Evaluasi Model METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

48

4.6. Identifikasi dan Estimasi Model

Identifikasi model adalah syarat yang diperlukan untuk mengestimasi parameter sistem persamaan simultan. Identifikasi persamaan struktural menggunakan kriteria order condition Koutsoyiannis, 1977 sebagai berikut: K – M = G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan tepat diidentifikasi K - M G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan terlalu diidentifikasi K - M G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan kurang diidentifikasi dimana: K = total variabel dalam model variabel endogen dan eksogen M = jumlah variabel endogen dan eksogen dalam suatu persamaan G = total persamaan dalam suatu model jumlah variabel endogen Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju yang dirumuskan terdiri dari 21 persamaan 10 persamaan struktural dan 11 persamaan identitas. Model ini terdiri dari 21 variabel endogen G dan 9 variabel eksogen sehingga total variabel dalam model adalah 30 variabel K. Jumlah variabel yang paling banyak dalam suatu persamaan adalah 5 variabel M. Berdasarkan kriteria order condition diatas, maka disimpulkan bahwa semua persamaan adalah over identified, sehingga parameter dapat diestimasi menggunakan metode Two Stage Least Squares 2SLS. Program komputer dan hasil estimasi parameter model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos disajikan pada Lampiran 4 dan 5.

4.7. Evaluasi Model

Evaluasi model ekonometrika menggunakan tiga kriteria yaitu: 1 ekonomi, 2 statistik, dan 3 ekonometrika Koutsoyiannis, 1977. Pada kriteria 49 ekonomi, model dievaluasi dengan melihat apakah tanda dan besarnya parameter estimasi variabel-variabel penjelas dalam persamaan-persamaan struktural sesuai dengan hipotesis. Pada kriteria statistik, akan dilihat besarnya nilai koefisien determinasi R 2 dan nilai uji-F. Koefisien determinasi R 2 berguna untuk mengetahui seberapa besar proporsi keragaman variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penjelasnya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan variabel pengganggu = Ui. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi R 2 maka semakin baik, karena semakin besar keragaman dari variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penjelas. Melalui nilai statistik uji-F dapat diketahui nyata atau tidaknya peranan variabel penjelas secara bersama-sama terhadap variabel endogen. Kemudian dalam kriteria statistik, parameter estimasi dievaluasi dengan melihat nilai statistik uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh masing- masing variabel penjelas terhadap variabel endogen dengan taraf α ≤ 20 persen. Pada kriteria ekonometrika, lebih diutamakan untuk melihat apakah terdapat hubungan multikolinear multicollinearity antara variabel-variabel penjelas dalam setiap persamaan. Multicollinearity adalah suatu hubungan linier antara dua variabel penjelas dalam satu persamaan tertentu. Jika terjadi korelasi yang sempurna diantara sesama variabel penjelas maka koefisien parameter menjadi tidak dapat diestimasi dan nilai standard error setiap koefisien estimasi menjadi tidak terhingga. Multicollinearity sempurna jarang terjadi, tetapi umumnya memiliki derajat interkorelasi diantara variabel penjelas yang disebabkan saling ketergantungan antar variabel ekonomi Sitepu dan Sinaga, 50 2006. Salah satu cara untuk menentukan adanya multicollinearity dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika evaluasi model berdasarkan ketiga kriteria tersebut dianggap sudah cukup baik, maka dapat melakukan analisis elastisitas untuk mengetahui respon tingkat kepekaan dari variabel endogen terhadap perubahan variabel penjelasnya. Program komputer dan hasil uji Multicollinearity model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos disajikan pada Lampiran 6 dan 7.

4.8. Elastisitas