat dimengerti mengingat lokasi kelompok-kelompok kecil industri di perkotaan lebih strategis, dekat dengan departemen-departemen pemerintah dan bank-bank yang bersangkutan. Pengusaha-pengusaha kecil di perkotaan dekat dengan pusat kegiatan pemerintah, sehingga bagi industri kecil yang memerlukan bantuan lebih mudah dijangkau dibanding dengan industri kecil di pedesaan yang jauh dari kota, terutama di daerah-daerah yang masih terisolasi. Kedua, jumlah industri kecil di perkotaan yang memiliki keterkaitanproduksi dengan industri besar dan sedang, misalnya lewat sistem subcontracting, bisa diperkirakan lebih banyak daripada jumlah industri kecil di pedesaan yang melakukan sistem usaha tersebut. Hal ini terjadi disebabkan industri besar dan sedang umumnya berada di perkotaan sehingga lebih mudah bagi industri kecil di perkotaan untuk melakukan bisnis dan kerjasama. Ketiga, infrastruktur dan fasilitas-fasilitas lainnya diperkotaan yang diperlukan untuk menunjang pengembangan suatu industri atau bisnis umumnya lebih baik daripada di pedesaan. Jadi, sifat ketergantungan industri kecil pada fasilitas yang ada di kota berbeda dengan sifat ketergantugan industri kecil pada fasilitas yang ada di pedesaan. 14 Keempat, perbedaan-perbedaan di atas selanjutnya akan mengakibatkan perbedaan antara industri kecil di pedesaan dengan industri kecil di perkotaan dalam hal-hal lain seperti: laju pertumbuhan, tingkat keberhasilan, sifat berusaha, cara kerja, tingkat fleksibilitas dalam menghadapi perubahan-perubahan ekonomi pasar, sifat dari masalah-masalah internal maupun eksternal yang dihadapi pengusaha industri kecil, pola manajemen dan sistem organisasi yang diterapkan, jenis serta kualitas barang yang dibuat dan cara pemasarannya. 2.4. Penelitian Terdahulu 2.4.1. Curahan Kerja